Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
mendapat pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (Pasal 28H UUD 1945).
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga
perubahan UUD 1945 pada Pasal 34 ayat 2, menyebutkan bahwa Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi masyarakat. Dengan terbitnya UndangUndang RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar
dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat (Sitorus, 2014).
Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, akan berpengaruh
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, di
samping itu menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga banyak disorot oleh
masyarakat mengenai kinerja tenaga kesehatan selain masyarakat juga mengkritisi
berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Pelayanan kesehatan di desa, sumber daya manusia terbanyak yang
berinteraksi secara langsung dengan masyarakat adalah bidan, sehingga kualitas
pelayanan yang dilaksanakan oleh bidan dapat dinilai sebagai indikator baik atau
buruknya kualitas pelayanan kesehatan di desa .

Menurut Gita (2013) menjelaskan bahwa Derajat Kesehatan atau Tingkat


Kesehatan adalah skala yang dapat mengukur sehat atau sakitnya keadaan fungsi dan
struktur jasmani mental sosial seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor keturunan, dan faktor
pelayanan kesehatan.
Indonesia telah lama memiliki sistem penjaminan kesehatan, namun sistem
yang ada saat ini belum dapat memenuhi hak warga negara untuk memperoleh
pelayanan kesehatan secara adil dan merata. Sebagai contoh adalah Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Kemenkes RI sejak tahun 2005 telah
melaksanakan program jaminan kesehatan sosial. Saat itu Kemenkes memiliki
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) yang
lebih dikenal dengan program Askeskin. Askeskin berjalan dari tahun 2005 hingga
2007 kemudian berubah nama menjadi program Jamkesmas pada tahun 2008. Namun
demikian masih ada masalah yang ditemui dalam pelaksanaanya, antara lain soal
kepersetaan, pelayanan, dan pendanaan (Wibowo, 2014:71)
Untuk mengatasi masalah diatas, muncul Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial (BPJS) yaitu badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. BPJS adalah hasil peleburan PT Askes akan bertransformasi menjadi
BPJS Kesehatan dan PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat BPJS
meliputi pelayanan promotif, preventif, pelayanan kuratif, rehabilitatif termasuk obat
dan bahan medis. Dengan adanya BPJS ini harapan pemerintah seluruh masyarakat
bisa menjadi peserta BPJS ini (Wibowo, 2014:73)

Menurut Sekretariat Republik Indonesia di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,


jumlah peserta JKN sebanyak 1.357.483 jiwa yang terdiri PBI atau eks peserta
Jamkesmas sebanyak 766.712 jiwa, peserta eks Jamkesda 472.589 jiwa, eks peserta
Askes sebanyak 77.734 jiwa, dan eks peserta Jamsostek sebanyak 40.448 jiwa.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 Februari 2015
di Desa Kalikudi diperoleh data jumlah penduduk di desa Kalikudi sebanyak 7.339
jiwa, untuk jumlah peserta BPJS sebanyak 1.595 jiwa / 21,73 %, sedangkan di Dusun
Klapagading untuk peserta BPJS sebanyak 158 jiwa.
Berdasarkan hasil wawancara pada waktu studi pendahuluan,

pandangan

masyarakat desa terhadap pelayanan BPJS masih kurang baik, hal ini di tandai
dengan banyaknya masyarakat yang belum memahami layanan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan sedikitnya para pengguna kartu BPJS untuk
mengunakan BPJS. Beberapa hal yang banyak dikeluhkan masyarakat di antaranya
kurangnya sosialisasi, terutama di kabupaten/kota karena banyak masyarakat di
daerah tidak mendapatkan informasi terkait BPJS tersebut.
Melalui wawancara pada 15 Kepala Keluarga di Dusun Klapagading terdapat 4
Kepala Keluarga yang sudah mempunyai BPJS sedangkan 11 Kepala Keluarga
pernah mendengar tentang BPJS tetapi kurang mengetahui manfaat dari BPJS. Bagi
mereka BPJS masih kurang diminati karena kurangnya pengetahuan, rendahnya
pendidikan, faktor ekonomi dan masih banyaknya Kepala Keluarga yang
menganggap bahwa adanya BPJS hanya menambah pengeluaran dengan biaya yang
dikeluarkan setiap bulannya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap Tahun 2015 .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS di desa
Kalikudi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun 2015 ?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pengetahuan kepala
keluarga tentang BPJS di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap
Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terutama
tentang BPJS.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi bidan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pelaksanaan BPJS.

b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
secara langsung dalam melaksanakan penelitian dengan menerapkan teori yang
diperoleh dari institusi pendidikan.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ilmu yang berguna dan sebagai
bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan dari hasil penelitian.
d. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat dan memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan sesuai kebutuhan

. BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. KERANGKA KONSEP

Input

proses

output

Mendeskripsikan tingkat
pengetahuan kepala
keluarga tentang BPJS

Kepala Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan
1. Sosial ekonomi
2. Kultur (budaya & agama)
3. Pendidikan
4. Pengalaman

Keterangan :
: Area yang diteliti
: Area yang tidak diteliti
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat
pengetahuan
-

Baik

Cukup

Kurang

B. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya (Sugiyono, 2011).Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal, yaitu pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel
atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
(responden) yang satu dengan responden yang lain. (Notoatmodjo, 2010:
111-112).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel
Tingkat
pengetahuan
kepala keluarga
tentang BPJS

Definisi
Operasional

Cara Ukur

Menggunakan kuesioner
tentang
pegetahuan
BPJS sebanyak 24 item dan
masing-masing
jawaban terdiri
dari jawaban
1) Pengertian BPJS benar
dan jawaban salah.
2) Asas-asas BPJS
Bila jawaban
3) Ruang lingkup sesuai kunci
diberi skor 1
BPJS
dan
bila
4) Manfaat BPJS
jawaban tidak
sesuai dengan
5) Kepesertaan
kunci
diberi
skor 0
6) Pembiayaan
BPJS
Tingkat
pengetahuan
kepala keluarga
yang diperoleh
dari pernyataan
yang diajukan
tentang
BPJS
meliputi :

7) Pelayanan BPJS

Hasil Ukur

Skala

Baik :76- Ordinal


100% dari
jawaban
benar
Cukup :
56-75%
dari
jawaban
benar
Kurang :
<56% dari
jawaban
benar

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari
sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk
mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan
suatu kejadian dari sebuah fenomena. Oleh karena itu data dapat dikumpulkan
dengan menggunakan interview, observasi, atau kuesioner (Suyanto, 2011: 33).
Pendekatan dalam penelitian menggunakan cross sectional. Cross sectional
yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data diperoleh saat ini juga. Cara ini
dilakukan dengan melakukan survei, wawancara, atau dengan menyebarkan
kuesioner pada responden penelitian (Suyanto, 2011: 50)
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian berupa
benda. Semua benda yang memiliki sifat (atribut) atau ciri, adalah subjek
yang bisa diteliti (Machfoedz, 2013: 47). Populasi dalam penelitian adalah
semua kepala keluarga di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala tahun 2015
yaitu 1.416 kepala keluarga.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian

dari

populasi

yang

diambil

dengan

menggunakan teknik sampling, jumlahnya ditentukan oleh rumus atau suatu


formula, dengan tujuan untuk mewakili populasi dalam suatu uji olah data

dari suatu penelitian tertentu (Machfoedz, 2013: 48). Supaya hasil penelitian
sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang ditetapkan harus sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi dan
eksklusi (Saryono, 2010: 63). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1) Berpendidikan SD-SMP
2) Kepala Keluarga yang belum pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang BPJS dan belum menggunakan BPJS
3) Kepala keluarga yang berdomisili di desa Kalikudi
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
1) Tidak tamat SD-SMP
2) Kepala keluarga yang pernah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang BPJS dan menggunakan BPJS
3) Kepala keluarga yang tidak berdomisili di desa Kalikudi
4) Tidak bersedia menjadi responden

3. Besar sampel
Menurut Notoatmodjo, (2010: 126) menjelaskan bahwa untuk
menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung pada
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal
dari besarnya sampel dan kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan
batas minimal dari besarnya sampel. Besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus sebagai berikut :

n=

N
1+ N ( d2 )

Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan
: 10 % (0,10) (Notoatmodjo, 2005 : 92)
Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Diketahui :
1. Presisi (d= 0,10 )
2. Besar populasi (N= 1416 )
1416
n=
1+1416 ( 0,102 )
n=

n=

1416
1+1416 ( 0,01 )

1416
1416
=
=93,4
1+14,16 15,16

n=93,4+10 =102,7 dibulatkan menjadi 103


Dengan perhitungan tersebut, maka sampel yang diambil sebesar
103 kepala keluarga dan ditambahkan 10% untuk menjaga adanya
responden yang keluar dari sampel, sehingga sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 103 kepala keluarga.
4. Teknik pengambilan sampling
Teknik pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Cluster random sampling yaitu kelompok yang dapat diartikan
kelompok subjek atau kesatuan analisis (unit dasar) yang berdekatan satu
sama lain secara geografis (Machfoedz, 2013: 54).
Pemilihan sampel dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan cluster
Sampel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 7 dusun yaitu :
Dusun Glempang, Dusun Kalipomahan, Dusun Klapagading, Dusun
Pejaten, Dusun Semingkir, Dusun Pedudutan, dan Dusun Peturusan.
b. Memilih sampel
Dari 7 dusun tersebut akan diambil sejumlah sampel. Cara menghitung
jumlah sampel tiap dusun dengan memakai rumus sebagai berikut :
Rumus=

Jumlah kepala keluarga per dusun


sampel
Jumlah seluruh kepala keluarga

Dari rumus tersebut, maka jumlah sampel setiap dusun di desa Kalikudi
Kecamatan Adipala adalah sebagai berikut :
No

Jumlah

Perhitungan

Jumlah

populasi
182

Sampel
182
1416

sampel
13

Dusun
1. Dusun Glempang

151

103
151
1416

11

3. Dusun Klapagading

101

103
101
1416

4. Dusun Pejaten

222

103
222
1416

16

2. Dusun Kalipomahan

103

298
1416

5. Dusun Semingkir

298

6. Dusun Pedudutan

244

103
244
1416

18

218

103
218
1416

16

7. Dusun Peturusan

21

103
Jumlah

1.416

103

C. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala
Cilacap.
D. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada waktu bulan Maret-Juni 2015.
E. ETIKA PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah mengajukan surat ijin
penelitian kepada Ketua STIKES, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dan Kepala Desa Kalikudi.
Kemudian penelitian dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi.
Menurut Notoatmodjo (2010: 202) menyatakan bahwa peneliti dalam
menjalankan tugas penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah
(scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian. Milton (1999,
dalam Notoatmodjo 2010: 203-204) menyatakan ada empat prinsip yang harus
dipegang teguh peneliti dalam melaksanakan penelitian, yaitu :
1. Kerahasiaan

Peneliti tidak membuat identitas subyek penelitian demi kepentingan


privasi atau kerahasiaan, nama baik dan aspek hukum serta psikologis,
secara langsung maupun tidak langsung atau efeknya dikemudian hari.
2. Objektifitas
Peneliti bersifat objektif dalam setiap proses penelitian sehingga laporan
yang dihasilkan merupakan hasil interpretasi empiris terhadap data bukan
interpretasi subjektif peneliti.
3. Kehati-hatian
Etika ini diperlukan untuk menghindarkan peneliti terjebak dalam
kealpaan dan kesalahan dalam penelitian, seperti mengumpulkan data,
mencatat data dan lain-lain.
4. Legalitas
Peneliti harus mengetahui aspek-aspek legal yang diatur dalam hukum
dan kebijakan pemerintah setempat.

F. ALAT PENGUMPULAN DATA


1. Alat Ukur
Alat pengumpulan data untuk mendapatkan data tingkat pengetahuan
Kepala Keluarga tentang BPJS dengan menggunakan kuesioner yang
dirancang oleh peneliti dengan melihat tinjauan pustaka yang ada. Kuesioner
pada penelitian ini terdiri dari dua bagian. Kuesioner yang pertama berisi
tentang data identitas responden, kuesioner kedua berisi tentang tingkat
pengetahuan Kepala Keluarga tentang BPJS yang meliputi definisi, tujuan,
manfaat, kepesertaan, pembiayaan, dan pelayanan.
Tabel 4.1 Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang
BPJS

No
.

Pernyataan

Jumlah
pernyataa
n

1.

Pengertian BPJS

2.

Manfaat BPJS

3.

Kepesertaan

4.

Pelayanan BPJS

5.

Pembiayaan BPJS

6.

Asas-asas BPJS

7.

Ruang lingkup
BPJS

8.

Pembentukan BPJS

Total

24

Jenis pernyataan

Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable
Favourable
Unfavorable

:1
:1
:1
:1
:1
:1
:4
:3
:3
:2
:1
:1
:1
:1
:1
:1

No. Pernyataan

1
2
6
7
8
11
15,17,19, 21
16, 18, 22,
9, 12,14
10,13
3
4
5
20
23
24

2. Uji Instrumen Penelitian


Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur.
Pada penelitian ini hanya dilakukan uji validitas yaitu suatu indeks yang
menunjukan sejauh mana suatu alat peraga dapat dipercaya atau dapat
diandalkan dan tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama (Setiawan & Saryono 2011 : 136).
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan dosen pembimbing.
Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu menggunakan kisi-kisi
instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang

telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka penguji
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2011:
353).
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas konstruk,
yaitu validasi yang digunakan untuk melihat struktur instrumen penelitian,
apakah sudah sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Salah satu cara validasi yaitu dengan melakukan telaah pada ahli dan dosen
pembimbing.

G. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari :
1. Data Primer
Data pimer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh secara
langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari (Azwar, 2010: 91). Data primer ini didapat langsung dari responden,
berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada respoden, meliputi data
karakteristik responden dan data tentang tingkat pengetahuan kepala
keluarga tentang BPJS. Kuesionernya menggunakan skala Guttman (B,S)
sebanyak 24 pernyataaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder atau tangan kedua adalah data yang diperoleh dari pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data
sekunder berupa data tentang jumlah kepala keluarga di desa Kalikudi
Kecamatan Adipala Tahun 2015.

H. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA


1. PENGOLAHAN DATA
Menurut Suyanto (2011: 60-61) sebelum melaksanakan analisa data
beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan data
yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala.
Tahapan tersebut terdiri dari :
a) Cleaning
Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari
responden ketika memeriksa lembar observasi. Pada tahapan cleaning
ini dilakukan untuk memeriksa kembali apakah ada jawaban responden
atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab. Jika ada sampaikan
kepada responden untuk mengisi atau memperbaiki jawaban. Jika hal ini
tidak dilakukan dan terdapat jawaban ganda atau lembar observasi
belum terisi maka kuesioner tersebut gugur, sebab peneliti tidak boleh
mengisi jawaban.
b) Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan skor atau hasil observasi
sehingga setiap jawaban responden dapat berindikator. Tidak ada
pedoman baku untuk skoring, namun skoring harus diberikan dengan
konsisten. Selain itu perlu diperhatikan dengan seksama terhadap
pertanyaan dalam kuesioner yang bersifat negatif. Hasil yang didapat
setelah dilakukan coding terdapat jawaban responden adalah melakukan
skoring yaitu dengan menjumlahkan jawaban yang benar. Pada
penelitian ini untuk pernyataan favourable, jika jawab benar skor 1 dan
jika jawab salah skor 0. Untuk pernyataan unfavorable jika jawab benar

skor 0, dan jika jawab salah skor 1. Sehingga dapat diperoleh kategori
tingkat pengetahuan yaitu :
1. Baik jika, skor 76%-100% dari jawaban benar
2. Cukup jika, skor 56%-75% dari jawaban benar
3. Kurang jika, skor <56% dari jawaban benar
c) Coding
Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari :
a. Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan
identitas responden dan mempermudah proses penelusuran biodata
responden bila diperlukan.
b. Menetapkan kode untuk skoring jawaban responden atau hasil
observasi yang telah dilakukan.
Coding dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Baik diberi kode 3
2) Cukup diberi kode 2
3) Kurang diberi kode 1
d) Entering
Memasukan data yang telah diskor kedalam computer seperti ke dalam
spread

sheet

program

Excel

atau

ke

dalam

program

SPSS

( Statistical Product and Service Solutions).


2. ANALISIS DATA
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif.
Menurut Sugiyono (2009: 124), analisa deskriptif adalah suatu prosedur
pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara
ilmiah alam bentuk tabel atau grafik. Jenis analisa data salah satunya yaitu
menggunakan analisis univariate. Analisis data dalam penelitian ini
menghasilkan presentase variabel tingkat pengetahuan kepala keluarga
tentang BPJS. Untuk menentukan presentase digunakan rumus :

P=

X
N x 100%

Dimana

P
X
N

= Persentase
= Jumlah jawaban benar
= Jumlah nilai maksimal

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diperoleh dari jawaban


responden dibagi dalam kategori sebagai berikut (Arikunto, 2006)
pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Pengetahuan baik : skor 76%-100%
2) Pengetahuan cukup : skor 56%-75%
3) Pengetahuan kurang baik : skor <56%

Anda mungkin juga menyukai