Anda di halaman 1dari 38

PUBLIC PRIVATE MIX (PPM) TB

BERBASIS KABUPATEN/KOTA

Subdit Tuberkulosis
Direktorat P2PML, Ditjen P2P, Kemenkes RI
Surabaya, 2 – 6 Oktober 2017
LATAR BELAKANG
4/27/2018
PPM 2016
30% RS sawsta
1% Klinik Swasta
1% Praktik Swasta
Swasta Belum semua
Dokter terlatih TB
74% diagnostik (10%)
51% Pengobatan
Apotik
9% kontribusi tempat awal
melapor mencari
pengobatan

-Underreporting
-Mandatory
notification (-)
-Keberhasilan
pengobatan?
-Potensi TB RO
Meningkatkan akses Layanan TB
Penguatan jejaring layanan berbasis kab/kota

Penguatan sistem surveilans TB


Penyediaan alat diagnosis
Meningkatkan akses Layanan TB
Penemuan Aktif Masif 
Pendekatan PIS PK Kumis

Penemuan terduga TB oleh Kader  PIS PK


Penemuan terduga TB tempat khusus
Skrining calon Tenaga kerja & Jamaah Haji

Penemuan terduga TB dg Mobile Clinic


Konsep PPM
berbasis
Kab/Kota

Definisi:
Merupakan Jejaring layanan kesehatan dalam satu kab/kota yang
melibatkan peran organisasi profesi dan kemasyarakatan, dibawah
kepemimpinan (leadership)/koordinasi Dinas Kesehatan kabupaten/kota
Prinsip Dasar:
• Merupakan bagian akselerasi penemuan kasus
• Melalui penguatan sistem kesehatan
• Merupakan kegiatan menuju kesinambungan
program
• Komponen pembiayaan meliputi UKM dan UKP
TUJUAN UTAMA

Semua Layanan Kesehatan yang menangani TB


berpartisipasi dalam jejaring agar semua kasus TB dapat
ditemukan dan diobati sesuai standar dan tercatat dalam
sistem pencatatan TB nasional.
Tujuan Khusus:
1. Tersedianya layanan TB
berkualitas diseluruh fasyankes
di Kab/Kota.
2. Adanya regulasi/kebijakan untuk
penerapan PPM di kab/kota
termasuk pembiayaannya.
3. Terlibatnya seluruh layanan
kesehatan bekerjasama dengan
komunitas dalam jejaring PPM.
4. Terbentuknya mekanisme
koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan PPM
Memastikan semua Kab/Kota membentuk dan
melaksanakan PPM secara paripurna agar semua kasus TB
dapat ditemukan dan diobati sampai tuntas.
Strategi
PPM
Kemitraan dikoordinasi Dinkes kab/kota
Memperkuat kepemimpinan  regulasi, penganggaran

Keterlibatan sumua Fasyankes


Tersedia layanan
Inovasi & pemanfaatan berkualitas 
gerakan TOSS TB
teknologi
Akselerasi Penemuan Kasus TB

To Reach the To Notify the To Detect the


Unreach Unnotified Undetect
Geography, Improvement-
Social, diagnostic tools
Ekonomic, Mandatory
Politic Menemukan yang Notification
Mendeteksi
belum ditemukan yang belum
terdeteksi

OBATI SAMPAI
TUNTAS/SEMBUH
• IDI
PENGUATAN • PDPI
• PAPDI
JEJARING ORGANISASI • IDAI
PROFESI • PDUI
KOORDINASI • IAI
• PATELKI

• ARSADA
ORGANISASI
LAYANAN • PERSI
• ILKI

UKBM  • KADER
KADER POSYANDU
KESEHATAN
• KADER TB DLL
PENEMUAN
AKTIf, PASIF,
& KONTAK
PENGUATAN LAB
PENGUATAN MIKROS, TCM,
WAJIB KULTUR, &
LAPOR KEPEKAAAN
OBAT
PENGUATAN
PENGUATAN PENGUATAN
JEJEARING SUPERVISI &
MONEV
KOORDINASI MENTORING
PENGUATAN
PENGUATAN
MUTU -
SISTEM
AKREDITASI
CATPOR TB LAYANAN
PENGUATAN
MANAJEMEN
OBAT &
LOGISTIKA
LAINNYA
Anggota PPM Berbasis Kab/Kota
7.Semua institusi 1. Dikes Kab Kota
pendukung, dan
layanan TB lainnya

2. Semua RS

6. Organisasi
Komunitas

3. Semua
Puskesmas

4.Semua Klinik
5. Organisasi
Profesi
Pratama, DPM ,
FKTP lainnya
PERAN DINAS KESEHATAN
PROVINSI:

1. Mendorong penyusunan regulasi terkait kegiatan PPM


2. Identifikasi mitra terkait (organisasi profesi, lintas program
dan sektor)
3. Memfasilitasi pembentukan koalisi organisasi profesi
dengan program
4. Membangun/memperkuat jejaring termasuk melakukan
fasilitasi kerjasama lintas batas wilayah
5. Monitoring Evaluasi
PERAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA:
1.Penanggung jawab PPM TB berbasis kabupaten/kota
2.Pengorganisasian jejaring (surat keputusan pembentukan tim PPM)
3.Memfasilitasi pembentukan koalisi organisasi profesi tingkat
kabupaten/kota
4.Program Managemen termasuk Pembiayaan
5.Melakukan surveilans TB (termasuk pelaporan pasien TB) seluruh
faskes yg menangani TB berkoordinasi dengan Puskesmas berdasarkan
pembagian wilayah kerja
6.Supervisi terpadu (melibatkan pihak lain . organisasi profesi, lintas
program)
PERAN RUMAH SAKIT KAB/KOTA
1. Membentuk kolaborasi layanan antar unit di rumah
sakit untuk memastikan layanan TB sesuai standar
2. Membentuk jejaring layanan/PPM TB berbasis
kabupaten/kota dengan fasilitas kesehatan dan dinas
kesehatan
3. Menerapkan wajib lapor kasus pasien TB yang
ditemukan dan diobati melalui sistem pelaporan TB
di dinas kesehatan kabupaten/kota (SITT, e-TB
manager)
PERAN PUSKESMAS
1. Melakukan penemuan secara pasif di puskesmas dan secara
aktif bekerjasama dengan kader/masyarakat
2. Memberikan layanan TB mulai dari penemuan kasus sampai
pengobatan secara tuntas
3. Membentuk jejaring layanan TB dengan FKTP non puskesmas
(DPM, klinik pratama) di wilayah kerjanya
4. Melakukan penguatan sistem surveilans TB: implementasi
sistem wajib lapor pasien TB baik di puskesmas maupun di
FKTP non puskesmas (dokter praktek mandiri, klinik pratama)
di wilayah kerjanya
PERAN DOKTER PRAKTEK MANDIRI (DPM)
/KLINIK
1. Memberikan layanan TB yg bermutu sesuai standar
2. Membentuk jejaring layanan TB dengan FKTP non
puskesmas (DPM, klinik pratama) di wilayah kerjanya
3. Melaporkan kasus TB yg ditemukan dan atau diobati ke
Puskesmas sebagai penanggung jawab wilayah.
PERAN KOMUNITAS
Membina komunitas di Kab/ Kota untuk
menjalankan:
1.Edukasi masyarakat
2.Penemuan kasus secara aktif
3.Memastikan pengobatan yang lengkap dan tuntas
4.Advokasi
PERAN ORGANISASI PROFESI
Membina anggotanya di Kab/ Kota untuk menjalankan fungsi:
1. Dalam jejaring PPM di kab/kota
Sebagai tenaga ahli klinis tim PPM di Kab/ Kota, dan berperan
sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas petugas fasyankes
melalui pelatihan, pembinaan, supervisi dan mentoring
2. Di Rumah Sakit
Sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator dan mendorong
terbentuknya jejaring internal layanan TB berkualitas
3. Di tempat praktik masing-masing
Sebagai praktisi ahli dalam pelayanan langsung pada pasien dan
melaporkan penemuan kasusnya ke dalam sistem informasi di
Kab/Kota
KOALISI ORGANISASI PROFESI
• Koalisi organisasi profesi Penanggulangan Tuberkulosis adalah
gabungan dari beberapa organisasi profesi yang mempunyai
komitmen terlibat dalam penanggulangan TB di tingkat
nasional, provinsi dan di kabupaten/kota dalam menjalankan
peran dalam pelibatan jejaring PPM TB.
• Tujuan: untuk meningkatkan penemuan kasus TB dan
implementasi pelaksanaan Jejaring Layanan dan Tatalaksana
Tuberkulosis sesuai Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
(PNPK) dan International Standards for TB Care (ISTC).
• Organisasi profesi yang terlibat yaitu Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), PDPI, PAPDI, IDAI, PERDOKI, PDUI, IAI.
PERAN KOALISI ORGANISASI PROFESI
Memberikan dukungan pelaksanaan Program TB ke Provi dan kab/
kota termasuk penyusunan NSPK (Norma Standar Prosedur dan
Kriteria)
IDI sebagai induk organisasi profesi mensosialisasikan regulasi yang
mewajibkan anggotanya melakukan tatalaksana TB sesuai standar
serta melaporkan kasus TB yang ditemukan dan atau diobati.
PDPI, PAPDI, IDAI, PDUI, PERDOKI sebagai organisasi profesi yang
menangani TB memberikan informasi teknis manajemen kasus TB
dan memberikan anjuran kepada anggotanya melakukan wajib lapor
berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
IAI sebagai induk organisasi apoteker akan mengeluarkan surat
edaran kepada anggotanya agar (1) tidak melayani pembelian OAT
tanpa resep, (2) melakukan konfirmasi kepada dokter yang
memberikan resep OAT yang tidak sesuai dengan standar, dan (3)
menganjurkan orang dg gejala TB untuk memeriksakan diri ke
Mandatory PENEMUAN KASUS TB
Notification
PENEMUAN PASIF DENGAN JEJARING LAYANAN TB (PPM)

PUSKESMAS Penemuan Intensif melalui


Kolaborasi HIV,, DM, PAL, MTBS

KLINIK DPM

LAB SWASTA APOTEK

RS PEMERINTAH

LABKESDA RS SWASTA DINKES


KAB/KOTA
RS PARU
BB/BKPM

PENEMUAN AKTIF BERBASIS KELUARGA DAN MASYARAKAT


Kerjasama  Investigasi Kontak
Organisasi Komunitas dgn  Penemuan di tempat khusus: asrama, lapas/rutan,
Kader, Posyandu, tempat pengungsi, tempat kerja, sekolah
Pos TB Desa, dll  Penemuan di masyarakat, Penemuan massal.
ALUR RUJUKAN DAN LAPORAN PASIEN TB
RUMAH SAKIT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


SWASTA
LAYANAN
RUJUKAN RUMAH SAKIT
PEMERINTAH

LAYANAN PUSKESMAS
PRIMER
Dokter Praktik
Mandiri (DPM)
Klinik swasta
Rujukan
Rujukan dan Laporan Laboratorium
Masyarakat/kader
Laporan /Apotek
PENGUATAN JEJARING PPM TB DI KAB/KOTA
Kepala
RUMAH SAKIT Daerah
SWASTA
LAYANAN
RUMAH SAKIT
RUJUKAN
PEMERINTAH Dinkes
Kab/Kot
a

LAYANAN TIM PPM


PRIMER PUSKESMAS
(termasu
k
organisas
Dokter Praktik i profesi)
Mandiri (DPM) Klinik swasta

Faskes lain Laboratorium


/Apotek
JEJARING INTERNAL DI FKRTL
Rawat Jalan; DIREKSI
IGD
Poli umum
Poli Spesialis
Layanan HIV

Unit Penunjang;
Laboratorium, Unit DOTS
Patologi Klinlk,
Radiologi
Farmasi

Rawat Inap
TARGET PENEMUAN KASUS
MELALUI JEJARING LAYANAN TB BERBASIS KAB/KOTA
TARGET FASILITAS KESEHATAN YG MELAPORKAN
KASUS TB
MELALUI JEJARING LAYANAN TB BERBASIS KAB/KOTA
AREA KEGIATAN PPM
Kab/Kota (Esensial) Kab/Kota Prioritas (Komprehensif) Komunitas
 Penyusunan/penguatan • Penguatan jejaring layanan TB di fasyankes di  Penerapan Jejaring
regulasi PPM Lapas/ rutan, tempat kerja, RS Jiwa, faskes PKM-CSO
 Pembentukan/revitalisasi tim TNI/POLRI  Investigasi Kontak
PPM • Penguatan DOTS di Klinik dan DPM  Dukungan
 Penguatan DOTS di RS • Pembentukan jejaring layanan TB terintegrasi: Pengobatan kepada
pemerintah dan swasta TB, TB-HIV, TB-RO penderita TB-;
 Wajib lapor (mandatory • Penerapan sistem notifikasi wajib di semua termasuk dukungan
notification) untuk layanan fasyankes yang memberikan layanan TB, psiko-sosial,
primer dan lanjutan bagi termasuk Lab klinik dan Apotek.  Pelacakan kasus TB
layanan TB • Penerapan Integrasi layanan: PAL, MTBS, MTDS  Memberikan edukasi
 Intensifikasi Penemuan kasus • Penerapan jejaring kolaborasi layanan: TB kepada seluruh
(kontak investigasi, penerapan Anak, TB DM, TB HIV, Lansia, klinik gizi, klinik masyarakat agar
jejaring kolaborasi layanan TB merokok. segera
Anak, jejaring rujukan • Penemuan aktif TB di rawat jalan dan rawat memeriksakan diri
diagnosis dan rujuk balik: inap RS dengan alat penapis dan diagnostik bila mempunyai
TCM, TB ekstra paru, TB baru gejala TB
dengan komorbid dan • Jejaring penemuan dan pengobatan melibatkan  Membantu Skrining
pelacakan kasus komunitas baik di FKTP maupun FKRTL TB bagi penderita
• Validasi data dan monev PPM DM dan kelompok
Manula
KABUPATEN/KOTA PRIORITAS BERDASARKAN INTERVENSI
No Provinsi Esensial Komp No Provinsi Esensial Komp
1 Aceh 23 6 18 Kalteng 14 3
2 Sumut 34 11 19 Kalsel 13 2
3 Sumbar 20 5 20 Kaltim 10 3
4 Sumsel 18 9 21 Kaltara 5 1
5 Riau 11 9 22 Sulut 15 3
6 Jambi 11 1 23 Gorontalo 6 1
7 Bengkulu 10 2 24 Sulteng 13 3
8 Kepri 7 3 25 Sulsel 24 6
9 Lampung 15 7 26 Sulbar 6 1
10 Babel 7 3 27 Sultra 16 2
11 Banten 8 8 28 Bali 9 5
12 DKI Jakarta 6 5 29 NTB 10 5
13 Jabar 27 26 30 NTT 22 4
14 Jateng 35 34 31 Maluku 11 2
15 Jatim 34 27 32 Maluku Utara 10 2
16 DI Yogyakarta 5 4 33 Papua 29 6
17 Kalbar 14 7 34 Papua Barat 13 3
INDIKATOR PPM UNTUK KAB/KOTA

 Adanya regulasi/kebijakan pelaksanaan dan pembiayaan PPM


di Kab/Kota.
 Terbentuknya mekanisme koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan PPM.
 Persentase jumlah penyedia layanan kesehatan yang terlibat
dalam jejaring PPM di antara jumlah penyedia layanan yang
ada.
 Kontribusi penemuan kasus TB dari: Puskesmas+BP4,
fasyankes pemerintah non-Puskesmas+BP4, dan fasyankes
non pemerintah
 Angka keberhasilan pengobatan pada masing-masing
penyedia layanan di Kab/Kota.
PENILAIAN CAPAIAN PPM

Klasifikasi Kab/Kota berdasarkan Capaian Pengembangan PPM:


1. Pratama: 100% Puskesmas, 80% RS memberikan layanan TB
dengan standar Nasional,
2. Madya: memenuhi syarat Pratama dan melaksanakan
mandatory notification dengan keterlibatan komunitas dalam
jejaring dan berkontribusi dalam penemuan kasus,
3. Utama: memenuhi syarat Madya dan 80% layanan terlibat
dengan peran komunitas dan CSO lebih masif.

Anda mungkin juga menyukai