Pasal 12 Ayat 2
Penemuan kasus TBC secara
Pasal 24 Ayat 2
pasif intensif dilakukan melalui
Salah satu tanggung jawab Pemerintah
pemeriksaan pasien dengan
Daerah adalah memastikan semua
gejala TBC yang datang ke
orang yang terdiagnosis TBC
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tercatat dan terlaporkan dalam sistem
dan terintegrasi dengan
informasi TBC.
pelayanan kesehatan lainnya
SE MENKES NOMOR HK.02.01/MENKES/660/2020
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM MELAKUKAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN KASUS TUBERKULOSIS
• FKRTL
dari :
Tujua
n • Memastikan semua pasien TB di faskes tersebut terdiagnosis dan diobati dengan tepat sesuai dengan kebijakan nasional
• Meningkatkan kegiatan kolaborasi layanan antar unit layanan/pasif intensif, misalnya antara unit pelayanan umum, gigi,
MTBS, KIA, HIV dan unit / poli lainnya di dalam faskes
• Mengurangi terjadinya keterlambatan diagnosis TBC (delayed-diagnostic) dan kasus TBC yang tidak terlaporkan (under-
reporting);
• Memastikan kasus TBC dilaporkan secara berkala melalui sistem informasi program tuberkulosis
SITB WIFI TB
Diperuntukkan untuk seluruh Hanya untuk DPM/Klinik yang berkontribusi sampai tingkat 1; belum
fasyankes. Tersedia dalam versi menggunakan SITB dan memiliki keterbatasan SDM serta sarana
mobile dan website. prasarana, secara bertahap diupgrade menggunakan SITB.
HARAPAN KONTRIBUSI FASYANKES
1. Puskesmas dan RS (pemerintah dan swasta) membangun jejaring internal
layanan TB (dikuatkan dengan adanya SOP) yang melibatkan seluruh poli dalam
fasyankes untuk:
• melakukan penemuan dan penjaringan terduga TB (strategi TEMPO)
• memastikan semua unit/poli menerapkan mekanisme penegakan diagnosis TBC sesuai
standar
• memastikan seluruh kasus TBC dari seluruh unit/poli dilaporkan
2. Puskesmas dan RS (pemerintah dan swasta) terlibat aktif dalam jejaring
eksternal layanan TBC di tingkat kab/kota
3. Puskesmas membangun jejaring dan mekanisme koordinasi dengan DPM/Klinik
di wilayahnya, mendorong DPM/Klinik terlibat dalam pelaporan TB,
memberikan pendampingan kepada DPM/Klinik.
PERAN DAN DUKUNGAN DARI KEMENTERIAN KESEHATAN UNTUK
MENDUKUNG KETERLIBATAN DAN KONTRIBUSI FASKES DALAM
PROGRAM TBC
1. Melalui Dinkes Provinsi dan Kab/Kota memberikan akses dalam hal pemeriksaan
laboratorium untuk penegakan diagnosis tuberkulosis, ketersediaan akses obat anti
tuberkulosis (OAT) yang berkualitas sesuai dengan program nasional, dan bahan habis
pakai untuk penanggulangan tuberkulosis kepada fasyankes
2. Memberikan peningkatan kapasitas terkait tatalaksana dan pelaporan tuberkulosis,
berupa pelatihan, lokakarya, on the job training (OJT) dan/atau bimbingan teknis
bekerjasama dengan Dinkes Provinsi dan Kab/Kota
3. Memberikan dukungan pendampingan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi
kinerja layanan tuberkulosis bekerjasama dengan Dinkes Provinsi dan Kab/Kota
4. Memfasilitasi akses untuk sistem pencatatan dan pelaporan tuberkulosis (SITB)