02
KLINIK PRATAMA DENKESYAH 04.04.02 YOGYAKARTA
Dukungan yang diharapkan dari Fasyankes TNI dalam program penanggulangan TBC adalah:
a. Memastikan jaringan fasyankes milik TNI untuk mencatat danmelaporkan semua terduga dan
pasien TBC yang ditemukan dan diobati ke dalam system informasi pencatatan dan pelaporan
TBC.
b. Memastikan jaringan fasyankes milik TNI berkoordinasi dengan dinas Kesehatan setempat dan
fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya serta terlibat dalam jejaring eksternal layanan TBC di
Kabupaten atau Kota setempat termasuk akses diagnosis TBC dengan TCM dan akses obat
Anti tuberculosis (OAT) dan TPT.
c. Memastikan agar jaringan fasyankes milik TNI yang melayani TBC meliputi melakukan
skrining TBC, menegakkan diagnosis, mengobati, pemberian TPT, dan memberikan layanan
komprehensif sesuai standart program yang merupakan salah satu komponen akreditasi
fasyankes.
d. Mendorong jaringan fasyankes milik TNI untuk meningkatkan kompetensi SDM dan
membangun jejaring Internal layanan TBC yang melibatkan seluruh unit layanan di dalam
fasyankes.
e. Melakukan pendampingan, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja layanan TBC untuk
jaringan fasyankes milik TNI Bersama dinas Kesehatan setempat.
f. Membuat regulasi untuk memastikan seluruh fasyankes TNI terlibat dalam program TBC yaitu
melaporkan terduga dan kasus TBC yang ditemukan di fasyankes ke dalam system informasi
pelaporan TBC.
Aplikasi SITB adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk memudahkan pelaporan dan pencatatan
kasus TBC. Adapun langkah-langkah untuk masuk ke aplikasi SITB adalah sebagai berikut:
Penyakit TBC yang berisiko tinggi terjadi pada beberapa kelompok tertentu sehingga
Fasyankes perlu melakukan skrining pada kelompok penyakit berisiko seperti: Penderita Diabetes
Milites, dan HIV/AID. Berdasarkan SE Dirjen P2P Nomor HK. 02.02/III.I/936 Tahun 2021 tentang
perubahan alur diagnosis dabn pengobatan TBC di Indonesia , Diagnosis utama TBC menggunakan
pemerikasaan TCM. Prinsip diagnosis TBC, pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (
untuk terduga TBC paru ) dan non dahak. Pasien TBS yang terdiagnosis dengan pemeriksaan
mikroskopis harus dilakukan pemeriksaan lanjutan TCM, jumlah dahak yang dikirimkan adalah
sebanyak 2 dahak. Prinsip pengobatan TBC , pengobatan dalam jangka waktu cukup mencakup tahap
awal dan tahap lanjutan, bagi Fasyankes dapat mengakses obat anti TBC / OAT yang
disediakan oleh pemerintah, FKTP melakukan kerjasama atau koordinasi dengan Puskesmas wilayah (
Bagi FKTP ) dan Dinkes setempat. Pasien TBC dinyatakan memiliki hasil akhir pengobatan dengan
kriteria sembuh apabila pasien TBC yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana
salah satu pemerintah sebelum akhir pengobatan hasilnya negative dengan adanya bukti hasil
pemeriksaan Bakteriologis pada akhir pengobatan.