ABSTRACT
The purpose of this study was to investigate the level of welfare of pregnant women before and after
obtaining BPJS for Health Services. The research was a qualitative descriptive approach. It applied a focus
group discussion (FGD) and structured interviews with a questionnaire. The samples were 24 pregnant
women from the village of Goa Boma. The results showed that most pregnant women got the benefits of
health services for giving birth and its recovering. Having this BPJS Health service, they could save the
costs the medical examination and childbirth. These unpaid costs could be allocated for other household
needs and / or to meet the needs of the baby who was just born. Even though they were treated in the
second and third class, they calimed that the services were acceptable. class of health services they get is
second and third class.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kesejahteraan ibu hamil sebelum dan sesudah
memperoleh BPJS kesehatan. Penelitian disajikan dengan pendekatan deskriftif kualitatif. Data
diperoleh melalui metode Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur dengan
angket (kuisioner). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil desa Goa Boma yang berjumlah 24
orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil merasakan manfaat dari
layanan kesehatan ketika akan melahirkan bahkan ketika pemulihan. Dengan memanfaatkan
layanan BPJS Kesehatan ini, mereka dapat melakukan penghematan biaya pemeriksaan
kesehatan dan persalinan. Pendapatan mereka dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah
tangga lainnya dan atau untuk memenuhi kebutuhan anak yang sudah dilahirkan. Meskipun kelas
layanan kesehatan yang mereka dapatkan adalah kelas dua dan tiga, tetapi pelayanan yang
mereka dapatkan dinilai ‘cukup’.
Kata Kunci: BPJS Kesehatan, Tingkat Kesejahteraan Ekonomi, Ibu Hamil, FDG.
146
Jurnal Borneo Akcaya, 06(2): 146-155, Desember 2020
sekitar 14 orang yang belum menjadi sistem BPJS berfungsi sebagai sebagai
peserta BPJS dan belum mengetahui pemecah kesulitan ekonomi masyarakat
dengan jelas tentang manfaat BPJS untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
kesehatan. Mereka umumnya berasal Mekanisme BPJS memberikan
dari kelompok masyarakat ekonomi kemudahan kepada masyarakat
cukup rendah. Mereka bekerja sebagai khususnya ibu hamil untuk mengakses
petani dan penambang emas. fasilitas kesehatan. Mereka diharapkan
Responden yang telah memiliki BPJS dapat memiliki layanan kesehatan ketika
kesehatan berjumlah 10 orang ibu hamil persalinan. Hal ini dapat menekan jumlah
Mereka semua memiliki tingkat ekonomi angka kematian ibu ketika melahirkan.
menengah ke atas. Gustia et al. (2017) mengatakan bahwa
Di kalangan masyarakat angka kematian ibu melahirkan bukan
masyarakat muncul persepsi yang masih hanya karena pembiayaan persalinan,
kurang baik terhadap program JKN. tetapi juga karena kesadaran
Penyebabnya adalah pengetahuan masyarakat akan pentingnya
mereka tentang program BPJS pemenuhan upaya kesehatan.
kesehatan yang masih rendah. Imelda Disamping kerjasama yang baik antara
(2018) menyarankan bahwa petugas petugas kesehatan, kader, keluarga dan
BPJS/tenaga Kesehatan masih perlu masyarakat, jumlah kepersertaan JKN
meningkatkan pelaksanaan sosialisasi semakin meningkat.
tentang hubungan antara pendidikan, Penelitian ini dilakukan untuk
status ekonomi, pengetahuan dan BPJS meneliti manfaat BPJS kesehatan dalam
kesehatan baik di kota maupun di meningkatkan kesejahteraan ekonomi
pedesaan. masyarakat khususnya ibu hamil.
Jalan dari Desa Goa Boma, di Penelitian ini dilakukan karena melihat
kecataman Monterado ke kota kurang masih banyak masyarakat khususnya ibu
baik Sarana pemerintah desa ini juga hamil yang belum memiliki BPJS
masih minim. Faktor ini menyebabkan kesehatan. Hal ini juga dipengaruhi oleh
masih banyak masyarakat yang belum sebagian masyarakat yang masih belum
memiliki BPJS kesehatan khususnya ibu memiliki KTP, dan kartu keluarga
hamil. (Rismawan et al., 2018)
Karena masyarakat memberi Belum optimalnya pemutahiran
kontribusi dengan menyetor iuran setiap data BDT yang dilakukan di tingkat
bulan, pemerintah harus menyediakan kelurahan adalah faktor yang sangat
sarana dan prasarana agar manfaat penting untuk diperhatikan dalam
program JKN dapat dirasakan oleh menentukan ketepatan sasaran dari
masyarakat secara maksimal. Dengan implementasi kebijakan tersebut. dan
demikian, masyarakat mengharapkan Masyarakat yang sudah memiliki BPJS
agar pemerintah menyediakan fasilitas sangat terbantu dengan adanya program
dan kemudahan kepada masyarakat BPJS tersebut. Akan tetapi, masyarakat
khususnya ibu hamil untuk memperoleh yang belum memiliki BPJS kesehatan
jaminan Kesehatan. Trisna & mengalami kendala karena mahalnya
Hasanuddin (2017) menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan. Pembiayaan
sejalan dengan temuan penelitian yang dapatkan kelas dua dan tiga, tetapi
dilaporkan oleh Trisna & Hasanuddin pelayanan yang mereka dapatkan cukup
(2017), yang menyatakan bahwa faktor bermanfaat. Hal ini juga dikemukakan
yang berpengaruh secara internal adalah oleh Tampi et al. (2016) yang
(1) faktor mekanisme pencairan klaim menyatakan bahwa faktor penghambat
BPJS, (2) faktor keuangan rumah sakit, dari kurangnya jumlah ibu hamil di Desa
(3) faktor sarana prasarana, dan (4) Goa Boma dalam kepesertaan program
faktor sumber daya manusia. Adapun JKN ini disebabkan karena aksesbilitas
faktor yang berpengaruh secara (jalan) yang masih sangat buruk. Selain
eksternal adalah (1) masyarakat kurang itu, lokasi desa ini cenderung jauh dari
menyadari bagaimana cara mengurus sarana prasarana pemerintah dan kantor
kartu BPJS disertai dengan persepsi layanan BPJS Kesehatan.
bahwa pengurusan kartu BPJS Dilihat dari aspek pelayanan,
menyusahkan, (2) komunikasi antar masyarakat peserta jaminan kesehatan
lembaga, (3) lingkungan dimana masyarakat banyak sekali
pemerintah daerah juga menganggap diperhadapkan dengan pelayanan yang
program ini merupakan program yang berstratifikasi. Peserta BPJS golongan
penting dan harus terselenggara baik dua, yang melakukan pengobatan baik
sehingga memberikan dukungan penuh, rawat jalan maupun rawat inap sering
dan (4) regulasi dimana diterlantarkan. Kenyataan ini terlihat jelas
penyelenggaraan program JKN sudah baik di pusat kesehatan masyarakat
didukung peraturan yang berlaku dan maupun rumah sakit.
sudah berjalan dengan baik. Pemerintah
sudah memberikan sistem pelayanan
maupun pendaftaran layanan BPJS
Kesehatan dengan mudah, tetapi
masyarakat belum menyadari
bagaimana cara mengurus pendaftaran
layanan BPJS Kesehatan.
Hasil penelitian ini menemukan
bahwa sebagian besar ibu hamil
merasakan manfaat dari layanan
kesehatan yang dapat mereka gunakan
ketika akan melahirkan bahkan ketika
pemulihan. Dengan memanfaatkan
layanan BPJS Kesehatan ini, mereka
dapat melakukan penghematan biaya
pemeriksaan kesehatan dan persalinan.
Pendapatan mereka dapat digunakan
untuk kebutuhan rumah tangga lainnya
dan atau untuk memenuhi kebutuhan
anak yang baru dilahirkan. Meskipun
kelas layanan kesehatan yang mereka
Tabel 3. Jumlah Ibu Hamil yang Memiliki Tabungan Dan Tidak Tahun 2013-2018
Tahun Ada BPJS Tidak ada BPJS Ada Tabungan Tidak Ada
Kesehatan Kesehatan
2013 2 14 1 15
2014 4 13 3 14
2015 4 9 4 9
2016 5 8 5 8
2017 10 14 9 15
2018 10 14 10 14
Sumber: Data FGD Bersama Ibu Hamil 2019
Dari data pada Tabel 3 di atas, dapat dilihat dari adanya peningkatan
dapat disimpulkan bahwa terjadi pemilikan tabungan pada bank, yang
peningkatan ekonomi pada ibu hamil dapat dijaminkan sebagai jaminan
yang memiliki BPJS Kesehatan. Buktinya ekonomi yang disimpan oleh ibu hamil.
pada saat mereka melakukan periksa khususnya ibu hamil sehingga dalam
dan melahirkan. proses kelahiran atau pada masa
Manfaat yang didapatkan oleh ibu kehamilan mereka dapat memiliki BPJS
hamil sebagai peserta BPJS kesehatan dan dapat digunakan dan sebagai bentuk
adalah mereka memperoleh pelayanan pemberdayaan. Kemudian, diharapkan
pemeriksaan ibu hamil secara gratis, para petugas layanan Kesehatan BPJS
selalu rutin dengan kegiatan sosialisasi
persalinan gratis dan periksa kesehatan
maupun penyuluhan yang dapat
keluarga ibu hamil gratis serta ambulan memberi pengetahuan pentingnya
ketika adanya kegawatan terhadap memiliki jaminan Kesehatan berupa
kehamilannya. Dengan manfaat tersebut BPJS Kesehatan dan proses
diatas uang atau pendapatan yang pendaftaran untuk mengajukan jaminan
dialokasikan untuk dana kesehatan Kesehatan berupa BPJS kesehatan dan
dapat ditabung untuk keperluan keluarga sehingga keluarga dari ibu hamil dapat
dan belanja kebutuhan bayi dan ibu pada meningkatkan perekonomian keluarga
saat melahirkan. mereka dengan pendapatan yang dapat
Dilihat dari aspek ekonomi, ditabung.
keluarga ibu hamil peserta BPJS UCAPAN TERIMA KASIH
kesehatan sangat terbantu, berbeda
dengan ibu hamil yang bukan peserta Terima kasih kepada Bidan Desa
BPJS kesehatan, mereka dapat gagal Goa Boma yang telah membantu dalam
bayar pembayaran yang menyulitkan ibu pelaksanaan penelitian ini hingga
hamil dan keluarganya. Mereka juga selesai.
masih harus menanggung biaya untuk Terima kasih disampaikan kepada
pemeriksaan setiap bulan, persalinan segenap kelompok ibu hamil yang
dan kelengkapan bayi. Disamping itu, tergabung dalam ibu posyadu 2019 di
saat melahirkan menanggung biaya Desa Goa Boma yang telah membantu
ambulan karena lokasi desa Goa Boma dalam pelaksanaan penelitian ini hingga
berada di pedalaman dan sangat jauh selesai.
dari rumah sakit. Terima kasih kepada Institut Shanti
KESIMPULAN Bhuana yang telah membantu dalan
Dapat disimpulkan bahwa peran proses penelitian ini hingga selesai.
BPJS kesehatan bagi ibu hamil sangat DAFTAR PUSTAKA
membantu dalam meningkatkan
Basuki, E. W., Sulistyowati, D., Si, M.,
kesejahteraan ekonomi. Hal ini
Retno, N., Sos, S., & Si, M. (2016).
didasarkan kepada pendapatan yang
Implementasi Kebijakan Jaminan
dipergunakan untuk kebutuhan
Kesehatan Nasional oleh BPJS
kesehatan dapat disimpan atau ditabung
Kesehatan di Kota Semarang. 1–
untuk keperluan rumah tangga lainnya
11.
REKOMENDASI
Dinkes Propinsi Riau. (2014). Profil
Pemerintah Kabupaten Kesehatan Provinsi Riau 2013.
Bengkayang disarankan untuk lebih Dinas Kesehatan Provinsi Riau,
memperhatikan masyarakat yang berada 53(9), 1689–1699.
jauh dari pusat kota agar dapat
menerima manfaat bantuan pemerintah
155