Abstrak
Bagi Negara berkembang seperti Indonesia kesehatan penduduk merupakan salah satu
hal yang perlu diperhatikan, untuk itu guna menunjang hal tersebut dibentuklah Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 program tersebut sudah mulai berjalan
dan tidak sedikit masalah yang muncul. Salah satunya adalah mengenai batasan penggunaan
manfaat program BPJS Kesehatan yang dinilai masih sulit dimenegerti oleh masyarakat luas
dan masalah tarif iuran. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang dapat
digunakan untuk membuat suatu paket manfaat asuransi kesehatan, di mana peserta diberi
kebebasan untuk memilih paket manfaat asuransi mereka sendiri tetapi dibatasi oleh besarnya
tarif iuran yang bersedia mereka bayarkan, yaitu CHAT Eksperimen. Selain itu juga dibahas
mengenai bagaimana menganalisis willingness to pay (WTP) masyarakat dalam membayar iuran
asuransi kesehatan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTP masyarakat
dengan menggunakan multinomial logit regression.
Kata Kunci : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Willingness to Pay,
CHAT Eksperimen, Multinomial Logit Regression
Abstrak
For developing countries such as Indonesia, People Health is one of the things should
be noticed. One of the government ways that provide Indonesian people health is establish an
institution called National Health Insurance Agency (BPJS). It consists of the BPJS for Health
and the BPJS for Manpower. The BPJS for Health commenced on 1 January 2014 and many
problem appear, such us about the limitations of the benefit of BPJS for health program and the
premium rate. In this study will discuss about the method that can be used for making a package
of health insurance benefits, where the participant is given the right to choose their health
insurance benefits package but still restricted by the cost of the premium rate that they will pay,
it’s called the chat experiment. Beside that this study will also discuss about how to analyze the
people willingness to pay in paying the health insurance premium rate and knowing the factors
that affect people WTP by using the multinominal logit regression.
Key Word : National Health Insurance Agency (BPJS) for health, Willingness to Pay, CHAT
Eksperiment, Multinomial Logit Regression
1. PENDAHULUAN bersedia membayar premi yang lebih tinggi
untuk asuransi kesehatan (Okyere et al. 1997).
Program BPJS Kesehatan sudah Penelitian lainnya yang dilakukan di negara
berjalan terhitung mulai 1 Januari 2014 dengan berkembang yaitu India menunjukkan hasil
jumlah peserta mencapai kurang lebih 117 juta bahwa Nominal WTP berkorelasi positif
jiwa. Peserta program BPJS Kesehatan dengan pendapatan dan komposisi rumah
digolongkan ke dalam tiga golongan sesuai tangga tidak mempengaruhi WTP. Namun,
dengan besarnya tarif yang dipilih, yaitu kepala keluarga yang mengalami riwayat
golongan pertama untuk peserta dengan kesehatan dengan biaya tinggi dan responden
besarnya tarif iuran sebesar Rp 59.500,-, laki-laki memberikan nilai WTP sedikit lebih
golongan kedua untuk peserta dengan tinggi (Dror et al. 2006).
besarnya tarif iuran sebesar Rp 42.500,-, dan Banyak penulis mengatakan bahwa
golongan ketiga untuk peserta dengan jika penduduk di negara berkembang berhak
besarnya tarif iuran sebesar Rp 25.500,-. menerima asuransi yang manfaat di dalamnya
Besarnya iuran yang ditetapkan oleh BPJS sesuai dengan kebutuhan mereka
Kesehatan akan sangat mempengaruhi (Ahuja&Jutting. 2004; Gumber. 2002; Leftley.
keberlangsungan program tersebut. Beban 2005; Radwan. 2005). Kepuasan peserta
APBD yang terus meningkat tiap tahun untuk asuransi ditentukan dengan jenis paket
program jaminan kesehatan dapat mengancam manfaatnya, di Afrika Barat menunjukkan
keberlangsungan program jaminan kesehatan. bahwa desain asuransi berbasis masyarakat
Salah satu penyebab semakin meningkatnya membuat kontribusi masyarakat untuk
beban APBD tiap tahunnya untuk program berpartisipasi lebih tinggi (De Allegri et al.
jaminan kesehatan adalah belum adanya peran 2006). Di daerah yang sama pula, ketertarikan
serta masyarakat dalam membayar iuran masyarakat untuk lebih memilih fasilitas
(Handayani, 2013). kesehatan dengan tarif yang tinggi seperti
Peran serta masyarakat dalam operasi, obat-obatan, dan biaya konsultasi
membayar iuran sangat tergantung dengan dimasukkan ke dalam paket manfaat asuransi
willingness to pay (WTP) masyarakat itu mereka (Dong et al. 2004). Di negara
sendiri. WTP atau kesediaan/kemauan berkembang lainnya yaitu India, kebanyakan
membayar adalah kesediaan individu untuk masyarakatnya memilih obat-obatan, rawat
membayarkan sejumlah uang sebagai premi inap, konsultasi medis, dan tes laboratorium
(premium) dalam rangka memperbaiki kualitas untuk dimasukkan ke dalam paket manfaat
lingkungan (Wright et al,2009). asuransi mereka (Dror et al. 2006)
Besar atau kecilnya WTP seseorang Masyarakat dapat berperan aktif dalam
atau masyarakat tentunya tidak terlepas dari berpartisipasi memilih manfaat asuransi sesuai
faktor-faktor yang mempengaruhinya. keinginan mereka. Masyarakat juga mampu
Penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa memilih paket manfaat asuransi mereka secara
status pernikahan dan tingkat pendidikan bijaksana. Dengan menerapkan kebijaksanaan
merupakan faktor yang mempengaruhi WTP ini dapat mendukung keberhasilan program
masyarakat Malaysia dalam membayar iuran asuransi bagi masyarakat. Paket manfaat yang
program jaminan kesehatan (VCHI plan) di sesuai dengan keinginan masyarakat akan
Malaysia. Masyarakat yang sudah menikah mendorong kemauan masyarakat dalam
dan berpendidikan lebih tinggi umumnya membayar iuran dan menekan subsidi
memiliki kemauan yang lebih besar untuk pemerintah bagi biaya kesehatan (Dror et al.
bergabung dengan VCHI plan (Shafie and 2006).
Hasali. 2013). Faktor lainnya yang Dengan menerapkan desain manfaat
mempengaruhi WTP dalam membayar iuran asuransi sesuai dengan keinginan peserta
jaminan kesehatan adalah pendapatan per diharapkan mampu membuat WTP masyarakat
bulan sehingga besarnya tarif iuran harus dalam membayar iuran asuransi dapat
disesuaikan dengan besarnya pendapatan per meningkat.
bulan (Dong et al. 2005). Seiring dengan
peningkatan pendapatan, atau proporsi
pengangguran anggota rumah tangga menurun,
orang
2. CHAT EKSPERIMEN Gambar 1 merupakan salah satu
contoh alat peraga untuk simulasi CHAT
Choosing Healthplans All Together eksperimen. Berbagai pilihat manfaat disajikan
(CHAT) merupakan metode yang digunakan dalam bentuk pie chart dimana masing-masing
untuk membantu responden memutuskan jenis pilihan memiliki harga yang dilambangkan
manfaat (misalnya rawat inap, konsultasi, tes dengan peg (penyumbat). Masing-masing
medis, obat-obatan) yang ingin mereka peserta nantinya akan diberikan sejumlah 50
masukkan dalam paket manfaat asuransi peg untuk kemudian didistribusikan ke
kesehatan serta tingkat pelayanan apa yang manfaat apa saja yang mereka inginkan. Nilai
mereka prioritaskan untuk memperoleh masing-masing peg yang tertera di dalam alat
manfaat tersebut (basic, medium, dan high). peraga di atas disesuaikan dengan harga jenis
Metode ini dirancang dan disesuaikan dengan asuransi kesehatan setempat (Goold et al.
kondisi lokal atau kondisi dimana simulasi ini 2000)
dilaksanakan. Tujuan dari metode ini adalah
untuk membantu responden memilih manfaat 3. WILLINGNESS TO PAY
asuransi kesehatan yang mereka inginkan
dengan anggaran dana yang terbatas. Dengan Willingness to Pay (WTP) atau
kata lain, dalam memilih paket manfaat kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
asuransi kesehatan, responden dibatasi dengan individu untuk membayar terhadap suatu
besarnya biaya yang bersedia mereka bayarkan kondisi lingkungan atau penilaian terhadap
untuk mendapatkan manfaat tersebut. Metode sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka
CHAT asli dikembangkan pada tahun 1995 memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam
oleh ahli etika dokter di National Institutes of WTP dihitung seberapa jauh kemampuan
Health dan University of Michigan di Amerika setiap individu atau masyarakat secara agregat
Serikat serta telah diuji di berbagai lokasi di untuk membayar atau mengeluarkan uang
Amerika Serikat dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan
Simulasi CHAT eksperimen terdiri agar sesuai degan kondisi yang diinginkan.
dari peserta (grup ataupun individu) dimana WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari
mereka dapat memilih jenis manfaat asuransi sumberdaya alam dan jasa lingkungan.
yang berbeda sesuai keinginan masing-masing. Beberapa pendekatan yang digunakan
Umumnya peserta dihadapkan pada beberapa dalam penghitungan WTP untuk menghitung
pilihan manfaat asuransi kesehatan dimana peningkatan atau kemunduran kondisi
masing-masing pilihan memiliki harga lingkungan adalah:
tertentu. Harga dari masing-masing pilihan 1. Menghitung biaya yang bersedia
disesuaikan dengan kondisi biaya kesehatan dikeluarkan oleh individu untuk mengurangi
dimana simulasi tersebut dilaksanakan. dampak negatif pada lingkungan karena
adanya suatu kegiatan pembangunan.
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga
dari suatu barang akibat semakin menurunnya
kualitas lingkungan.
3. Melalui suatu survey untuk menentukan
tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar
dalam rangka mengurangi dampak negatif
pada lingkungan atau untuk mendapatkan
lingkungan yang lebih baik.
Penghitungan WTP dapat dilakukan
secara langsung (direct method) dengan
melakukan survey, dan secara tidak langsung
(indirect method), yaitu penghitungan terhadap
nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang
telah terjadi. Dalam penelitian ini
penghitungan WTP dilakukan secara langsung
(direct method), dengan cara survey dan
Gambar 1 Alat Peraga CHAT Eksperimen melakukan wawancara dengan masyarakat
(Hanley and Spash. 1993).
4. CONTINGENT VALUATION METHOD secara langsung (tatap muka) dengan
responden, melalui telepon, atau melalui e-
Valuasi Kontingensi (Contingent mail. Wawancara melalui telepon sebaiknya
Valuation Method, CVM) adalah cara merupakan alternatif terakhir karena
perhitungan secara langsung, dalam hal ini penyampaian informasi benda lingkungan
langsung menanyakan kesediaan untuk melalui telepon dinilai agak sulit, terutama
membayar (willingness to pay, WTP) kepada karena keterbatasan waktu. Survei melalui
masyarakat dengan titik berat preferensi surat sering digunakan, tetapi seringkali
individu menilai benda publik yang mengalami bias dari jawaban yang diterima.
penekanannya pada standar nilai uang (Hanley Wawancara dengan menggunakan petugas
dan Spash, 1993). Metode ini memungkinkan yang terlatih akan menghasilkan jawaban yang
semua komoditas yang tidak diperdagangkan memadai, tetapi perlu juga diwaspasdai bias
di pasar dapat di-estimasi nilai ekonominya. yang mungkin terdapat pada petugas yang
Dengan demikian nilai ekonomi suatu benda melaksanakan wawancara. Didalam kuesioner,
publik dapat diukur melalui konsep WTP. setiap individu ditanya mengenai nilai uang
Kuesioner CVM meliputi tiga bagian, yaitu : yang bersedia dibayarkan (nilai WTP). Untuk
1. Penulisan detail tentang benda yang dinilai, mendapatkan nilai tersebut dapat dicapai
persepsi penilaian benda publik, jenis melalui cara-cara sebagai berikut :
kesanggupan dan alat pembayaran; a. “Bidding game” : Nilai tawaran mulai dari
2. Pertanyaan tentang WTP yang diteliti; nilai terkecil diberikan kepada responden
3. Pertanyaan tentang karakteristik sosial hingga mencapai nilai WTP maksimum yang
demografi responden seperti usia, tingkat bersedia dibayarkan responden;
pendapatan, tingkat pendidikan, dan lain- b. “Closed-ended referendum” : Sebuah nilai
lain. tawaran tunggal diberikan kepada responden,
Sebelum menyusun kuesioner, terlebih baik untuk responden yang setuju ataupun
dahulu dibuat skenario-skenario yang yang tidak setuju dengan nilai tersebut
diperlukan dalam rangka membangun suatu (jawaban ya atau tidak);
pasar hipotetis benda publik yang menjadi c. “Payment Card” (kartu pembayaran) : Suatu
obyek pengamatan. Selanjutnya dilakukan kisaran nilai disajikan pada sebuah kartu yang
pembuktian pasar hipotetis menyangkut mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran
pertanyaan perubahan kualitas lingkungan responden terhadap jasa publik yang
yang dijual atau dibeli. diberikan;
d. “Open-ended question” (pertanyaan
4.1 Tahap-tahap Studi CVM terbuka). Setiap responden ditanya maksimum
WTP yang bersedia dibayarkan dengan tidak
Tahapan studi CVM dapat diuraikan adanya nilai tawaran yang diberikan. Namun
sebagai berikut : dengan cara ini responden sering mengalami
1. Tahap satu : Pembangunan Pasar Hipotetis kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang
Pembangunan sebuah pasar hipotetis yang diberikan, khususnya jika tidak memiliki
dipertanyakan adalah tahap pertama yang pengalaman mengenai nilai perdagangan
harus dilakukan dalam studi CVM. Skenario komoditas yang dipertanyakan.
kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam 3. Tahap tiga : Memperkirakan nilai rata-rata
instrumen survei (kuesioner) sehingga WTP (Estimating Bid Curve)
responden dapat memahami benda lingkungan Setelah nilai tawaran WTP didapatkan maka
yang dipertanyakan serta keterlibatan segera rata-rata nilai WTP dihitung dengan
masyarakat dalam rencana kegiatan. Kuesioner menggunakan persamaan berikut :
yang digunakan juga harus menguraikan
apakah semua konsumen akan membayar
sejumlah harga tertentu, kuesioner juga harus (2.1)
menjelaskan bagaimanakah keputusan tentang Ukuran pemusatan yang digunakan adalah
dilanjutkan atau tidaknya rencana kegiatan nilai tengah dan/atau median. Nilai median
tersebut. tidak dipengaruhi oleh nilai tawaran ekstrim,
2. Tahap dua : Penentuan nilai tawaran (bid) namun hampir selalu lebih rendah
Begitu kuesioner selesai dibuat, maka kegiatan dibandingkan dengan nilai tengah. Sebuah
survei dapat dilakukan dengan wawancara kurva WTP dapat diperkirakan dengan
menggunakan nilai WTP sebagai variabel dependennya memiliki nilai sendiri-sendiri
dependen dan faktor-faktor yang tiap barisnya.
mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel
independen. 5.3 Multinomial Logit Regression