0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kapasitas fasyankes TNI dalam program penanggulangan TBC.
2. Target eliminasi TBC pada 2030 adalah penurunan angka kejadian menjadi 65 per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian menjadi 6 per 100.000 penduduk.
3. Fasyankes perlu melakukan skrining pada kelompok berisiko seperti penderita diabetes
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kapasitas fasyankes TNI dalam program penanggulangan TBC.
2. Target eliminasi TBC pada 2030 adalah penurunan angka kejadian menjadi 65 per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian menjadi 6 per 100.000 penduduk.
3. Fasyankes perlu melakukan skrining pada kelompok berisiko seperti penderita diabetes
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kapasitas fasyankes TNI dalam program penanggulangan TBC.
2. Target eliminasi TBC pada 2030 adalah penurunan angka kejadian menjadi 65 per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian menjadi 6 per 100.000 penduduk.
3. Fasyankes perlu melakukan skrining pada kelompok berisiko seperti penderita diabetes
Berdasarkan peraturan Presiden 67 /2021 tentang penanggulangan TBC :
Fasyankes adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan Kesehatan baik promotive, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yg dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Adapun Target Eliminasi th 2030 adalah: a. penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk dan b. penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6 per 100.000 penduduk Berikut ini adalah tindakan penanganan kasus TBC sebagai berikut: Prinsip Diagnosa TBC adalah pemeriksaan dilakukan dari specimen dahak dan non dahak. Jika dari pemeriksaan mikroskopi hasil BTA (+) maka harus dilakukan pemerikasaan TMC lanjutan. Dalam Prinsip pengobatan TBC meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Obat anti TBC disediakan pemerintah.Klinik harus melakukan kerja sama dngan Puskesmas dan Dinkes setempat untuk mendapat OAT. Pasien dinyatakan sembuh jika sudah melakukan pengobatan secara lengkap jangka waktunya dan hasil pemeriksaan bakteriologis dinyatakan Negatif. Penyakit TBC yang berisiko tinggi terjadi pada beberapa kelompok tertentu sehingga Fasyankes perlu melakukan skrining pada kelompok penyakit berisiko seperti: Penderita Diabetes Milites, dan HIV/AID. Berdasarkan SE Dirjen P2P Nomor HK. 02.02/III.I/936 Tahun 2021 tentang perubahan alur diagnosis dabn pengobatan TBC di Indonesia , Diagnosis utama TBC menggunakan pemerikasaan TCM. Prinsip diagnosis TBC, pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak ( untuk terduga TBC paru ) dan non dahak. Pasien TBS yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan pemeriksaan lanjutan TCM, jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak. Prinsip pengobatan TBC , pengobatan dalam jangka waktu cukup mencakup tahap awal dan tahap lanjutan, bagi Fasyankes dapat mengakses obat anti TBC / OAT yang disediakan oleh pemerintah, FKTP melakukan kerjasama atau koordinasi dengan Puskesmas wilayah ( Bagi FKTP ) dan Dinkes setempat. Pasien TBC dinyatakan memiliki hasil akhir pengobatan dengan kriteria sembuh apabila pasien TBC yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana salah satu pemerintah sebelum akhir pengobatan hasilnya negative dengan adanya bukti hasil pemeriksaan Bakteriologis pada akhir pengobatan.