PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang telah dijamin
et al., 2021).
merupakan hak asasi dan hak dasar manusia yang harus dipenuhi dan
1
bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk dapat memperoleh pelayanan
kesehatan
ini sesuai dengan amanat UUD 1945, dimana negara hadir melalui
sampai dengan tahun akhir tahun 2019 cakupan kepesertaan adalah 85,3%
(Machdum, 2020).
Kesehatan pada akhir 2020, tercatat sebanyak 222,46 juta orang. Angka itu
berkurang sekitar 1,64 juta orang dibandingkan dengan jumlah peserta pada
belanja daerah (APBD) yang pada 2020 sebanyak 2,64 juta orang, dari 2019
sebanyak 38,8 juta orang (2019) menjadi 36,16 orang (2020). Pengurangan itu
jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar 2.669.840 jiwa dengan jumlah
kepesertaan 2.469.046 jiwa, dimana ada 1.729.431 jiwa yang termasuk peserta
sebanyak 190.132 jiwa, dan peserta Bukan Pekerja sebanyak 32.809 jiwa,
sedangkan peserta non JKN sebanyak 200.794 jiwa (Data Profil Dinas
343.320 jiwa, yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
jiwa, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 58.753 jiwa dan Bukan Pekerja
peserta JKN sebanyak 298.656 jiwa dan 44.664 jiwa belum mendaftarkan diri
sebagai peserta JKN di Kantor BPJS Kesehatan KC- Kendari (Data Profil
mengakibatkan banyak kerugian bagi rumah sakit maupun pasien ,maka dari
yang salah tetapi mereka juga dapat mengeluh karena harapan yang tidak
dapat muncul karena kualitas layanan yang buruk atau harapan pasien
terhadap layanan yang diberikan yang tidak terpenuhi (Lesmana et al., 2022).
United Kingdom (UK) pada tahun 2015-2016 terdapat 198.739 keluhan dan
Pada Hospital and Community Health Service (HCHS) tahun 2017-2018 total
layanan rawat inap yaitu sebesar 32,7%, angka ini menunjukkan peningkatan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 31,3% dan keluhan juga meningkat pada
(NHS)., 2017).
pelayanan, pembatasan kuota dokter, dan dokter yang datang tidak tepat
RS kepada pasien JKN-KIS dan pasien umum atau asuransi lain. Sementara
dapat dilayani dokter tertentu. Selain itu, peserta JKN juga mengeluhkan
dokter yang tidak tepat waktu sehingga pelayanan konsultasi di rumah sakit
Kota Kendari terus meningkat dari 2017 sebanyak 9.000 kunjungan, 2018
dan diantara rumah sakit yang ada di kota Kendari jumlah kunjungan tertinggi
Kota Kendari maka kualitas pelayanan Kesehatan dirumah sakit tersebut harus
2023).
Indeks Kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari sebesar 82% Di tahun
melalui jalur alternatif seperti kepada anggota parlemen atau pejabat hukum
tahun telah meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 2.000.000 antara tahun
2008 dan 2018 antara tahun 2008 dan 2018. Pengaduan merupakan narasi
dalam pemberian layanan kesehatan dari sudut pandang dari sudut pandang
pasien. Keluhan telah telah diakui sebagai sumber data yang berharga data
yang berharga karena sejumlah alasan. Keluhan berisi data tentang bidang-
lama/panjang, waktu tunggu pelayanan yang cukup lama, tidak ada umpan
balik penanganan keluhan yang terupdate di pajang. Umpan balik pada papan
pengaduan kurang menarik sehingga pasien terasa sulit untuk melihat umpan
balik tersebut.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
1. Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada penanganan keluhan pasien JKN
Kesehatan Pasien JKN Di RSUD Kota Kendari 2023” yang dibimbing oleh Dr.
Suhadi,S.KM.,M.Kes selaku dosen pembimbing satu (I) dan