Anda di halaman 1dari 21

TBC

(TUBERCULOSIS)
Risa Meiliyana (173333119)
KASUS
Nn. Ani (30 th) datang ke Puskesmas Yogyakarta dengan keluhan batuk
berdahak sejak kurang lebih satu bulan yang lalu dan tak kunjung sembuh.
Keluhan batuk disertai dengan dahak berwarna putih kental dan sulit
dikeluarkan. Batuk dirasakan semakin memberat pada malam hari, keluhan
timbul tiba-tiba dan secara terus-menerus, pasien juga mengeluh disertai
demam yang tidak terlalu tinggi, dan berkeringat pada malam hari. Pasien juga
mengaku penurunan nafsu makan sehingga pasien merasa lemas dan
mengalami penurunan berat badan.
SUBJEKTIF
Nama Pasien : Nn. Ani
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuam
Keluhan : Batuk berdahak kurang lebih 1 bulan dan memberat ketika
malam hari, demam yang tidak terlalu tinggi, berkeringat pada malam
hari, nafsu makan menurun sehingga berat badan juga menurun.
Riwayat Penyakit :-
Riwayat Obat :-
Riwayat Alergi Obat :-
OBJEKTIF
• Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sakit ringan
TD : 120/80
Nadi : 80 x/menit
RR : 27 x/menit
T : 37,9 derajat C
BB : 50 kg
TB : 155 Cm
◦ Pemeriksaan Laboratorium
a.) Rhonci di apex paru-paru kiri
b.) LED meningkat, leukosit normal
c.) BTA : positif (+) sebanyak dua kali
d.) Ditorax didapatkan infiltrate di apex paru-paru kiri
ASSESMENT
◦ Diagnosis : TB Paru
◦ Problem medis pasien : TB Paru dan Demam
PLANNING
◦ Tujuan terapi :
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap OAT.
PLANNING
◦ Terapi non farmakologi :
a.) Mencuci tangan dengan sabun setelah batuk atau bersin.
b.) Sering berjemur dibawah sinar matahari (pukul ±8 pagi).
c.) Beristirahat dengan cukup.
d.) Diet sehat (pola makan yang benar), dianjurkan mengonsumsi lemak dan vit A untuk
membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan system imun.
e.) Menjaga sanitasi/ kebersihan disekitar tempat tinggal dan menjaga sirkulasi udara di
dalam rumah.
f.) Berolahraga secara teratur.
g.) Menghindari kontak langsung dengan pasien TB.
PLANNING
◦ Terapi Farmakologi :
1.) Ambroxol : 3 x 1
2.) Paracetamol : 3 x 1
3.) 2RHZE : 3 tablet 4KDT selama 2 bulan
• Isoniazid
• Rifampisin
• Pirazinamid
• Etambutol
OBAT PILIHAN
Golongan Obat Pilihan Mekanisme Kerja
Mukolitik Ambroxol, Asetilsistein, Mengencerkan saluran secret sal. Pernapasan
Bromheksin dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein
& mukopolisakarida dari sputum.
Analgetik-antipiretik Paracetamol Menghibisi sintesis prostaglandin di jaringan dan
SSP.
Antituberkulosis Isoniazid Menghambat biosistesis asam mikolat yang
mempunyai konstituen penting adal dinding sel
mikrobakteri.
Rifampisin Menghambat mekanisme kerja RNA-polimerase
yang tergantung pada DNA dari mikrobakteri dan
beberapa mikroorganisme.
Pirazinamid Menghambat sintesis asam lemak bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
Etambutol Menghambat sistesis metabolit sel sehingga
metabolism sel terhambat dan mati.
OBAT TERPILIH
◦ Ambroxol
Ambroxol

Merk dagang Ambroxol (Indofarma)

Zat aktif Ambroxol hidroklorida

Sediaan Tablet 30 mg, 15 mg

Indikasi Peny. Saluran napas akut dan kronis, sbg sekretolitik/mukolitik utk
pengeluaran dahak kental & lengket.
Kontra indikasi Hipersensitif

Efek samping Mual, muntah, diare, dyspepsia, mulut atau tenggorokan kering

Dosis 3 x 1 (30 mg) setelah makan

Harga Rp. 4000,- /stp


◦ Paracetamol

Paracetamol

Merk dagang Paracetamol (Indofarma)

Zat aktif Paracetamol

Sediaan Tablet 500 mg

Indikasi Antipiretik dan analgesik

Kontra indikasi Hipersensitif thd paracetamol dan defisiensi glukosa 6-fosfat


dehidrogenase.
Efek samping Dosis tinggi dan terapi jangka panjang dpt menyebabkan kerusakan
hati.
Dosis 3 x 1 (500 mg) setelah makan

Harga Rp. 2.500,-/stp


◦ Isoniazid

Isoniazid

Merk dagang INH (Trifa)

Zat aktif Isoniazid

Sediaan Tablet 100 mg, 300 mg

Indikasi Antituberkulosis

Kontra indikasi Pasien dgn gangguan hati dan ginjal yang parah

Efek samping Efek toksik thd SSP, anoreksia, nausea, sakit kepala, ataksia, konstipasi,
dan hepatotoksik nekrosis.
Dosis 1 x 1 (300 mg) saat perut kosong/ 2 jam setelah makan.

Harga Rp. 2.500,-/stp


◦ Rifampisin
Rifampisin

Merk dagang Herofam (Heroic)

Zat aktif Rifampisin

Sediaan Tablet 450 mg

Indikasi Antituberkulosis

Kontra indikasi Gangguan fungsi hati, hipersensitif thd rifampisin, porfiria, jaundice, bayi
prematur
Efek samping Iritasi sal. Pencernaan, gangguan hati, dan warma merah pd urin, dahak, air
mata, tinja
Dosis 1 x 1 (450 mg) saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan

Harga Rp. 20.000,-/stp


◦ Pirazinamid
Pirazinamid

Merk dagang Pyrazinamid (Indofarma)

Zat aktif Pirazinamid

Sediaan Tablet 500 mg

Indikasi Antituberkulosis

Kontra indikasi Kerusakan pada hati

Efek samping Gangguan pengelihatan yag bersifat refersibel setelah penggunaan


berjangka.
Dosis 1 x 1 (500 mg) bersamaan dengan makan

Harga Rp. 40.000,-/stp


◦ Etambutol
Etambutol

Merk dagang Ethambutol (Indofarma)

Zat aktif Etambutol

Sediaan Tablet 250 mg, 500 mg

Indikasi TBC paru sbg kombinasi dgn obat TB lain

Kontra indikasi Hipersensitif, neuritis optic anak <13 th

Efek samping Toksisitas pada okular, reaksi anafilaktoid, dermatitis, pruritis, anoreksia,
demam
Dosis 1 x 1 (250 mg) setelah makan

Harga Rp. 60.000,-/stp


◦ Piridoksin (B6)

Piridoksin

Merk dagang Liconam (Berlico Mulia Farma)

Zat aktif Piridoksin

Sediaan Vitamin B6 10 mg

Indikasi Mengobati kekurangan vitamin B6

Kontra indikasi -

Efek samping Sakit kepala, mengantuk, mual, kesemutan

Dosis 1 x 1 (10 mg) setelah makan

Harga Rp. 3.000,-/stp


Cara penyimpanan obat

◦ Isoniazid, Rifampisin, Ebutamol, dan Pirazinamid disimpan disuhu


ruangan, jangan dibekukan, jauhkan dari sinar matahari langsung

Interaksi
Tidak ada interaksi
MONITORING DAN EVALUASI
◦ Evaluasi efek samping obat
◦ Evaluasi keteraturan dalam berobat
◦ Monitoring fungsi hati
◦ Monitoring fungsi paru
KIE
◦ Pasien harus menghentikan kebiasaan merokok apabila merokok.
◦ Olahraga dengan teratur.
◦ Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien maupun keluarga pasien bahwa obat TBC
harus diminum sesuai petunjuk dan dosis yang diberikan.
- Untuk paracetamol diminum 3x1 sebelum atau sesudah makan
- Ambroxol diminum 3x1 setelah makan.
- Isoniazid diminum 1x1 saat perut kosong.
- Rifampisin diminum 1x1 saat perut kosong.
- Pirazinamid diminum 1x1 bersamaan dengan makan
- Etambutol diminum 1x1 setelah makan
- Piridoksin diminum 1x1 setelah makan untuk mencegah mual muntah yang diakibatkan oleh efek
samping dari obat TBC.
◦ Melakukan control secara rutin ke dokter.
TERIMA KASIH…..

Anda mungkin juga menyukai