Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/280735647

KARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99mTc-GLUTATION

Article · December 2011

CITATIONS READS

0 1,192

5 authors, including:

Maula eka Sriyani


Badan Tenaga Nuklir Nasional
30 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Maula eka Sriyani on 07 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

KARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99mTc-GLUTATION

Nurlaila Z., Maula Eka Sriyani

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN


Jl.Tamansari 71 Bandung, 40132
e-mail: lelaz@batan.go.id

Diterima:08-11-2011
Diterima dalam bentuk revisi: 05-12-2011
Disetujui: 28-12-2011

ABSTRAK
99m
KARAKTERISTIK RADIOFARMAKA Tc-GLUTATION. Senyawa bertanda
99m
teknesium-99m-glutation ( Tc-GSH) merupakan radiofarmaka yang digunakan dalam bidang
kedokteran nuklir untuk diagnosis kanker dengan metode pencitraan. Karakteristik fisiko-kimia
dan biologis suatu radiofarmaka memegang peranan penting dalam penyebaran serta
penimbunannya di dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan penggunaan
radiofarmaka perlu dilakukan pengujian sifat fisiko-kimia dan biologisnya. Pengujian kemurnian
radiokimia dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (TLC-SG) menggunakan aseton kering dan
NaCL 0,9% sebagai fase gerak. Muatan 99mTc-GSH ditentukan dengan metode elektroforesis
dan lipofilisitasnya (P) diketahui dengan menentukan koefisien partisinya dalam pelarut organik-
air. Ikatan protein plasma ditentukan secara in-vitro dengan metode pengendapan
menggunakan larutan asam trikloro asetat (TCA) 5%. Di samping itu, dilakukan juga pengujian
pengaruh besarnya radioaktivitas 99mTc terhadap stabilitas 99mTc-GSH serta stabilitas di dalam
plasma secara in-vitro. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa radiofarmaka 99mTc-GSH
mempunyai kemurnian radiokimia 99,08 ± 0,26%; tidak bermuatan listrik (netral); lipofilisitas =
0,03 ± 0,002; ikatan protein plasma sebesar 30,31 ± 0,04%. Penggunaan larutan Na99mTcO4
sampai mencapai konsentrasi radioaktivitas 21 mCi/2 mL menghasilkan radiofarmaka 99mTc-
GSH yang tetap stabil hingga 5 jam dengan kemurnian radiokimia ≥ 95%. Uji stabilitas 99mTc-
GSH dalam plasma secara in-vitro menunjukkan bahwa kemurnian radiokimia menurun dengan
cepat pada penyimpanan satu jam pertama, yaitu sebesar 63,41± 4,86% dan kemurnian
radiokimia antara 55 - 57 % bertahan hingga 5 jam penyimpanan.

Kata kunci : karakteristik, radiofarmaka, 99mTc, glutation, kanker

ABSTRACT
99m
CHARACTERISTIC OF Tc-GLUTATHIONE RADIOPHARMACEUTICAL.
Technetium-99m glutathione labelled compound is a radiopharmaceutical which is used in
nuclear medicine for cancer diagnoses by imaging method. The distribution and accumulation of
radiopharmaceutical in the body depend on its physicochemical and biological characteristic.
Therefore, the determination of its characteristic was carried out in order to assure the succesful
utilization of this radiopharmaceutical. The radiochemical purity was determined with thin layer
chromatography (TLC-SG) using dried aceton and 0.9% of NaCl solution as a mobile phase.
The charge of 99mTc-GSH was tested by electrophoresis method and its lipophilicity (P) was
obtained by determination of octanol-water partition. The plasma binding protein of this
radiopharmaceutical was in-vitro investigated with precipitation method using 5% of trichloro
acetic acid solution. Beside that, studies on the effect of 99mTc radioactivity to the stability of
99m
Tc-GSH and its stability in plasma has been in-vitro carried out. From the experiment it was
obtained that 99mTc-GSH has 99.08 ± 0.26% of radiochemical purity; neutral (no charge); the
lipophilicity (P) = 0.03 ± 0.002; the plasma binding protein of 30.31 ± 0.04%. Utilization of 99mTc
radioactivity concentration up to 21 mCi/2 mL resulted 99mTc-GSH radiopharmaceutical which
was remained stable up to 5 hours with ≥ 95% of radiochemical purity. In-vitro stability test of
99m
Tc-GSH in plasma indicated that in the first hour of storage, the radiochemical purity
drastically decreased and until 5 hours of storage, its radiochemical purity did not change
significantly, that was about 50%.

Keywords: characteristic, radiopharmaceutical, 99mTc, glutathione, cancer

1
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

1. PENDAHULUAN detoksifikasi dan merupakan pelindung sel-


Dunia kedokteran hingga saat ini sel terhadap kerusakan akibat bahan kimia,
belum menemukan cara untuk mencegah termasuk juga disini melindungi jaringan
timbulnya penyakit kanker. Paramedis malignant terhadap bahan kimia yang
berpendapat bahwa banyak penderita yang diinduksi oleh senyawa kemoterapi (5).
dapat diselamatkan jika ada cara efektif Dalam penelitian terdahulu telah
99m
untuk deteksi dini penyakit kanker. Di berhasil diformulasi radiofarmaka Tc-
99m
Indonesia penyakit kanker merupakan glutation ( Tc-GSH) (6). Senyawa ini
penyebab kematian ke tiga setelah penyakit berbentuk kompleks khelat dimana
99m
jantung dan infeksi (1). Oleh karena itu, radionuklida Tc bertindak sebagai inti
tindakan deteksi dini merupakan hal yang logamnya dengan teras okso dalam bentuk
sangat penting mengingat terapi pada tetradentat (2N, 2S) dari 2 molekul glutation
stadium dini relatif lebih mudah (7). Radiofarmaka ini diharapkan dapat
dibandingkan dengan stadium yang lebih digunakan untuk tujuan diagnosis kanker
lanjut. Angka keberhasilan terapi untuk menggunakan teknik nuklir. Di samping itu,
semua jenis kanker sangat berkaitan teknik ini dapat juga digunakan untuk
dengan saat diagnosis dan pengobatan. evaluasi preoperasi sehingga tindak lanjut
Artinya semakin tinggi stadium saat pengobatan akan lebih terarah mengingat
diagnosis dilakukan, maka keberhasilan keefektifan pengobatan setelah
terapi akan lebih rendah dengan modalitas pembedahan, sangat tergantung pada
pengobatan yang semakin agresif (2). keberhasilan pembedahan jaringan kanker
Kedokteran nuklir berupaya untuk tersebut.
dapat berperan dalam deteksi dini penyakit Radiofarmaka yang akan digunakan
kanker. Untuk maksud ini diperlukan untuk tujuan diagnosis suatu organ di dalam
radiofarmaka yang spesifik sehingga apabila tubuh harus terakumulasi pada organ
disuntikkan ke dalam tubuh manusia, sasaran (target organ) dengan rentang
radiofarmaka tersebut akan terakumulasi di waktu yang optimal sehingga dapat
daerah terjadinya kanker. dilakukan pencitraan. Demikian pula halnya
99m
Glutation (GSH) merupakan molekul untuk radiofarmaka Tc-GSH harus
sederhana yang terdiri dari 3 asam amino, diketahui dengan pasti bahwa akan
yaitu glutamat, sistein dan glisin yang terikat terakumulasi secara spesifik pada daerah
dengan ikatan amidat gamma. Tripeptida ini sasaran dan proses penandaan dengan
99m
terdapat dalam sitoplasma dengan jumlah Tc tidak mempengaruhi sifat-sifatnya.
yang cukup besar, terutama pada limfosit Oleh karena itu, sebelum radiofarmaka
99m
dari darah perifer (3). Konsentrasi GSH Tc-GSH digunakan bagi kebutuhan
intraseluler sangat bervariasi antara 0,5 – 10 manusia, harus diketahui terlebih dahulu
mM, sedangkan di dalam plasma darah sifat-sifat fisiko-kimia dan biologisnya.
hanya dalam orde µ molar saja (4). Di dalam Karakteristik fisiko-kimia dan biologis ini
tubuh GSH terlibat dalam proses memegang peranan penting dalam

2
Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

penyebaran serta penimbunannya di dalam Bahan penunjang yang digunakan


tubuh. Beberapa sifat tersebut antara lain adalah kertas pH universal (E.Merck), kertas
kemurnian radiokimia, lipofilisitas, muatan kromatografi Whatman I, TLC-SG (E.Merck )
listrik, dan ikatan protein plasma (8). dan alat suntik disposable steril (Terumo)
Penelitian ini merupakan lanjutan dari berbagai ukuran.
99m
penelitian formulasi radiofarmaka Tc- Peralatan yang digunakan adalah
GSH (6), dan bertujuan untuk mengetahui pengaduk vortex, inkubator (Memmert),
karakteristik radiofarmaka tersebut yang dose calibrator (Victoreen), pencacah
memegang peranan penting dalam saluran tunggal (Schlumberger), timbangan
keberhasilan diagnosis. Sehubungan analitis (Mettler Toledo), pH-meter
dengan itu, dalam penelitian ini dilakukan (Sartorius), sentrifuga, seperangkat alat
99m
karakterisasi radiofarmaka Tc-GSH yang kromatografi lapis tipis serta seperangkat
meliputi pengujian kemurnian radiokimia, alat elektroforesis kertas (Gelman).
lipofilisitas, muatan listrik dan ikatan protein
99m
2.2. Penyediaan Radiofarmaka Tc-
plasma. Di samping itu, dilakukan juga
GSH
99m
pengujian stabilitas radiofarmaka Tc-GSH
Ke dalam vial yang berisi 1 mL larutan
dalam plasma darah secara in-vitro.
GSH (20 mg/mL) ditambahkan 300 µL
Dari hasil penelitian ini diharapkan
reduktor SnCl2.2H2O (1 mg/mL). Larutan
diperoleh data fisiko-kimia, biologis serta
diatur pH 7 dengan penambahan tetes demi
data-data teknis lainnya, yang dapat
tetes larutan NaOH 1N/HCl 1N, selanjutnya
dinformasikan kepada pengguna, untuk
99m
ditambahkan radionuklida Tc dalam
menunjang keberhasilan penggunaan
99m
bentuk larutan Na TcO4 dengan aktivitas ±
radiofarmaka 99mTc-GSH.
2 mCi. Volume akhir campuran dibuat 2 mL
dengan penambahan akuabides, kemudian
2. TATA KERJA
dikocok beberapa saat pada temperatur
2.1. Bahan dan Peralatan
kamar.
Bahan utama yang digunakan dalam
99m 2.3. Pengujian Kemurnian Radiokimia
penelitian ini adalah radionuklida Tc 99m
Tc-GSH
dalam bentuk larutan Na99mTcO4 yang
99 99m Pengujian kemurnian radiokimia
diperoleh dari generator Mo- Tc buatan
99m
Tc-GSH dilakukan dengan metode
PT.BATAN Teknologi, Serpong dan
kromatografi lapis tipis menggunakan fase
glutation (GSH) buatan Sigma. Bahan yang
diam TLC-SG, ukuran 1 cm x 10 cm yang
lainnya adalah larutan NaCl fisiologis (0,9%)
diberi tanda -1 hingga 8. Sebagai fase gerak
dan akuabides steril produksi IPHA
digunakan 2 macam pelarut, yaitu aseton
Laboratories, SnCl2.2H2O, aseton, natrium
99m
kering dan NaCL 0,9%. Sediaan Tc-GSH
klorida, natrium hidroksida, trikloroasetat
ditotolkan pada titik nol strip TLC-SG,
(TCA), n-oktanol, NaH2PO4.2H2O,
kemudian masing-masing dielusi dengan
Na2HPO4.10H2O serta pereaksi lain dengan
kedua macam fase gerak. Kromatogram
tingkat pereaksi analisis buatan E.Merck.

3
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

dikeringkan, dipotong-potong sepanjang 1 pencacah saluran tunggal. Dari hasil ini


cm dan tiap potongan dicacah dengan alat dapat diketahui muatan listrik radiofarmaka
99m
pencacah saluran tunggal. Tc-GSH. Dalam waktu yang bersamaan
dilakukan juga elektroforesis terhadap
2.4. Penentuan Muatan Listrik larutan natrium perteknetat (Na99mTcO4)
Radiofarmaka 99mTc-GSH
sebagai blanko.
99m
Muatan listrik radiofarmaka Tc-
2.5. Penentuan Lipofilisitas 99mTc-GSH
GSH ditentukan dengan metode
elektroforesis kertas. Fase diam yang
Penentuan lipofilisitas dilakukan
digunakan adalah kertas Whatman 1
dengan memodifikasi metode yang telah
dengan ukuran 30 cm x 1,5 cm yang telah
diperoleh pada penelitian sebelumnya (9).
diberi tanda pada setiap sentimeternya
Ke dalam tabung sentrifuga yang berisi 2
dengan angka-angka dari nol pada bagian
mL oktanol dan 2 mL NaCl fisiologis (0,9%)
tengah sampai dengan negatif 15 (-15) pada
pH 7,4 dimasukkan 10 – 50 µL (tergantung
salah satu sisi, dan positif 15 (+15) pada sisi 99m
radioaktivitas) sediaan Tc-GSH.
yang lainnya. Potongan kertas ini
Campuran dikocok dengan pengaduk vortex
dipasangkan pada alat elektroforesis
selama 1 menit, kemudian disentrifugasi
dengan posisi titik nol berada di tengah-
dengan kecepatan 3000 putaran/menit
tengah dan sisi negatif diletakkan pada sisi
selama 10 menit. Sebanyak 50 – 100 µL
katoda, sedangkan sisi positif pada sisi
masing-masing fraksi (oktanol dan NaCl)
anoda. Seluruh kertas dibasahi dengan
diambil dan dicacah dengan alat pencacah
pelarut yang digunakan untuk elektroforesis
saluran tunggal. Lapisan oktanol
(larutan dapar fosfat 0,05 N pH 7), pada titik
dipindahkan ke dalam tabung lain, ditambah
99m
nol diteteskan radiofarmaka Tc-GSH
larutan NaCl fisiologis (0,9%) dengan
yang akan dianalisis. Kemudian alat
volume yang sama. Percobaan diulangi lagi
elekteroforesis ditutup, dan arus listrik
sampai diperoleh nilai koefisien partisi yang
dialirkan dengan perbedaan tegangan
relatif konstan. Perbandingan besarnya
antara 2 kutub sebesar 300 Volt selama 1 –
cacahan fase oktanol dan fase NaCl
1,5 jam. Setelah selesai kertas diangkat,
menunjukkan besarnya lipofilisitas,
dikeringkan, dipotong-potong tiap 1 cm dan
dinyatakan sebagai koefisien partisi sediaan,
tiap potongan dicacah dengan alat
yang dapat dihitung dengan persamaan [1].

Cacahan fase oktanol


Koefisien partisi = Lipofilisitas (P) = [1]
Cacahan fase NaCl 0,9%

Cacahan endapan
Ikatan dengan protein plasma (%) = x100% [2]
Cacahan (endapan+supernatan)

4
Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

2.6. Penentuan Besarnya Ikatan dengan 8; 14 dan 21 mCi) per 2 mL sediaan.


Protein Plasma

Ke dalam tabung sentrifuga yang 2.7.2. Stabilitas dalam plasma darah


berisi 500 µL plasma darah manusia
99m Pengujian stabilitas dalam plasma
ditambahkan 50 µL radiofarmaka Tc-GSH,
darah dilakukan secara in-vitro
kemudian dikocok dengan pengaduk vortex
menggunakan plasma darah manusia
selama 1 menit. Campuran diinkubasi pada
(human plasma). Sebanyak 250 µL
37 oC selama 10 menit, lalu ditambah 1 mL
99m
radiofarmaka Tc-GSH yang telah
larutan NaCl fisiologis (0,9%) dan 1 mL
diketahui kemurnian radiokimianya
larutan trikoloro asetat (TCA) 5%, dikocok
ditambahkan ke dalam vial yang berisi 500
lagi dengan pengaduk vortex. Selanjutnya
µL plasma darah manusia. Vial divakum
campuran disentrifugasi pada 300 rpm
secara manual, kemudian dikocok dengan
selama 15 menit, supernatan dan endapan
pengaduk vortex. Campuran diinkubasi
dipisahkan. Ke dalam supernatan
o
dalam inkubator pada 37 C dan setiap
ditambahkan lagi 1 mL larutan TCA 5%,
waktu tertentu (15, 30, 45 menit, 1, 2, 3, 4
proses pengendapan dan pemisahan
dan 5 jam) ditentukan kemurnian
diulangi kembali. Fraksi endapan dicuci
radiokimianya dengan metode kromatografi
dengan 1 mL larutan NaCl fisiologis (0,9%)
seperti yang diuraikan di bagian 2.3.
dengan mengocoknya memakai pengaduk
vortex, disentrifugasi dan endapan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipisahkan. Masing-masing fraksi dicacah
Suatu radiofarmaka yang akan
dengan alat pencacah saluran tunggal.
digunakan untuk tujuan diagnosis di dalam
Besarnya ikatan dengan protein plasma
tubuh, harus terakumulasi dengan baik pada
dapat dihitung menggunakan persamaan [2].
organ atau tempat yang akan disidik dengan
rentang waktu yang optimal sehingga dapat
2.7. Pengujian Stabilitas Radiofarmaka
99m
Tc-GSH dilakukan proses pencitraan. Untuk
memenuhi persyaratan sebagai suatu
2.7.1. Stabilitas pada penyimpanan
setelah penandaan radiofarmaka yang baik, maka perlu
99m dilakukan karakterisasi terhadap
Vial yang berisi radiofarmaka Tc-
radiofarmaka tersebut sehingga dapat
GSH yang telah ditentukan kemurnian
diketahui sifat-sifatnya.
radiokimianya disimpan pada temperatur
Salah satu sifat utama radiofarmaka
kamar. Pada waktu-waktu tertentu (1, 2, 3, 4,
yang harus ditentukan adalah kemurnian
dan 5 jam) cuplikan sediaan diambil dan
radiokimia. Pengujian kemurnian radiokimia
ditotolkan pada pelat TLC-SG (1,5 cm x 10
ini merupakan hal yang mutlak harus
cm), kemudian dikromatografi seperti yang
dilakukan agar dapat menjamin bahwa
diuraikan di bagian 2.3. Selain itu, dilakukan
99m sediaan tersebut berada dalam bentuk
juga pengujian stabilitas Tc-GSH pada
senyawa kimia seperti yang diinginkan
berbagai konsentrasi radioaktivitas (1,3; 5;
dengan jumlah yang memenuhi persyaratan

5
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

yang telah ditetapkan, sehingga dapat gerak dapat diketahui kemurnian radiokimia
99m
memperkecil terjadinya penimbunan pada Tc-GSH yang terbentuk. Persentase
organ lain yang tidak diinginkan. pengotor radiokimia dan kemurnian
99m 99m
Kemurnian radiokimia sediaan Tc- radiokimia Tc-GSH dapat dihitung
GSH ditentukan dengan metode dengan persamaan [3] dan [4].
99m
kromatografi lapis tipis menggunakan TLC- Dari beberapa sediaan Tc-GSH
SG sebagai fase diam, dan sebagai fase yang dibuat dan setelah dilakukan pengujian
gerak digunakan 2 macam pelarut, yaitu kemurnian radiokimia dengan metode
NaCl fisiologis (0,9%) dan aseton kering. kromatografi diperoleh kemurnian radiokimia
99m
Penggunaan fase gerak aseton kering dapat Tc-GSH sebesar 99,08 ± 0,26%, dengan
memisahkan pengotor radiokimia dalam pengotor radiokimia yang sangat rendah
99m
bentuk Tc-perteknetat (99mTcO4)- dengan dalam bentuk perteknetat bebas (99mTcO4)-
99m
harga Rf = 1,0; sedangkan pengotor dan Tc tereduksi (99mTcO2) masing-
99m
radiokimia dalam bentuk Tc-tereduksi masing sebesar 0,37 ± 0,15% dan 0,55 ±
99m 99m 99m
( TcO2) akan berimpit dengan Tc-GSH 0,17%. Kemurnian radiokimia Tc-GSH ini
dengan harga Rf = 0,0. Pemakaian fase telah memenuhi persyaratan sebagai
gerak NaCl fisiologis (0,9%) dapat radiofarmaka yang baik, yaitu ≥ 90 % (10)
memisahkan pengotor radiokimia dalam serta menunjukkan juga keberulangan
99m 99m
bentuk Tc-tereduksi ( TcO2) dengan (reproducibility) yang baik. Hasil pengujian
99m 99m
harga Rf = 0,0; sementara itu Tc- kemurnian radiokimia sediaan Tc-GSH
99m - 99m
perteknetat ( TcO4) dan Tc-GSH akan (15 kali pengulangan) ditampilkan pada
bermigrasi ke arah batas pelarut. Dengan Gambar 1.
menggunakan gabungan 2 macam fase

Jumlah cacahan pada masing-masing Rf - LB


Pengotor radiokimia (%) x100% [3]
Jumlah cacahan pada kromatogram - LB

Kemurnian radiokimia 99mTc-GSH (%) = 100% - [99mTcO2 + (99mTcO4)-]% [4]


Dimana LB = cacahan latar belakang

Gambar 1. Kemurnian radiokimia sediaan 99mTc-GSH.

6
Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

Gambar 2. Elektrogram hasil elektroforesis radiofarmaka


99m
Tc-GSH dan 99mTc-perteknetat (99mTcO4-).

Interaksi antara molekul radiofarmaka partisinya dalam campuran pelarut organik-


dengan permukaan membran sel tubuh air (O/A). Makin tinggi koefisien partisinya
tergantung pada sifat muatan listrik dari menunjukkan bahwa senyawa tersebut
molekul tersebut dan permeabilitas makin lipofil artinya makin mudah larut
membran (8). Pengujian muatan listrik dalam lemak. Sebaliknya, bila koefisien O/A
99m
radiofarmaka Tc-GSH dengan metode makin rendah, senyawa tersebut lebih
elektroforesis dapat dilihat pada Gambar 2 mudah larut dalam fase air atau disebut
dan Tabel 1. Dari kromatogram terlihat bersifat hidrofil. Dengan menghitung
99m
bahwa Tc-GSH tetap berada pada titik besarnya cacahan radioaktivitas dalam fase
nol, tidak bergerak ke arah katoda atau oktanol dibandingkan dengan cacahan
elektroda negatif (-) dan juga tidak ke arah radioaktivitas dalam fase air, maka akan
anoda atau elektroda positif (+), yang berarti diketahui koefisien partisinya, yang
bahwa radiofarmaka tersebut tidak dinyatakan sebagai lipofilisitas atau
bermuatan (netral). Berbeda halnya dengan P(oktanol/air) (8). Dari penentuan lipofilisitas
99m 99m
Tc-perteknetat yang dalam elektrogram radiofarmaka Tc-GSH dengan 5 kali
terlihat bergerak ke arah anoda dan ini pengulangan diperoleh nilai lipofilisitas P
99m -
memang menunjukkan bahwa ( TcO4) yang cukup rendah, yaitu 0,03 ± 0,0002
bermuatan negatif. (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa
Karakteristik lain yang dipelajari radiofarmaka tersebut sangat hidrofilik
adalah lipofilisitas, yaitu afinitas suatu sehingga sulit untuk melalui membran lipid
senyawa terhadap fase lipid yang dan eksresinya yang terbesar umumnya
menggambarkan kemampuan senyawa akan melalui ginjal dan kecil kemungkinan
tersebut untuk berpenetrasi ke dalam melalui sistem hepatobilier (8). Ekskresi
99m
membran lipid secara in-vivo. Besarnya radiofarmaka Tc-GSH melalui ginjal telah
lipofilisitas dapat diketahui secara in-vitro dibuktikan dalam percobaan yang dilakukan
dengan jalan mengukur nilai koefisien oleh Ercan (11).

7
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

Untuk tujuan diagnosis dengan darah manusia yang diinkubasi pada


o
metode penyidikan, umumnya radiofarmaka temperatur 37 C. Dari hasil percobaan
diberikan secara intra vena, sehingga akan dengan 5 kali pengulangan diperoleh ikatan
terjadi keseimbangan antara konsentrasi protein plasma sebesar 30,31 ± 0,04%
radiofarmaka yang bebas dalam plasma dan (Tabel 1).
terikat pada komponen darah, di antaranya Hasil percobaan ini mendekati nilai
protein plasma dan permukaan sel darah. ikatan protein plasma yang diperoleh oleh
Besarnya ikatan suatu radiofarmaka dengan peneliti terdahulu yaitu sekitar 30% (12).
protein plasma menunjukkan banyaknya Hasil ini menunjukkan bahwa radiofarmaka
sediaan tersebut terikat dalam protein di tersebut mempunyai ikatan yang cukup
dalam darah. Besarnya nilai ikatan ini tidak rendah dengan protein plasma dan ini
mempunyai batasan yang spesifik, tetapi memberikan hasil yang sinergi dengan hasil
sangat tergantung pada karakter sediaan pengujian lipofilisitas Secara umum,
tersebut, misalnya muatan listrik besarnya ikatan protein berhubungan linear
radiofarmaka, pH, sifat protein dan dengan lipofilisitas, makin tinggi harga P
konsentrasi anion dalam plasma (8). maka makin tinggi pula ikatan protein
Umumnya ikatan yang terjadi adalah plasma (8).
99m
dengan albumin, walaupun tidak tertutup Stabilitas radiofarmaka Tc-GSH
kemungkinan terjadi juga ikatan dengan ditentukan dengan melihat kemurnian
globulin dan protein yang lain. Ikatan radiokimianya. Hasil pengujian yang
protein plasma suatu sediaan memberikan dilakukan dari waktu ke waktu pada sediaan
efek distribusi pada jaringan dan uptake yang disimpan pada temperatur kamar
oleh organ atau jaringan sasaran serta dengan berbagai konsentrasi radioaktivitas
plasma clearance (keluaran plasma). Oleh menunjukkan bahwa radiofarmaka tersebut
karena itu, ikatan protein plasma untuk masih mempunyai kemurnian radiokimia >
suatu radiofarmaka harus selalu ditentukan 98% hingga 5 jam setelah penandaan
sebelum penggunaan klinis. (Gambar 3).
Percobaan penentuan ikatan protein Dari pengujian ini dapat dinyatakan
99m
plasma radiofarmaka Tc-GSH dilakukan bahwa radiofarmaka tersebut masih dapat
secara in-vitro dengan kondisi yang sama digunakan sampai 5 jam setelah penandaan
seperti dalam tubuh menggunakan plasma dengan radionuklida 99mTc.

Tabel 1. Karakteristik radiofarmaka 99mTc-GSH

No. Jenis pengujian Hasil


1. Kemurnian radiokimia (n=15) 99,08 ± 0,26%
2. Muatan listrik (n=3) netral
3. Lipofilisitas (P) (n=5) 0,03 ± 0,002
4. Ikatan dengan protein plasma (n=5) 30,31 ± 0,04%

8
Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

Pengujian kemurnian radiokimia lebih percobaan menunjukkan bahwa stabilitas


99m
dari 5 jam tidak dilakukan mengingat umur radiofarmaka Tc-GSH dalam plasma
99m
paruh radionuklida Tc hanya 6 jam, lebih rendah bila dibandingkan dengan
sehingga setelah waktu tersebut radiofarmaka yang disimpan pada
radioaktivitasnya sudah sangat rendah. temperatur kamar tanpa plasma yang tetap
99m
Stabilitas radiofarmaka Tc-GSH stabil hingga 5 jam dengan kemurnian
dalam plasma atau cairan biologis juga perlu radiokimia > 95%. Penurunan kemurnian
diketahui mengingat bahwa untuk tujuan radiokimia dalam plasma terjadi cukup cepat
diagnosis dengan metode pencitraan pada penyimpanan jam pertama, terlihat
umumnya radiofarmaka tersebut akan pada Gambar 4 dari 98,71 ± 0,48% turun
diberikan secara intra vena, sehingga menjadi 83,85 ± 0,09% pada 15 menit
kestabilan dalam plasma darah perlu pertama, dan berturut-turut menjadi 78,39 ±
dipelajari. 0,26%; 72,96 ± 2,79%; 63,41± 4,86%
Gambar 4 menampilkan stabilitas masing-masing penyimpanan pada 30, 45
99m
radiofarmaka Tc-GSH dalam plasma dan dan 60 menit.
penyimpanan pada temperatur kamar. Hasil

Gambar 3. Stabilitas radiofarmaka 99mTc-GSH dengan berbagai konsentrasi radioaktivitas.

100
Kemurnian radiokimia
Tc-GSH (%)

80
60
40
99m

20
0
0 1 2 3 4 5
dalam plasma pada temperatur kamar
Waktu (jam)

Gambar 4. Stabilitas radiofarmaka 99mTc-GSH dalam plasma darah secara in-vitro dan penyimpanan
pada temperatur kamar tanpa plasma.

9
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

Pada 2 jam penyimpanan, kemurnian 6. DAFTAR PUSTAKA


99m
radiokimia Tc-GSH menjadi 55,56 ± 1. Afriatni A. Departemen Kesehatan
7,51% dan pada 3, 4 dan 5 jam berikutnya bentuk Subdirektorat kanker [Online]. 5
nilai ini tidak berubah secara signifikan, Pebruari 2006 [cited 19 April 2006];
masing-masing sebesar 55,82 ± 4,16%; Available from:
57,62 ± 7,35% dan 56,07 ± 5,91%. Dari hasil http://www.tempointeraktif.com.
ini dapat dinyatakan bahwa kemurnian 2. Siswono. Setiap tahun 190 ribu
radiokimia antara 55–57% bertahan sampai penderita baru kanker [Online]. 10
5 jam berada dalam plasma. Maret 2005 [cited 15 Februari 2010];
Available from:
4. KESIMPULAN http://www.republik.co.id.
99m
Radiofarmaka Tc-glutation (99mTc- 3. Caglar M, Çiftçi I, Hoşal Ş, Kilinç K,
GSH) mempunyai kemurnian radiokimia Ercan T. Detection of head and neck
99,08 ± 0,26%, tidak bermuatan atau netral cancer with 99mTc-glutathione : a
dengan lipofilisitas 0,03 ± 0,002 dan correlative study with tissue glutathione
mempunyai ikatan protein plasma sebesar and glutathione s-transferase levels.
30,31 ± 0,04%. Nucl Med Commun 2001;22(1):33-8.
Penggunaan larutan natrium 4. Balendiran GK, Dabur R, Frater D. The
99m
perteknetat (Na TcO4) dengan role of glutathione in cancer. Cell
radioaktivitas 21 mCi tidak mempengaruhi Biochem Funct 2004;22:343-52.
99m
kemurnian radiokimia Tc-GSH dan 5. Batist G, Tulpule A, Sinha BK, Katki AG,
sediaan masih stabil serta dapat digunakan Myers CE, Cowan KH. Overexpression
hingga 5 jam setelah penandaan, dengan of a novel anionic glutathione
kemurnian radiokimia > 95% (99,29%). transferase in multidrug-resistent
99m
Stabilitas radiofarmaka Tc-GSH human breast cancer cells. J Biol Chem
dalam plasma lebih rendah dibandingkan 1986; 261:15544-49.
dengan penyimpanan pada temperatur 6. Nurlaila Z, Maula ES. Formulasi
kamar. Kemurnian radiokimia antara 55 – radiofarmaka 99mTc-glutation untuk
57 % bertahan hingga 5 jam penyimpanan diagnosis kanker. Jurnal Sains dan
dalam plasma. Teknologi Nuklir Indonesia 2010;
XI(2):77-86.
5. UCAPAN TERIMA KASIH 7. Baba K, Moretti JL, Weinmann P,
Penulis mengucapkan terimakasih Senekowitsch-Schmidtke R, Ercan MT.
kepada Sdr. Epi Isabela dan Sdr. Teguh Tc-glutathione complex (Tc-GSH) :
Hafiz A.W. yang telah memberikan bantuan labelling, chemical characterization and
dalam pelaksanaan penelitian ini serta biodistribution in rats. Metal Base Drugs
kepada Sdr. Rukruk Rukayah atas bantuan 1999;6(6):329-36.
teknis sehingga terlaksananya penelitian ini. 8. Saha GB. Fundamentals of nuclear
pharmacy. 5th ed. New York: Springer

10
Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-Glutation
(Nurlaila Z.) ISSN 1411 – 3481

Science; 2004. p.111-25. 2007. p.174-80.


9. Nurlaila Z, Eva MW. Evaluasi dan 11. Ercan MT, Senekowitsch-Schmidtke R,
karakterisasi kit-kering radiofarmaka Bernatz S, Biodistribution of 99mTc-
siprofloksasin. Prosiding Seminar glutathione in mice with osteosarcoma :
Nasional Sains dan Teknologi Nuklir; 3 effect of gamma irradiation on tumour
Juni 2009; Bandung. Bandung: uptake. Res Exp Med 2000;199:359-67.
PTNBR-BATAN; 2009. p.352-59. 12. Ercan MT, Unlenen E, Aktas A.
10. Zolle I, Bremer PO. Monographs of Technetium-99m glutathione for
99m
Tc-pharmaceuticals. In : Zolle I, imaging inflammatory lesions. Nucl Med
editor. Technetium-99m Commun 1994;15:533-39.
pharmaceuticals. New York: Springer;

11
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.1, Februari 2012; 1-12 ISSN 1411 - 3481

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai