Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum


Komunikasi Farmasi

apt. Agung Dewantoro,M.Farm

DI SUSUN OLEH :

(03FARE005)

Adelia Putri Hermayanti (191040400263)

Adinda Rizky Amalia (191040400314)

Ahmad Rizky Fadhillah (191040400253)

Akbar Alfiandy (191040400311)

Annisa Nur Fitria (191040400282)

Annisa Putri (191040400261)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA PERSADA

2020

(dr.Anak dan Paru)


RESEP NO.1

Deskripsi Obat :

1. Nama obat : RIFAMPICIN


Komposisi obat : Rifampicin 600mg
Dosis : Tuberkulosa : Dewasa 450-600 mg sekali sehari
dikombinasi dengan obat antituberkulosis lain,
Anak berumur 12 tahun ke bawah : 10-20 mg/kg
berat badan sekali sehari. Lepra : 600 mg sekali
sebulan dikombinasi dengan anti leprotik lainnya.
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 tab. Dikonsumsi pada perut kosong
(1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan).
Habiskan.
Indikasi : Tuberkulosis, lepra.
Kontraindikasi : Penderita hipersensitif, penderita gangguan
saluran empedu, serta selama kehamilan trimester
pertama.
Efek Samping : Warna merah pada urin. Gangguan saluran
pencernaan, meningkatnya enzim pada hati,
hepatitis, penyakit kuning, leukopenia,
eosinofilia, sindroma flu dengan komplikasi
trombositopenia, purpura, anemia hemolitikum,
sesak nafas, seperti serangan asma, syok, gagal
ginjal.
Interaksi Obat : Penggunaan dengan antasida, opiat,
antikolinergik dan ketokonazol, berinteraksi
dengan kontrasepsi hormonal, obat antiretroviral
Penyimpanan : Disimpan di dalam lemari pendingin. Jangan
dibekukan.
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/rifampicin-600-mg-10-
tablet
https://www.k24klik.com/p/rifampicin-600mg-tab-2777#
http://pionas.pom.go.id/monografi/rifampisin
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/rifampicin/#gref

2. Nama obat : ISONIAZID


Komposisi obat : Isoniazid 300mg
Dosis : Tuberkulosis Aktif: DEWASA; 5 mg/kgBB per
hari (4-6 mg/kgBB per hari). Tuberkulosis Latent
(Monoterapi): diberikan sedikitnya 6 bulan
DEWASA; 300 mg per hari. Tablet isoniazid 300
mg tidak boleh diberikan untuk anak dengan BB
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 tab. Paling baik diberikan saat
kondisi perut kosong. Habiskan
Indikasi : Tuberkulosis yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
Kontraindikasi : Penyakit hati yang akut; hipersensitivitas
terhadap isoniazid; epilepsi; gangguan fungsi
ginjal dan gangguan psikis.
Efek Samping : Mual, muntah, anoreksia, konstipasi, pusing,
sakit kepala, vertigo, neuritis perifer, neuritis
optik, kejang, episode psikosis; reaksi
hipersensitivitas seperti eritema multiform,
demam, purpura, anemia, agranulositosis;
hepatitis,sindrom SLE, pellagra, hiperglikemia
dan ginekomastia, pendengaran berkurang,
hipotensi, flushing.
Interaksi Obat : Peggunaan bersamaan dengan antikonvulsan,
sedatif, neuroleptik, antikoagulan, narkotika,
teofilin, prokainamid, kortikosteroid,
asetaminofen, aluminium hidroksida, disulfiram,
ketokonazol, obat bersifat hepatotoksik dan
neurotoksik. Interaksi dengan makanan; tidak
diberikan bersamaan dengan makanan, alkohol,
keju dan ikan.
Penyimpanan : Disimpan pada suhu ruangan. Jangan disimpan
di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas.
Jauhkan obat ini dari paparan sinar matahari atau
cahaya langsung. Jangan simpan obat ini di
tempat yang lembap, seperti di dalam kamar
mandi. Obat ini sebaiknya tidak disimpan di
dalam freezer, apalagi hingga membeku.
Literatur :
http://pionas.pom.go.id/monografi/isoniazid
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/isoniazid/
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/isoniazid-100-mg-10-tablet

3. Nama obat : ETHAMBUTOL


Komposisi obat : Etambutol 500mg
Dosis : DEWASA dan ANAK di atas 6 tahun, 15-25
mg/kgBB sebagai dosis tunggal.
Aturan Pakai : Diberikan sesudah makan.
Indikasi : 1 x sehari 1 tab. Tuberkulosis dalam kombinasi
dengan obat lain untuk pengobatan tuberkulosis
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis; pengobatan yang disebabkan oleh
Mycobacterium avium complex. Habiskan
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat
rambahan obat, neuritis optik, gangguan visual
Efek Samping : Neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis
perifer
Interaksi Obat : Menggunakan obat ini dengan jenis-jenis obat di
bawah ini dapat meningkatkan risiko pada suatu
efek samping tertentu, namun menggunakan
kedua obat tersebut mungkin menjadi pengobatan
terbaik bagi Anda. Apabila kedua oat-obatan
diresepkan bersamaan, dokter akan mengubah
dosis atau frekuensi Anda mengonsumsi salah
satu atau kedua obat tersebut: Aluminum
Distearate, Aluminum Hydroxyde,
Dihydroxyaluminum Aninoacetate,
Dihydroxyaluminum Sodium Carbonate,
Magaldrate.
Penyimpanan : Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan
disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Literatur :
http://pionas.pom.go.id/monografi/etambutol
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/ethambutol-500-mg-10-
tablet
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/ethambutol/

NASKAH SKENARIO

Annisa sebagai Assistant Apoteker


Tn. Djahudi sebagai pasien yang sedang berobat di RSU KOTA
TANGERANG SELATAN, dan sedang menebus obat setelah konsultasi
dengan dokter.

Annisa : Resep dengan nomor antrian 0121S atas nama Tn, Djahudi dari
poli Paru/DOTS?
Tn. Djahudi : Iya mba dengan saya sendiri.
Annisa : Baik disini Tn. Djahudi mendapatkan resep dengan 3 macam
jenis obat minum ya, dan saya akan menjelaskannya satu persatu
kepada Tn. Djahudi, apabila nanti ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kembali kepada saya sebelum pulang ya Tn. Djahudi.
Tn. Djahudi : Oh iya baik mba.
Annisa : Baik pak, Pertama ada obat Rifampicin 600mg, aturan pakai
nya 1x sehari 1 tablet sebelum makan dihabiskan ya, lalu yang
kedua ada obat Isoniazid 300 mg dengan aturan pakai 1x sehari 1
tablet sebelum makan dihabiskan ya, dan yang ketiga obat
Ethambutol 500 mg dengan aturan pakai 1x sehari 3 tablet
sebelum makan juga dihabiskan ya bu.
Tn. Djahudi : Loh kok obat yang terakhir diminumnya 3 tablet mba?
Annisa : Iya pak, itu dikarenakan obat terakhir yaitu Ethambutol yang
seharusnya bapak konsumsi adalah sebesar 1500 mg, sedangkan
di Apotek RSU ini adanya Ethambutol 500 mg pak, maka dari
itu Tn. Djahudi diharuskan meminum 3 tablet agar dosis nya
sesuai dengan apa yang sudah dokter tuliskan di resep untuk Tn.
Djahudi konsumsi.
Tn. Djahudi : Oh baiklah kalau memang seperti itu mba.
Annisa : Baik pak. Apakah ada lagi yang ingin bapak tanyakan
mengenai obat yang bapak terima sebelum bapak meninggalkan
apotek RSU?
Tn. Djahudi : Tidak mba saya rasa cukup jelas penjelasan dari mba mengenai
obatnya dan cara pakainya. Terima kasih banyak ya mba.
Annisa : Baik Tn. Djahudi sama-sama, semoga bapak lekas sehat ya
pak.
Tn. Djahudi : Iya mba sekali lagi terima kasih.
Annisa : Sama-sama bapak ^_^
RESEP NO.2
1. Nama obat : MECOBALAMIN
Komposisi obat : Mecobalamin
Dosis : Dosis mecobalamin untuk neuropati perifer
- Oral: 500 mcg/hari terbagi dalam 3 dosis
Parenteral: 500 mcg per hari injeksi 3
kali/minggu
- Dosis mecobalamin untuk anemia defisiensi
B12 500 mcg per hari injeksi 3 kali/minggu
- Dosis pemeliharaan: setelah 2 bulan
pengobatan, kurangi dosis tunggal 500 mcg
setiap 1 sampai 3 bulan
Aturan Pakai : 2 x sehari 1 capsul. Sebelum atau sesudah
makan.
Indikasi : Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia
megalobastik karena defisiensi vitamin B12
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek Samping : Efek samping mecobalamin yang biasanya
terjadi adalah:
1. mual.
2. muntah-muntah.
3. diare.
4. sakit kepala.
5. sensasi panas
Interaksi Obat : Hindari konsumsi obat-obatan berikut ketika
sedang menjalani pengobatan dengan
mecobalamin karena adanya potensi gangguan
saluran pencernaan:
1. neomycin
2. aminosalicylic acid
3. H2-blocker
4. colchicine
Juga sebaiknya menghindari obat-obatan di
bawah karena berpotensi menurunkan efektivitas
dari mecobalamin:
1. kontraseptif oral
2. chloramphenicol
3. vitamin C (ascorbic acid)
4. asam aminosalisilat
Penyimpanan : Obat ini paling baik disimpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap.

Literatur :
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/mecobalamin/#gref

2. Nama obat : RIFAMPICIN


Komposisi obat : Rifampicin 450 mg
Dosis : Tuberkulosis : Dewasa 450-600mg/hari sebagai
dosis tunggal. Maksimal : 600mg/hari. Lepra : Dewasa 450-
600mg/hari
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 tab. Paling baik diberikan pada saat
perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
Indikasi : Tuberkulosis dan Lepra
Kontraindikasi :Penderita hipersensitif, penderita gangguan
saluran empedu, serta selama kehamilan trimester pertama.
Efek Samping :
 Gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak nafsu makan, diare, radang usus.
 Gangguan pada fungsi hati, seperti hepatitis, penyakit kuning,
hingga kerusakan hati
 Gangguan jantung, seperti gangguan irama jantung dan henti
jantung
 Gangguan darah, seperti anemia hemolitik, turunnya kadar sel
darah putih (leukopenia), atau trombositopenia
 Gangguan pada ginjal, seperti penurunan jumlah urine
Perubahan warna urine, keringat, atau air liur menjadi kuning,
oranye, atau coklat
Interaksi Obat : Berikut ini adalah efek interaksi yang dapat
terjadi jika menggunakan rifampicin bersama dengan obat lain:

 Peningkatan risiko kerusakan hati jika


digunakan bersama dengan ritonavir,
halothane, dan isoniazid
 Penurunan efektivitas phenytoin dan teofilin
 Penurunan efektivitas ketoconazole dan
enalapril
 Penurunan efektivitas rifampicin jika
digunakan bersama antasida
Penyimpanan : Obat ini sebaiknya disimpan di dalam lemari
pendingin. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini dapat
memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/rifampicin-450-mg-10-
tablet
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/rifampicin/#gref

3. Nama obat : ISONIAZID


Komposisi obat : Isoniazid 300 mg
Dosis : Sehari 5 mg / kgBB sampai 300 mg dosis
tunggal
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 tab. 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan. Habiskan
Indikasi : Terapi penyakit TB dalam kombinasi dengan
obat anti TB lain
Kontraindikasi : Hepatitis atau penyakit hari yang dinduksi oleh
obat, epilepsi, gangguan ginjal.
Efek Samping : Beberapa efek samping yang mungkin terjadi
setelah menggunakan isoniazid adalah:
 Gangguan fungsi hati
 Neuropati perifer
 Mual
 Muntah
 Sakit maag
 Nafsu makan hilang
 Pusing
 Bicara cadel
 Refleks berlebih
 Kejang
 Anemia
 Trombositopenia
 Agranulositosis
 Memicu timbulnya lupus
Interaksi Obat : Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi
jika menggunakan isoniazid bersama dengan obat-obatan lainnya:
1. Menghambat metabolisme obat antikonvulsan, misalnya
carmabazepine, phenytoin, dan diazepam, serta teofilin,
sehingga menimbulkan efek racun dari obat tersebut.
2. Meningkatkan risiko perdarahan, jika dikonsumsi dengan
warfarin.
3. Mengurangi penyerapan isoniazid, jika digunakan dengan
antasida yang mengandung aluminium hidroksida.
4. Meningkatkan risiko neuropati perifer, jika digunakan dengan
stavudine.
Penyimpanan : Jauhkan obat ini dari paparan sinar matahari
atau cahaya langsung.
Literatur :
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/isoniazid/#gref
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/isoniazide-300-mg-10-tablet

4. Nama obat : ETHAMBUTOL


Komposisi obat : Ethambutol 500 mg
Dosis : Untuk dewasa, dosis yang ditentukan dokter
umumnya adalah 15 mg/kgBB, satu kali sehari, atau 30 mg/kgBB,
tiga kali seminggu. Ethambutol biasanya diberikan bersamaan
dengan rifampicin, isoniazid, dan pyrazinamide selama 8 minggu
awal masa pengobatan.
Dosis untuk anak-anak adalah 25 mg/kgBB sekali sehari selama 60
hari. Setelah itu, dosis akan dikurangi menjadi 15 mg/kgBB/hari.
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 tab. Sesudah makan. Habiskan
Indikasi : Terapi penyakit TB paru yang resistensi
Kontraindikasi : Neuritis optik. Anak < 13 tahun
Efek Samping : Efek samping etambutol antara lain:
 Gejala penglihatan: penglihatan terganggu/kabur, buta warna
 Gejala saluran pencernaan: mual, muntah, nyeri perut, hilangnya
nafsu makan, sampai terjadi toksisitas hepar yang ditandai
dengan nyeri perut berat, urin berwarna gelap, kuning pada
bagian mata dan kulit.
 Gejala neurologis: sakit kepala, pusing, halusinasi, kebingungan
 Hiperurisemia (kadar asam urat berlebih dalam darah) yang
biasa ditandai dengan nyeri dan bengkak pada sendi
 Reaksi alergi (ruam kulit, bengkak, kesulitan bernafas)
 Mudah berdarah dan memar
Interaksi Obat : Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa
obat dikonsumsi secara bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat
secara bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu,
bila perlu dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat
dengan alternatif obat lainnya. Interaksi yang dapat terjadi antara
lain adalah penurunan kadar etambutol bila dikonsumsi dengan
antasida (Aluminium hidroksida).
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis
langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan
merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter.
Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penyimpanan : Obat ini paling baik disimpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Jangan disimpan di kamar mandi.
Literatur :
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/ethambutol/#gref
NASKAH SKENARIO

Ani sebagai Assistant Apoteker


Ny. Hartina Pasaribu sebagai pasien yang sedang berobat di RSU KOTA
TANGERANG SELATAN, dan sedang menebus obat setelah konsultasi
dengan dokter.

Ani : Resep dengan nomor antrian 0007 atas nama Ny. Hartina, dari
poli Paru/DOTS?
Ny. Hartina : Iya mba dengan saya sendiri.
Ani : Baik disini Ny. Hartina mendapatkan resep dengan 4 macam
jenis obat minum ya, dan saya akan menjelaskannya satu persatu
kepada Ny. Hartina , apabila nanti ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kembali kepada saya sebelum pulang ya Ny. Hartina.
Ny. Hartina : Oh iya baik mba.
Ani : Baik, Pertama ada obat Mecobalamin aturan pakai nya 2 x
sehari 1 tablet sesudah makan, lalu yang kedua ada obat
rifampicin 300 mg dengan aturan pakai 1x sehari 1 tablet 2jam
sesudah makan dan dihabiskan ya, yang ketiga obat Isoniazid
300 mg dengan aturan pakai 1x sehari 1 tablet 2 jam sesudah
makan dihabiskan ya, dan yang ke empat ada obat Ethambutol
500 mg dengan aturan pakai 1x sehari 2 tablet sebelum makan
dan dihabiskan ya bu. Apakah sudah jelas ibu?
Ny. Hartina : Obat terakhir kok 2 tablet mba?
Ani : Iya bu, karena obat ethambuthol seharunya ibu konsumsi
sebesaar 1500 mg sedangkan di Apotek RSU ini hanya tersedia ethambuthol
500 mg bu, makan dari itu Ny. Hartina di haruskan memninum 2 tab agar
dosisnya sesuai dengan apa yang sudah dokter tuliskan di resep untuk Ny.
Hartina konsumsi. Apakah sudah paham ibu? :)
Ny. Hartina : Oh, iya sudah paham mba. Saya rasa cukup jelas penjelasan
dari mba mengenai obatnya dan cara pakainya. Terima kasih banyak ya mba.
Ani : Baik Ny. Hartina sama-sama, semoga lekas sembuh.
Ny.Hartina : Iya mba Aamiin, sekali lagi terima kasih.
Ani : Sama-sama ibu..

RESEP NO.3
Deskripsi Obat :

1. Nama obat : Onbrez breezhaler


Komposisi obat : Onbrez breezhaler 150 mcg
Dosis : Dws : Dosis anjuran: 150 mg 1 x/hr inhalasi pd
saat yg sama tiap hr. Dosis dpt ditingkatkan berdasarkan saran
dokter. Maks: 300 mcg 1 x/hr.
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 semprot.
Indikasi : Terapi rumat bronkodilator untuk mengatasi
obstruksi jalan napas pd pasien dws dg PPOK.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap laktosa. Terapi
episode akut bronkospasme.
Efek Samping : Efek samping yang mungkin terjadi selama
pengunaan Onbrez Breezhaler, yaitu:
1. Nasofaringitis.
2. Infeksi saluran pernapasan atas.
3. Sinusitis.
4. Batuk.
5. Nyeri orofaringeal.
6. Mulut kering.
7. Kejang otot.
8. Diabetes.
Interaksi Obat : Terjadi interaksi antara onbrez breezhaler
dengan MAOI, TCA, obat yang diketahui memperpanjang interval
QT, agen simpatomimetik, turunan metilxantin, steroid atau diuretik
non-K-sparing, β-adrenergic blocker (termasuk obat tetes mata);
ketoconazole, erythromycin dan verapamil.
Penyimpanan : Simpan obat di temperatur ruangan, jauhkan
dari panas dan cahaya langsung.
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/onbrez-breezhaler-150-
mcg-30-kapsul

2. Nama obat : Eritromisin


Komposisi obat : Eritromisin 500 mg
Dosis : Dewasa dan anak > 20 kg: 1 kapsul 4 kali per
hari. Anak < 20 kg: 30-50 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi.
Aturan Pakai : 2 x sehari 1 kapsul. Sebaiknya diberikan pada
perut kosong, 1 jam atau 2 jam sebelum makan. Habiskan
Indikasi : Infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan lunak,
pneumonia, GO, infeksi karena kuman yang peka terhadap
erythromycin
Kontraindikasi : Hipersensitivitas. Pasien yang sedang terapi
dengan terfenadin, astemizol, atau cisaprid, Gangguan fungsi hati
berat.
Efek Samping : Beberapa efek samping yang dapat terjadi
setelah mengonsumsi erythromycin adalah:
 Diare
 Mual
 Muntah
 Kehilangan nafsu makan
 Gangguan lambung, seperti nyeri, kram, dan
kembung
Interaksi Obat : Erythromycin dapat menimbulkan interaksi obat
jika digunakan dengan obat-obatan tertentu. Berikut adalah interaksi
antar obat yang dapat terjadi:
a. Peningkatan efektivitas antikoagulan, seperti
warfarin
b. Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika
digunakan dengan antagonis kalsium, seperti
amlodipine, ditiazem, atau verapamil
c. Peningkatan risiko terjadinya efek samping,
bila digunakan dengan benzodiazepine,
bromocriptine, carbamazepine, ciclosporin,
cilostazol, cimetidine, colchicine, digoxin,
fluconazole, itraconazole, ketoconazole,
methylprednisolone, sildenafil, tacrolimus,
teofilin, atau vinblastine
Penyimpanan : Simpan obat di temperatur ruangan, jauhkan
dari panas dan cahaya langsung.
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/erythromycin-500-mg-
10-kaplet

3. Nama obat : Kalk


Komposisi obat : Tiap Tablet Mengandung Kalsium Laktat 500
Mg
Dosis :Dewasa: Disajikan dalam hal kalsium elemental:
19-50 tahun: 1000 mg sehari dan > 50 tahun: 1200 mg sehari, Anak:
Disajikan dalam hal kalsium elemental: 0-6 bulan : 210 mg sehari,
7-12 bulan : 270 mg sehari; 1-3 tahun : 500 mg sehari; 4-8 tahun :
800 mg sehari; 9-18 tahun: 1300 mg sehari.
Aturan Pakai : 1 x Sehari 1 tab. Sebelum atau sesudah makan
Indikasi : Obat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalsium khususnya bagi wanita hamil, gangguan kelenjar tiroid dan
penyakit tulang seperti osteoporosis.
Kontraindikasi :Kondisi yang berhubungan dengan
hiperkalsemia dan hiperkalsiuria.
Efek Samping : Mual, muntahberkurangnya nafsu makan,
Sembelit, mulut kering atau kehausan, meningkatnya frekuensi
buang air kecil.
Interaksi Obat : Kalsium laktat dapat mempersulit tubuh untuk
menyerap obat-obatan lain yang dikonsumsi. Beritahu dokter
apabila Anda menggunakan:
1. digoxin (Lanoxin, Lanoxicaps)
2. calcitriol (Rocaltrol) atau suplemen vitamin D lainnya
3. doxycycline (Adoxa, Doryx, Oracea, Vibramycin)
4. minocycline (Dynacin, Minocin, Solodyn, Vectrin)
5. tetracycline (Brodspec, Panmycin, Sumycin, Tetracap).
Penyimpanan : Simpan obat di temperatur ruangan, jauhkan
dari panas dan cahaya langsung
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/kalk-nellco-100-tablet

NASKAH SKENARIO
Amel sebagai Assistant Apoteker
Ny. Mira sebagai pasien yang sedang berobat di RSU KOTA TANGERANG
SELATAN, dan sedang menebus obat setelah konsultasi dengan dokter.

Amel : Resep dengan nomor antrian 0126S atas nama Ny. Mira dari
poli Paru/DOTS?
Ny. Mira : Iya mba dengan saya sendiri.
Amel : Baik disini Ny. Mira mendapatkan resep dengan 3 macam jenis
obat minum ya, dan saya akan menjelaskannya satu persatu
kepada Ny. Mira , apabila nanti ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kembali kepada saya sebelum pulang ya Ny. Hartina.
Ny. Hartina : Iya baik mba.
Amel : Baik ya, yang pertama ada obat onbrez breezhaler aturan pakai
nya 1 x sehari 1 semprot, cara memakai nya yang pertama
posisikan tubuh duduk atau berdiri tegak dengan dagu terangkat.
Kedua kocok inhalernyar. Yang ketiga letakkan bagian mulut
pada inhaler ke dalam mulut, kemudian tutup mulut dengan
merapatkan bibir (tidak digigit dengan gigi). Yang ke empat
mulailah bernapas perlahan dan dalam melalui mulut inhaler,
kemudian tekan tombol inhaler secara bersamaan sambil
menarik napas dalam. Yang ke 5 lanjutkan bernapas dalam untuk
memastikan obat masuk dan tahan napas selama kurang lebih 10
detik/ senyaman mungkin dan keluarkan napas secara perlahan.
Satu kali tekan merupakan satu dosis. Untuk semprotan
berikutnya tunggu hingga 30 detik dari semprotan sebelumnya.
Kocok inhaler terlebih dahulu setiap akan melakukan semprotan.
Kemudian, kumur-kumur yaa bu. Sudah paham belum bu untuk
penggunaan obat ini?
Ny. Mira : Sudah mba
Amel : Baik saya lanjutkan untuk penjelasan cara pakai obat lainnya ya
bu
Ny. Mira : Baik mba
Amel : Lalu yang kedua ada antibiotik eritromycin 500 mg dengan
aturan pakai 2 x sehari 1 kapsul sebelum makan habiskan ya bu,
yang ketiga obat kalk dengan aturan pakai 1x sehari 1 tablet
sebelum makan atau sesudah makan ya bu, Apakah sudah jelas
ibu?
Ny. Mira : Sangat jelas penjelasan dari mba mengenai obatnya dan cara
pakainya. Terima kasih banyak ya mba.
Amel : Baik Ny. Mira sama-sama, semoga sehat ya.
Ny. Mira : Iya mba sekali lagi terima kasih.
Amel : Sama-sama ibu..

RESEP NO.4
Deskripsi Obat :

1. Nama obat : Seretinade Diskus 250/50


Komposisi obat : Per-dosis/aktuasi : Salmeterol 50 mcg,
Fluticasone Propionate 250 mcg
Dosis : > 2 th, sehari 2x 1 hirup
Aturan Pakai : 1x sehari 1 semprot semprot. Letakkan
SERETIDE DISKUS secara horizontal, buka penutup sampai
berbunyi "klik", dorong tuas, kemudian arahkan tegak lurus pada
mulut, hirup serbuk inhaler dalam-dalam, tahan napas 10 detik
kemudian buang napas sedikit demi sedikit melalui mulut
Indikasi : Untuk terapi rutin penyakit penyumbatan
saluran nafas, termasuk asma.
Kontraindikasi :Penderita yang hipersensitif terhadap komponen
obat
Efek Samping : Serak atau disfonia, sakit kepala, infeksi jamur
mulut dan tenggorokan (kandidiasis), iritasi tenggorokan, jantung
berdebar debar (palpitasi), tremor, pengetatan otot-otot yang
melapisi saluran udara (bronkus) di paru-paru (bronkospasme
paradoksikal), nyeri sendi (artralgia), kram otot.
Interaksi Obat : Interkasi obat ( jangan digunakan bersamaan)

1. Penyekat β selektif dan non selektif.


2. Penghambat CYP450 seperti: Ritonavir,
eritromisin, ketokonazol.
3. MAOI.
4. Antidepresan trisiklik.
5. L-dopa.
6. L-tiroksin.
7. Oksitosin.
8. Antiaritmia.
9. Xantin.
Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar
dari paparan sinar matahari langsung
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/seretide-diskus-50-250-mcg

2. Nama obat : Theofilin


Komposisi obat : Theofilin
Dosis : Bronkospasme akut ( Oral ) = Dewasa dan anak-
anak di atas 1 tahun: 5 mg/kgBB per hari. Lanjut usia: Lebih kecil
dari dosis di atas. Bronkospasme kronis ( Oral ) = Anak usia 6-12
tahun dengan berat 20-35 kg: 120-250 mg, 3 kali sehari. Anak usia
di atas 12 tahun: 250-500 mg, 3 kali sehari. Anak usia di bawah 6
tahun: Tidak direkomendasikan menggunakan obat ini.
Aturan Pakai : 1 x Sehari 1 bungkus. Sesudah makan.
Indikasi : Obstruksi saluran nafas yang reversibel,
serangan asma berat.
Kontraindikasi : Hati-hati penggunaan pada pasien dengan
penyakti jantung, hipertensi, hipertiroid, ulkus lambung, epilepsi,
lanjut usia, gangguan hati, kehamilan dan menyusui.
Efek Samping : Denyut jantung meningkat, berdebar-debar,
mual-muntah, gangguan saluran cerna lainnya, sakit kepala,
gangguan tidur, gangguan irama jantung, kejang.
Interaksi Obat : Interaksi theopilin terhadap obat :
1. Allupurinol : meningkatkan kadar teofilin
dalam darah.
2. Ketamine : meningkatkan risiko kejang
3. Halotan : meningkatkan risiko artimia
4. Adenosine : teofilin berlawanan efek
dengan antiaritmia adenosine.
5. Propafenon : meningkatkan kadar teofilin
dalam darah
6. Azitromisin, isoniazid, claritromisin,
eritromisin, ciprofloxacin,
7. Norfloxacin : meningkatkan kadar teofilin
dalam
Penyimpanan : Obat ini paling baik disimpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Literatur :
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/theophylline-2/#gref
http://milissehatyop.org/teofilin/#:~:text=Kontraindikasi%20%3A%20hati
%2Dhati%20penggunaan%20pada,muncul%20gejala%20iritabilitas%20pada
%20bayi.
3. Nama obat : Salbutamol
Komposisi obat : Salbutamol
Dosis :Inhaler (aerosol)
1. Sesak napas akibat bronkospasme
(penyempitan saluran napas bronkus): 1-2
kali hirup, 4 kali sehari.
2. Serangan asma berat: Dosis awal 4 kali
hirup, kemudian dilanjutkan 2 kali hirup
setiap 2 menit. Dosis maksimal adalah 10
kali hirup.
3. Pencegahan sesak napas yang dipicu
olahraga: 1-2 kali hirup, 10-15 menit
sebelum olahraga

Oral (tablet atau sirop)


1.Dosis salbutamol oral untuk mengatasi sesak
napas akibat bronkospasme adalah sebagai
berikut:
2.Untuk orang dewasa, dosisnya adalah 2-4
mg, 3-4 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan
sampai maksimal 8 mg, 3-4 kali sehari.
3.Untuk anak-anak, dosisnya adalah 1-2 mg
sebanyak 3-4 kali sehari.

Injeksi Intramuskuler/ Subkutan (IM/SC)


1. Untuk dosis dewasa 500mcg (8mcg/kg)
diulang per 4 jam.
Aturan Pakai : 1 x Sehari 1 Bungkus. Sesudah makan.
Indikasi : Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan
obstruksi saluran napas yang reversibel.
Kontraindikasi :Penggunaan salbutamol kontraindikasi pada
pasien dengan riwayat alergi atau pernah mengalami riwayat
hipersensitivitas dengan obat ini.
Efek Samping :Efek Samping Salbutamol
1. Jantung berdebar.
2. Tungkai, lengan, tangan, atau kaki gemetaran.
3. Sakit kepala.
4. Nyeri atau kram oto
Interaksi Obat :Mengonsumsi obat salbutamol dengan obat lain
secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi seperti:

1. Dapat meningkatkan risiko hipokalemi bila


digunakan bersama golongan obat yang
menurunkan jumlah Kalium darah, seperti
kortikosteroid, diuretik, xanthines, digoxin.
2. Meningkatkan risiko inersia uteri apabila
digunakan dengan anestesi halogenasi (bius
umum).
3. Dapat menimbulkan antagonis efek obat anti-
diabetes.
4. Dapat meningkatkan risiko edema paru dengan
kortikosteroid.
5. Kerja salbutamol dapat dipengaruhi oleh
guanetidin, resepin, metildopa, golongan TCA
(antidepresan trisiklik), dan MAOI (inhibitor
monoamin oksidase).
6. Peningkatan risiko kardiovaskular bila
digunakan dengan golongan simpatomimetik.
7. Memiliki efek antagonis dengan penghambat
reseptor beta.
Penyimpanan :Simpan pada suhu ruangan dan jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat lembab. Jangan disimpan di dalam
kamar mandi. Jangan dibekukan.
Literatur :
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/salbutamol/#gref

4. Nama obat : Kalk


Komposisi obat : Tiap Tablet Mengandung Kalsium Laktat 500
Mg
Dosis :Dewasa: Disajikan dalam hal kalsium elemental:
19-50 tahun: 1000 mg sehari dan > 50 tahun: 1200 mg sehari, Anak:
Disajikan dalam hal kalsium elemental: 0-6 bulan : 210 mg sehari,
7-12 bulan : 270 mg sehari; 1-3 tahun : 500 mg sehari; 4-8 tahun :
800 mg sehari; 9-18 tahun: 1300 mg sehari.
Aturan Pakai : 1 x Sehari 1 tab. Sebelum atau sesudah makan
Indikasi : Obat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalsium khususnya bagi wanita hamil, gangguan kelenjar tiroid dan
penyakit tulang seperti osteoporosis.
Kontraindikasi :Kondisi yang berhubungan dengan
hiperkalsemia dan hiperkalsiuria.
Efek Samping : Mual, muntahberkurangnya nafsu makan,
Sembelit, mulut kering atau kehausan, meningkatnya frekuensi
buang air kecil.
Interaksi Obat : Kalsium laktat dapat mempersulit tubuh untuk
menyerap obat-obatan lain yang dikonsumsi. Beritahu dokter
apabila Anda menggunakan:
6. digoxin (Lanoxin, Lanoxicaps)
7. calcitriol (Rocaltrol) atau suplemen vitamin D lainnya
8. doxycycline (Adoxa, Doryx, Oracea, Vibramycin)
9. minocycline (Dynacin, Minocin, Solodyn, Vectrin)
10. tetracycline (Brodspec, Panmycin, Sumycin, Tetracap).
Penyimpanan : Simpan obat di temperatur ruangan, jauhkan
dari panas dan cahaya langsung
Literatur :
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/kalk-nellco-100-tablet

NASKAH SKENARIO
Clarisa sebagai Assistant Apoteker
Ny. Antoinette Dumas sebagai pasien yang sedang berobat di RSU KOTA
TANGERANG SELATAN, dan sedang menebus obat setelah konsultasi
dengan dokter.

Clarissa : Resep dengan nomor antrian 0088S atas nama Ny. Antoinette
dari poli Paru/DOTS?
Ny. Antoinette: Iya mba dengan saya sendiri.
Clarissa : Baik disini Ny. Antoinette mendapatkan resep dengan 3
macam jenis obat minum ya, dan saya akan menjelaskannya satu
persatu kepada Ny. Antoinette , apabila nanti ada yang kurang
jelas bisa ditanyakan kembali kepada saya sebelum pulang ya
Ny. Antoinette
Ny. Antoinette: Oh iya baik mba.
Clarissa : Baik, saya akan menjelaskan yang pertama ada obat Seretinade
Diskus aturan pakai nya 1 x sehari 1 semprot cara penggunaanya
Letakkan obat ini secara horizontal ya bu, setelah itu buka
penutup sampai berbunyi "klik", kemudian hirup serbuk inhaler
dalam-dalam, tahan napas 10 detik kemudian buang napas
sedikit demi sedikit melalui mulut, Apakah sudah jelas bu
penggunaan obat ini?
Ny. Antoinette: Sudah jelas mba
Clarissa : Saya lanjutkan ya bu, kemudian yang kedua ada obat ada
puyernya bu dengan aturan pakai 1x sehari 1 bungkus sesudah
makan ya bu, yang ketiga obat kalk dengan aturan pakai 1x
sehari 1 tab sebelum sebelum atau sesudah makan. Apakah
sudah jelas ibu?
Ny. Antoinette: Saya rasa cukup jelas penjelasan dari mba mengenai obatnya
dan cara pakainya. Terima kasih banyak ya mba.
Clarissa : Baik Ny. Antoinette sama-sama, semoga sehat ya selalu.
Ny. Antoinette: Iya mba sekali lagi terima kasih.
Clarissa : Sama-sama ibu..

Anda mungkin juga menyukai