Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU INDONESIA SEHAT


DI KELURAHAN LAPPA KECAMATAN SINJAI UTARA
KABUPATEN SINJAI
Syamsuddin
STISIP Muhammadiyah Sinjai
E-mail :syam.sinjaiku@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini bahwa berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Sinjai, bahwa
untuk wilayah Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, jumlah peserta Kartu
Indonesia Sehat PBI yang ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah
1.147 Jiwa dan yang ditanggung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah 1.965 Jiwa,
Jadi jumlah keseluruhan peserta KIS PBI di Kelurahan Lappa adalah 3.112 Jiwa dari jumlah
Penduduknya sebanyak 11.954 jiwa, dari tinjauan peneliti menujukkan bahwa masih ada
masyarakat miskin yang belum mendapatkan Kartu Indonesia Sehat. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai, jadi penelitian ini ingin melihat sejauh mana pemahaman, pelaksanaan dan
sasaran dari program Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut. Dari hasil penelitian menujukan bahwa
belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat khususnya masyarakat penerima program dan belum
terlaksananya dengan baik, serta belum terpenuhinya semua masyarakat penerima program (belum
tepat sasaran), ini terlihat dari aspek sosialisasi yang menujukkan bahwa tidak dilakukan tahap
sosialisasi oleh pihak pelaksana dan kurangnya komunikasi serta koordinasi oleh para pelaksana
kebijakan, sehingga perlu dilakukan tahap sosialisasi kebijakan dan komunikasi serta koordinasi
oleh masing-masing pihak yang terkait dan aspek kemampuan pelaksana menujukkan bahwa
rendahnya keahlian para pelaksana, sehingga diperlukan pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM
serta diperlukannya SDM memiliki keahlian dalam pelaksanaan program tersebut.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

PENDAHULUAN
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial pada Bab I Pasal 1 Ayat (2) menyatakan bahwa jaminan sosial adalah salah satu
bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya yang layak. Dan pada Bab I Pasal 1 Ayat (7) juga menjelaskan bahwa bantuan
iuran adalah iuran yang dibayarkan oleh pemerintah bagi fakir miskin dan orang tidak mampu
sebagai peserta program jaminan sosial.
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2012 tentang penerima bantuan iuran jaminan kesehatan pada Bab I pasal 1

VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 1


JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

ayat (9) menyatakan bahwa Pemutakhiran adalah proses kegiatan memperbaiki, mengubah dan
menambah data PBI Jaminan Kesehatan yang terhimpun dalam basis data terpadu. kemudian
pasal 1 ayat (10), menyatakan bahwa Verifikasi adalah pemeriksaan dan pengkajian untuk
menjamin kebenaran fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai data PBI Jaminan Kesehatan.
Latar belakang munculnya kartu Indonesia sehat (KIS) karena untuk memenuhi
kemaslahatan/ hajat hidup orang banyak sehingga patut kita dukung dan realisasikan. KIS
memberikan jaminan pada pemegangnya untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti
yang dilaksanakan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat miskin terhadap kesehatan. KIS akan diberikan kepada anggota Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak menggeser Sistem JKN. Dalam pelaksanaannya,
pemerintah telah menunjuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai
penyelenggaranya.
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah yang telah menjalankan program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diantaranya adalah Kartu Indonesia Sehat Non PBI dan
Kartu Indonesia Sehat PBI (Penerima Bantuan Iuran). Penerima Kartu Indonesia Sehat Non PBI
Adalah peserta BPJS Kesehatan yang wajib membayar iuran bulanan sesuai dengan kelas
kepesertaan (kelas 1 Rp. 25 500, kelas 2 Rp. 42.500 kelas 3 Rp. 59.500) sedangkan penerima
Kartu Indonesia Sehat PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta BPJS Kesehatan yang iuran
bulanannya dibayarkan oleh pemerintah dan peserta berhak mendapatkan layanan kelas 3 dengan
kata lain bebas iuran bulanan. (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang
Sinjai).
Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang
Sinjai, pada bulan desember 2016, jumlah peserta Kartu Indonesia Sehat PBI yang ditanggung
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah 83.091 Jiwa sedangkan yang ditanggung
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah 45.670 Jiwa, jadi Jumlah Peserta KIS PBI
di Kabupaten Sinjai yang di tanggung oleh APBN dan APBD adalah 128.761 Jiwa.
Sementara berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Sinjai, bahwa untuk wilayah
Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, jumlah peserta Kartu Indonesia
Sehat PBI yang ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah 1.147
Jiwa dan yang ditanggung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah 1.965 Jiwa,
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 2
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

Jadi jumlah keseluruhan peserta KIS PBI di Kelurahan Lappa adalah 3.112 Jiwa dari jumlah
Penduduknya sebanyak 11.954 jiwa, olehnya itu dari jumlah tersebut yang ditanggung oleh
pemerintah ternyata dari tinjauan peneliti menujukkan bahwa masih ada masyarakat fakir/
miskin yang belum mendapatkan Kartu Indonesia Sehat PBI terkhusus di Kelurahan Lappa
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai padahal jika dilihat dari kehidupan sosial dan ekonomi
mereka berhak dan layak untuk mendapatkan Program Kartu Indonesia Sehat PBI (Penerima
Bantuan Iuran) Tetapi yang terjadi adalah masyarakat yang seharusnya tidak berhak
mendapatkan Program Kartu Indonesia Sehat PBI justru merekalah yang mendapatkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dari George C Edward III dengan model
kebijakan yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan yaitu komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Jadi menurut George Edward III ada empat
variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi yang masing-masing saling
berhubungan dan mempengaruhi antar variable.
Munculnya beberapa permasalahan tersebut di atas diduga karena kurangnya sosialisasi
yang dilakukan Pemerintah Daerah sehingga mengakibatkan masyarakat kurang memahami
program-program yang dikeluarkan pemerintah seperti Program Kartu Indonesia Sehat (KIS)
selain itu, adanya kesimpangsiuran penggunaan data dalam pendistribusian yang berhak
menerima Kartu Indonesia Sehat karena data yang digunakan adalah data lama yang belum
diperbaharui.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, maka Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di
Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Sugiyono 2011).
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari
hasil wawancara terhadap beberapa pegawai Kantor Dinas Sosial Kab. Sinjai dan Kantor
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 3
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

Kelurahan Lappa Serta masyarakat yang ada di Kelurahan Lappa, sedangkan data sekunder
diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, hasil penelitian, hasil pengamatan,
serta berbagai opini atau pernyataan yang muncul di berbagai media cetak. Sumber data yang
lainnya yakni dokumen-dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.Teknik pengumpulan
data yang digunakan yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi
Teknik Analisis Data Penelitian
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Mile dan Huberman yang
mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus dan sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analaisis data yaitu data reduksi, data display, conclution dan verification (Sugiyono,
2011:334).
HASIL PENELITIAN
Sosialisasi
Secara umum koordinasi dan komunikasi dalam program ini dinilai masih lemah, karna
tidak adanya persiapan dalam koordinasi antar pihak kecamatan dan kelurahan yang dilakukan,
dan tidak adanya tahap pendataan yang dilakukan sebelum kebijakan Program ini dilaksanakan,
yang hanya menggunakan data dari BPS, sehingga para pelaksana program ini juga tidak
memahami betul bagaimana prosedur program KIS itu dijalankan.
Maka dari itu untuk menutupi kekurangan atau kesalahan yang terjadi dalam tahap awal
sosialisasi, koordinasi dan pendataan dalam pelaksanaan program tersebut, maka pihak
pelaksana (Dinas Sosial) melakukan verifikasi ulang data kepada penerima program disetiap
kelurahan dan desa, untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dilapangan dengan
berkoordinasi kepada seluruh stakeholder, agar program ini betul-betul hanya ditujukan kepada
masyarakat yang fakir miskin/ tidak mampu, dan diberikannya kepercayaan kepada masing-
masing pihak kelurahan dan desa untuk mendata ulang yang hanya berhak menerima dengan
bekerjasama dengan kepala lingkungan yang sebagai ujung tombak dari pemerintahan agar
program ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam program tersebut.
Kemampuan Pelaksana
Kemampuan pelaksana dalam mengelola atau melaksanakan program Kartu Indonesia
Sehat (KIS) tersebut belum berjalan secara optimal. Disebabkan karena kemampuan yang
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 4
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

dimiliki oleh pelaksana masih rendah dan juga sumber dana yang masih rendah serta adanya
masalah-masalahnya lain yang muncul dilapangan.
Seperti halnya, masih adanya masyarakat miskin yang belum mendapatkan program
tersebut padahal program ini sudah dilakukan pendataan ulang oleh pihak kelurahan, bahkan
program ini tidak dibatasi kouta/ jatah disetiap kelurahan / desa dan masih adanya masalah
didalam satu keluarga hanya mendapat sebagian yang terdata selebihnya tidak dapat padahal ini
satu KK, serta adanya keterbatasan waktu untuk mendata dan mengelola sehingga tidak dapat
mengkafer semua data masyarakat miskin apalagi masih menggunakan secara manual,
kurangnya pemahaman pelaksana dalam mendata dan mengelola karna hanya dibekali pelatihan
selama 1 minggu yang tidak maksimal, dan masih adanya masyarak mampu mendapatkan
program ini.
Perilaku Pelaksana
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap
atau perilaku implementor. Jika implemetor atau pelaksana kebijakan setuju dengan bagian-
bagian isi dari kebijakan tersebut maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati akan
tetapi jika sebaliknya pemahaman mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses
implementasi kebijakan akan mengalami banyak masalah. ini menyangkut kepribadian para
petugas pelaksana program. Disposisi juga menyangkut persepsi, kewenangan, pemahaman dan
komitmen para pelaksana (implementor) untuk menerapkan suatu kebijakan.
Secara umum perilaku pelaksana sangat menyetujui dan berkomitmen ingin
menyukseskan progam ini dengan baik demi tercapainya tujuan dari program tersebut, akan
tetapi komitmen ini dibatasi oleh kemampuan/ skil dan keterbatasan pemahaman dalam
mengelola program ini, sehingga masih diperlukan pelatihan-pelatihan/ Bimbingan Teknis agar
para pelaksana program betul-betul memahami secara teknis program ini dan cakap dalam
melaksanakan program tersbut, sehingga tidak muncul lagi masalah-masalah yang ada ditengah-
tengah masyarakat.
Perhatian Pemerintah
Dalam proses implementasi kebijakan jika kemampuan pelaksana sudah cukup untuk
melaksanakan suatu kebijakan dan para perilaku pelaksana mengetahui apa yang harus
dilakukan, maka implementasi kebijakan tersebut masih gagal apabila perhatian pemerintah
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 5
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

daerah atau pelaksana kebijakan menghalangi koordinasi yang diperlukan dalam melaksanakan
kebijakan. secara umum perhatian pemerintah merupakan karakteristik, norma-norma dan pola-
pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai
hubungan dalam menjalankan kebijakan tersebut. susunan para pelaksana kebijakan yang terlibat
dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan yang disertai dengan prosedur-prosedur dan
ukuran dasar kerja atau Standar Operating Procedures (SOP) yang berasal dalam (internal)
organisasi.
Dengan adanya kehadiran program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kabupaten Sinjai,
Pemerintah Daerah bersama DPRD Kab. Sinjai sangat menyetujui dan mendukung kebijakan
progam Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini, salah satu bukti bahwa program yang dibuat oleh
Pemerintah Pusat tersebut dapat dipadukan oleh Pemerintah Daerah dengan menganggarkanya di
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dengan tujuan yang sama untuk mengurangi
beban hidup masyarakat fakir miskin yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari program
tersebut.
PEMBAHASAN
Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah salah satu program pemerintah pusat yang
berfungsi sebagai Kartu Jaminan Kesehatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan layanan
kesehatan gratis untuk masyarakat fakir miskin dan kurang mampu. Umumnya program ini
mulai diberlakukan pada awal tahun 2014, namun khusus untuk daerah kabupaten sinjai sendiri
program ini mulai diberlakukan pada November 2015 dengan Jumlah penerima Progam berkisar
+/- 80.000 jiwa yang di danai oleh APBN.
Dari hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa kehadiran program Kartu Indonesia
Sehat (KIS) di Kabupaten Sinjai, Pemerintah Daerah bersama DPRD Kab. Sinjai sangat
menyetujui dan mendukung kebijakan progam Kartu Indonesia Sehat (KIS), salah satu bukti
bahwa program yang dibuat oleh Pemerintah Pusat tersebut dapat dipadukan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganggarkanya di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dengan
tujuan yang sama untuk mengurangi beban hidup masyarakat fakir miskin dan kurang mampu
yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari program tersebut.
Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa program Kartu Indonesia Sehat
(KIS) ini yang sudah berjalan lebih 2 Tahun sepenuhnya masih belum dipahami oleh masyarakat
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 6
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

khusus pada penerima program KIS ini, program ini juga belum terlaksana dengan baik yang
disebabkan karna banyaknya masalah-masalah yang ada dilapangan termasuk dengan adanya
pungutan yang dilakukan oleh pihak kepala lingkungan, dan program ini bisa dikatakan belum
tepat sasaran, karena masih adanya masyarakat fakir miskin dan kurang mampu yang belum
mendapatkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini, padahal jika dilihat dari kehidupan
ekonominya sangat layak untuk mendapat program ini dibandingkan dari beberapa penerima
yang lainnya, yang boleh dikata dia lebih layak untuk mendaptkan program tersebut tetapi
kenyataannya tidak mendapatkan. Justru masyarakat yang mampu mendapatkan program ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa Implementasi Program Kartu
Indonesia Sehat di Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yaitu belum
sepenuhnya dipahami oleh masyarakat khususnya masyarakat penerima program dan belum
terlaksananya dengan baik atau belum optimal, serta belum terpenuhinya semua masyarakat
penerima program (belum tepat sasaran). hal ini disebabkan dari Sosialisasi, setelah melakukan
penelitian bahwa tidak berjalannya tahap awal atau tahap sosialisasi yang dilakukan oleh
pemerintah/ pihak pelaksana sehingga masyarakat tidak memahami progam ini bahkan pihak
pelaksana sendiri kurang berkomunikasi dan berkoordinasi dalam proses pelaksanaan, olehnya
itu diperlukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat disetiap kelurahan dengan berkoordinasi
oleh pihak kelurahan, sehingga program ini dapat dipahami oleh semua masyarakat khususnya
para penerima program tersebut, Kemampuan Pelaksana, bahwa kemampuan pelaksana masih
rendah sehingga diperlukan adanya usaha pelatihan-pelatihan/ bimbingan teknis agar dapat
meningkatkan kualitas Pelaksana dan diperlukan SDM yang memiliki bidang/ keahlian dalam
pelaksanaan program tersebut, Prilaku Pelaksana, pada umumnya prilaku pelaksana itu baik,
akan tetapi kemampuan/ skil para pelaksana itu rendah sehingga progam ini tidak bejalan dengan
optimal dan Perhatian Pemerintah, pada dasarnya pemerintah daerah bersama DPRD Kab. Sinjai
sangat merespon dengan baik kebijakan ini, sehingga ini perlu dipertahankan dan memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, agar tujuan dari
kebijakan ini bisa tercapai sesuai apa yang menjadi keinginan pemerintah pusat.
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, dapat direkomendasikan saran-saran yaitu
Pentingnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai bersama jajaran instansi yang terkait untuk
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 7
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

mengoptimalkan dan saling berkoodinasi dengan baik agar Implementasi Program Kartu
Indonesia Sehat (KIS) di Kabupaten Sinjai Khususnya di Kelurahan Lappa dapat berjalan dengan
baik, sehingga tujuan dari program tersebut dalam rangka meringankan beban hidup masyarakat
orang miskin/ kurang mampu dan dapat mengurangi/ memutuskan rantai kemiskinan yang ada,
Diharapkan kepada pemerhati, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Media, Stakeholder dan Elemen Masyarakat Lainnya untuk mengambil peran dan
berpartisipasi dalam mendukung program Kartu Indonesia Sehat (KIS) demi tercapainya
pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat fakir miskin/ kurang mampu, dan Diharapkan
kepada masyarakat fakir miskin untuk mengikuti program kartu indonesia sehat (KIS) dengan
baik dan jika ada keluhan mengenai program ini agar segera melaporkan kepada pihak yang
terkait untuk dicarikan jalan keluarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks :
Abdullah, Syukur, 1988. Laporan temu kajian posisi dan peran ilmu administarasi Negara dan
manajemen, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dan Asia Foundation :
Jakarta.
Agustino, Leo, 2006, Politik & Kebijakan Publik, Edisi 1, Penerbit Alfabeta : Jakarta.
Dunn, William N. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Terjemahan Drs. Samodra
Wibawa, MA dkk, Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Sinar Grafika : Jakarta.
Maldun, Syamsuddin. 2015. Buku Pedoman Penulisan Tesis. PPs Administrasi Publik
Universitas Bosowa ; Makassar.
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya. :
Bandung.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Parsons, Wayne. 2014. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Tri
Wibowo Budi Santoso. Cetakan ke-5, Penerbit Kencana, Prenada Media : Jakarta.
Purwanto, Erwin, 2012, Implementasi Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasinya diIndonesia,
Gava Media : Yogyakarta.

VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 8


JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

Putra, Fadillah, 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik, Pustaka Arief, Banten,
Indonesia.
Siagian, Sondang. 1986. Administrasi Pembangunan. CV Haji Masagung : Jakarta.
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Suratman, 2017. Generasi Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik. Penerbit Capiya
Publishing : Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta : Bandung.
Syafri, Inu Kencana. 1992. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Eresco : Jakarta
Usman, Nurdin. 2004. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Wahab, SA., 2005, Analisis Kebijaksanaan, dari Formulasi ke Implementasi Kebijakasanaan
Negara, Edisi Kedua, Penerbit Bumi Aksara : Jakarta.
Westra, Pariata, sutarto, syamsi.1989. Insklopedi Administrasi. Hj. Masagung edisi ke-4 : Jakarta
Wisnu. 2015. Inovasi Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan (Studi di UPT
Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen):Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume. 15, Nomor 2.
Internet :
BPS.2015. Persentase Penduduk Miskin Di Indonesia. Diakses 10 Juli 2017 Pukul 13.21 Wita :
Sinjai.
Undang-Undang :
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program
Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Perturan Pemerintah Republik Indonsia Nomor 101 Tahun 2012 tentang penerima bantuan iuran
jaminan kesehatan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan
VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 9
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK
ISSN 2301-6876

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang penerima bantuan iuran jaminan kesehatan.
Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

VOLUME IX EDISI 01 JUNI 2019 10

Anda mungkin juga menyukai