Anda di halaman 1dari 16

Vol.

III, Edisi 19, Oktober 2018

BPJS
Kesehatan
Defisit Lagi,
Bailout Lagi...
p. 03 Sudah
Tepatkah
Transformasi
Subsidi
Menjadi
Bantuan
Sosial?
p. 9

ISO 9001:2015
Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685

1
Update APBN BPJS Kesehatan,
p.2 Defisit Lagi, Bailout
Lagi....
p.3

Sejak berdiri tahun 2014 dengan


Neraca Pembayaran diberlakukannya SJSN yang
Indonesia dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan,
seharusnya semua masalah kesehatan
yang diderita oleh masyarakat
Indonesia dapat tertangani dengan
baik. Namun dalam pelaksanaannya
Dewan Redaksi JKN yang diselenggarakan BPJS
Kesehatan masih menghadapi berbagai
tantangan, hingga masuk tahun
kelima salah satu tantangan terbesar
Penanggung Jawab adalah defisit keuangan yang terus
mendera BPJS Kesehatan. Untuk itu,
diperlukan beberapa langkah kebijakan
Dr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E., yang perlu diambil pemerintah,
M.Si. khususnya optimalisasi pendapatan
BPJS Kesehatan agar mampu menutupi
Pemimpin Redaksi beban operasional yang cukup besar.
Robby Alexander Sirait
Sudah Tepatkah
Redaktur Transformasi Subsidi
Jesly Yuriaty Panjaitan menjadi Bantuan p.9
Ratna Christianingrum Sosial?
Martha Carolina
DALAM rangka meningkatkan
Adhi Prasetyo S. W. efektivitas dan ketepatan sasaran
Rendy Alvaro penyaluran bantuan sosial serta
mendorong keuangan inklusif,
Editor Pemerintah menerapkan Bantuan
Dahiri Pangan Non Tunai (BPNT) yang sudah
dijalankan sejak tahun 2017. Sepanjang
Marihot Nasution tahun 2017 sampai Agustus 2018,
penyaluran BPNT masih menghadapi
berbagai kendala. Kondisi ini
Kritik/ menyebabkan penyaluran bantuan
pangan ini tidak berjalan mulus,
Saran sehingga membutuhkan perbaikan.
Pada tahun 2019, pemerintah
merencanakan pemberian bantuan
sosial pangan di seluruh wilayah
puskajianggaran@dpr.go.id Indonesia sudah bertransformasi
menjadi BPNT, dengan target sebanyak
15,5 juta KPM.
Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id
2
Update APBN
Neraca Pembayaran Indonesia

S emenjak tahun 2010, neraca pembayaran Indonesia mengalami fluktuasi.


Selama tahun 2018 neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit.
Pada triwulan II 2018, defisit neraca pembayaran semakin lebar menjadi
USD4.001 juta. Cadangan devisa di triwulan II 2018 mengalami penurunan
dari USD126.003 juta di triwulan I 2018 menjadi USD119.839 juta. Walaupun
mengalami penurunan, cadangan devisa Indonesia masih aman, karena masih
setara 6,95 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia (dalam Juta USD)

Sumber: Bank Indonesia

1
BPJS Kesehatan Defisit Lagi, Bailout Lagi..
oleh
Adhi Prasetyo*)

Abstrak
Sejak berdiri tahun 2014 dengan diberlakukannya SJSN yang dilaksanakan
oleh BPJS Kesehatan, seharusnya semua masalah kesehatan yang diderita
oleh masyarakat Indonesia dapat tertangani dengan baik. Namun dalam
pelaksanaannya JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan masih menghadapi
berbagai tantangan, hingga masuk tahun kelima salah satu tantangan terbesar
adalah defisit keuangan yang terus mendera BPJS Kesehatan. Untuk itu, diperlukan
beberapa langkah kebijakan yang perlu diambil pemerintah, khususnya optimalisasi
pendapatan BPJS Kesehatan agar mampu menutupi beban operasional yang
cukup besar agar permasalahan ini tidak terulang setiap tahun.

S ebagai bentuk kehadiran negara


di tengah masyarakat demi
memastikan seluruh penduduk
sebesar Rp3,3 triliun di 2014, Rp5,7
triliun tahun 2015, di tahun 2016
sebesar Rp9,7 triliun, dan tahun 2017
Indonesia terlindungi oleh jaminan kembali defisit senilai Rp9,8 triliun.
kesehatan yang komprehensif, Per tanggal 24 September 2018 dana
adil, dan merata, dibentuklah talangan (bailout) dari Anggaran
Badan Penyelenggara Jaminan Pendapatan dan Belanja Negara
Sosial Kesehatan atau yang lebih (APBN) sebesar Rp4,9 triliun sudah cair
dikenal sebagai BPJS Kesehatan. namun BPJS kesehatan diperkirakan
Berdasarkan Undang-Undang (UU) tetap akan mengalami defisit kembali
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan sebesar Rp16,5 triliun ditahun 2018.
Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS
Kesehatan meyelenggarakan Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Sulit rasanya kita berbicara bagaimana
sebagaimana diamanatkan UU meningkatkan mutu pelayanan
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem kesehatan terhadap masyarakat
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). BPJS jika BPJS Kesehatan saja kesulitan
Kesehatan secara resmi beroperasi dalam mengelola keuangan sendiri.
per tanggal 1 Januari 2014 sebagai Permasalahan ini berimbas ke semua
transformasi dari PT. Askes. UU pihak, misalnya banyak tagihan
Nomor 40/2004 mengamanatkan BPJS dari Fasilitas Kesehatan (Faskes)
Kesehatan untuk mengelola Dana tingkat lanjut atau Rumah Sakit
Jaminan Sosial (DJS). DJS merupakan (RS) yang belum terbayar. Hal ini
himpunan iuran peserta sekaligus menjadikan efek domino dimana
hasil pengembangannya, yang gaji para tenaga medis dan tagihan
berfungsi untuk membayar manfaat obat dari perusahaan farmasi pun
yang diterima peserta dan biaya terlambat pembayarannya. Dan
operasional penyelenggaraan jaminan terakhir, atas nama efisensi per 25
sosial. Sayangnya, iuran yang berhasil Juni 2018 diterapkanlah pengaturan
dikumpulkan dan dikembangkan oleh ulang jaminan terhadap pengobatan
BPJS Kesehatan tidak cukup guna katarak, rehabilitasi medik, dan
membiayai manfaat peserta, sehingga bayi baru lahir oleh BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan mengalami defisit. tanpa memikirkan dampak yang akan
Catatan laporan keuangan tahunan dirasakan pesertanya. Sementara itu,
BPJS Kesehatan menunjukkan defisit kondisi pelayanan kesehatan sekarang
*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: adhiprasw@gmail.com

2
saja masih jauh dari kata cukup, bertambah.
alangkah baiknya pemerintah dan BPJS Sebenarnya dapat dikatakan jika
Kesehatan memikirkan bagaimana penyakit tahunan yang diderita BPJS
cara meningkatkan pendapatan BPJS Kesehatan ini merupakan defisit
untuk menutup beban defisit yang direncanakan. Sebagai contoh
menahun daripada rutin melakukan apabila para peserta yang terdaftar
bailout. dalam program JKN baik itu Peserta
Oleh sebab itu, tulisan buletin ini Bantuan Iuran (PBI), Peserta Bukan
hendak fokus terhadap berbagai Penerima Upah (PBPU) maupun
upaya optimalisasi pendapatan BPJS Pekerja Penerima Upah taat membayar
Kesehatan agar mampu menutupi iuran bulanan pun, BPJS Kesehatan
beban operasional yang cukup besar sudah dipastikan akan mengalami
dan karena keterbatasan halaman defisit lantaran terdapat selisih dari
penulis membatasi hanya akan perhitungan aktuaria DJSN dengan
membahas dua poin yang dirasa apa yang telah ditetapkan pemerintah.
signifikan dalam mendongkrak Hal ini diperparah dengan rendahnya
pendapatan dari BPJS Kesehatan kesadaran Pemerintah Daerah (Pemda)
yaitu Iuran Peserta dan Sin Tax serta dan masyarakat dalam gotong-royong
langkah apa saja yang sudah dilakukan mensukseskan program JKN, sehingga
oleh pemerintah. defisit yang terjadi semakin bertambah.
Iuran Peserta Kurang Memadai Dalam pasal 16I, Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 111 Tahun 2013
Tantangan terbesar pelaksanaan disebutkan besaran iuran Jaminan
program JKN saat ini dihadapkan pada Kesehatan ditinjau paling lama 2 tahun
persoalan tingkat kesehatan keuangan sekali. Dengan jumlah peserta PBI
BPJS Kesehatan yang mengalami yang dibiayai APBN serta Anggaran
defisit lantaran besaran iuran yang Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
belum memadai dibandingkan dengan sebanyak 119,6 juta peserta ditahun
luasnya manfaat yang ditetapkan. Saat 2018 dikalikan selisih Rp13.000/peserta
ini, penetapan iuran oleh pemerintah maka sudah dapat dipastikan defisit
belum sesuai dengan besaran iuran yang akan dialami BPJS Kesehatan
yang diusulkan oleh Dewan Jaminan senilai Rp1,5 triliun dari peserta PBI
Sosial Nasional (DJSN) dalam policy saja, dan itu belum termasuk dari PBPU
brief penyesuaian besaran iuran JKN- dan PPU. Namun opsi menaikkan iuran
Kartu Indonesia Sehat (KIS) tahun nampaknya tidak akan diambil karena
2015, sedangkan jumlah peserta selain akan memasuki tahun politik,
program JKN setiap tahunnya terus Presiden juga sudah meminta untuk
Tabel. 1. Selisih Perhitungan Aktuaria DJSN dengan Penetapan Pemerintah dan Jumlah
Peserta

Sumber: Dewan Jaminan Sosial Nasional & BPJS Kesehatan

3
tidak ada penyesuaian iuran sebab tersebut melunasi tunggakan iuran
tidak ingin memberatkan masyarakat kepesertaan maka BPJS Kesehatan
ditengah daya beli masyarakat yang hanya akan menerima 1 tahun iuran
sedang menurun. yang tertunggak saja sedangkan sisa
Menurut BPJS Kesehatan terhitung tunggakan akan menjadi penurunan
sejak 2014 sampai akhir 2017, Pemda nilai piutang. Laporan Keuangan BPJS
mempunyai hutang sebesar Rp1,3 Kesehatan menampilkan informasi
triliun. Angka tersebut terdiri dari potential lost yang diderita oleh BPJS
pembayaran iuran peserta JKN-KIS Kesehatan akibat ketidakseriusan
senilai Rp509 miliar dan utang yang dalam melakukan penagihan sebesar
tidak dilunasi Pemda semasa PT. Rp1.229,7 triliun dalam 2 tahun
Askes belum bertransformasi menjadi terakhir. Dengan rincian Rp375,5 miliar
BPJS Kesehatan berupa kontijensi selama tahun 2017 dan Rp854,2 miliar
sebesar Rp847 miliar. Argumentasi di tahun 2016.
dari Pemda ialah akibat keterbatasan Dengan demikian, besarnya potential
APBD, ketidaktahuan Pemda, dan lost yang dialami BPJS Kesehatan dari
perubahan dinamis kepala daerah. tunggakan iuran, pemerintah akhirnya
Hal ini menunjukkan bahwa Pemda memperbaiki kesalahan tersebut
tidak sepenuh hati dalam mendukung dengan melakukan revisi dalam pasal
program JKN, sedangkan dalam 42 dan 43 Perpres Nomor 82 Tahun
pasal 67 UU 23 tahun 2004 tentang 2018 tentang Jaminan Kesehatan
Pemerintah Daerah disebutkan kepala menjadi kepesertaan aktif kembali
daerah dan wakil kepala daerah wajib apabila peserta membayar iuran
melaksanakan program strategis bulan tertunggak paling banyak untuk
nasional. waktu 24 (dua puluh empat) bulan.
Perpres Nomor 19 Tahun 2016 BPJS juga diwajibkan untuk mencatat
tentang perubahan kedua atas Perpres dan menagih tunggakan iuran sebagai
Nomor 12 Tahun 2013 tentang piutang BPJS Kesehatan paling lama 24
Jaminan Kesehatan dalam pasal bulan, hal ini sepertinya disadari oleh
17A ayat 2 disebutkan kepesertaan pemerintah bahwa BPJS Kesehatan
aktif kembali apabila peserta lemah dalam melakukan penagihan
membayar iuran bulan tertunggak tunggakan iuran.
paling banyak untuk waktu 12 (dua Dari gambar 1 dapat terlihat dari 203,2
belas) bulan. Dengan peraturan di juta jiwa peserta program JKN, sekitar
atas, semestinya dapat diantisipasi 63 juta peserta yang terdiri dari PPU-
oleh BPJS Kesehatan karena jika Swasta, PBPU-Pekerja Mandiri dan
ada peserta yang menunggak Bukan Pekerja. Selebihnya sebanyak
2 tahun maka ketika peserta 140,2 juta peserta PBI-APBN, PBI-
Gambar 1. Peserta Program JKN (per 1 Oktober 2018)

Sumber: BPJS Kesehatan

4
APBD, PPU-PNS, PPU-TNI, PPU-Polri, dan pemanfaatan sisa dana kapitasi.
PPU-BUMN, PPU-BUMD masih Kelima, mempercepat pencairan
dalam rentang kendali pemerintah, dana iuran PBI dengan menerbitkan
artinya dalam kepesertaan program PMK Nomor 10 Tahun 2018 tentang
JKN sebanyak 69 persen iurannya Tata Cara Penyediaan, Pencairan,
di kontribusi pemerintah. Sesuai dan Pertanggungjawaban Dana Iuran
dengan Perpres 111/2013 dimana Jaminan Kesehatan PBI. Keenam,
PBI-APBN dan PBI-APBD dibiayai oleh bantuan anggaran untuk penanganan
APBN dan APBD, untuk PPU-PNS, TNI, defisit keuangan BPJS Kesehatan.
Polri, untuk iuran 3 persen dibayar Penanganan defisit itu diatur lewat
pemerintah dan 2 persen dibayar PMK Nomor 113 Tahun 2013 tentang
pemberi kerja itupun dipastikan Tata Cara Penyediaan, Pencairan,
langsung terpotong setiap bulannya dan Pertanggungjawaban Dana
oleh bendahara satuan kerja masing- Cadangan Program JKN. Ketujuh,
masing instansi. Sedangkan PPU- Inpres Nomor 8 Tahun 2017 tentang
BUMN dan BUMD karena BUMN Optimalisasi Pelaksanaan Program
dan BUMD adalah badan usaha yang Jaminan Kesehatan Nasional yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dikeluarkan 23 November 2017,
dimiliki oleh negara dan daerah. Presiden memerintahkan Menteri,
Sudah sewajarnya pemerintah dapat Kepala Lembaga dan Kepala Daerah
memberikan penekanan kepada untuk memberi perhatian serius dan
setiap instansi pusat maupun daerah, dukungan terhadap program JKN-KIS.
BUMN ataupun BUMD agar rutin Inpres ini berlaku sampai dengan 31
setiap bulannya membayarkan iuran Desember 2018.
kepesertaan yang menjadi tanggung Terbaru adalah dikeluarkannya
jawabnya. Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Langkah Pemerintah dalam Jaminan Kesehatan Nasional yang
Mengendalikan Defisit JKN menambahkan ketentuan tentang
penggunaan pajak rokok yang tertuang
Pemerintah terus berupaya guna dalam pasal 99 dan pasal 100. Dalam
mengendalikan defisit JKN dengan pasal 99 disebutkan Pemda wajib
mengeluarkan beberapa kebijakan mendukung penyelenggaraan program
seperti: Pertama, meningkatkan JKN. Dukungan yang dimaksud
peran Pemda dengan menerbitkan dilakukan melalui: peningkatan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pencapaian kepesertaaan di
Nomor 183 Tahun 2017 tentang Tata wilayahnya; kepatuhan pembayaran
Cara Penyelesaian Tunggakan Iuran Iuran; peningkatan pelayanan
Jaminan Kesehatan Pemerintah kesehatan; dan dukungan lainnya
Daerah Melalui Pemotongan Dana sesuai dengan ketentuan peraturan
Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi perundang-undangan dalam rangka
Hasil. Kemenkeu juga menerbitkan menjamin kesinambungan program
PMK Nomor 222 Tahun 2017 tentang Jaminan Kesehatan. Sedangkan dalam
Penggunaan, Pemantauan, dan pasal 100 besaran kontribusi ditetapkan
Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil 75 persen dari 50 persen realisasi
tembakau. Kedua, PMK Nomor penerimaan pajak rokok bagian hak
209 Tahun 2017 tentang Besaran masing-masing daerah provinsi/
Presentase Dana Operasional. Ketiga, kabupaten/kota.
sinergisitas dengan penyelenggara
jaminan sosial lainnya seperti BPJS
Ketenagakerjaan, PT Jasa Raharja,
PT Taspen, dan PT Asabri. Ketentuan
itu akan diatur dalam PMK tentang
Koordinasi Antar Penyelenggara
Program Jaminan Sosial. Keempat,
perbaikan pengelolaan dana kapitasi
5
Rekomendasi
Berbagai cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah, menurut catatan
penulis sudah ada delapan langkah kebijakan. Namun, ternyata belum
mampu membuat pendapatan dan pengeluaran BPJS Kesehatan seimbang.
Oleh sebab itu, penulis coba menyampaikan rekomendasi apa saja yang dapat
ditempuh oleh pemerintah dalam optimalisasi pendapatan BPJS Kesehatan,
antara lain:
Pertama, meminta kepada BPJS Kesehatan meningkatkan dan memperbaiki
tata kelola penagihan iuran. Jika ini serius dilakukan oleh BPJS Kesehatan, sisa
tunggakan iuran yang tidak dapat tertagih sebesar Rp1,2 triliun selama tahun
2016 dan 2017 niscaya tidak akan terjadi lagi.
Kedua, meminta kepada BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Kejaksaan
melakukan penegakan hukum terhadap seluruh tunggakan iuran. Inpres
8/2017 mengintruksikan Jaksa Agung untuk melakukan penegakan
hukum terhadap BUMN, BUMD, dan Pemda dalam mengoptimalisasi
pelaksanaan program JKN. Tunggakan iuran yang mencapai triliunan rupiah,
menggambarkan bahwa peran Kejaksaan nampaknya sampai dengan saat
ini belum dimanfaatkan oleh BPJS Kesehatan dalam mengatasi problematika
iuran yang sungguh sangat beraneka ragam rupanya.
Ketiga, meminta kepada pemerintah untuk memberikan sanksi kepada
kepala dan/ atau wakil kepala daerah yang masih belum mendukung
program JKN. Ini sesuai dengan pasal 68 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah yang mengatur sanksi administratif sampai dengan sanksi
pemberhentian tetap bagi kepada kepala dan/ atau wakil kepala daerah yang
tidak melaksanakan program strategis nasional.
Keempat, meminta kepada BPJS Kesehatan mensinergikan Single
Identification Number (SIN) data peserta BPJS Kesehatan dengan Dirjen Pajak.
Dengan terintegrasi data tersebut diharapkan Dirjen Pajak bisa membantu
memberikan informasi peserta yang secara finansial mampu tapi tidak mau
membayar iuran. Selain itu melampirkan bukti lunas iuran BPJS Kesehatan
juga bisa diterapkan dalam setiap syarat pengajuan permohonan yang terkait
dengan pajak.
Kelima, defisit dari BPJS Kesehatan merupakan kontribusi dari semua pihak.
Oleh sebab itu diperlukan dukungan dari semua stakeholder guna bersama-
sama mensukseskan program JKN yang berlandaskan gotong royong demi
mewujudkan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan perlindungan
jaminan kesehatan yang komprehensif, adil serta merata. Untuk itu penulis
mengajak semua pembaca untuk mengkampanyekan gerakan taat membayar
iuran BPJS Kesehatan, dimulai dari diri sendiri. Sudahkan anda membayar
iuran BPJS Kesehatan bulan ini?

6
Daftar Pustaka Heriani, F.N. (2018). Hukum Online.
com. 24 September 2018. Diakses dari:
BPJS Kesehatan. (2017). Ringkasan https://www.hukumonline.com/berita/
Ekseskutif Laporan Pengelolaan baca/lt5ba8d6fd841c9/beginilah-pro-
Program dan Laporan Keuanagn kontra-penggunaan-pajak-rokok-untuk-
Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2016. bpjs-kesehatan
Yunizar, Eva. (2017). CNN Indonesia. Indra, Rahman. (2018). CNN Indonesia.
19 September 2018. Iuran BPJS PNS 10 Oktober 2017. Diakses dari:
Nunggak, Tagih Pemda! https://www.cnnindonesia.com/
Basir, Saleh. (2018). Kompas.id. 26 gaya-hidup/20171010163057-255-
September 2018. Diakses dari: 247448/6-risiko-penyakit-akibat-
konsumsi-gula-berlebihan
https://kompas.id/baca/ Laucereno, S.F. (2017). Detik.Com. 14
opini/2018/09/26/mengatasi-defisit- November 2017. Diakses dari:
bpjs-kesehatan/
Manafe, Dina. (2017). Berita Satu. 17 https://finance.detik.com/wawancara-
Mei 2017. Diakses dari: http://www. khusus/d-3725784/dirut-bpjs-
beritasatu.com/kesehatan/431301- kesehatan-blak-blakan-soal-tekor-rp-9-
bpjs-kesehatan-minta-pemda-segera- triliun
lunasi-tunggakan.html Biro Komunikasi. (2014). Kemenkes. 27
Thea, Ady. (2018). Hukum Online. Februari 2014. Diakses dari:
com. 18 September 2018. Diakses http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
dari: https://www.hukumonline.com/ baca/rilis-media/20140227/1011706/
berita/baca/lt5ba05c4277aa4/7- sin-tax-law-untuk-kendalikan-rokok-
langkah-pemerintah-kendalikan- dan-alkohol/
defisit-bpjs-kesehatan
Basir, Saleh. (2018). Kompas.id. 26
Ramadhan, F.M. (2018). Tempo.Co. September 2018. Diakses dari:
28 September 2018. Diakses dari:
https://grafis.tempo.co/read/1400/ https://kompas.id/baca/
besar-pasak-daripada-tiang-di-bpjs. opini/2018/09/26/mengatasi-defisit-
bpjs-kesehatan/

7
Sudah Tepatkah Transformasi Subsidi
menjadi Bantuan Sosial?
oleh
Robby Alexander Sirait*)
Rahayuningsih**)
Abstrak
Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan
sosial serta mendorong keuangan inklusif, Pemerintah menerapkan Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) yang sudah dijalankan sejak tahun 2017. Sepanjang tahun 2017
sampai Agustus 2018, penyaluran BPNT masih menghadapi berbagai kendala. Kondisi
ini menyebabkan penyaluran bantuan pangan ini tidak berjalan mulus, sehingga
membutuhkan perbaikan. Pada tahun 2019, pemerintah merencanakan pemberian
bantuan sosial pangan di seluruh wilayah Indonesia sudah bertransformasi menjadi BPNT,
dengan target sebanyak 15,5 juta KPM. Pertanyaannya, apakah mungkin penerapan
bantuan pangan dalam bentuk BPNT dapat diterapkan diseluruh wilayah Indonesia.
Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai apakah kebijakan ini dapat
direalisasikan di tahun 2019 adalah capaian pelaksanaan BPNT pada tahun 2017 hingga
saat ini.

U ndang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia 1945 (UUD
NRI 1945), secara eksplisit maupun
permasalahan. Penetapan sasaran
yang buruk, tergerusnya manfaat, dan
beras yang hilang adalah permasalahan
implisit, menyebutkan bahwa subsidi rastra yang jamak dan telah
penghidupan yang layak merupakan berlangsung sejak lama. Berdasarkan
hak bagi setiap warga negara, hasil perhitungan SUSENAS (Maret,
terutama masyarakat miskin. Hal ini 2017) ditemukan bahwa hanya 44,2
diatur dalam Pasal 27 ayat (2), Pasal persen dari target rumah tangga
28, Pasal 28 H ayat (1) dan (3), serta sasaran (RTS) yang menerima rastra.
Pasal 34 UUD NRI 1945. Dengan Dengan demikian, dapat disimpulkan
demikian, secara implisit aturan- bahwa penerapan subsidi rastra
aturan tersebut menyatakan bahwa tersebut tidak berjalan efektif.
memperoleh ketercukupan pangan Untuk meningkatkan efektivitas dan
merupakan hak setiap warga negara ketepatan sasaran, serta merespon
atau dapat dikatakan sebagai salah masalah penyaluran rastra, reformasi
satu bagian dari hak asasi manusia. tengah dilaksanakan oleh pemerintah
Untuk mengurangi beban pengeluaran sejak tahun 2017, ditandai dengan
dan ketercukupan pangan bagi rumah pengenalan inisiatif e-voucher oleh
tangga miskin akibat krisis ekonomi pemerintah. Pemerintah telah
tahun 1997/1998, Pemerintah menetapkan kebijakan transformasi
Indonesia melaksanakan kebijakan Program Subsidi rastra menjadi
subsidi era Kebijakan dengan format Program Bantuan Sosial Pangan.
subsidi ini masih dijalankan oleh Program rastra yang sebelumnya
Pemerintah hingga tahun 2017. diberikan dalam bentuk beras
bersubsidi, secara bertahap akan
Dalam perjalanannya, pelaksanaan disalurkan dalam bentuk bantuan
kebijakan subsidi beras sejahtera langsung melalui mekanisme non
(rastra) tersebut masih sering tunai/voucher bantuan sosial pangan.
dihadapkan dengan berbagai Untuk tahap pertama, kebijakan yang
*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: : alexandersirait@gmail.com
**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: zhacyaayu@gmail.com

8
Gambar 1. Transformasi Bantuan
Pangan satu parameter yang dapat digunakan
untuk menilai apakah kebijakan ini
dapat direalisasikan di tahun 2019
adalah capaian pelaksanaan BPNT pada
tahun 2017 hingga saat ini.
Pelaksanaan BPNT : Terkendala Data
dan Kesiapan Infrastruktur
Dalam rangka meningkatkan efektivitas
dan ketepatan sasaran penyaluran
bantuan sosial serta mendorong
keuangan inklusif, Presiden Republik
Sumber: Tim Nasional Percepatan Indonesia memberikan arahan agar
Penanggulangan Kemiskinan bantuan sosial dan subsidi disalurkan
dilaksanakan oleh pemerintah pada secara non tunai. Salah satu kebijakan
tahun 2017 adalah mengurangi jumlah yang sejalan dengan arahan presiden
RTS penerima manfaat subsidi rastra tersebut adalah kebijakan BPNT yang
menjadi 14,3 juta dan memberikan sudah dijalankan sejak tahun 2017.
bantuan pangan secara nontunai
kepada 1,4 juta keluarga miskin di 44 BPNT adalah bantuan sosial pangan
kota besar yang dialokasikan melalui yang disalurkan dalam bentuk non
anggaran Kementerian Sosial. tunai dari pemerintah kepada KPM
senilai Rp110.000 setiap bulannya
Untuk tahun 2018, subsidi rastra dengan menggunakan KKS (Kartu
dialihkan menjadi bantuan pangan Keluarga Sejahtera) untuk membeli
berupa bantuan sosial rastra dan bahan pangan yaitu beras dan telur di
bantuan pangan non tunai (BPNT) berbagai penyedia bahan pangan yang
untuk 15,6 juta keluarga penerima bekerja sama dengan Pemerintah, atau
manfaat (KPM). Bantuan sosial pangan Elektronik Warong Gotong Royong
dalam bentuk natura atau disebut (e-Warong). Pelaksanaan BPNT melalui
sebagai Bansos rastra, diberikan e-Warong ini merupakan penerapan
dalam bentuk beras dan disalurkan bantuan sosial dengan menggunakan
setiap bulan tanpa adanya harga/ basis atau layanan sistem perbankan.
biaya tebus. BPNT diberikan kepada e-Warong merupakan agen bank
KPM yang dapat digunakan untuk pemerintah yang tergabung dalam
membeli beras dan/atau telur, sesuai Himpunan Bank Negara (HIMBARA),
jumlah dan kualitas serta pada waktu yakni Mandiri, BNI, BRI, BTN. Rasio
dan tempat yang diinginkan. Di tahun e-Warong terhadap KPM adalah 1:
2018, BPNT ditargetkan mencapai 250 atau untuk 250 KPM terdapat 1
10,1 juta KPM dan bansos rastra e-Warong, minimal terdapat 2 agen
sebanyak 5,5 juta KPM. dalam satu desa/kelurahan. Dalam
pelaksanaanya, bantuan yang diberikan
Pada tahun 2019, pemerintah kepada KPM tidak harus dihabiskan
merencanakan pemberian bantuan dalam satu bulan. Bantuan dapat
sosial pangan di seluruh wilayah disisakan dan terakumulasi dalam
Indonesia sudah bertransformasi rekening bantuan pangan. Penyaluran
menjadi BPNT, dengan target BPNT dengan menggunakan sistem
sebanyak 15,5 juta KPM (bisnis. perbankan dapat mendorong perilaku
com, 2018; KemenkoPMK, 2018). produktif penerima bantuan serta
Pertanyaannya, apakah mungkin meningkatkan transparansi dan
penerapan bantuan pangan dalam akuntabilitas program bagi kemudahan
bentuk BPNT dapat diterapkan mengontrol, memantau dan
diseluruh wilayah Indonesia. Salah mengurangi penyimpangan.

9
Pemilihan komoditas beras dan/atau atau BPNT. Dari sisi sebaran realisasi
telur dalam program BPNT bertujuan BPNT tahun 2017 menurut provinsi,
untuk menjaga kecakupan gizi KPM Jawa Barat merupakan wilayah
serta memberikan pilihan dan kendali penerima BPNT terbesar, yakni
kepada rakyat miskin dan rentan, sebanyak 318.708 KPM (gambar 3).
mendorong usaha eceran rakyat,
memberikan akses jasa keuangan Sepanjang tahun 2017 sampai
pada rakyat miskin dan rentan, serta Agustus 2018, penyaluran BPNT masih
mengefektifkan anggaran. Dari sisi menghadapi berbagai kendala. Kondisi
penerima manfaat, keluarga penerima ini menyebabkan penyaluran bantuan
manfaat bansos pangan (termasuk pangan ini tidak berjalan mulus,
BPNT) adalah keluarga dengan kondisi sehingga membutuhkan perbaikan.
sosial ekonomi 25 persen terendah di Beberapa kendala yang ditemui di
daerah pelaksana. Sumber data KPM lapangan adalah akurasi data yang
Bansos Pangan adalah Data Terpadu masih bermasalah, ketersediaan
Penanganan Fakir Miskin (DT-PPFM) e-Warong yang tidak memadai, mesin
yang merupakan hasil pemutakhiran electronic data capture (EDC) yang
Basis Data Terpadu tahun 2015. bermasalah, sinyal telekomunikasi
yang tidak memadai, saldo rekening
Berdasarkan Laporan Realisasi yang kosong dan kurangnya sosialisasi
Penyaluran BPNT yang diterbitkan oleh yang berdampak pada minimnya
Himbara, sebanyak 1.163.891 Keluarga pemahaman agen terhadap program
Penerima Manfaat (KPM) di 44 kota BPNT (Sindonews.com, 2018;
terpilih telah merasakan manfaat metrotvnews.com, 2018). Penelitian
program ini pada tahun 2017, dengan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan
jumlah dana yang telah disalurkan Advokasi (Pataka) terhadap 36
sebesar Rp1,53 Trilliun (Kemenko PMK, e-Warong dan 180 KPM di Jakarta,
2018). Pemilihan kota ini dilakukan Jawa Barat, dan Lampung, pada 16
dengan mempertimbangkan kesiapan Juni - 23 Juni 2017 juga menemukan
wilayah yang beragam, antara lain masalah yang relatif sama. Penelitian
kesiapan infrastruktur pembayaran Pataka (2017) menemukan bahwa
dan jaringan telekomunikasi, kesiapan penyaluran bantuan yang dalam
pasokan bahan pangan dan usaha transaksinya menggunakan sistem
eceran, serta dukungan Pemerintah elektronik terkendala oleh saldo
Daerah. Dalam pelaksanaannya, rekening yang kosong, personal
kebijakan bantuan pangan mengatur identification number (PIN) terblok,
bahwa satu kabupaten/kota hanya mesin EDC rusak, gangguan sinyal, dan
boleh berlaku satu mekanisme kartu ganda untuk satu KPM.
bantuan pangan, yakni bansos rastra

Gambar 2. Mekanisme Penyaluran BPNT

Sumber: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan


10
Gambar 3. Rekapitulasi Penerima BPNT

Sumber: Kementrian Sosial


Permasalahan yang relatif sama BPNT. Jika berangkat dari berbagai
juga terjadi di Desa Bojonggenteng permasalahan yang dominan
dan Desa Berekah Kecamatan berkaitan dengan sarana prasarana
Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi, (EDC, ketersediaan e-Warong)
diantaranya menurunnya jumlah serta dukungan akses jaringan dan
Penerima manfaat serta kartu infrastruktur telekomunikasi yang
BPNT yang belum terisi saldo tidak memadai, tampaknya sulit bagi
(tatarsukabumi.id, 2017). Selain pemerintah untuk mencapai target
itu, kesiapan e-Warong yang masih penyaluran BPNT mencapai 10,1 juta di
belum merata di sejumlah daerah akhir tahun 2018.
juga menjadi permasalahan yang
dihadapi. Permasalahan-permasalahn Tahun 2019 direncanakan semua
yang dipaparkan diatas menunjukkan bantuan pangan sudah bertransformasi
bahwa kurangnya kesiapan antara menjadi BPNT atau dengan kata lain
infrastruktur suatu daerah dengan bantuan pangan bagi KPM hanya
program ini dan kesiapan pemerintah berbentuk BPNT saja (Kemenko
dari sisi administrasi, dalam hal ini PMK, 2018). Jika pemerintah tetap
terkait ketidakakuratan data KPM, dengan rencana tersebut, sebaiknya
kartu ganda dan penyaluran saldo pemerintah terlebih dahulu
yang masih kosong. mengevaluasi capaian 2 (dua) tahun
terakhir. Apalagi penerapan kebijakan
Penerapan BPNT untuk seluruh ini mensyarakatkan adanya pemerataan
Indonesia di Tahun 2019 : akses perbankan di setiap daerah
Realistiskah? (hingga ke pelosok-pelosok) dan akses
jaringan internet/telekomunikasi
Hingga akhir tahun ini, pemerintah yang memadai. Salah satu faktor
optimistis target sekitar 10,1 juta yang menentukan keberhasilan
keluarga penerima BPNT bakal transformasi adalah kemerataan akses
tercapai dengan baik, meskipun internet, baik dari ketersediaan akses
realisasi saat ini sempat terkendala maupun kualitas jaringan atau signal,
sejumlah permasalahan teknis. dan kemeratan akses ke perbankan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Menurut Sensus Telekomunikasi yang
Nasional (PPN)/ Kepala Badan digelar BPS pada 2014, jangkauan
Perencanaan Pembangunan Nasional sinyal kuat hanya mencakup 68
(Bappenas), Bambang Brodjonegoro, persen atau 56 ribu desa/kelurahan di
menegaskan bahwa program untuk seluruh Indonesia (swa.co,id, 2016).
memperluas BPNT yang targetnya Sedangkan, 23 persen atau 19 ribu
10,1 juta keluarga penerima tahun desa/kelurahan, sinyalnya tergolong
ini tetap dilanjutkan dan tidak ada lemah. Sisanya, sebesar 9 persen
perubahan dalam target penyaluran atau 7 ribu desa, belum menerima
11
sinyal seluler. Ketidakmerataan akses yang mengetahui, terampil, percaya
ini juga menjadi temuan Asoisasi dan berperilaku memadai dalam
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menggunakan produk dan layanan
(APJI) yang melakukan survei di tahun keuangan (tempo, 2017).
2017. Berdasarkan wilayah, lebih
dari separuh atau 58,08% pengguna Oleh karena itu, memaksakan
internet di Indonesia pada tahun 2017 penerapan program BPNT menjadi
berada di Pulau Jawa dan sisanya di skala nasional di tahun 2019 menjadi
luar Jawa (beritasatu, 2018). tidak tepat. Sebaiknya penerapan
kebijakan bantuan pangan untuk
Sama halnya dengan akses internet, masyarakat miskin pada tahun 2019
ketidakmerataan terhadap akses masih tetap menggunakan skema
perbankan atau keuangan juga masih yang sama. Daerah yang kesiapan
jadi persoalan. Hal ini dilihat dari sarana, prasarana dan infrastruktur
capaian tingkat inklusi dan literasi telah memadai diberikan bantuan
keuangan masyarakat Indonesia. pangan berupa BPNT. Sedangkan yang
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi belum memadai diberikan bansos
Keuangan Otoritas Jasa Keuangan rastra dengan tambahan Telur sebagai
(OJK), Agus Sugiarto, mengatakan kecakupan gizi KPM.
bahwa tingkat inklusi keuangan per
tahun 2016 masih 67,82 persen dan
dari yang sudah inklusi, baru 29,66
persen di antaranya sudah literasi atau

Rekomendasi
Dalam meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan
sosial pangan melalui program BPNT, serta meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas program bagi kemudahan mengontrol, memantau dan
mengurangi penyimpangan terdapat permasalah permasalahan yang ditemui
dalam program BPNT. Untuk mendukung program BPNT dan agar dalam
penyaluran BPNT dapat meminimalisir permasalahan yang ditemui, penulis
merekomendasikan sebagai berikut :
Pertama, pemerintah harus memastikan ketersediaan infrastruktur khususnya
jaringan internet dan e-Warong sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam
pemilihan daerah.
Kedua, dalam hal administrasi, pemerintah dan Bank Penyalur harus
memastikan kembali bahwa setiap kartu yang diterima oleh KPM hanya
memiliki satu kartu kombo dan kartu tersebut sudah harus terisi saldo
disetiap bulannya karena ditemukan di beberapa daerah kartu tidak terisi
saldo seperti di Kabupaten Sukabumi.
Ketiga, penerapan program BPNT di tahun 2019 seharusnya dilakukan secara
bertahap dengan memperhatikan kesiapan masing-masing daerah, baik dari
sisi infrastruktur utama, infrastruktur pendukung, sumber daya manusia
maupun kesiapan administratif.

12
Daftar Pustaka Kementrian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Bank Dunia. (2017). Menuju Sistem Kebudayaan. (2018). Penyaluran Bansos
Bantuan Sosial yang Menyeluruh, Pangan Pemerintah Semakin Lebih
Terintegrasi, dan Efektif di Indonesia. Baik. Artikel
Public Disclosure Authorized.
Kementrian Koordinator Bidang
Beritasatu.com. (2018). Ini Peran Pembangunan Manusia dan
Strategis APJI untuk Pertumbuhan Kebudayaan. (2017). Tengah disiapkan,
Internet. Artikel diakses dari http:// Pelaksanaan BPNT untuk 2018.
id.beritasatu.com/home/ini-peran- Artikel diakses dari https://www.
strategis-apjii-untuk-pertumbuhan- kemenkopmk.go.id/artikel/tengah-
internet-di-indonesia/175254 diakses disiapkan-pelaksanaan-bpnt-untuk-
tanggal 10 Oktober 2018. tahun-2018 diakses pada 5 Oktober
2018.
Bisnis.com. (2018). Bappenas
Optimis Target 10 Juta Penerima Kementrian Sosial. (2018). Peningkatan
BPNT Tercapai. Artikel diakses Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga
dari http://kabar24.bisnis.com/ Miskin.
read/20180823/15/830877/
bappenas-optimis-target-10-juta- Kontan.co.id (2018). Target Penyaluran
penerima-bpnt-tercapaihttps:// BPNT tak Berubah Meski Terhambat
nasional.kontan.co.id/news/target- Masalah Teknis. Artikel diakses dari
penyaluran-bpnt-tak-berubah-meski- https://nasional.kontan.co.id/news/
terhambat-masalah-teknis diakses target-penyaluran-bpnt-tak-berubah-
tanggal 3 Oktober 2018. meski-terhambat-masalah-teknis.
diakses 3 Oktober 2018.
Bisnis.Tempo.co (2017). 2019, OJK
Targetkan Inklusi Keuangan Capai 75 Sindonews.com. (2017). Penyaluran
Persen. Artikel diakses dari https:// BPNT Terkendala Data dan Kesiapan
bisnis.tempo.co/read/865007/2019- Infrastruktur. Artikel diakses dari
ojk-targetkan-inklusi-keuangan-capai- https://ekbis.sindonews.com/
75-persen/full&view=ok diakses read/1225735/34/penyaluran-bpnt-
tanggal 10 Oktober 2018. terkendala-data-dan-kesiapan-
infrastruktur-1501501471 diakses pada
Harnas.co. ( 2016). Akses Internet 5 Oktober 2018.
Belum Merata.Artikel diakses dari
http://www.harnas.co/2016/11/30/ Tatar.id. (2018). 2 Permasalahan
akses-internet-belum-merata diakses Program Bantuan Pangan. Artikel
tanggal 10 Oktober 2018 diakses dari http://www.tatarsukabumi.
id/2018/07/2-permasalahan-program-
Kementrian Keuangan. Nota Keuangan bantuan-pangan.html diakses pada 1
APBN Tahun Anggaran berbagai tahun. Oktober 2018.
Kementrian Koordinator Bidang Tim Nasional Percepatan
Pembangunan Manusia dan Penanggulangan Kemiskinan.(2018).
Kebudayaan. (2017). Pedoman Umum Materi Sosialisasi Bansos rastra.
Bantuan Pangan Non Tunai
Kementrian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan. (2017). Pedoman Umum
Subsidi rastra.

13
“Siap Memberikan
Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”

Buletin APBN
Pusat Kajian Anggaran
Badan Keahlian DPR RI
www.puskajianggaran.dpr.go.id
Telp. 021-5715635, Fax. 021-5715635
e-mail puskajianggaran@dpr.go.id

14

Anda mungkin juga menyukai