Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia telah mengalami fenomena sosial yakni, Bonus Demografi atau


bisa disebut ledakan Penduduk. Fenomena Bonus Demografi dicirikan dengan
jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding jumlah penduduk
usia non produktif. Indonesia diprediksi akan mencapai titik puncak Bonus
Demografi pada tahun 2020 dengan jumlah penduduk mencapai 280 juta. Dari
data tersebut, jumlah penduduk usia produktif lebih banyak 1,9% dibandingkan
jumlah penduduk usia non produktif. Hal tersebut merupakan pengaruh positif
bagi bangsa Indonesia. Karena, dengan semakin melimpahnya Sumber Daya
Manusia (SDM) usia produktif, maka tenaga kerja untuk produksi akan semakin
banyak. Hal ini mengakibatkan peningkatan pendapatan daerah maupun nasional.
Yang sudah barang tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus
Demografi juga memiliki pengaruh negatif. Yakni munculnya berbagai masalah
sosial, seperti pengangguran, yang dapat berakibat kemiskinan dan hal tersebut
akhirnya mendorong terjadinya kriminalitas. Indonesia akan mendapat pengaruh
positif apabila sudah siap menghadapi Bonus Demografi dan pengaruh negatif
apabila belum siap. Bonus demografi yaitu tingginya persentase usia produktif
dari pada usia non produktif. Fenomena bonus demografi sangat berpengaruh
terhadap laju pekembangan suatu negara. Fenomena bonus demografi bila dapat
dimanfaatkan dengan baik akan berdampak positif bagi suatu negara seperti yang
telah diterapkanoleh negara Korea Selatan dan Jepang yang makin maju karena
pemanfaatan demografi yang benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana bonus demografi menjadi peluang dan tantangan bagi bidang


kesehatan di Indonesia

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui bonus demografi merupakan peluang dan tantangan bagi


bidang kesehatan di Indonesia

2. Apa itu tantangan untuk kesehatan

3. Apa itu peluang untuk kesehatan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bonus Demografi

Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah


penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia tidak produktif.

Wongboonsin (2003) memberikan pengertian bahwa bonus demografi


(demographic dividen) adalah suatu keuntungan ekonomis yang disebabkan
menurunnya rasio ketergantungan jumlah penduduk, sebagai hasil fertilitas jangka
panjang.

Tifatul Sembiring (Kominfo 2014), memberikan pengertian bonus demografi


adalah suatu keadaan penduduk yang menguntungkan, karena jumlah penduduk
didominasi oleh masyarakat yang masih berusia produktif .

BKKBN (2013), lembaga negara ini mengartikan bahwa bonus demografi adalah


keuntungan jumlah penduduk yang dinikmati Negara. Sebagai akibat dari
besarnya proporsi penduduk produktif yang ada dalam masyarakat.

Di tengah upaya pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)


guna memanfaatkan terbukanya jendela peluang (window opportunity) atas
hadirnya bonus demografi, beredarnya obat dan makanan yang tidak sehat itu
merupakan ancaman serius. Hal ini mengingat mengonsumsi obat dan makanan
yang tidak layak itu akan menurunkan derajat kesehatan dan pendidikan sehingga
berpotensi mendistorsi terbukanya jendela peluang. Kesehatan dan pendidikan
merupakan dua aspek penting dalam meningkatkan SDM berkualitas yang
diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan produktivitas
dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk itu bonus demografi harus disikapi melalui program bidang


kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga dapat
terhindar dari bencana demografi. Indikasi bencana demografi yang mungkin
terjadi yakni, penurunan angka kelahiran tidak sebanding dengan peningkatan
umur harapan hidup. Dampaknya, beban tanggung usia produktif semakin
meningkat, selain itu, terjadinya pergeseran pola penyakit dari menular ke tidak
menular.

2
B. Peluang dan Tantangan Bonus Demografi Bagi Bidang Kesehatan Di
Indonesia

Bonus demografi ibarat pedang bermata dua, di satu sisi menjadi potensi
apabila mampu mengambil peluang-peluangnya dan di sisi lain akan menjadi
boomerang yaitu beban apabila pemerintah tidak siap dengan sumberdaya
manusianya. BKKBN sebagai salah satu instansi yang berpartisipasi aktif dalam
pembinaan remaja berupaya memaksimalkan bonus demografi dengan cara
mengembangkan kualitas pribadi remaja :

1. Peluang Demografi di Bidang Kesehatan Indonesia

Sekarang Indonesia telah mendapat kesempatan yaitu peluang bonus


demografi itu artinya Indonesia memiliki peluang menjadi Negara yang memiliki
penduduk produktif sehingga perlu adanya persiapan khususnya para generasi
pemuda karena ada beberapa persyaratan agar bonus demografi menjadi peluang
dengan :

a. meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualiats dan angkatan


kerja dapat berpartisipasi, Indonesia di prediksikan akan mengalami
puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.
b. perbaikan gizi terutama usia produktif yang mengalami masalah gizi entah
itu kekurangan gizi(mall nutrition ataukah kelebihan gii (obesitas).
c. memperbaiki sektor pendidikan
d. memperbaiki sektor ketenagakerjaan.
e. memperbaiki sektor kesehatan.

Terwujudnya keluarga  sehat  yang  ditopang oleh kecukupan nutrisi yang


memadai  akan memberikan pondasi yang kokoh bagi terwujudkan kualitas
sumber daya manusia yang dapat menjawab tantangan dalam periode demografi
yang langka tersebut. Keluarga sehat dengan nutrisi yang baik memainkan peran
fundamental karena berfungsi sebagai pondasi bagi pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan lainnya. Sebagai bagian dari  upaya preventif dan promotif
masyarakat, GERMAS diarahkan untuk :

1) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular,


baik kematian maupun kecacatan;
2) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk;
3) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan yang
disebabkan oleh meningkatnya penyakit dan pengeluaran
kesehatan.

3
2. Tantangan Demografi di bidang Kesehatan Indonesia

Bonus demografi menjadi tantangan bidang kesehatan, dalam 5-10 tahun


ke depan penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif. Penduduk di usia
produktif ini bisa menjadi sumber daya manusia yang baik jika mereka mampu
bersaing dengan dunia luar untuk mendorong kemajuan bangsa. Sebaliknya,
mereka juga bisa menjadi beban bangsa. Tantangannya adalah penguatan
pelayanan. Tantangan utama adalah distribusi SDM kesehatan, yang berusaha
diatasi dengan Nusantara Sehat dan mengirimkan tim (bukan lagi by profession)
untuk mengisi daerah-daerah yang masih kekurangan (sejulmah 838 orang di 158
puskesmas) :

1. Bonus demografi akan jadi beban negara jika tak diperhatikan

jika bonus demografi diisi penduduk yang hidup sehat, tidak sakit-sakitan,
tidak stunting, tidak mengalami gizi buruk dan berotak cerdas, itu akan menjadi
peluang bagus untuk pembangunan bangsa. Namun, jika tidak diperhatikan akan
menjadi beban.Oleh karena itu, di situlah peran strategis bidang kesehatan yang
dikomandoi oleh pekerja-pekerja kesehatan yang minimal tergabung dengan 7
organisasi profesi sekarang.

World Health Organisation (WHO) mencatat, 7,8 juta dari 23 juta balita di
Indonesia mengalami stunting. WHO juga telah menetapkan batas toleransi
stunting maksimal 20 persen atau seperlima dari jumlah seluruh balita. Sementara,
angka stunting pada balita Indonesia berada pada angka 35,6 persen. Sebanyak
18,5 persen balita dikategorikan sangat pendek dan 17,1 persen dikategorikan
pendek. Oleh sebab itu, masalah kesehatan harus dijadikan perhatian serius.

2. Sistem pendidikan kedokteran butuh perhatian

Terkait pengembangan SDM ke depan Indonesia dihadapkan dua hal besar


yaitu tantangan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan era industri 4.0. Dua
tantangan tersebut meniscahayakan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk
melakukan perbaikan agar daya saing bagus.sehingga perlu di perhatikan lagi
sistem pendidikan kedokteran atau sistem pendidikan kesehatan lainnya agar
mampu bersaing dengan baik dan akan menghasilkan tenaga kesehatan yang
unggul di setiap bidangnya.

3. Pemerintah diminta berinovasi dalam pendidikan kedokteran

para organisasi profesi tengah mengusulkan pembahasan sistem


pendidikan kedokteran di DPR dan mengusulkan pada pemerintah agar ada
lompatan-lompatan dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan ke depan. Supaya
yang diproduksi adalah dokter dan tenaga kesehatan yang unggul dan mengikuti
era industri 4.0.

4
4. Tenaga kesehatan kerap berbenturan dengan hukum

Para tenaga kesehatan (nakes) yang sering berbenturan dengan masalah


hukum dari hari ke hari. Akibatnya, para nakes yang mengabdi baik di rumah
sakit, puskesmas dan klinik, kerap was-was dan takut terhadap persoalan
berkaitan dengan hukum.oleh karena itu perlunya perhatian lebih lanjut tentang
hukum tenaga medis dan kesehatan.

Terkait pengembangan SDM ke depan Indonesia dihadapkan dua hal besar


yaitu tantangan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan era industri 4.0. Dua
tantangan tersebut meniscayakan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk
melakukan perbaikan agar daya saing bagus. Sehingga perlu di perhatikan lagi
sistem pendidikan kedokteran atau sistem pendidikan kesehatan lainnya agar
mampu bersaing dengan baik dan akan menghasilkan tenaga kesehatan yang
unggul di setiap bidangnya.

 Masalah atau persoalan seperti geografi, ekonomi, dan sosial :

Persoalan seperti geografi yaitu seperti orang-orang yang tinggal di daerah


terpencil atau pedalaman masih sulit untuk mendapatkan layanan pedidikan
karena biasanya pada di daerah terpencil itu sekolah-sekolah jauh, bahkan ada
yang harus menyebrangi sungai untuk ke sekolah dan juga ada yang harus
berjalan kaki berkilo-kilo meter agar dapat memperoleh ilmu. Biasanya pada
kawasan seperti ini lah masyarakat sulit menempuh pendidikan, maka diharapkan
pemerintah serta masyarakat melakukan tindakan serti misalnya dengan
mendirikan sekolah-sekolah atau juga suatu perpustakaan-perpustakaan.

Persoalan ekonomi yang menyebabkan anak-anak putus sekolah yaitu


penghasilan orang tuanya yang tergolong sedikit serta sulit untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya sehingga anak-anak sulit untuk menempus atau
melanjutkan pendidikan. Internet juga dapat dimanfaattkan untuk orang tuan
medapat pengetahuan yang update atau terbaru sehingga dapat membuka usahah-
usaha yang bisa digunakan untuk menambah penghasilan agar dapat menambah
biaya bersekolah untuk anaknya.

Persoalan sosial yang menyebabkan anak-anak putus sekolah yaitu bullying,


seks bebas, penggunaan narkoba, tawuran dan masih banyak hal lain lagi
sehinggan banyak anak-anak yang memutuskan untuk berhenti bersekolah.
Dengan adanya beberapa persoalan diatas, diperlukan kerjasama baik dari
pemerintah atau pun masyarakat-masyarakat.

5
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah


penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia tidak produktif. Perubahan struktur umur penduduk yang
menyebabkan menurunnya angka beban ketergantungan. Bonus demografi
merupakan suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari
sisi pembangunan. Sebab jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sementara
proporsi usia muda semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Di
tengah upaya pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) guna
memanfaatkan terbukanya jendela peluang (window opportunity) atas hadirnya
bonus demografi, beredarnya obat dan makanan yang tidak sehat itu merupakan
ancaman serius. Hal ini mengingat mengonsumsi obat dan makanan yang tidak
layak itu akan menurunkan derajat kesehatan dan pendidikan sehingga berpotensi
mendistorsi terbukanya jendela peluang. Untuk itu bonus demografi harus disikapi
melalui program bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, sehingga dapat terhindar dari bencana demografi. Indikasi bencana
demografi yang mungkin terjadi yakni, penurunan angka kelahiNuhran tidak
sebanding dengan peningkatan umur harapan hidup. Dampaknya, beban tanggung
usia produktif semakin meningkat, selain itu, terjadinya pergeseran pola penyakit
dari menular ke tidak menular.

B. SARAN

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idntimes.com/news/indonesia/indianamalia/idi-bonus-demografi-
jadi-tantangan-bidang-kesehatan/full

https://www.kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/3086-
keynote-speech-menteri-kesehatan-ri

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/201610 28/2318577/bonus-
demografi-dan-investasi-pada-pembangunan-kesehatan-dab-gizi/

https://www.indonesiastudents.com/pengertian-bonus-demografi-menurut-para-
ahli-lengkap/

https://www.kompasiana.com/asriyani43645/5cade7cdcc52833fef176412/bonus-
demografi-peluang-atau-tantangannya?page=all

Anda mungkin juga menyukai