Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES

http://jkmc.or.id/ojs/index.php/jkmc
Volume 01 | Nomor 02 | Desember |2019
ISSN: 2686-4401

Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar (Willingness To


Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Risa Atriyani R1, La Ode Ali Imran Ahmad2 Hilda Harun3
1,2,3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo

Corespondensi Author
La Ode Ali Imran Ahmad
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo
Kendari, Sulawesi Tenggara
Email: imranoder@gmail.com

Abstrak. World Health Organization (WHO) memberikan dukungan kepada negara-negara


untuk mengembangkan sistem pembayaran kesehatan dengan tujuan untuk menyediakan
Universal Health Converage memastikan bahwa semua orang dapat menerima pelayanan tanpa
adanya kesulitan keuangan. Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur
dalam menentukan kemauan membayar seseorang. Pelayanan kesehatan yang bermutu untuk
mendapatkannya maka akan berdampak pada peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan.
Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat ketika jatuh sakit adalah besarnya beban biaya
perawatan kesehatan khususnya pada rumah tangga kelompok miskin. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar (willingness to pay)
pasien rawat jalan poli interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik, dengan desain
cross sectional, yaitu penelitian ini hanya menganalisis masalah keadaan obyek penelitian
pada waktu penelitian berlangsung. Populasi responden berjumlah 460 orang, dengan besar
sampel 214 orang, uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kemauan membayar pasien
(p-value = 0.753), ada hubungan antara tingkat pendapatan terhadap kemauan membayar
pasien (p-value = 0.000), tidak ada hubungan antara akses tempat tinggal ke Rumah Sakit
terhadap kemauan membayar pasien (p-value = 0.788), tidak ada hubungan antara manfaat
pelayanan terhadap kemauan membayar pasien (p-value = 0.212), ada hubungan antara
mutu pelayanan terhadap kemauan membayar asien (P-value = 0.048). Oleh karena itu
penelitian ini juga menyarankan perlu adanya peningkatan yang lebih baik lagi terhadap mutu
layanan sehingga akan meningkatkan pula kemauan membayar pasien.
Kata Kunci: Kemauan membayar, pasien rawat jalan, RSUD Kota Kendari

Absctrac.The World Health Organization (WHO) provides support to countries to develop


health payment systems with the aim of providing Universal Health Converage to ensure
that everyone can receive services without financial difficulties. Economic conditions are one
aspect that is measured in determining one's willingness to pay. Quality health services to get
it will have an impact on increasing health care funding. One of the problems faced by the

JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 12


Risa Atriyani R, La Ode Ali Imran Ahmad, Hilda Harun. Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar
(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019

community when they fall ill is the high burden of health care costs, especially in poor
households. This study aims to determine the factors associated with willingness to pay
(outpatient willingness to pay) poly internal outpatients in the Kendari City Regional General
Hospital in 2019. This research is a quantitative research that is analytic survey, with cross
sectional design, this research only analyzes problem state of the object of research at the
time the research took place. The population of respondents was 460 people, with a large
sample of 214 people, the statistical test used the chi square test. The results showed that
there was no relationship between the level of education with the patient's willingness to pay
(p-value = 0.753), there was a relationship between the level of income with the patient's
willingness to pay (p-value = 0,000), there was no relationship between access to the
hospital to hospital patient's willingness to pay (p-value = 0.788), there is no relationship
between the benefits of service to the patient's willingness to pay (p-value = 0.212), there is a
relationship between the quality of service to the patient's willingness to pay (P-value =
0.048). Therefore, this study also suggests that there is a need for a better increase in service
quality so that it will increase the willingness to pay of patients.

Keywords: Willingness to pay, outpatients, RSUD District Kendari

PENDAHULUAN Dalam skenario elisitasi kemauan


Kondisi perekonomian merupakan salah satu membayar, pencegahan klinis layanan
aspek yang diukur dalam menentukan kemauan digambarkan sebagai pemeriksaan medis,
membayar seseorang. Kemiskinan telah lama laboratorium tes, obat - obatan dan modifikasi
menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat gaya hidup yang dilakukan untuk deteksi dini dan
perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah pencegahan non-umum penyakit menular seperti
dari berbagai kalangan. Jumlah penduduk miskin kanker, hipertensi dan diabetes mellitus, dan
di sulawesi tenggara meningkat dari 66,41 orang komplikasinya pada pasien. Responden itu juga
atau dalam persentase penduduk miskin sebesar diberitahu bahwa layanan tersebut diakses ketika
6,56% pada bulan maret tahun 2018 menjadi klien sehat dan tanpa gejala sakit kesehatan.
231,80 orang atau dalam persentase penduduk Mereka juga diberitahu bahwa meskipun
miskin sebesar 14,07% pada bulan september beberapa layanan sudah tersedia di berbagai titik
tahun 2018 (Kementerian Kesehatan Republik layanan di internet di rumah sakit, pasien dapat
Indonesia, 2018). mengakses semuanya satu titik layanan,
Pembangunan kesehatan adalah bagian mengikuti pembayaran dari biaya yang
dari pembangunan nasional, dalam ditentukan (Funakpa Brisibe, 2015).
pembangunan kesehatan tujuan yang ingin Data kunjungan pasien umum rawat jalan
dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan Poli Interna di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
masyarakat yang optimal. Kenyataannya yang Kendari pada tahun 2017 sebanyak 15.998
terjadi saat ini derajat kesehatan masyarakat orang, tahun 2018 sebanyak 14.650 orang dan
masih rendah khususnya pada masyarakat tahun 2019-bulan Juli sebanyak 7.303 orang.
miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Pasien JKN di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) Kendari pada tahun 2017 sebanyak 44131 orang,
di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB tahun 2018 sebanyak 49.525 orang dan tahun
sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan AKI 2019-bulan Juli sebanyak 29.516 orang dan
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. pasien Bahteramas di Rumah Sakit Umum
Sehingga salah satu penyebabnya, adalah Daerah Kota Kendari pada tahun 2017 sebanyak
karena mahalnya biaya kesehatan sehingga 79 orang, tahun 2018 sebanyak 49.525 orang,
akses ke pelayanan kesehatan pada umumnya tahun 2019- bulan Juli sebanyak 14 orang. Data
masih rendah. Asuransi kesehatan adalah kunjungan pasien umum rawat jalan Poli
salah satu upaya untuk mengatasi masalah Interna di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
ketidakmampuan terhadap pembiayaan Kendari pada tahun 2017 sebanyak 5597 orang,
pelayanan kesehatan (Setyawan, 2015). tahun 2018 sebanyak 5.965 orang, tahun 2019-

JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 13


Risa Atriyani R, La Ode Ali Imran Ahmad, Hilda Harun. Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar
(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019

bulan Juli sebanyak 3.444 orang, biaya tarif HASIL DAN PEMBAHASAN
pelayanan kesehatan pada Poli Interna sebanyak 1. Umur
Rp.60.000 (Sekali Kunjungan) (RSUD Kota Responden dengan umur yang
Kendari, 2018). bervariasi, golongan umur 36-40 tahun
Berdasarkan fenomena yang terjadi dalam sebanyak 20 responden (21.9%) merupakan
kehidupan masyarakat bahwa biaya hidup dari responden terbanyak serta golongan umur
waktu ke waktu selalu meningkat, baik dari 61-65 tahun sebanyak 1 orang (0.5%)
segi jumlah kebutuhan hidup maupun harga merupakan responden yang paling rendah.
barang dan jasa yang selalu berubah. Meskipun 2. Jenis Kelamin
demikian mahal harga barang dan jasa Responden paling banyak adalah
dikalangan masyarakat maka setiap individu berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan 131 responden (61.2%) dan responden yang
tersebut. Salah satu contoh adalah biaya paling rendah adalah berjenis kelamin laki-
pelayanan kesehatan yang semakin tinggi, laki yaitu sebesar 83 responden (38.8%).
khususnya biaya obat-obatan hingga melebihi 3. Pekerjaan
harga barang-barang konsumsi lainnya, dimana Responden yang paling banyak adalah
pelayanan kesehatan adalah kebutuhan yang berjenis pekerjaan wiraswasta ssebanyak 92
sangat penting bagi masyarakat yang sedang responden (43.0%) dan yang paling
menderita sakit. Masyarakat yang membutuhkan rendah adalah berjenis pekerjaan nelayan
pelayanan kesehatan tentunya harus sebanyak 4 responden (1.9%).
mengeluarkan sejumlah uang tertentu.
Berdasarkan survei awal pada pasien umum Hubungan Pendidikan dengan
rawat jalan, beberapa pasien mengatakan alasan Kemauan Membayar di poli rawat jalan
menjadi pasien umum diantaranya adalah ada Poli Interna RSUD Kota Kendari
perbedaan sikap dan perilaku petugas kesehatan
terhadap pengguna BPJS, serta pasien merasa Pendidikan adalah proses yang terus menerus
rugi apabila tiap bulan harus membayar angsuran (abadi) dari penyesuaian yang lebih bagi
BPJS tetapi hanya beberapa kali ke pelayanan makhluk manusia yang telah berkembang secara
kesehatan. fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada
tuhan, seperti terwujud dalam alam sekitar
METODE intelektual, emosional dan kemanusiaan dari
Jenis penelitian yang digunakan adalah manusia. Tidak ada hubungan antara tingkat
penelitian analitik dengan pendekatan cross pendidikan dengan willingness to pay (kemauan
sectional yaitu penelitian ini hanya menganalisis membayar) dimana peran pendidikan tidak
masalah keadaan obyek penelitian pada waktu sebesar faktor lainnya yang mempengaruhi
penelitian berlangsung. Sampel adalah sebagian kemauan membayar.
dari populasi yang diambil untuk diteliti dan Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
dianggap dapat mewakili seluruh populasi. yang dilakukan oleh (Hendriyanto, 2009)yang
Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan menyatakan bahwa lama pendidikan tidak
Accidental Sampling yaitu pengambilan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan
sampel yang dilakukan dengan memilih membayar, karena 90% persepsi besarnya
responden yang ada di lokasi penelitian. kerugian. Semakin responden telah
Berdasarkan rumus penentuan jumlah sampel menyelesaikan pendidikan formal minimal SD,
tersebut maka besarnya sampel adalah 214 dan terbanyak pendidikan SMA sehingga hal ini
responden. Variabel dalam penelitian ini yang berpengaruh dengan pendidikan tinggi
terdiri dari variabel terikat (variabel dependen) sebanyak 49 responden (41.9%) yang mau untuk
dan variabel bebas (variabel independen). membayar pelayanan kesehatan yang
Variabel dependen adalah kemauan membayar. diterimanya dan yang tidak mau untuk membayar
Variabel independen adalah tingkat pendidikan, sebanyak 68 responden (58.1%). Dari 57
tingkat pendapatan, akses tempat tinggal ke responden (100%) dengan pendidikan sedang
Rumah Sakit (km), manfaat pelayanan dan mutu sebanyak 20 esponden (35.1%) mau untuk
pelayanan. membayar pelayanan kesehatan yang
diterimanya dan yang tidak mau untuk membayar
JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 14
Risa Atriyani R, La Ode Ali Imran Ahmad, Hilda Harun. Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar
(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019

sebanyak 37 responden (64.9%). Dari 24 Semakin besar pendapatan seseorang maka


responden sebanyak 9 responden (37.5%) yang semakin besar pula kemampuan dan kemauan
mau untuk membayar pelayanan kesehatan yang membayar atas pelayanan kesehatan yang
diterimanya dan yang tidak mau untuk diterimanya. Akan tetapi responden yang
membayar sebanyak 15 responden (62.5%). berpendapatan rendah cenderung tidak mau
Hal ini disebabkan karena persepsi membayar pelayanan kesehatan yang
pendidikan responden yang tinggi cenderung dikarenakan responden yang berpendapatan
lebih memikirkan dampak atau risiko tanpa rendah lebih memikirkan kebutuhan sehari-
memikirkan manfaatnya terlebih dahulu artinya harinya daripada kebutuhan kesehatan artinya
persepsi responden mengatakan bahwa seringkali masyarakat yang berpendapatan rendah terlebih
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan dahulu akan memenuhi kebutuhan sehari-harinya
apa yang diharapkan atau di inginkan oleh seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan
responden. Jadi, ini menjadi dasar mengapa daripada memikirikan kebutuhan kesehatannya.
responden yang berpendidikan tinggi cenderung Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
tidak mau membayar pelayanan kesehatan. (Asfawa & Braun, 2012) yang menyatakan bahwa
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian tingkat pendapatan merupakan variabel yang
(Astuti, 2007) bahwa pendidikan mempengaruhi sangat penting yang mempengaruhi keputusan
persepsi. Hasil uji statistik Chi Square pada keluarga atau rumah tangga untuk memiliki
taraf kepercayaan 95% (0.05) menunjukkan kemauan membayar terhadap sejumlah dana
bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.753, jadi ρ yang digunakan untuk memperoleh pelayanan
Value > 0.05, sehingga H1 diterima dan H0 kesehatan, semakin tinggi tingkat pendapatan
ditolak. Hal ini menjukkan bahwa tidak ada keluarga maka semakin tinggi pula dana/biaya
hubungan yang bermakna antara pendidikan yang mau dibayarkan untuk memperoleh
dengan kemauan membayar responden di Poli pelayanan kesehatan (Lopaying, 2010)
Interna RSUD Kota Kendari. menyatakan tingkat pendapatan merupakan salah
satu parameter yang mempengaruhi kemauan
Hubungan Pendapatan dengan membayar (willingness to pay).
Kemauan Membayar di Poli Interna RSUD
Kota Kendari Hubungan Akses Tempat Tinggal Ke Rumah
Sakit dengan Kemauan Membayar di
Pendapatan merupakan hasil yang Poli Interna RSUD Kota Kendari
diperoleh seseorang atas pekerjaan yang
dilakukannya dengan sejumlah imbalan tertentu, Harapan responden terhadap keluhan atas
baik berupa barang maupun uang. Uang penyakit yang dideritanya belum terselesaikan
merupakan salah satu alat pembayaran yang sah oleh pihak Rumah Sakit, sehingga responden
dimasyarakat dan bernilai ekonomi tinggi, tidak mau membayar atas pelayanan kesehatan di
sehingga dengan uang kita bisa membeli apa Rumah Sakit tersebut. Untuk akses tempat tinggal
yang diinginkan. Begitu pula dalam dunia jauh sebanyak 77 responden yang mau membayar
kesehatan, uang merupakan faktor yang sangat pelayanan kesehatan dan 124 responden tidak
penting dalam menentukan kemampuan dan mau membayar. Hal ini terjadi karena pada akses
kemauan kita untuk berobat atau membayar ≥ 3 km responden merasa jauh dalam menempuh
sejumlah pelayanan kesehatan yang kita perjalanan dan pada saat berada di RSUD Kota
peroleh (Jannah, 2012) Kendari Responden tidak puas dengan
Rasa kurang puas pasien terhadap pelayanan pelayanan yang diterimanya, sehingga
dan hasil pemeriksaan kesehatan yang responden tidak mau membayar atas pelayanan
diperolehnya, Sedangkan dari 124 responden tersebut.
(100%) dengan pendapatan kurang, responden Jarak tempat tinggal responden ke tempat
yang mau untuk membayar atas pelayanan berobat akan mempengaruhi kemauan responden
kesehatan yang diterimanya sebanyak 29 untuk memilih dimana responden akan berobat.
responden (23.5%) dan 95 responden (76.6%) Semakin dekat jarak tempat tinggal responden ke
yang tidak mau untuk membayar. Hal ini, Rumah Sakit maka akan semakin besar pula
disebabkan karena jumlah pendapatan yang kecil. keinginan pasien tersebut untuk berobat. Hal ini
terjadi karena ketika berobat responden tidak
JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 15
Risa Atriyani R, La Ode Ali Imran Ahmad, Hilda Harun. Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar
(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019

perlu memikirkan biaya transportasi disebabkan RSUD Kota Kendari dan yang mau membayar
jarak yang cukup dekat bisa ditempuh dengan atas pelayanan kesehatan yang diterimanya. Hal
berjalan kaki saja, sehingga yang perlu ini menunjukkan bahwa manfaat pelayanan yang
dikeluarkan hanya biaya berobat saja, yang dirasakan oleh responden atas pelayanan yang
tentunya hal ini akan mempengaruhi besarnya diterimanya adalah baik. Responden akan
kemauan membayar pasien ketika berobat taraf merasakan manfaat pelayanan yang baik apabila
kepercayaan 95% (0.05) menunjukkan bahwa semua kebutuhan dan keluhan yang dialaminya
besarnya nilai ρ Value = 0.788, jadi ρ Value > selama menerima pelayanan terealisasi dengan
0.05, sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Hal baik, sehingga tidak ada responden yang merasa
ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap jarak kecewa dengan pelayanan yang diterima.
tempat tinggal ke Rumah Sakit tidak ada Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan
hubungan yang bermakna antara persepsi jarak hasil yang tidak bermakna pada persepsi
tempat tinggal ke Rumah Sakit dengan besarnya pasien terhadap manfaat pelayanan kesehatan
kemauan membayar pelayanan Poli Interna dengan besarnya kemauan membayar di poli
RSUD Kota Kendari. Artinya makin jauh jarak rawat jalan poli interna RSUD Kota Kendari. Hal
tempat tinggal responden dengan Poli Interna ini ditunjukkan dengan nilai ρ Value 0.212 >
RSUD Kota Kendari maka makin besar pula 0,05 sehingga tidak ada hubungan yang
kemauan tidak membayar atas pelayanan yang bermakna antara persepsi manfaat terhadap
diterima di Poli Interna RSUD Kota Kendari. manfaat pelayanan kesehatan, dimana rata-rata
Hal ini dikarenakan dasar pertimbangan responden menyatakan setuju dan mau membayar
responden bahwa, untuk berobat di Poli Interna terkait mutu pelayanan yang mereka rasakan
RSUD Kota Kendari mengeluarkan biaya selama berobat di poli rawat jalan poli interna
tambahan yaitu transportasi karena jarak yang RSUD Kota Kendari tergolong Rumah Sakit
jauh dengan tempat tinggal responden, sehingga yang sudah cukup maju khususnya dalam
menyulitkan responden untuk melakukan peralatan medis yang tersedia baik di
kontrol terhadap penyakit yang diderita, dan Laboratorium pemeriksaan maupun di ruang poli
juga responden tidak mengetahui sistem antrian klinik, sehingga hal ini menjadikan suatu Rumah
dan waktu pelayanan yang disediakan oleh Poli Sakit memiliki kualitas yang baik.
Interna RSUD Kota Kendari, hal ini yang
mempengaruhi responden sehingga tidak mau Hubungan Mutu Pelayanan dengan
membayar atas pelayanan kesehatan. Namun, Kemauan Membayar di Poli Interna RSUD
faktanya meskipun jarak tempat tinggal dengan Kota Kendari
Poli Interna RSUD Kota Kendari jauh, rata-rata
responden membutuhkan pelayanan di Poli Mutu atau kualitas Rumah Sakit merupakan
Interna RSUD tersebut disebabkan presepsi gambaran seberapa baik Rumah Sakit tersebut
responden tentang mutu pelayanan yang dalam memberikan pelayanan kepada
disediakan baik. Sehingga, akses tempat tinggal masyarakat. Mutu atau kualitas Rumah Sakit
dengan kemauan membayar tidak berhubungan. juga sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang
tersedia di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit
Hubungan Manfaat Pelayanan dengan yang bermutu haruslah ditunjang oleh gedung
Kemauan Membayar di Poli Interna RSUD dan sejumlah peralatan medis serta tenaga
Kota Kendari kesehatan yang ahli dan profesional pada bidang
masing-masing. Rumah Sakit yang bermutu
Rumah Sakit akan selalu berupaya akan menjadi dambaan bagi setiap masyarakat
memberikan pelayanan yang optimal kepada yang akan berobat ke Puskesmas tersebut.
pasien, baik pelayanan medis maupun pelayanan Rumah Sakit yang sudah cukup maju
fasilitas kesehatan lainnya. Dengan adanya khususnya dalam peralatan medis yang tersedia
pelayanan yang optimal tersebut, sehingga pasien baik di Laboratorium pemeriksaan maupun di
akan merasakan nyaman dan manfaat yang baik ruang poli klinik, sehingga hal ini menjadikan
atas pelayanan yang diterimanya. suatu Rumah Sakit memiliki kualitas yang baik.
Persepsi terhadap manfaat pelayanan rata- Hasil uji statistik Chi Square pada taraf
rata responden memberi penilaian bermanfaat kepercayaan 95% (0.05) menunjukkan bahwa
atas pernyataan manfaat pelayanan Poli Interna besarnya nilai ρ Value = 0.048, jadi ρ Value <
JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 16
Risa Atriyani R, La Ode Ali Imran Ahmad, Hilda Harun. Faktor Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar
(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019

0.05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal DAFTAR RUJUKAN


ini menjukkan bahwa ada hubungan yang Asfawa, A., & Braun, J. V. (2012). Can
bermakna antara mutu pelayanan dengan Community Health Insurance Schemes
kemauan membayar pasien di Poli Interna RSUD Shield the Poor Against The Downside
Kota Kendari. Dalam artian bahwa dalam berobat Health Effects of Economic Reforms, The
responden masih memperhatikan mutu Case of Rural Ethiopia. Journal of Health
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil Policy, 70, 97–108.
penelitian (Yulianti, 2013) menyatakan bahwa Astuti, H. Y. (2007). Kemauan Keluarga dalam
mutu atau kualitas layanan berhubungan dengan Pembayaran tarif rawat Jalan dibalai
kesetiaan pelanggan pada layanan, artinya bawa Pengobatan Umum Puskesmas Grobongan.
mutu layanan yang baik akan meningkatkan Universitas Halu Oleo.
keinginan membayar pelanggan atas layanan Funakpa Brisibe, S. (2015). Willingness to Pay
yang diterimanya. Penelitian ini sejalan dengan for Clinical Preventive Services of Patients
penelitian Hendriyanto (2015) yang menyatakan Attending the GENERAL Out- Patient
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Clinic of a Tertiary Hospital in South-South
besarnya kemauan membayar dengan mutu Nigeria. European Journal of Preventive
pelayanan poliklinik rawat jalan Puskesmas Medicine, 3(1), 6–10.
Ciawi Kabupaten Bogor. Variabel persepsi mutu https://doi.org/https://doi.org/10.11648/j.ej
pelayanan berpengaruh sebesar 11.3% terhadap pm.20150301 .12
kemauan membayar pasien. Hendriyanto. (2009). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar
SIMPULAN DAN SARAN Pasien Instalasi Rawat Jalan Rsd Ciawi
Tidak terdapat hubungan antara tingkat Kabupaten Bogor. Universitas Indonesia.
pendidikan terhadap kemauan membayar Jannah, M. (2012). Pengaruh Tingkat
pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Pendidikan, Pengetahuan, Jarak Tempat
Kendari, terdapat hubungan antara besarnya Tinggal dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan
pendapatan pasien terhadap kemauan Petugas Puskesmas Terhadap Frekuensi
membayar pasien rawat jalan Poli Interna di Kunjungan Ibu ke Posyandu di Kabupaten
RSUD Kota Kendari, tidak terdapat hubungan Lamongan. Universitas Negeri Surabaya.
antara akses tempat tinggal pasien terhadap Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
kemauan membayar pasien rawat jalan Poli (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018.
Interna di RSUD Kota Kendari, tidak terdapat Lopaying, D. (2010). Measuring Affordability
hubungan antara manfaat pelayanan terhadap and Willingness to Pay. Bangkok.
kemauan membayar pasien rawat jalan Poli RSUD Kota Kendari. (2018). Profil RSUD Kota
Interna di RSUD Kota Kendari, terdapat Kendari 2018. Kendari.
hubungan antara mutu pelayanan kesehatan Setyawan, F. E. (2015). Sistem Pembiayaan
terhadap kemauan membayar pasien rawat Kesehatan. Sistem Pembiayaan Kesehatan,
jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari 11, 119–126.
Diharapkan kepada Rumah Sakit untuk Yulianti. (2013). Analisis Kepuasan Unit Rawat
meningkatkan kualitas mutu dengan Jalan Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok
mengefisienkan lama waktu tunggu pelayanan, Tahun. Universitas Indonesia.
antrian, kebersihan ruang tunggu dan jumlah
toilet. Pasien diharapkan memiliki kesadaran
untuk membayar atas pelayanan kesehatan
yang diterimanya, meskipun mereka belum
merasakan manfaat pelayanan secara maksimal.
Diharapkan kepada pimpinan Rumah Sakit lebih
aktif untuk meningkatkan kompetensi dan
keahlian petugas kesehatan dengan cara
mengadakan pelatiham dan evaluasi kinerja
secara rutin.

JKMC | VOLUME 01| NO 02 | DESEMBER | 2019 17

Anda mungkin juga menyukai