Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.

1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

ANALISIS PENYEBAB RENDAHNYA KEPERSERTAAN


MANDIRI PADA PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL
Ririk Harlinisari
Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Indonesia
e-mail : harlinisariririk@gmail.com

Submitted: 06-01-2021, Reviewer: 07-01-2021, Accepted: 19-02-2021

ABSTRACT
The Government of Indonesia, as the implementer of health for all Indonesians, issued a
Presidential Regulation of the Republic of Indonesia number 12 of 2013 issued a policy from
1 January 2014 to implement the National Health Insurance Program (JKN) managed by the
Social Security Organizing Agency (BPJS) for all its people in stages until January 1, 2019.
This health insurance is a mandatory expenditure pattern, meaning that on January 1, 2019
all Indonesian people must be participants. As far as 59.5% of the self-employed community
has not yet joined the program. The purpose of this study is to make a simple problem of JKN
membership in self-employed using the Fishbone method. The study design was
cross-sectional with a simple random sampling technique. Data collection techniques are
interviews and direct observation. Factors identified as the root cause of problems include
dissatisfaction of the community with services provided by BPJS Health, long waiting times,
complicated administrative processes, expensive monthly fees, use of inactive health services,
indiscipline payment of contributions each month, low knowledge and increased information
about the JKN program.

Keywords: independent worker, JKN membership, fishbone

ABSTRAK
Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana untuk mewujudkan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 12 tahun 2013
mengeluarkan kebijakan sejak tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini
merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh
masyarakat Indonesia harus telah menjadi peserta. Namun sebanyak 59,5% masyarakat
pekerja mandiri belum mengikuti program tersebut. Tujuan dari studi ini yakni
mengidentifikasi akar penyebab masalah rendahnya kepesertaan JKN pada pekerja mandiri
menggunakan metode Fishbone. Penelitian ini menggunakan analisis fishbone. Teknik
pengumpulan data yakni wawancara dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rendahnya kepesertaan mandiri pada program JKN adalah tidak puasnya masyarakat
terhadap layanan yang diberikan BPJS Kesehatan, waktu tunggu yang lama, proses
administrasi yang rumit, iuran bulanan mahal, penggunaan layanan kesehatan tidak aktif,
ketidakdisiplinan membayar iuran setiap bulan, rendahnya pengetahuan serta kurangnya
informasi mengenai program JKN.

Kata Kunci: pekerja mandiri, Kepesertaan JKN, fishbone

PENDAHULUAN kesejahteraan yang harus diwujudkan


Kesehatan merupakan hak asasi sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
manusia dan salah satu unsur sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara

120
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

Republik Indonesia Tahun 1945 ( UU 36, diwajibkan menjadi peserta BPJS


2009). Kesehatan. Berdasarkan data Badan
Pemerintah Indonesia sebagai Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa
pelaksana untuk mewujudkan kesehatan sampai dengan Mei 2015, di Indonesia
bagi seluruh rakyat Indonesia tercatat 122,3 juta pekerja yang terdiri
mengeluarkan Peraturan Presiden dari sektor formal 51,4 juta jiwa
Republik Indonesia nomor 12 tahun (42,06%) dan sektor informal 70,9 juta
2013 mengeluarkan kebijakan sejak jiwa (57,94%).
tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Dilihat dari konsep program
Program Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan Nasional, sektor
(JKN) yang dikelola oleh Badan informal dalam kepesertaan BPJS
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan termasuk kategori peserta
bagi seluruh rakyatnya secara bertahap Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
hingga 1 Januari 2019. atau peserta mandiri, dimana capaian
Jaminan kesehatan ini merupakan kepesertaan kelompok ini masih rendah
pola pembiayaan yang bersifat wajib, yaiatu 7% dari keseluruhan jumlah
artinya pada tanggal 1 Januari 2019 penduduk di Indonesia.
seluruh masyarakat Indonesia harus Kota Surabaya merupakan salah
telah menjadi peserta. Melalui satu kota di Provinsi Jawa Timur yang
penerapan JKN ini, diharapkan tidak ada memiliki jumlah penduduk terbanyak
lagi masyarakat Indonesia, khususnya nomor dua setelah Kota Jakarta. Potensi
masyarakat miskin yang tidak berobat ke pekerja sektor informal di Kota
fasilitas pelayanan kesehatan ketika Surabaya cukup besar namun cakupan
sakit karena tidak memiliki biaya. kepesertaan BPJS Kesehatan yang masih
Sesuai pasal 14 Undang-Undang rendah. Dari jumlah total 3.016.653 jiwa
BPJS setiap warga negara Indonesia dan penduduk Surabaya, 2.388.875 (79,19%)
warga asing yang sudah berdiam di merupakan peserta dari pogram JKN dan
Indonesia minimal enam bulan wajib dari jumlah peserta tersebut sebanyak
menjadi anggota BPJS Kesehatan. 14,78 % atau sebanyak 353.076 jiwa
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun merupakan peserta bukan penerima upah
2013 tentang Jaminan Kesehatan (PBPU) program jaminan kesehatan
mengklasifikasikan kepesertaan program nasional (JKN) (BPJS Surabaya, 2017).
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Data diatas menunjukkan masih
dalam dua golongan yaitu Peserta terdapat sekitar 20% masyarakat dalam
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan kelompok mandiri belum mendaftarkan
Peserta Non Penerima Bantuan Iuran diri sebagai peserta program JKN di
(Non PBI). Kota Surabaya. Berdasarkan data secara
Kepesertaan Jaminan Kesehatan nasional, menunjukkan peningkatan
Nasional yang dicatat oleh BPJS yang signifikan peserta pada kelompok
Kesehatan per 16 Desember 2016 mandiri setiap tahunnya.
berjumlah 171.677.287 jiwa (67%). Hal ini disebabkan karena kelompok
Target program Jaminan Kesehatan PBPU ini merupakan kelompok yang
Nasional yaitu cakupan kepesertaan tidak memiliki jaminan apapun baik
nasional yang menyeluruh pada tahun jaminan pensiun maupun jaminan
2019 atau Universal Health Coverage kecelakaan kerja sehingga menjadikan
(UHC). kelompok PBPU ini sebagai kelompok
Untuk mencapai target tersebut, yang sangat penting juga dalam
menjadi peserta BPJS Kesehatan tidak pertumbuhan dari instansi BPJS (BPJS
hanya wajib bagi pekerja di sektor Kesehatan, 2015).
formal, namun pekerja informal juga

121
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

Berdasarkan kuesioner yang telah cenderung kepada hubungan pribadi,


dibagikan kepada masyarakat, sosial dan kekeluargaan. Sektor Informal
didapatkan hasil bahwa terdapat 56,86% berbeda dengan kegiatan ekonomi ilegal
keluarga yang seluruh anggota keluarga karena aktivitas yang dilakukan dapat
memiliki Kartu JKN dan 43,16% berupa aktivitas ekonomi yang teramati
keluarga yang belum seluruh anggota dan tidak teramati serta tidak secara
keluarganya memiliki kartu JKN. sengaja menghindar dari kewajiban
Sehingga, dapat diketahui bahwa tingkat membayar pajak kepada negara.
kepemilikan kartu JKN masih rendah Berdasarkan penjelasan mengenai
yakni hanya sebesar 56,86%. Rendahnya jenis peserta jaminan kesehatan dan
angka kepemilikan kartu JKN definisi sektor informal, maka Jaminan
menandakan bahwa masih banyak warga Kesehatan Nasional pada pekerja sektor
yang belum terdaftar sebagai peserta informal masuk dalam kategori
JKN dan belum sadar pentingnya kepesertaan non PBI Pekerja Bukan
memiliki kartu JKN. Kesadaran dalam Penerima Upah (PBPU) atau kelopmok
berasuransi adalah mengerti, mengetahui mandiri. Distribusi penduduk di
dan memahami tentang asuransisehingga Kelurahan Pegirian menurut pekerjaan
dapat menentukan kesanggupan untuk didominasi oleh pekerjaan sektor
berpartisipasi dalam program asuransi, informal yang terdiri dari pedagang
salah satunya JKN yang ditandai dengan sebesar 14,2%, PNS 8,3%, dan buruh
keterbukaan dalam menerima dan harian lepas sebanyak 77,3%.
memanfaatkan JKN (Siswoyo, et al., Berdasarkan latar belakang, maka
2015). Tujuan umum penelitian ini adalah
Menurut Peraturan Presiden menemukan akar penyebab masalah
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun rendahnya kepesertaan Jaminan
2013 tentang Jaminan Kesehatan Kesehatan Nasional (JKN) pada peserta
menyebutkan bahwa peserta jaminan mandiri di Kelurahan Pegirian
Kesehatan meliputi Penerima Bantuan menggunakan analisis fishbone.
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan dan Tujuan khusus penelitian ini adalah
bukan PBI Jaminan Kesehatan. Menurut mengidentifikasi faktor penyebab
PP 101 Tahun 2012 tentang PBI masalah menggunakan prinsip Man,
Jaminan Kesehatan, disebutkan bahwa Machine, Method, Material, Media,
peserta PBI Jaminan Kesehatan terdiri Money, Time, Technology dan
dari orang yang tergolong fakir miskin Information (6M 2T 1I) sehingga dapat
dan orang tidak mampu. Sedangkan ditemukan akar penyebab masalah
peserta bukan Penerima Bantuan Iuran rendahnya kepesertaan JKN di
Jaminan Kesehatan (Non PBI) Kelurahan Pegirian. Manfaat dari
merupakan peserta yang tidak tergolong penelitian ini yakni sebagai upaya
fakir miskin dan orang tidak mampu mendukung tercapainya cakupan
yang terdiri dari Pekerja Penerima Upah semesta 2019 dan hasil penelitian dapat
(PBPU) dan Anggota Keluarganya, dijadikan sebagai informasi bagi
Pekerja Bukan Penerima Upah dan Kelurahan dan Pemerintah Kota
Anggota Keluarganya serta Bukan Surabaya sebagai upaya peningkatan
Pekerja dan Anggota Keluarganya. kepesertaan JKN di masyarakat.
Badan Pusat Statistik (2014)
menyatakan sektor informal adalah unit METODE PENELITIAN
produksi barang atau jasa yang bertujuan Penelitian ini menggunakan
menciptakan lapangan pekerjaan, analisis fishbone. Analisis Fishbone
beroperasi pada skala kecil dan (atau Ishikawa) adalah suatu
hubungan antara majikan dan pekerja pendekatan terstruktur yang

122
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

memungkinkan dilakukan suatu kondisi di lapangan, kemudian


analisis lebih terperinci dalam dilakukan identifikasi akar penyebab
menemukan penyebab-penyebab suatu masalah menggunakan Diagram
masalah, ketidaksesuaian, dan Fishbone berdasarkan faktor penyebab
kesenjangan yang ada (Gaspers, V. masalah yang telah dikumpulkan.
2002.) Penelitian ini dilakukan di RW Diagram fishbone (Tulang Ikan)
3 Kelurahan Pegirian, Kecamatan atau Cause and Effect (Sebab dan
Semampir, Kota Surabaya. Dimana Akibat) dapat membantu dan
RW 3 tersebut terdiri dari 8 RT. Waktu memampukan setiap orang atau
pelaksaan penelitian adalah pada organisasi atau perusahaan dalam
tanggl 18 Januari 2017 – 23 Februari menyelesaikan masalah dengan cara
2017. Pengambilan data, identifikasi mengidentifikasi akar penyebab masalah
karakteristik masyarakat dan masalah dan melakukan usaha untuk menangani
kesehatan dilakukan pada tanggal 18 akar penyebab masalah. Akar penyebab
Januari sampai dengan tanggal 22 masalah yang berpotensi memberikan
Januari 2017. Pengambilan data pendapat mengenai penyebab masalah
sekunder diperoleh dari Kelurahan berdasarkan kenyataan di lapangan atau
Pegirian, Puskesmas Pegirian, dan Balai data yang tepercaya dengan berbagai
RW 3. Sedangkan pengambilan data cara pengumpulan data kemudian
primer dilakukan kepada responden di menganalisisnya (Cahyono, 2012).
RT 1 sampai dengan RT 8 di RW 3. Diagram Fishbone berbentuk mirip
Populasi penelitian ini sebanyak tulang ikan dengan kepala ikan
536 KK. Pengambilan data dalam menghadap ke kanan, diagram ini dapat
pelaksanaan PKL ini dilakukan dengan menunjukkan dampak sebuah
metode kualitatif dan kuantitatif. Pada permasalahan dengan berbagai
metode kualitatif, tehnik sampel yang penyebabnya (Pujiastuti, 2015).
digunakan adalah purposive sampling Penggunaan diagram fishbone dapat
yaitu tehnik pengumpulan sampel memperlihatkan berbagai faktor yang
dengan menggunakan pertimbangan berpengaruh pada kualitas dan berakibat
tertentu, sampel tersebut adalah 8 orang pada masalah utama (Puspitasari, 2006).
ketua RT diwilayah RW 3. Sedangkan Langkah menyusun dan menganalisa
pada metode kuantitatif, tehnik sampel Diagram Fishbone terdiri dari empat
yang digunakan adalah dengan langkah. Pertama, menyepakati
probabilitas sampel dengan cara simple pernyataan masalah yang akan dianalisis,
random sampling. Pengambilan sampel diletakkan di bagian kepala ikan dengan
acak sederhana (Simple Random posisi menghadap ke arah kanan.
Sampling) adalah suatu cara Pernyataan masalah yang
pengambilan sampel dimana tiap unsur disepakati dan dianalisis yakni
yang membentuk populasi diberi rendahnya perilaku hidup bersih dan
kesempatan yang sama untuk terpilih sehat PHBS) rumah tangga, yakni di
menjadi sampel. Perhitungan jumlah RW 3 Kelurahan Pegirian. Selanjutnya,
sampel dalam metode kuantitatif faktor penyebab masalah dikategorikan
tersebut menggunakan rumus Slovin, ke dalam prinsip 6M + 2T + 1I (Man,
dengan derajat kesalahan 10% dari total Machine, Method, Material, Media,
populasi. Dari perhitungan, maka besar Money, Time, Technology dan
sampel yang diambil adalah 84 KK dari Information).
536 KK. Man adalah aspek sumber daya
Teknik pengumpulan data manusia yang berpotensi menyebabkan
menggunakan wawancara kepada masalah, terdiri dari lemahnya
responden dan observasi langsung pengetahuan, kurang keterampilan,

123
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

pengalaman, kelelahan, kekuatan fisik, diteliti karena kurang sesuai dengan


kurangnya motivasi, dan lain-lain. masalah utama yang dikaji.
Machine (Mesin, peralatan, infrastruktur) Apabila faktor penyebab utama
merupakan aspek peralatan, mesin telah diidentifikasi, dilanjutkan dengan
maupun dan infrastruktur yang identifikasi sebanyak mungkin faktor
berpotensi menjadi akar penyebab penyebab dari setiap penyebab utama,
masalah. kemudian diterapkan prinsip why
Methods (Metode dan prosedur) (mengapa) yang bertujuan untuk terus
terkait dengan metode dan prosedur mempertanyakan bagaimana suatu bisa
kerja. Misalnya metode dan prosedur terjadi dengan proses brainstorming
yang harus dijalankan untuk yang dilakukan bersama dan sesuai
mendapatkan kartu kepesertaan jaminan dengan kenyataan di lapangan atau
kesehatan nasional, berbagai penyebab informasi yang telah dikumpulkan, hal
masalah yang potensial antara lain tersebut bertujuan untuk
prosedur tidak ada, tidak jelas, sulit mengidentifikasi penyebab masalah
dipahami, prosedur yang kurang yang lebih detail sehingga ditempatkan
disosialisasikan dan lain-lain. pada tulang ikan dengan ukuran yang
Materials (Material bahan baku semakin kecil. Selanjutnya mengkaji dan
utama, bahan baku penolong) berkaitan menyepakati sebab potensial yang
dengan ketersediaan bahan baku utama memungkinkan sebagai akar penyebab
atau bahan baku penolong yang terkait masalah. Sebab paling memungkinkan
dengan akar masalah, apabila berkaitan ditandai dengan adanya penyebab
dengan barang maka berhubungan potensial yang muncul berulang atau
dengan aspek kualitas bahan baku tidak muncul pada lebih dari satu kategori
sesuai standar, bahan baku tidak lengkap, sehingga dapat dianggap sebagai akar
kuantitas bahan baku tidak seragam, penyebab masalah.
ukuran dan spesifikasi tidak standar.
Market berkaitan dengan sasaran HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu program atau kegiatan di suatu BPJS Kesehatan merupakan sebuah
wilayah kerja tertentu. Money (uang dan program pemerintah sangat bermanfaat
finansial) berkaitan dengan aspek bagi masyarakat Indonesia. Dengan
keuangan dan finansial yang belum adanya program ini maka akan
mendukung dan mantap, misalnya mengurangi terjadinya pengeluaran yang
keterbatasan dan ketidaktersediaan tidak terduga apabila seseorang terkena
anggaran. Time berkaitan dengan waktu penyakit, terlebih lagi tergolong
yang digunakan untuk mendapatkan penyakit berat yang menuntut stabilisasi
sesuatu yang dibutuhkan. Technology yang rutin seperti hemodialisa dan biaya
yakni teknologi yang digunakan untuk operasi yang tinggi. Selain itu, BPJS
menunjang suatu kegiatan atau Kesehatan juga menanggulangi resiko
pencapaian program. kecelakaan dan kematian yang
Information berkaitan dengan mendadak.
penyampaian informasi dan kemudahan Berdasarkan penelitian di Kelurahan
akses masyarakat terhadap informasi Pegirian didapatkan hasil sebanyak
yang dibutuhkan. Informasi didukung 40.50% (34 responden) pengetahuan
oleh kelengkapan media yang digunakan mengenai BPJS masih buruk dan
dan diperbarui secara berkala. sebanyak 59.5 % ( 50 responden) tidak
Identifikasi faktor penyebab dibatasi mengikuti program BPJS. Berikut hasil
hanya pada 6 Faktor yakni man, method, analisis penyebab masalah dengan
money, market, information dan time. diagram Fishbone.
Method, Material dan technology tidak

124
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

Waktu tunggu
Kurang aktif penggunaan
lama
Methods Money
Ketidakdisiplinan membayar
iuran
Administrasi
Tidak puas rumit
Biaya mahal
pelayanan
BPJS
Kepersertaan
Pengetahuan BPJS
kurang
Informasi yang
didapatkan kurang
Man

Gambar 1. Hasil Analisis Akar Penyebab Masalah berdasarkan Metode Fishbone

Berdasarkan hasil penelitian menunggu sampai mendapatkan


terdapat beberapa penyebab masalah panggilan yaitu (73,4%) dan hanya
rendahnya kepesertaan mandiri 26,6% yang menyatakan tidak lama.
masyarakat terhadap jaminan kesehatan Hasil ini menunjukkan bahwa
nasional terdapat. Dari hasil tersebut, masyarakat tidak ingin menjadi peserta
terdapat tiga faktor potensial penyebab. JKN karena antrian yang memakan
waktu cukup lama. Hal ini juga akan
Faktor Methods berdampak pada kegiatan pekerjaan dari
Identifikasi faktor potensial masyarakat.
berdasarkan metode yang pertama Faktor potensial berdasarkan metode
disepakati adalah tidak puasnya yang ketiga disepakati adalah
masyarakat terhadap layanan yang administrasi bagi peserta BPJS yang
diberikan BPJS Kesehatan. Persyaratan dianggap rumit. Sesuai dengan
untuk mendaftar yang harus penelitian Endartiwi (2018) yang
mendaftarkan seluruh anggota keluarga menjelaskan tentang alasan masyarakat
juga menjadikan alasan masyarakat tidak ingin mengikuti program JKN
enggan untuk mendaftar menjadi peserta adalah masyarakat tidak mau untuk
mandiri Jaminan Kesehatan Nasional. mengurus syarat-syarat pendaftaran
Hal ini disebabkan semakin besar yang dianggap terlalu ribet.
jumlah anggota keluarganya maka akan Berdasarkan faktor methode
semakin banyak iuran yang harus penyebab masalah rendahnya
dibayarkan setiap bulannya. Di samping kepesertaan mandiri masyarakat di
itu, penerapan rujukan berjenjang di kelurahan Pegirian karena ketidakpuasan
dalam program Jaminan Kesehatan masyarakat akan birokrasi dan aturan
Nasional dianggap membatasi fasilitas yang telah diterapkan oleh BPJS
pelayanan kesehatan yang diinginkan Kesehatan selaku lembaga yang
oleh masyarakat (Endartiwi (2018). menangani jaminan kesehatan nasional.
Faktor potensial berdasarkan metode Masyarakat merasa menjadi
yang kedua disepakati adalah waktu peserta JKN akan memberatkan karena
tunggu yang lama. Hal ini terjadi di banyak aturan yang harus dipenuhi dan
semua kantor BPJS Kesehatan maupun iuran setiap bulan yang besar untuk
Rumah Sakit dan Puskesmas yang menjadi peserta. Selain itu, program
merupakan mitra BPJS Kesehatan. Jaminan Kesehatan yang diberikan juga
Penelitian Putra (2016) menjelaskan tidak sesuai dengan harapan masyarakat
bahwa responden merasa cukup lama yang menginginkan pelayanan kesehatan

125
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

yang cepat dan menyeluruh serta tidak tidak sering atau tidak aktif,
adanya jenjang-jenjang pada fasilitas masyarakat yang sudah memiliki kartu
kesehatan yang membuat masyarakat JKN juga tidak mengetahui cara
tidak harus mengurus surat rujukan. pemakaiannya, sehingga kurang
Hasil penelitian Murtiana (2016) merasakan manfaat kepemilikan JKN
sesuai dengan penelitian ini menjelaskan dan lebih memilih berobat tanpa
bahwa banyaknya complain dan menggunakan kartu tersebut.
penilaian yang kurang baik dari peserta Masyarakat mendaftar menjadi peserta
BPJS terhadap kualitas pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional dilandasi
kesehatan membuat konsumen merasa oleh faktor sudah dalam kondisi sakit
tidak puas. Mulai dari sistem yang dan akan langsung menggunakan
berbelit-belit, tidak ada batasan kepesertaannya tersebut untuk
pembiayaan yang jelas, pembatasan obat mendapatkan pelayanan kesehatan
bahkan pelayanan yang dinilai lama (Endartiwi, 2018).
terhadap peserta BPJS Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa masyarakat yang bukan
Faktor Money penerima bantuan tidak ingin menjadi
Berdasarkan faktor potensial uang peserta karena tidak memiliki penyakit.
yang disepakati pertama adalah biaya Sehingga akan merasa sia-sia jika
iuran yang dianggap mahal. Hasil mendaftar menjadi peserta JKN.
penelitian yang didapatkan mayoritas Hal diatas menyebabkan penyebaran
pendapatan masyarakat per KK yaitu informasi tentang pentingnya
sejumlah <Rp.1.000.000 sebesar 53,6% kepemilikan kartu JKN menjadi minim,
(45 KK), artinya masih banyak karena masyarakat tidak menggunakan
masyarakat dengan penghasilan yang kartu JKN yang mereka miliki dengan
minim. Pendapatan bisa mempengaruhi maksimal. Hasil penelitian ini sejalan
status kesehatan seseorang, karena dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan ekonomi yang kurang, Ramadhana dan Amir (2015) yang
masyarakat cenderung sulit mencukupi menyatakan bahwa kemampuan dan
kebutuhan kehidupan yang sehat. kemauan menjadi peserta BPJS secara
Kondisi ekonomi berpengaruh signifikan dipengaruhi tingkat
dikarenakan setiap bulan masyarakat pendidikan, tingkat pendapatan dan
diwajibkan untuk membayar iuran yang tingkat pengetahuan terhadap BPJS.
jumlahnya sesuai dengan kelas Faktor potensial uang yang
pelayanan yang dipilhnya. Oleh karena disepakati ketiga adalah
faktor ekonomi berpengaruh terhadap ketidakdisplinan masyarakat membayar
kemauan untuk membayar, maka hal ini iuran setiap bulan. Hasil temuan
juga mempengaruhi kemauan dilapangan dalam kepesertaan BPJS
masyarakat untuk mendaftar menjadi Kesehatan mandiri (buruh harian
peserta mandiri Jaminan lepas/pedagang) di Kelurahan Pegirian
KesehatanNasional. Hal ini sejalan dapat disimpulkan bahwa masyarakat
dengan hasil penelitian yang lain bahwa yang mempunyai pengeluaran kurang
sebagian besar responden, baik dengan dari pendapatannya kemungkinan besar
tingkat ekonomi cukup maupun kurang, akan bersedia mendaftarkan diri menjadi
merasa keberatan dengan jumlah iuran peserta BPJS Kesehatan mandiri. Hal ini
Jaminan Kesehatan Nasional yang harus terjadi karena mereka akan mempunyai
dibayarkan. sisa pendapatan untuk digunakan
Faktor potensial uang yang membayar premi setiap bulan.
disepakati kedua adalah masyarkat Masyarakat yang mempunyai
merasa penggunaan layanan kesehatan pengeluaran lebih besar dari pendapatan,

126
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

mereka cenderung tidak mengikuti BPJS tersebut terbangun karena masyarakat


Kesehatan mandiri karena tidak merasa memiliki dana untuk membayar
mempunyai sisa pendapatan. iuran yang wajib dibayarkan setiap
Masyarakat akan mengikuti BPJS bulannya (Handayani, dkk, 2010). Hal
Kesehatan apabila pengeluaran akan tersebut senada dengan yang
kebutuhan pokok terpenuhi (Pangestika disampaikan oleh Pangestika (2017)
& Sriatmi, 2017). bahwa Keadaan ekonomi sektor
Berdasarkan penelitian ini faktor informal dan dukungan keluarga
ekonomi menjadi penyebab yang sangat menjadi faktor utama untuk mengikuti
besar atas rendahnya tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan mandiri.
mandiri pada program JKN. Hal ini
sesuai dengan penelitian Endartiwi Faktor Man
(2018) yang menyatakan bahwwa faktor Identifikasi berdasarkan faktor
ekonomi merupakan faktor utama potensial manusia yang disetujui
penyebab rendahnya persepsi pertama adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat untuk bergabung menjadi masayarakat terhadap JKN. Hasil FGD
peserta BPJS Kesehatan. yang telah dilaksanakan menjelaskan
Kondisi ekonomi berpengaruh bahwa masyarakat tidak menjadi peserta
dikarenakan setiap bulan masyarakat BPJS karena kurangnya informasi
diwajibkan untuk membayar iuran yang mengenai informasi dan peraturan BPJS.
jumlahnya sesuai dengan kelas Hasil ini juga berhubungan dengan
pelayanan yang dipilhnya. Oleh karena tingkat pendidikan responden yakni
faktor ekonomi berpengaruh terhadap sebanyak 5,45% tidak sekolah,
kemauan untuk membayar, maka hal ini berpendidikan TK 3,78%, SD sebanyak
juga mempengaruhi kemauan 34,34%, SMP sebanyak 26,12%, SMA
masyarakat untuk mendaftar menjadi 24,52%, Diploma sebanyak 2,83% dan
peserta mandiri Jaminan Kesehatan 2,20 berpendidikan sarjana. Sejalan
Nasional. Hal ini sejalan dengan hasil dengan penelitian Kusuma & Suharto
penelitian yang lain bahwa (2017) menjelaskan bahwa tingkat
sebagianbesar responden, baik dengan pendidikan dan pengetahuan
tingkat ekonomi cukup maupun kurang, berhubungan dengan pemanfaatan dan
merasa keberatan dengan jumlah iuran kepesertaan BPJS Kesehatan di
Jaminan Kesehatan Nasional yang harus Puskesmas Rowosari.
dibayarkan. Perbedaan yang cukup jelas Berdasarkan faktor potensial
didapatkan pada kelompok tingkat manusia yang disetujui kedua adalah
ekonomi kurang. kurangnya informasi yang didapat
Di samping itu jenis pekerjaan masyarakat mengenai tujuan dan fungsi
yang merupakan pekerja non penerima program JKN. Hasil penelitian ini
upah juga menjadi pertimbangan sejalan dengan penelitian yang
masyarkat untuk mendaftar menjadi dilakukan oleh Iriani and JK (2015)
peserta mandiri Jaminan Kesehatan yang menyatakan bahwa sosialisasi JKN
Nasional. Masyarakat yang mempunyai berdampak secara kognitif, afektif dan
pekerjaan yang menghasilkan behavioral. Dampak secara kognitif
pendapatan atau ekonomi yang baik berupa peningkatan pengetahuan
dapat mempengaruhi persepsi mengenai informasi JKN, dampak
masyarakat akan pentingnya suatu secara afektif berupa kesadaran
jaminan kesehatan. Hal tersebut dapat masyarakat untuk menyisakan
menumbuhkan kemauarn untuk pendapatan yang berguna saat
mendaftar menjadi peserta mandiri masyarakat sakit dan dampak behavioral
Jaminan Kesehatan Nasional. Persepsi berupa kesediaan masyarakat

127
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

mendaftarkan diri mengikuti program tentang penyebab rendahnya kepesertaan


JKN. mandiri pada program jaminan
Paparan media massa baik cetak kesehatan nasional (JKN) ditemukan
maupun elektronik yang lebih sering beberapa penyebab masalah.
akan menyebabkan seseorang dapat Pada faktor methods terdapat tiga
memperoleh informasi yang lebih penyebab masalah yakni, tidak puasnya
banyak dan dapat mempengaruhi tingkat masyarakat terhadap layanan yang
pengetahuan yang dimiliki. Paparan diberikan BPJS Kesehatan, waktu
informasi mengenai BPJS Kesehatan tunggu yang lama serta proses
sudah pernah didapatkan responden administrasi yang rumit.
dalam penelitian ini melalui sosialisasi Faktor money didapatkan penyebab
yang dilakukan BPJS Kesehatan, namun rendahnya kepesertaan mandiri program
karena responden merasa belum JKN yakni iuran bulanan yang dianggap
memerlukan BPJS Kesehatan saat itu mahal, penggunaan layanan kesehatan
maka responden tidak merespon secara tidak sering atau tidak aktif, dan
aktif informasi yang telah disampaikan. ketidakdisiplinan masyarakat dalam
Sehingga masyarakat tidak memahami membayar iuran setiap bulan.
secara mendalam mengenai BPJS Berdasarkan faktor man
Kesehatan. penyebabnya adalah rendahnya
Masyarakat seluruhnya sudah pengetahuan masyarakat dan kurangnya
mengetahui tentang adanya program informasi yang didapat masyarakat
Jaminan Kesehatan Nasional yang mengenai tujuan dan fungsi program
dikelola oleh BPJS Kesehatan. JKN.
Informasi mengenai program Jaminan
Kesehatan Nasional diperoleh REFERENSI
masyarakat dari media sosial, televisi, Badan Penyelengara Jaminan Sosial
media cetak, teman dan saudara. Hal Kesehatan https://bpjs-kesehatan.
tersebut menunjukkan bahwa kegiatan go.id/
sosialisasi tentang program Jaminan Desy Rohmawati. (2014). Hubungan
Kesehatan Nasional sudah berhasil. Pengetahuan Sikap dan Sosial
Akan tetapi sosialisasi yang menyangkut Ekonomi dengan Pemilihan Jenis
konsep-konsep dasar yang diterapkan Iuran Keikutsertaan JKN Mandiri
dalam program Jaminan Kesehatan pada Wilayah cakupan JKN
Nasional masih kurang. tertinggi di surakarta. Universitas
Konsep “wajib” menjadi peserta Sebelas Maret Surakarta.
Jaminan Kesehatan Nasional belum Endartiwi, S. S. (2018). Persepsi
semua masyarakat mengetahuinya. masyarakat terhadap kemauan
Selain itu, prinsip kegotong-royongan untuk mendaftar menjadi peserta
yang dipakai pada program jaminan mandiri jaminan kesehatan nasional
kesehatan ini belum banyak diketahui (JKN). Journal of Health Studies,
oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan 2(2), 81–92.
dengan masyarakat enggan untuk https://doi.org/10.31101/jhes.381
mendaftar menjadi peserta mandiri
Jaminan Kesehatan Nasional karena Haryani, agustina emilia. (2019).
merasa rugi jika tidak menggunakannya. Hubungan Kepesertaan, Kualitas
Pelayanan Dan Iuran Dengan
SIMPULAN Kepuasan Peserta BPJS Mandiri Di
Berdasarkan penelitian yang telah Fasilitas Kesehatan Tingkat
dilakukan di Kelurahan Pegirian, Pertama Kabupaten Sleman,
Kecamatan Semampir Kota Surabaya Provinsi Daerah. Skripsi.

128
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 120-129 Jurnal Human Care

Universitas Sanata Dharma Pangestika, V., Jati, S., & Sriatmi, A.


Yogyakarta (2017). Faktor – Faktor Yang
Iriani, M.R, (2015). Studi Evaluasi Berhubungan Dengan Kepesertaan
Efektivitas Sosialisasi Jaminan Sektor Informal Dalam Bpjs
Kesehatan Nasional oleh Badan Kesehatan Mandiri Di Kelurahan
Penyelenggara Jaminan Sosial Poncol, Kecamatan Pekalongan
(BPJS) Kesehatan di Kabupaten Timur, Kota Pekalongan. Jurnal
Temanggung. Universitas Sebelas Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
Maret. Surakarta. 5(3), 39–48.
Laturrakhmi, Y. F., Swastikawara, S., Putra. M. Amril. (2016). Analisis
Wardasari, N., & Boro, D. (2019). Birokrasi Pelayanan Publik di
Analisis perilaku masyarakat Kantor BPJS Kota Makassar. 7,
pedesaan terhadap asuransi 1–110.
kesehatan nasional dalam Pemerintah Republik Indonesia. 2004.
perspektif komunikasi kesehatan. Undang-Undang Republik
87–100. Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Kurniawati, W., Rachmayanti, R. D., tentang Sistem Jaminan Sosial
(2018). Identifikasi Penyebab Nasional.
Rendahnya Kepesertaan Jkn Pada. Susilo, Y.P. (2015). Faktor-Faktor yang
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Berhubungan dengan Kepesertaan
Universitas Airlangga 6, 33–39. BPJS Kesehatan Mandiri di
Kusumaningrum, A., & Azinar, M. Kelurahan Air Manis. Universitas
(2018). Kepesertaan Masyarakat Andalah. Padang
Dalam Jaminan Kesehatan Werdani, K.E., Purwaningsih, S.B. and
Nasional Secara Mandiri. HIGEIA Purwanti. (2013). Keikutsertaan
(Journal of Public Health Research Kepala Keluarga Desa Tegalsari
and Development). Universitas Ponorogo dalam Jaminan
Negeri Semarang. Semarang Kesehatan Nasional. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia

129

Anda mungkin juga menyukai