Anda di halaman 1dari 16

KONSEP

PUBLIC PRIVATE MIX


(PPM)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


Lokakarya Peningkatan Kapasitas DPM & Klinik
Rabu, 23 Agustus 2021
LATAR BELAKANG PPM
POLA PENEMUAN KASUS TB DAN
KONTRIBUSI FASKES
Patient Pathway Analysis, Inventory Study Penelitian Sektor Swasta
2017 oleh Balitbangkes, 2017 oleh BCG/USAID, 2018
74% masyarakat dengan 62% Kasus TB tidak 65% kasus TB
gejala TB dalam hal dilaporkan oleh Rumah mendapatkan diagnosis di
mencari pengobatan awal Sakit fasilitas pelayanan
lebih memilih fasyankes  kasus TB yang dilaporkan yang
dilaporkan hanya 38% dari estimasi total
kesehatan primer
swasta kasus  44% di puskesmas
Rasio pencarian 96% Kasus TB yang tidak 82% kasus TB
pengobatan di fasyankes dilaporkan dari menyelesaikan
swasta paling besar ada di DPM/Klinik/Lab pengobatan di rumah
farmasi/apotek (52%),  kasus TB yang dilaporkan yang sakit
DPM (19%) dan RS (3%). dilaporkan hanya 4% dari estimasi total
kasus
 79% rumah sakit swasta
Identifikasi Faktor Penyebab Fasyankes Tidak Lapor Kasus TB

01 –KETERBATASAN SDM
SDM yang bertugas di poli/unit TB yang terbatas; Termasuk keterbatasan
SDM khusus untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus TB

02 – AKSES & SARPRAS


Akses & Sarpras dalam melakukan pelaporan terutama
jaringan internet. Laptop. Akses Logistik (Obat, BHP) dll

03 - BELUM TERINTEGRASI PELAYANAN & PENCATATAN PELAPORAN


• Belum terintegrasinya alur penemuan terduga/kasus TB antar unit/poli
pelayanan TB (jejaring internal),
• Variable pencatatan dan pelaporan TB yang dianggap terlalu banyak

04 – BELUM ADANYA SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT


Belum ada reward & punishment pada faskes yang belum melapor.
Jika dibandingkan dengan laporan terkait data kasus ke BPJS yang dikaitkan dengan
klaim / kapitasi
KONSEP PUBLIC PRIVATE MIX
Konsep PPM di Indonesia Mengorganisasikan layanan TB
Diimplementasikan dilaksanakan di tiap untuk memastikan layanan
dalam rangka tingkatan ( pusat, Provinsi, terpadu yang berpusat pada
meningkatan akses kab/kota) pasien (patient‐centered care)
layanan Tuberkulosis Implementasi lebih banyak dengan koordinasi yang
bermutu dan berpihak di Kab/Kota -> Desentralisasi substansial
pada pasien -> DPPM

JEJARING EKSTERNAL
Jejaring layanan TB diantara Tujuan PPM
seluruh fasilitas pelayanan DiimpLementasikan
kesehatan baik pemerintah dan oleh
swasta di sebuah kabupaten/kota

DPPM
JEJARING INTERNAL Detected
Jejaring layanan TB antara Treated
seluruh unit di sebuah fasilitas
pelayanan kesehatan Reported
BENTUKKERJAFASKESSWASTADALAMKERANGKADPPM
RS Swasta
1. Jejaring Diagnosis
2. Jejaring Pengobatan
DPM/Klinik
DPM/Klinik (termasuk pasien pindah)
3. Jejaring Logistik
4. Jejaring pencatatan dan
pelaporan
Rujuk
Balik

Bentuk Kerjasama (perlu dilakukan mapping


assement) :
1. Faskes Swasta hanya melakukan skrining
terduga
2. Faskes Swasta melakukan skrining dan
penegakan diagnosis
3. Faskes Swasta melakukan skrining, penegakan
diagnosis sampai pengobatan pasien TBC
19
NOMOR HK.02.01/MENKES/660/2020
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DALAM MELAKUKAN PENCATATAN
DAN PELAPORAN KASUS TUBERKULOSIS
1. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas,
tempat praktik mandiri dokter, klinik, balai
kesehatan, dan rumah sakit) wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan semua kasus
Tuberkulosis yang ditemukan dan diobati
2. Hasil pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis
menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaaan
pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK)
KOALISI ORGANISASI PROFESI
HARAPAN DUKUNGAN KOPI TB (KOPI TB)
KESEPAKATAN Kesepakatan, diantaranya:
1. Forum/wadah information sharing kepada 1. mensosialisasikan regulasi yang
KOPI TB PUSAT mewajibkan anggotanya untuk
setiap anggota profesi
melakukan tatalaksana TB sesuai
2. Think tank untuk menggerakkan dan
standar serta melaporkan kasus TB
memicu berjalannya layanan TB standar
yang ditemukan dan atau diobati.
dan jejaring PPM 2. melakukan kegiatan skrining terduga
3. Praktisi ahli di tempat praktik yang TB menggunakan pemeriksaan
merupakan bagian dari jejaring PPM dalam radiologis
pelayanan TB dan pelaporan kasus TB 3. tidak melayani pembelian OAT tanpa
4. Tenaga ahli, motivator, fasilitator, resep
4. memastikan orang dengan gejala TB
pelaksana pelayanan kesehatan dan
mendapatkan pemeriksaan sesuai
mendorong terbentuknya jejaring internal standar
RS layanan TB yang sinergis. 5. mendukung pengobatan TB sesuai
5. Fasilitator untuk meningkatkan kapasitas standar
petugas kesehatan fasyankes melalui 6. memberikan edukasi dan informasi
pelatihan, pembinaan, supervisi dan tentang penanggulangan TB kepada
mentoring keluarga dan masyarakat
IMPLEMENTASI PPM TINGKAT KAB/KOTA
1. Mengidentifikasi dan mengembangkan
mekanisme koordinasi dengan
stakeholder
2. Memfasilitasi, mendorong, membina,
memantau dan mengevaluasi
pembentukan struktur DPPM dan
implementasi intervensi DPPM
3. Mengidentifikasi, mengembangkan,
membina, memantau dan mengevaluasi
jejaring PPM / jejaring eksternal layanan
TB yang melibatkan seluruh fasyankes di
kabupaten/kota;
4. Memastikan terbentuknya jejaring
internal layanan TB yang melibatkan
seluruh unit/poli terkait pada tingkat
fasyankes;
5. Membangun dan memperkuat jejaring
termasuk kerjasama lintas batas wilayah;
6. Memastikan ketersediaan regulasi dan
anggaran untuk intervensi PPM.
PERKEMBANGAN PPM
Bersama BPJS K dan stakeholder terkait
STRATEGI IMPLEMENTASI PPM 2020-2024  mekanisme pembayaran berbasis
kinerja (Strategy Health Purchasing);
Meningkatkan keterlibatan dan menguatkan inisiasi integrasi Pcare-Vclaim-SITB;
mekanisme jejaring antara seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan Akses peningkatan kapasitas (learning
Meningkatkan kualitas layanan TBC series) ke FKTP swasta;

Menguatkan peran lintas program, lintas sektor Inisiasi pendekatan big chain hospitals
dan komunitas dalam penerapan PPM
Bersama PERSI, OP/KOPI dan
Menguatkan implementasi wajib notifikasi TBC stakeholder terkait  mekanisme
reward khususnya layanan swasta;
Menguatkan kolaborasi DPPM melalui skema
pembiayaan kesehatan Konsep Coach TB (pendampingan) dan
Champion TB (reward untuk RS)
Memperluas dukungan akses pasien TBC dari
layanan swasta
Dalam proses pengembangan
Membangun jejaring antara layanan kesehatan mekanisme dan tools/system rujukan
swasta dengan organisasi masyarakat terduga TBC bagi Apotek/Farmasi
Digital Health Tools/ Pencatatan & Pelaporan TB

Tool s Puskesmas,
B/BKPM, RS
SITB, integrasi SIRS/SIMRS

Digital TOOLS
WiFi TB
FKTP non SITB, Manual, WIFI TB
SIM-RS SDP Puskesmas
(DPM dan
Klinik)
SITB NIK Faskes layanan SITB
TB RO dan/atau
memiliki alat
P-CARE/
VIDI/V-
TCM
SIHA Fasilitas
CLAIM Manual dan elektronik
SIKDA Penunjang dengan format
Kesehatan pelaporan standar
INDIKATOR DAN TARGET PPM
BERDASARKAN STRANAS TB 2020-2024
Target
No Penjelasan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
1 Proporsi Kab/Kota yang membentuk Tim DPPM TB 50% 70% 90% 100% 100%
2 Proporsi Puskesmas dan B/BKPM Lapor Kasus TB 100% 100% 100% 100% 100%
3 Proporsi Klinik dan RS Pemerintah Lapor Kasus TB 75% 82% 87% 92% 100%
Jumlah Rumah Sakit Swasta yang sudah bekerja sama dengan
4 925 1156 1388 1542 1542
BPJS yang melaporkan kasus TBC

Jumlah DPM/Klinik Swasta yang sudah bekerja sama dengan BPJS


5 yang melaporkan kasus TBC 250 500 750 1000 1200

Proporsi notifikasi kasus TBC dari Klinik dan Rumah Sakit


6 17% 18% 20% 22% 23%
Pemerintah
7 Proporsi Notifikasi Kasus TB dari RS Swasta 23% 28% 30% 31% 31%
8 Proporsi Notifikasi Kasus TB dari DPM/Klinik 1% 1% 1% 1% 1.4%
Persentase treatment success rate di fasilitas pelayanan
9 75% 80% 85% 85% 90%
kesehatan swasta
Link untuk mengakses media KIE diunduh pada:
bit.ly/ILMTBC2020
bit.ly/KIETBINDONESIA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai