Disusun oleh :
G0119058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURAKARTA
2019
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................ 4
Pendahuluan .............................................................................................................................. 4
B. Perumusan Masalah.............................................................................................................. 4
BAB II....................................................................................................................................... 5
A. BPJS ..................................................................................................................................... 5
B. Pancasila ............................................................................................................................... 5
Pembahasan............................................................................................................................... 7
BAB IV ..................................................................................................................................... 9
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan tujuan didirikannya BPJS dan
manfaatnya untuk masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memaparkan
keterkaitan antara pelaksanaan program pelayanan BPJS dengan nilai-nilai pancasila.
Metode yang digunakan yaitu mencari informasi berdasarkan kasus yang ada di masyarakat.
BPJS merupakan program kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat untuk meringankan
beban masyarakat. Namun, pada kenyataannya masyarakat merasa terbebani karena mereka
merasa dinomorduakan. Masyarakat merasa pelayanan kesehatan di rumah sakit kepada
pasien umum dan pasien pengguna layanan BPJS berbeda. Hal itu terlihat dari tingkat
kepuasan mereka. Perbedaan pelayanan rumah sakit kepada pasien umum dan pasien
pengguna BPJS tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, utamanya sila kelima yang
berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” .
Sakit merupakan hal yang tidak pernah diharapkan oleh setiap orang. Seseorang
yang terkena penyakit, atau seseorang yang mengalami kejadian tidak terduga seperti
kecelakaan harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pengobatan dan fasilitas
kesehatan lainnya.
Biaya kesehatan yang tinggi semakin membuat sulit masyarakat untuk memperoleh
layanan kesehatan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meringankan beban biaya
kesehatan, salah satunya adalah asuransi. Pemerintah sendiri telah melakukan upaya
dalam memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat seperti pengadaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan undang-undang nomor 24 tahun 2011, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan
sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes
Indonesia menjadi BPJS Kesehatan. BPJS diharapkan mampu memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat lebih baik lagi dari tingkat awal hingga pelayanan
paripurna (Putri, 2014). Asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia hanya
menanggung biaya dua anak saja, sedangkan BPJS menanggung 3 anak. Pada program
askes hanya bisa diberikan kepada pegawai pemerintahan meliputi Pegawai Negeri Sipil
(PNS), pejabat negara, dan pensiunan PNS/TNI/POLRI/pejabat negara. Pada BPJS,
pemerintah mewajibkan semua warga Indonesia untuk mendaftar menjadi peserta BPJS.
B. Perumusan Masalah
A. BPJS
Kepuasan pasien adalah salah satu tujuan didirikannya rumah sakit atau layanan
kesehatan lainnya. Untuk bisa bertahan dalam persaingan kompetitif dengan rumah sakit
lain, maka sebuah rumah sakit harus meningkatkan kualitas pelayanan guna
meningkatkan kepuasan pelanggan atau dalam hal ini pasien (Yuniarti, 2015).
Selain itu, mutu atau kualitas pelayanan juga merupakan hal penting dalam suatu
usaha. Pada rumah sakit, keselamatan pasien merupakan bagian dari mutu atau kualitas
pelayanan rumah sakit itu sendiri. Fokus perbaikan mutu pelayanan dalam menangani
pasien merupakan usaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan yang
berupa kepuasan pasien (Glowacki, 2015).
1. Administrasi pelayanan
A. Administrasi pelayanan
G. Rehabilitasi medis
H. Pelayanan darah
B. Pancasila
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila berasal dari
dua kata, yaitu “panca” yang artinya “lima” dan “syila” dengan vokal pendek yang
artinya “batu sendi”, atau “alas”, atau “dasar”, dan “syiila” dengan vokal panjang, yang
artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.(Kaelan,
2004:21). Jadi, pancasila berarti lima alas atau dasar atau dapat juga berarti lima aturan
tingkah laku yang penting.
3. Persatuan Indonesia;
BPJS didirikan untuk menggantikan ASKES. BPJS didirikan dengan tujuan melakukan
pendaftaran peserta, mengumpulkan iuran dari peserta tiap bulannya, menerima bantuan
dana dari pemerintah, mengelola dana untuk kepentingan peserta BPJS, mengumpulkan dan
mengelola data peserta, membayarkan dan membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan, dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat (Putri, 2014).
Namun, seiring berjalannya waktu peserta BPJS nampak kecewa dengan pelayanan
rumah sakit kepada peserta BPJS. Rumah sakit memberikan pelayanan yang berbeda
terhadap pasien umum dan pasien yang menggunakan BPJS. Sebagaimana penilaian dari
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Siti Juliantari bahwa ada diskriminasi kepada
masyarakat pengguna layanan BPJS. Masyarakat umum lebih diprioritaskan daripada
masyarakat pengguna layanan BPJS.
Beberapa contoh kasus diskriminasi tersebut antara lain, pengguna layanan BPJS kelas
III yang mencari kamar rawat inap lalu pihak rumah sakit mengatakan kamar rawat inap
penuh, sehingga pengguna layanan BPJS tersebut disarankan untuk naik kelas dengan
diharuskan membayar kekurangan biaya. Kasus lain yang sering terjadi yaitu pihak rumah
sakit yang mengatakan bahwa pasien atau pengguna layanan BPJS harus membeli obat di
apotek di luar rumah sakit, padahal seharusnya obat masuk dalam program layanan BPJS
yang berarti pasien atau pengguna layanan BPJS tidak perlu membayar lagi.
Hal tersebut jelas memancing amarah masyarakat, karena masyarakat belum merasakan
keadilan dari BPJS yang signifikan tetapi iuran akan dinaikkan menjadi dua kali lipat. Sesuai
sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sudah
seharusnya pemerintah utamanya rumah sakit berlaku adil terhadap pasien umum maupun
pasien pengguna layanan BPJS, ini terdapat pada Ketetapan MPR nomor II/MPR/78 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) poin (b) yang berbunyi “bersikap
adil” namun pada kenyataannya keadilan yang terdapat pada pancasila dan beberapa
peraturan lain tidak dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah sendiri maupun rumah sakit. .
Tingkat kepuasan antara pasien pengguna layanan BPJS (juga disebut JKN atau Jaminan
Kesehatan Nasional) dengan pasien umum berbeda. Hal tersebut bergantung pada pelayanan
yang diterima oleh pasien yang berarti pasien umum mendapatkan pelayanan kesehatan yang
lebih baik daripada pasien yang menggunakan layanan BPJS (Wardhana dan Christiono,
2019). Dari perbandingan tingkat kepuasan pasien dapat disimpulkan bahwa pemerintah
utamanya rumah sakit tidak adil dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal-hal yang tertera diatas, BPJS belum melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dengan sempurna. Padahal seharusnya nilai-nilai Pancasila sudah tertanam dalam diri
masing-masing pribadi.
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dengan melihat berbagai permasalahan yang timbul akibat dari BPJS maka dapat
disimpulkan betapa pentingnya Pendidikan Pancasila. Tujuan adanya Pendidikan
Pancasila agar Pancasila yang benar tersebut itu dapat kita amalkan dengan
sebaik-baiknya, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan sosial,
bahkan untuk kepentingan hidup bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, tujuan lain
dari Pendidikan Pancasila yaitu agar Pancasila yang benar tersebut setelah kita amalkan,
selanjutnya kita amankan, agar jiwa dan semangatnya, perumusan dan sistematiknya
yang sudah benar tersebut tidak akan diubah-ubah lagi, apalagi dihapuskan atau diganti
dengan isme-isme lainnya.
B. Saran
Buku
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib
Umum Pendidikan Pancasila.
Kaderi, Alwi. 2015. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin : Antasari
Press.
Putri, Asih Eka. 2014. Paham BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Indonesia :
Friedrich-Ebert-Stiftung.
Sukarno, B. 2005. Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis. Surakarta :
Sebelas Maret University Press.
Jurnal Nasional
Pertiwi, Aisah Ayu Nur. (2016) ‘Analisis Perbedaan Kualitas Pelayanan pada Pasien BPJS
dan Pasien Umum terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Kota Surakarta’.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. Vol. 18, No. 2, halaman 113-121.
Widada, Trisna. Pramusinto, Agus dan Lazuardi, Lutfan. (2017) ‘Peran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Implikasinya Terhadap
Ketahanan Masyarakat’. Jurnal Ketahanan Nasional. Vol 23, halaman 199-216.
Jurnal Internasional
Wardhana, Erdianto Setya dan Christiono, Sandy. (2019) ‘The Difference Of Satisfaction
Level in Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) and General Patients Towards Quality
of Dental Health Services At Dental Clinic In West Kalimantan’. Jurnal Kedokteran
Gigi. Vol IV. No 1 : 41-45.
Koran
Selviany, Desy. 2019. Iuran BPJS Naik, BPKN: Layanan Rumah Sakit Buruk, Pasien Cuma
Dianggap Warga No 2. Jakarta. Tribunnews. (9 Oktober 2019). Diakses
melalui : https://wartakota.tribunnews.com/2019/10/09/iuran-bpjs-naik-bpkn-lay
anan-rumah-sakit-buruk-pasien-cuma-dianggap-warga-no-2?page=all
Website
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/pages/detail/2010/2
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/pages/detail/2014/12