Dalam pelaksanaanya, beberapa sengketa yang terjadi dalam pelayanan kesehatan primer
yang sampai saat ini belum terselesaikan adalah sebagai berikut :
Dalam pelaksanaanya, beberapa sengketa yang terjadi dalam pelayanan kesehatan BPJS di
Rumah Sakit sampai saat ini belum terselesaikan adalah sebagai berikut :
Cara Penanganan: Menurunkan tingkat kerentanan pangan dan gizi merupakan tantangan yang
besar bagi pihak perencana dan pengambil kebijakan karena masalah kerentanan pangan dan gizi
merupakan permasalahan kompleks, tidak hanya terkait oleh satu sektor, tetapi mencakup multi
aspek dari hulu hingga hilir. Dukungan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah, pemerintah daerah, lembaga legislatif, pelaku usaha, filantrofi, LSM, media,
akademisi dan lembaga pengkajian serta komunitas madani di pusat dan daerah) perlu
disinergikan sehingga konvergensi program di tingkat operasional dapat diperoleh untuk
mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Sumber: http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan%202020/IKP
%202019%20FINAL.pdf
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Bahan%202020/Buku%20Situasi%20Ketahanan
%20Pangan%20dan%20Gizi%202019%20final.pdf
EDISI KE-3 DAMPAK PANDEMI TERHADAP PERSPEKTIF GENDER DI
INDONESIA
Perubahan tatanan ini yangkemudian menjadi ancamanpada kesetaraan gender diIndonesia,
karena pada dasarnya ketidakpastian kondisiperekonomian membawa dampak yang lebih
burukbagi perempuan dibandingkan laki-laki (Alon dkk.,2020).
Padahal tanpa adanya pandemi ini pun, posisiperempuan di Indonesia belumpada posisi
setaradengan laki-laki. Hal ini terlihat pada dataperbandingan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)berdasarkan jenis kelamin, IPM pada penduduk laki-laki lebih tinggi (75,96) dibandingkan
pada pendudukperempuan (69,18) (BPS, 2020a). Terlebih,padakondisi pandemi perempuan
memiliki kerentanan yanglebih tinggi (Wenham dkk., 2020).
Sementara itu, perempuan yang tetap bisa bertahanpada pekerjaannya juga akan menghadapi
masalah lain,yaitu beban ganda. Di Indonesia, narasi tanggung jawabutama perempuan adalah
pada pekerjaan domestik(Mustajab dkk., 2020). Sedangkan untukmengantisipasi penyebaran
COVID-19, pemerintah danperusahaan memberlakukan kebijakanWork
FromHome(WFH/bekerja dari rumah) dan sekolah-sekolahmemberlakukan kebijakanSchool
From Home(SFH/sekolah dari rumah). Sehingga, perempuan yangmelakukan WFH harus
mampu mengalokasikanwaktunya untuk mengurus rumah tangga, mendampingianak belajar,
sekaligus bekerja. Kondisi ini merupakanhasil dari timpangnya pembagian tugas (Alon
dkk.,2020)
Ketimpangan peran gender yang terjadidalam keluarga merupakan hasil dari norma patriarkiyang
masih banyak dianut oleh masyarakat Indonesiayang pada akhirnya menempatkan posisi laki-
laki padastatus yang lebih tinggi daripada perempuan (Obie,2018; Putra dkk., 2019). Kondisi ini
yang menyebabkanlaki-laki merasa memiliki kuasa atas perempuan didalam rumah tangganya
serta berpotensi memicuterjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) (Nilan,
Demartoto, Broom, & Germov, 2014;Obie, 2018; Putra dkk., 2019).