Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI STROKE

1. ASPIRIN
Acetosal atau aspirin adalah obat pengencer darah atau obat yang digunakan untuk
mencegah penggumpalan darah. Sebagai pengencer darah, aspirin digunakan pada penderita
penyakit jantung koroner, serangan jantung, penyakit arteri perifer, atau stroke.
a. Tentang Aspirin
Golongan Antiplatelet dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Bahan Aktif Asam asetilsalisilat (acetylsalicylic acid)
Kategori Obat resep dan obat bebas
Manfaat Mencegah penggumpalan darah, menghilangkan rasa
sakit,meredakan pembengkakan, dan menurunkan demam
Dikonsumsi Oleh Dewasa
Kategori Kehamilan dan Di bawah trimester ketiga:
Menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Trimester ketiga:
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap
janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Aspirin dapat
terserap ke dalam ASI, jadi konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter mengenai risiko dan manfaat mengonsumsi
aspirin saat menyusui.
Bentuk Obat Tablet

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Aspirin dapat menimbulkan sakit maag atau memperparah gejalanya. Segeralah pergi
ke dokter jika gejalanya makin parah.
2. Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko menimbulkan sindrom
Reye.
3. Hindari menggunakan aspirin bila memiliki gangguan pembekuan darah, seperti
hemofilia, kekurangan vitamin K, atau jumlah trombosit yang rendah.
4. Beri tahu dokterjika mengalami perdarahan saat menggunakan aspirin, terutama saat
haid. Sebagai obat pengencer darah, aspirin dapat meningkatkan jumlah darah yang
keluar saat menstruasi.
5. Beritahudokter jika pernah menderita sakit maag, perdarahan saluran pencernaan,
stroke, hipertensi, asma, penyakit liver, atau penyakit ginjal.
6. Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.

c. Dosis Aspirin
Dosis aspirin atau acetosal berbeda-beda, tergantung pada penyakit yang dialami dan usia
penderita. Berikut adalah pembagian dosisnya:
1. Untuk mengatasi serangan jantung
Dewasa: 160-325 mg beberapa menit setelah gejala.
2. Untuk mengatasi stroke
Dewasa: 160-325 mg selama 48 jam setelah terkena stroke, diikuti dengan 81-100 mg
per hari.
3. Untuk mencegah serangan jantung dan stroke
Dewasa: 81-325 mg/hari.
4. Untuk pemasangan ring jantung (stent)
Dewasa: 162-325 mg sebelum prosedur pemasangan ring, diikuti dengan 81-325
mg/hari setelah prosedur dilakukan.
5. Untuk mengatasi demam dan nyeri
Dewasa: 325-650 mg setiap 4 jam sekali atau 975 mg setiap 6 jam sekali, atau 500-
1000 mg setiap 4-6 jam. Maksimal 4 g/hari selama 10 hari.

d. Efek Samping Aspirin


Efek samping yang umum terjadi akibat konsumsi aspirin antara lain adalah perut mulas,
sakit maag, dan mudah mengalami perdarahan, seperti mimisan, lebam, dan perdarahan yang
sulit berhenti apabila terluka. Segeralah berkonsultasi dengan dokter apabila efek samping
makin memburuk atau bila Anda mengalami kondisi berikut ini:
1. Sakit pada persendian tangan dan kaki. Ini bisa menandakan tingginya kadar asam
urat dalam darah.
2. Telinga berdenging.
3. Kulit menjadi merah, melepuh, dan mengelupas.
4. Adanya darah pada urin, tinja, atau muntah darah.
5. Kulit atau bagian putih di mata berubah warna menjadi kuning (penyakit kuning).
6. Jumlah urin berkurang atau jarang buang air kecil.
7. Tangan dan kaki bengkak akibat penumpukan air dalam tubuh.
Segera pergi ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat bila mengalami efek
samping yang parah. Berikut adalah beberapa efek samping yang perlu diwaspadai:
1. Gejala alergi serius (anafilaksis). Alergi ini ditandai dengan pembengkakan pada
wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, serta sesak napas.
2. Bicara menjadi cadel.
3. Lemahnya salah satu bagian tubuh.
4. Gangguan penglihatan.
5. Sakit kepala yang parah.

2. CLOPIDOGREL
Clopidogrel merupakan obat yang berfungsi untuk mencegah trombosit (platelet)
saling menempel yang berisiko membentuk gumpalan darah. Gumpalan darah yang terbentuk
di pembuluh darah arteri dapat memicu terjadinya trombosis arteri, seperti serangan jantung
dan stroke.
a. Tentang Clopidogrel
Golongan Obat antiplatelet
Kategori Obat resep
Manfaat Mencegah penggumpalan darah pada penderita serangan
jantung, stroke iskemik (akibat penyumbatan), penyakit
arteri perifer, penyakit jantung koroner, dan pemasangan
ring, baik pada pembuluh darah arteri jantung atau
pembuluh darah arteri lainnya
Dikonsumsi Oleh Dewasa
Kategori Kehamilan dan Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
Menyusui memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Clopidogrel tidak diketahui apakah dapat diserap ke dalam
ASI atau tidak. Disarankan untuk berkonsuktasi terlebih
dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Bentuk Obat Tablet

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan organ hati, gangguan ginjal, tukak
lambung, dan gangguan pembekuan darah seperti hemofilia.
2. Hati-hati saat konsumsi dengan aspirin atau obat antikoagulan, karena meningkatkan
risiko perdarahan.
3. Clopidogrel tidak boleh diberikan kepada orang yang berusia di bawah 16 tahun,
kecuali atas anjuran dokter.
4. Obat ini akan membuat perdarah lebih sulit berhenti, berhati-hati saat menggunakan
benda tajam dan hindari olahraga dengan kontak fisik yang tinggi seperti sepak bola.
5. Jika akan menjalani perawatan gigi atau prosedur operasi lainnya, pastikan dokter
tahu bahwa Anda mengonsumsi clopidogrel. Clopidogrel mungkin perlu dihentikan
sebelum tindakan tersebut.
6. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

c. Dosis Clopidogrel
Dosis yang umumnya dianjurkan oleh dokter adalah 75 mg per hari. Namun dosis bisa saja
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.

d. Efek Samping Clopidogrel


Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah mengonsumsi clopidogrel adalah:
1. Lebam dan perdarahan bawah kulit
2. Mimisan
3. Nyeri perut.
4. Konstipasi atau diare.
5. Gangguan pencernaan.
Segera temui dokter bila terjadi efek samping yang serius seperti:
1. Muntah darah.
2. Kelemahan lengan atau tungkai.
3. Buang air besar atau buang air kecil berdarah.

3. ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah obat yang berfungsi mencegah penggumpalan darah. Obat ini
bekerja dengan cara menghambat kerja protein yang terlibat dalam proses pembekuan darah.
Obat antikoagulan sering disebut sebagai obat pengencer darah, namun sebutan ini kurang
tepat. Obat antikoagulan tidak mengencerkan darah, tetapi memperpanjang waktu darah
untuk membeku.
a. Tentang Antikoagulan
Golongan Warfarin, Penghambat Faktor Xa, Penghambat Thrombin,
Heparin.
Manfaat Obat antikoagulan digunakan untuk mengobati dan
mencegah penyumbatan pembuluh darah, seperti pada
kondisi di bawah ini:

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Jangan menggunakan obat antikoagulan jika Anda menderita aneurisma otak,
endokarditis, perikarditis, diseksi aorta, efusi perikardial, atau berisiko tinggi
terserang stroke
2. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan
antikoagulan karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
3. Selama menggunakan obat antikoagulan, disarankan untuk menjalani tes darah secara
rutin. Tes darah bertujuan untuk menyesuaikan dosis, serta memastikan efektivitas
dan keamanan penggunaan obat antikoagulan.
4. Konsultasikan terlebih dulu dengan dokter jika Anda memerlukan antikoagulan saat
sedang hamil atau menyusui. Dokter akan memberikan jenis antikoagulan yang
sesuai.
5. Sebelum menggunakan obat antikoagulan, beri tahu dokter jika Anda menderita
penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan pembekuan darah, tekanan darah tinggi,
gagal jantung, atau gangguan keseimbangan.
6. Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat antikoagulan sebelum
menjalani bedah maupun tindakan pengobatan dan diagnosis lainnya. Pengobatan
dengan antikoagulan mungkin akan dihentikan selama beberapa waktu.
7. Sebelum menggunakan obat antikoagulan, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter
terkait makanan, minuman, obat maupun suplemen yang dapat memengaruhi kinerja
antikoagulan.
8. Diskusikan dengan dokter anak mengenai penggunaan obat antikoagulan pada anak-
anak, agar dapat diberikan jenis obat dan dosis yang tepat.

c. Dosis Antikoagulan
Dosis antikoagulan tergantung pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi pasien.
1. Warfarin
- Bentuk sediaan: tablet

- Merek dagang: Warfarin, Simarc, Rheoxen, Notisil

- Kondisi: pengobatan dan pencegahan deep vein thrombosis (DVT)


Dewasa: dosis awal adalah 5–10 mg, sekali sehari. Dosis pemeliharaan 3–9 mg per
hari.

2. Fondafarinux

- Bentuk sediaan fondafarinux: suntikan subkutan (di bawah kulit/SC)

- Merek dagang: Arixtra


- Kondisi: trombosis vena luar
Dewasa: 2,5 mg, sekali sehari, selama 30–45 hari.
- Kondisi: deep vein thrombosis (DVT)
Dewasa: 5–10 mg, sekali sehari, selama 5–9 hari. Dosis disesuaikan dengan berat
badan.
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT pada bedah perut dan tulang.
Dewasa: 2,5 mg, sekali sehari, dimulai 6–8 jam setelah operasi. Suntikan dapat
dilanjutkan hingga 5–32 hari.
3. Rivaroxaban
- Bentuk sediaan rivaroxaban: tablet
- Merek dagang: Xarelto
- Kondisi: pengobatan DVT dan emboli paru
Dewasa: dosis awal 15 mg, 2 kali sehari, selama 3 minggu. Dosis pemeliharaan untuk
perawatan dan pencegahan kambuhnya penyakit adalah 20 mg, sekali sehari.
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT akibat operasi
Dewasa: 10 mg, sekali sehari, dimulai 6–10 jam setelah operasi. Pengobatan
dilanjutkan sampai 2–5 minggu setelah operasi penggantian panggul dan lutut.
- Kondisi: pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah
Dewasa: 2,5 mg, 2 kali sehari.

4. Apixaban
- Bentuk sediaan apixaban: tablet
- Merek dagang: Eliquis
- Kondisi: pengobatan DVT dan emboli paru
Dewasa: dosis awal 10 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari; diikuti 5 mg, 2 kali sehari.
Setelah menjalani pengobatan selama minimal 6 bulan, konsumsilah apixaban 2,5 mg,
2 kali sehari, untuk mencegah kekambuhan.
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT akibat operasi
Dewasa: 2,5 mg, 2 kali sehari, dimulai 12–24 jam setelah operasi. Pengobatan
dilanjutkan sampai 10–38 hari setelah operasi.
- Kondisi: pencegahan stroke dan emboli akibat gangguan irama jantung
Dewasa: 5 mg, 2 kali sehari

5. Heparin
- Bentuk sediaan: suntikan subkutan (di bawah kulit/SC) dan intravena (lewat
pembuluh darah/IV)
- Merek dagang: Hepagusan, Heparinol, Hico, Inviclot, Oparin, Thromboflash,
Thrombogel, Thrombophob, Thromecon.
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT akibat operasi
Dewasa: 5.000 unit (U) secara SC, diberikan 2 jam sebelum operasi, kemudian
diberikan tiap 8–12 jam, selama 7 hari atau sampai pasien dapat bergerak.
- Kondisi: emboli arteri perifer, emboli paru, angina, DVT
Dewasa: 75–80 U/kgBB atau 5.000–10.000 U, diikuti 18 U/kgBB atau 1.000–2.000 U
per jam melalui infus di pembuluh darah.
Anak-anak: 50 U/kgBB, diikuti 15–25 U/kgBB per jam.
- Kondisi: DVT
Dewasa: 15.000–20.000 U secara SC, tiap 12 jam, atau 8.000–10.000 U tiap 8 jam.
Anak-anak: 250 U/kgBB, 2 kali sehari

6. Enoxaparin
- Bentuk sediaan enoxaparin: suntikan subkutan (di bawah kulit/SC) dan intravena
(lewat pembuluh darah/IV)

- Merek dagang: Lovenox


- Kondisi: serangan jantung STEMI (ST-elevation myocardial infarction)
Dewasa: 30 mg secara IV dan 1 mg/kgBB secara SC. Setelah itu, dilanjutkan dengan
dosis 1 mg/kgBB secara SC, selama 8 hari atau sampai perawatan rumah sakit selesai.
Dua suntikan SC yang dilakukan di awal tidak boleh lebih dari 100 mg.
Pada pasien yang menjalani pemasangan ring jantung, dosis akan ditambahkan 300
mcg/kgBB secara IV bila suntikan SC terakhir sudah lebih dari 8 jam.
Lansia ≥75 tahun: 750 mcg/kgBB tiap 12 jam. Dosis maksimal 75 mg pada 2 suntikan
pertama.
- Kondisi: unstable angina
Dewasa: 1 mg/kgBB secara SC, tiap 12 jam, selama 2–8 hari.
- Kondisi: pencegahan DVT selama operasi
Dewasa: 20–40 mg, sekali sehari, selama 7–10 hari. Dosis pertama diberikan 2–10
jam sebelum operasi. Pada pasien yang menjalani operasi penggantian panggul,
pengobatan dilanjutkan dengan dosis 40 mg, sekali sehari, sampai 3 minggu setelah
operasi.
Anak-anak: 500–750 mcg/kgBB secara SC, tiap 12 jam.
- Kondisi: pengobatan DVT
Dewasa: 1 mg/kgBB secara SC, tiap 12 jam; atau 1,5 mg/kgBB, sekali sehari, sampai
5 hari.
Anak-anak: 1–1,5 mg/kgBB, secara SC, tiap 12 jam.
- Kondisi: pencegahan penggumpalan darah saat cuci darah
Dewasa: 1 mg/kgBB yang disuntikkan melalui selang arteri yang menuju mesin saat
prosedur cuci darah dimulai.

7. Nadroparin
- Bentuk sediaan: suntikan subkutan (di bawah kulit/SC) dan intravena (lewat
pembuluh darah vena/IV).
- Merek dagang: Fraxiparine
- Kondisi: serangan jantung/unstable angina
Dewasa: 86 unit/kgBB secara SC, 2 kali sehari, selama 6 hari. Dosis pertama dapat
diberikan secara IV.
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT akibat operasi
Dewasa: Untuk pasien risiko sedang, 2.850 unit secara SC, sekali sehari, selama 7
hari atau sampai pasien bisa bergerak. Suntikan pertama diberikan 2–4 jam sebelum
operasi.
Untuk pasien risiko tinggi, 38–57 unit/kgBB, sekali sehari, diberikan 12 jam sebelum
operasi, 12 jam setelah operasi, dan dilanjutkan sampai 10 hari.
- Kondisi: pengobatan DVT
Dewasa: 85 unit/kgBB secara SC, 2 kali sehari; atau 171 unit/kgBB, sekali sehari.
- Kondisi: pencegahan penggumpalan darah saat cuci darah
Dewasa: 2.850 U (BB <50kg), 3.800 U (BB 50–69 kg), atau 5.700 U (BB ≥70 kg)
disuntikkan melalui selang arteri yang menuju mesin saat cuci darah dimulai.

8. Parnaparin
- Bentuk sediaan suntikan subkutan (di bawah kulit/SC)
- Merek dagang: Fluxum
- Kondisi: pencegahan komplikasi DVT akibat operasi
Dewasa: 3.200–4.250 unit (U), diberikan 12–2 jam sebelum operasi hingga 7–10 hari
setelah operasi.
- Kondisi: pengobatan DVT
6.400 U, selama 7–10 hari.

9. Dabigatran
- Bentuk sediaan tablet
- Merek dagang: Pradaxa
- Kondisi: pencegahan DVT setelah operasi
Dewasa: dosis awal 110 mg yang diberikan 1–4 jam setelah operasi, dilanjutkan 220
mg, 1 kali sehari, pada hari selanjutnya sampai dengan 10–35 hari.
Lansia ≥75 tahun: dosis awal 75 mg yang diberikan 1–4 jam setelah operasi,
dilanjutkan 150 mg, 1 kali sehari, pada hari selanjutnya sampai 10–35 hari.
- Kondisi: pencegahan stroke dan penyakit emboli lain akibat gangguan irama jantung.
Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari.
Lansia 75-80 tahun: 110–150 mg, 2 kali sehari.

d. Efek Samping Antikoagulan


Perdarahan merupakan efek samping yang paling mungkin terjadi akibat penggunaan obat
antikoagulan. Beberapa keluhan yang bisa menandakan terjadinya perdarahan adalah:
1. Mimisan yang sering berulang dan lama berhenti
2. Mudah memar
3. Gusi berdarah
4. Feses berwarna hitam
5. Muntah darah atau batuk darah
6. Menstruasi berlebihan pada wanita
7. Sakit punggung parah yang muncul tiba-tiba
8. Terdapat darah pada urine dan feses
Efek samping lain yang mungkin muncul akibat penggunaan obat antikoagulan tergantung
pada jenis antikoagulan yang digunakan, antara lain:
1. Mual
2. Kulit gatal
3. Hilang nafsu makan
4. Diare atau sembelit
5. Rambut rontok
6. Sakit kepala
7. Rasa terbakar di dada (heartburn)
8. Kulit dan putih mata menguning (penyakit kuning)
9. Nyeri dan iritasi di area bekas suntikan
10. Sesak napas
11. Nyeri dada
4. ATORVASTATIN
Atorvastatin adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL)
dan trigliserida, serta meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika
kolesterol dalam darah tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan menurunkan risiko stroke
dan serangan jantung.
a. Tentang Atorvastatin
Golongan Dyslipidaemic agents golongan statin
Kategori Obat resep
Manfaat 1. Menjaga keseimbangan antara kolesterol baik dan
jahat di dalam darah
2. Menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan
stroke
Dikonsumsi Oleh Dewasa dan anak-anak ≥ 10 tahun.
Kategori Kehamilan dan Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia
Menyusui telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin
atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini
dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau
memiliki kemungkinan untuk hamil.Belum diketahui
apakah atorvastatin dapat diserap ke dalam ASI atau tidak.
Namun, untuk mencegah risiko buruk yang mungkin
terjadi pada bayi, maka ibu menyusui tidak dianjurkan
untuk mengonsumsi obat ini. Konsumsi obat ini hanya
boleh dilakukan seizin dokter setelah mempertimbangkan
antara manfaat dan risikonya.
Bentuk Obat Tablet

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Hindari mengonsumsi atorvastatin jika memiliki alergi terhadap obat ini.
2. Hati-hati konsumsi atorvastatin bersama dengan obat antivirus atau antijamur
golongan azole, serta dengan obat kolesterol golongan fibrat, ciclosporin, atau
antibiotik makrolid.
3. Beri tahu dokter jika menderita atau memiliki riwayat gangguan hati, gangguan ginjal,
diabetes, gangguan otot, serta gangguan kelenjar tiroid.
4. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat meningkatkan kadar
trigliserida dan meningkatkan risiko kerusakan pada organ hati.
5. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi atorvastatin, segera
temui dokter.

c. Dosis Atorvastatin
Dosis atorvastatin berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum
penggunaan atorvastatin untuk mengatasi Kolesterol tinggi:
1. Dewasa
Dosis: Dosis awal adalah 10-20 mg, sekali sehari. Dosis dapat disesuaikan tiap 4
minggu. Dosis dapat ditambah menjadi 40 mg, sekali sehari. Dosis maksimal adalah
80 mg per hari.
2. Lansia
Dosis: Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan.
3. Anak-anak usia ≥ 10 tahun
Dosis: 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditambah tiap 4 minggu
hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20 mg per hari.

d. Efek Samping Atorvastatin


Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan atorvastatin, antara lain
adalah:
1. Hidung tersumbat
2. Sakit tenggorokan
3. Nyeri sendi
4. Nyeri di bagian lengan atau tungkai
5. Diare
Atorvastatin mungkin dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius. Segera hubungi
dokter jika mengalami efek samping berikut ini:

1. Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan nyeri di perut bagian atas, kehilangan
nafsu makan, urine berwarna gelap, serta mata dan kulit menguning.
2. Hancurnya jaringan otot (rhabdomyolisis), yang berisiko tinggi menyebabkan gagal
ginjal. Kondisi ini ditandai dengan otot terasa nyeri dan lemah yang disertai dengan
demam, rasa lelah yang tidak biasa, dan urine berwarna gelap.

5. SIMVASTATIN
Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Obat ini
tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan simvastatin 10 mg dan 20 mg. Penggunaan
simvastatin yang disertai pola diet rendah kolesterol bisa mencegah serangan jantung dan
stroke. Kolesterol adalah zat lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi hormon
dan vitamin D, serta membantu mencerna makanan.
a. Tentang Simvastatin
Golongan Obat penurun kolesterol golongan statin
Kategori Obat resep
Manfaat Menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta
mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Dikonsumsi Oleh Dewasa dan anak-anak di atas usia 10 tahun.
Kategori Kehamilan dan Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia
Menyusui telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin
atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini
dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau
memiliki kemungkinan untuk hamil.Belum diketahui
apakah simvastatin dapat terserap ke dalam ASI atau tidak.
Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter.
Bentuk Obat Tablet

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Simvastatin dapat berdampak buruk pada janin. Oleh karena itu, wanita dalam usia
subur dan aktif secara seksual dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang
aman saat mengonsumsi simvastatin.
2. Diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan simvastatin, bila Anda memiliki
alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
3. Sebelum menggunakan simvastatin, beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit
hati, penyakit ginjal, dan penyakit tiroid.
4. Pasien dewasa dapat lebih sensitif terhadap efek samping simvastatin, terutama efek
samping yang berupa masalah pada otot.
5. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol saat menggunakan obat ini, karena dapat
meningkatkan risiko kerusakan organ hati.

c. Dosis Simvastatin
Dosis penggunaan simvastatin tergantung pada kadar kolesterol, kondisi kesehatan, serta
seberapa tinggi risiko pasien untuk terkena serangan jantung dan stroke. Dosis simvastatin
yang biasanya diberikan oleh dokter untuk kolesterol tinggi adalah 10-40 mg, satu kali sehari.

d. Efek Samping Simvastatin


Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk simvastatin. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi simvastatin adalah:

1. Bersin-bersin
2. Pilek
3. Sakit tenggorokan
4. Mual
5. Sembelit

Selain beberapa efek samping di atas, simvastatin juga bisa menyebabkan gangguan pada
organ hati. Segera periksakan diri ke dokter bila muncul gejala di bawah ini:

1. Muntah
2. Sakit perut
3. Merasa sangat lelah
4. Urine berwarna gelap seperti teh
5. Mata dan kulit menguning

6. AMLODIPINE
Amlodipine adalah obat darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah yang terkontrol
dapat mencegah penyakit stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal. Amlodipine, atau
tepatnya amlodipine besylate, bisa dikonsumsi sebagai obat tunggal atau dikombinasikan
dengan obat lain dalam mengatasi hipertensi. Obat ini tersedia dalam 2 jenis sediaan, yaitu
amlodipine 5 mg dan 10 mg.

a. Tentang Amlodipine
Golongan Obat antihipertensi golongan antagonis kalsium
Kategori Obat resep
Manfaat Menurunkan tekanan darah
Dikonsumsi Oleh Dewasa dan anak-anak umur 6 tahun ke atas
Kategori Kehamilan dan Kategori C: Studi pada binatang percobaan
Menyusui memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Amlodipine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
memberi tahu dokter.
Bentuk Obat Tablet, kapsul, serbuk

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Jangan memberikan amlodipine kepada anak berusia di bawah 6 tahun.
2. Sebelum mengonsumsi amlodipine, beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat
penyakit liver, penyakit jantung, dan tekanan darah rendah.
3. Jangan mengkonsumsi amlodipine bersama dengan vitamin, obat herbal, atau obat
untuk demam, flu, batuk, dan asma, kecuali yang diresepkan oleh dokter.
4. Amlodipine bisa menimbulkan pusing. Setelah mengonsumsi obat ini, hindari
mengemudi, mengoperasikan peralatan berat, atau melakukan aktivitas yang butuh
kewaspadaan dan konsentrasi, khususnya pada orang tua.
5. Sebelum mengonsumsi amlodipine, informasikan kepada dokter jika Anda sedang
hamil atau merencanakan kehamilan.
6. Sebelum menjalani operasi, informasikan kepada dokter jika sedang mengkonsumsi
amlodipine.
7. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

c. Dosis Amlodipine
Dosis amlodipine ditentukan berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan respons pasien
terhadap obat. Berikut adalah dosis amlodipine berdasarkan tujuan penggunaannya:

1. Untuk mengatasi hipertensi


Dewasa: 5-10 mg per hari.
Anak-anak 6-17 tahun: 2.5-5 mg per hari.
2. Untuk mengatasi angina pektoris
Dewasa: 5-10 mg per hari.
d. Efek Samping Amlodipine
Ketika pertama kali mengonsumsi amlodipine, penderita hipertensi dapat mengalami keluhan
sakit kepala atau merasa kegerahan. Akan tetapi, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan
karena gejala ini umumnya akan membaik dalam beberapa hari.
Beberapa efek samping lain yang dapat terjadi akibat konsumsi amlodipine adalah:

1. Merasa lelah
2. Pusing
3. Mual
4. Pembengkakan tungkai
5. Jantung berdebar

Konsultasikan ke dokter jika efek samping terjadi berkepanjangan atau sampai mengganggu
aktivitas Anda. Jika mengalami reaksi alergi obat, seperti timbul ruam kulit, gatal-gatal,
pembengkakan pada wajah, lidah atau tenggorokan, sakit kepala parah, hingga sesak napas,
hentikan pemakaian obat dan segera temui dokter.

7. ROSUVASTATIN
Rosuvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) dan TGL (trigliserida), serta meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
Hasilnya, risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah akan berkurang.
a. Tentang Rosuvastatin
Golongan Statin
Kategori Obat resep
Manfaat Mengurangi kadar kolesterol darah dan mencegah
penyumbatan pembuluh darah.
Dikonsumsi Oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori Kehamilan dan Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia
Menyusui telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin
atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini
dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau
memiliki kemungkinan untuk hamil.

Rosuvastatin dapat terserap ke dalam ASI, sehingga tidak


boleh digunakan selama menyusui.

Bentuk Obat Tablet

b. Peringatan/Kontaindikasi
1. Jangan menggunakan rosuvastatin jika Anda memiliki alergi terhadap bahan yang
terkandung dalam obat ini.
2. Jangan mengonsumsi rosuvastatin jika Anda sedang hamil atau menyusui. Beri tahu
dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sebelum menggunakan obat ini.
3. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit liver, penyakit ginjal, dan
kecanduan alkohol.
4. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menggunakan rosuvastatin, karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit liver.
5. Orang lanjut usia lebih berisiko mengalami efek samping rosuvastatin, terutama
gangguan otot.
6. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau
overdosis setelah mengonsumsi rosuvastatin.

c. Dosis Rosuvastatin
Dosis rosuvastatin tergantung pada usia pasien, seperti dijelaskan di bawah ini:

1. Dewasa: dosis awal 5–10 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 4 minggu
sampai 20 mg per hari. Dosis maksimal adalah 40 mg, 1 kali sehari. Dosis 40 mg
tidak boleh diberikan kepada pasien Asia.
2. Anak-anak berusia ≥10 tahun: dosis awal 5 mg, 1 kali sehari. Jika diperlukan, dosis
dapat ditingkatkan secara bertahap tiap 4 minggu. Dosis maksimal adalah 20 mg, 1
kali sehari.

d. Efek Samping Rosuvastatin


Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan rosuvastatin adalah:
1. Tenggorokan kering
2. Sulit menelan
3. Suara serak
4. Sakit kepala
5. Kesulitan bergerak
6. Nyeri atau kram otot
7. Nyeri atau pembengkakan di sendi

Meskipun jarang, rosuvastatin juga dapat menyebabkan reaksi alergi obat dan efek samping
serius lain. Segera ke dokter bila muncul gejala berikut:

1. Kulit dan bagian putih mata (sklera) menguning


2. Urine berwarna gelap atau berbusa
3. Mual dan muntah terus-menerus
4. Sakit perut tidak tertahankan
5. Gangguan ingatan

DAFTAR PUSTAKA

Pane, d. M. (Ed.). (2020, Februari 27). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/antikoagulan
Pane, d. M. (Ed.). (2020, Februari 17). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/rosuvastatin
Willy, d. T. (Ed.). (2018, Februari 14). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/clopidogrel
Willy, d. T. (Ed.). (2018, April 11). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/atorvastatin
Willy, d. T. (Ed.). (2019, Juni 23). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/aspirin
Willy, d. T. (Ed.). (2019, September 4). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/simvastatin
Willy, d. T. (Ed.). (2019, September 11). Retrieved Maret 1, 2020, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/amlodipine

Anda mungkin juga menyukai