ABSTRACT
The Government of Indonesia, as the implementer of health for all Indonesians, issued a
Presidential Regulation of the Republic of Indonesia number 12 of 2013 issued a policy from
1 January 2014 to implement the National Health Insurance Program (JKN) managed by the
Social Security Organizing Agency (BPJS) for all its people in stages until January 1, 2019.
This health insurance is a mandatory expenditure pattern, meaning that on January 1, 2019
all Indonesian people must be participants. As far as 59.5% of the self-employed community
has not yet joined the program. The purpose of this study is to make a simple problem of JKN
membership in self-employed using the Fishbone method. The study design was
cross-sectional with a simple random sampling technique. Data collection techniques are
interviews and direct observation. Factors identified as the root cause of problems include
dissatisfaction of the community with services provided by BPJS Health, long waiting times,
complicated administrative processes, expensive monthly fees, use of inactive health services,
indiscipline payment of contributions each month, low knowledge and increased information
about the JKN program.
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana untuk mewujudkan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 12 tahun 2013
mengeluarkan kebijakan sejak tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini
merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh
masyarakat Indonesia harus telah menjadi peserta. Namun sebanyak 59,5% masyarakat
pekerja mandiri belum mengikuti program tersebut. Tujuan dari studi ini yakni
mengidentifikasi akar penyebab masalah rendahnya kepesertaan JKN pada pekerja mandiri
menggunakan metode Fishbone. Penelitian ini menggunakan analisis fishbone. Teknik
pengumpulan data yakni wawancara dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rendahnya kepesertaan mandiri pada program JKN adalah tidak puasnya masyarakat
terhadap layanan yang diberikan BPJS Kesehatan, waktu tunggu yang lama, proses
administrasi yang rumit, iuran bulanan mahal, penggunaan layanan kesehatan tidak aktif,
ketidakdisiplinan membayar iuran setiap bulan, rendahnya pengetahuan serta kurangnya
informasi mengenai program JKN.
120
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
121
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
122
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
123
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
124
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
Waktu tunggu
Kurang aktif penggunaan
lama
Methods Money
Ketidakdisiplinan membayar
iuran
Administrasi
Tidak puas rumit
Biaya mahal
pelayanan
BPJS
Kepersertaan
Pengetahuan BPJS
kurang
Informasi yang
didapatkan kurang
Man
125
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
yang cepat dan menyeluruh serta tidak tidak sering atau tidak aktif,
adanya jenjang-jenjang pada fasilitas masyarakat yang sudah memiliki kartu
kesehatan yang membuat masyarakat JKN juga tidak mengetahui cara
tidak harus mengurus surat rujukan. pemakaiannya, sehingga kurang
Hasil penelitian Murtiana (2016) merasakan manfaat kepemilikan JKN
sesuai dengan penelitian ini menjelaskan dan lebih memilih berobat tanpa
bahwa banyaknya complain dan menggunakan kartu tersebut.
penilaian yang kurang baik dari peserta Masyarakat mendaftar menjadi peserta
BPJS terhadap kualitas pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional dilandasi
kesehatan membuat konsumen merasa oleh faktor sudah dalam kondisi sakit
tidak puas. Mulai dari sistem yang dan akan langsung menggunakan
berbelit-belit, tidak ada batasan kepesertaannya tersebut untuk
pembiayaan yang jelas, pembatasan obat mendapatkan pelayanan kesehatan
bahkan pelayanan yang dinilai lama (Endartiwi, 2018).
terhadap peserta BPJS Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa masyarakat yang bukan
Faktor Money penerima bantuan tidak ingin menjadi
Berdasarkan faktor potensial uang peserta karena tidak memiliki penyakit.
yang disepakati pertama adalah biaya Sehingga akan merasa sia-sia jika
iuran yang dianggap mahal. Hasil mendaftar menjadi peserta JKN.
penelitian yang didapatkan mayoritas Hal diatas menyebabkan penyebaran
pendapatan masyarakat per KK yaitu informasi tentang pentingnya
sejumlah <Rp.1.000.000 sebesar 53,6% kepemilikan kartu JKN menjadi minim,
(45 KK), artinya masih banyak karena masyarakat tidak menggunakan
masyarakat dengan penghasilan yang kartu JKN yang mereka miliki dengan
minim. Pendapatan bisa mempengaruhi maksimal. Hasil penelitian ini sejalan
status kesehatan seseorang, karena dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan ekonomi yang kurang, Ramadhana dan Amir (2015) yang
masyarakat cenderung sulit mencukupi menyatakan bahwa kemampuan dan
kebutuhan kehidupan yang sehat. kemauan menjadi peserta BPJS secara
Kondisi ekonomi berpengaruh signifikan dipengaruhi tingkat
dikarenakan setiap bulan masyarakat pendidikan, tingkat pendapatan dan
diwajibkan untuk membayar iuran yang tingkat pengetahuan terhadap BPJS.
jumlahnya sesuai dengan kelas Faktor potensial uang yang
pelayanan yang dipilhnya. Oleh karena disepakati ketiga adalah
faktor ekonomi berpengaruh terhadap ketidakdisplinan masyarakat membayar
kemauan untuk membayar, maka hal ini iuran setiap bulan. Hasil temuan
juga mempengaruhi kemauan dilapangan dalam kepesertaan BPJS
masyarakat untuk mendaftar menjadi Kesehatan mandiri (buruh harian
peserta mandiri Jaminan lepas/pedagang) di Kelurahan Pegirian
KesehatanNasional. Hal ini sejalan dapat disimpulkan bahwa masyarakat
dengan hasil penelitian yang lain bahwa yang mempunyai pengeluaran kurang
sebagian besar responden, baik dengan dari pendapatannya kemungkinan besar
tingkat ekonomi cukup maupun kurang, akan bersedia mendaftarkan diri menjadi
merasa keberatan dengan jumlah iuran peserta BPJS Kesehatan mandiri. Hal ini
Jaminan Kesehatan Nasional yang harus terjadi karena mereka akan mempunyai
dibayarkan. sisa pendapatan untuk digunakan
Faktor potensial uang yang membayar premi setiap bulan.
disepakati kedua adalah masyarkat Masyarakat yang mempunyai
merasa penggunaan layanan kesehatan pengeluaran lebih besar dari pendapatan,
126
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
127
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
128
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care
129