A. Latar Belakang
2
B. Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
3
Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian
global. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Di Indonesia akan
mengalami pertambahan, orang yang mengalami
hipertensi terbesar di seluruh duni pada tahun 1999-2050
yaitu hampur mencapai 500 juta orang dan di
proyeksikan menjadi dua milyar, pada saat itu hipertensi
akan melibihi jumlah populasi. (Tiffy, 2005)
4
1. Pengkuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada
posisi duduk ataupun berbaring. Namun yang penting,
lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.
2. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan
memberikan angka yang agak lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi terbaring, meskipun
selisihnya relative kecil.
3. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat
pengukuran. Pada orang yang baru bangun tidur, akan
didapatkan tekanan darah paling rendah, yang
dinamakan tekanan darah basal. Tekanan darah yang
diukur setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain
akan member angka yang lebih tinggi dan disebut
tekanan darah kasual. Oleh karena itu, sebelum
pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya
beristirahat duduk santai minimal 10 menit. Di
samping itu, juga tidak boleh merokok atau minum
kopi, karena merokok atau minum kopi akan
menyebabkan tekanan darah sedikit naik.
5
Gambar 1.
Tekanan darah sistolik akan berubah ubah sesuai
dengan kegiatan yang dikerjakan, sedangkan tekanan
darah diastolik relatif tidak berubah.
Tekanan Tekanan
Sistolik Diastolik Klasifikasi
(mm.Hg) (mm.Hg)
< 140 < 90 Normotensi
141 - 159 91 94 Perbatasan
>160 >95 Hipertensi
7
glomerolunefritis akut dan
menahun
Penyempitan (stenosis) arteri
renalis, akibat aterosklerosis
atau fibroplasias bawaan
Penyakit atau sindrom Cushing
Dapat disebabkan peningkatan
sekresi glukokortikoid akibat
penyakit adrenal atau
disfungsi hiposis
Aldosteronisme primer
Peningkatan sekresi aldosteron,
akibat tumor adrenal
Feokromositoma
Tumor medula adrenal yang
berakibat peningkatan sekresi
katekolamin adrenal
Koarktasio aorta
Konstriksi aorta bawaan pada
tingkat duktus arteriosus
dengan peningkatan tekanan
darah di atas konstriksi dan
penurunan tekanan di bawah
konstriksi.
Pusing
Mudah marah
Telinga berdenging
Mimisan (jarang)
Suka tidru
Sesak napas
Rasa berat di tengkuk
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang
10
Para ahli, membagi dua kelompok fakto risiko pemicu
timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat
dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
a. Keturunan
b. Jenis kelamin
c. Usia
Normal Hipertensi
Kelompok usia
(mm.Hg) (mm.Hg)
Bayi 80/40 90/60
Anak 7 11th 100/60 120/80
Remaja 12 17th 115/70 130/80
Dewasa 20 45th
120-125/75-80 135/90
45
135-140/85 140/90-160/95
65th
150/85 160/95
>65th
a. Kegemukan
12
menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari
pemakaian garam yang berlebihan atau makanan
yang diasinkan. Hal itu tidak berarti menghentikan
pemakaian garam sama sekali dalam makanan.
Namun, sebaiknya penggunaan garam dibatasi
seperlunya saja.
d. Kurang olahraga
13
Olahraga merupakan salah satu faktor yang dapat
dikontrol para penderita hipertensi. Para penderita
hipertensi dianjurkan untuk berolahraga secara rutin dan
tidak harus dengan olahraga yang berat. Guna olahraga
bagi para penderita hipertensi tentunya untuk
menurunkan tekanan darah, namun tak hanya untuk
menurunkan tekanan darah, olahraga juga berguna untuk
menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dimana
kolesterol tersebut sangat berpengaruh dalam peredaran
darah. Apabila kolesterol menumpuk maka kolesterol-
kolesterol tersebut akan menyumbat pembuluh darah
dan mengakibatkan aliran darah tidak lancar, hal ini yang
menyebabkan adanya hipertensi yaitu tekanan darah
naik karena adanya penyumbatan aliran darah.
3. Tahap relaksasi
15
4. Tahap Dorongan
18
Jalan cepat (brisk walking) 12 menit/ 1,6 Km (1 Mil)
menghasilkan 86 persen wilayah arobic.
19
Minggu pertama
Senin 5 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 10 menit bersepeda
Sabtu 5 menit jalan cepat (brisk walking)
Minggu kedua
Senin 7 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 12 menit bersepeda
Sabtu 7 menit jalan cepat (brisk walking)
Minggu ketiga
Senin 10 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 15 menit bersepeda
Sabtu 10 menit jalan cepat (brisk walking)
Minggu keempat
Senin 15 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 15 menit bersepeda
Sabtu 15 menit jalan cepat (brisk walking)
Minggu kelima
Senin 17 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 20 menit bersepeda
Sabtu 17 menit jalan cepat (brisk walking)
Minggu keenam
Senin 20 menit jalan cepat (brisk walking)
Rabu 25 menit bersepeda
Sabtu 20 menit jalan cepat (brisk walking)
20
4. Menambah konsumsi kalsium 400mg perhari.
5. Menambah konsumsi bahan makanan sumber kalium
(K), yaitu buah-buahan dan sayuran segar.
6. Mengurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol.
7. Banyak minum air putih, kecuali ada kontra indikasi.
8. Berhenti merokok, untuk mencegah kemungkinan
komplikasi.
A. Simpulan
21
satu olahraga yang tepat untuk penderita hipertensi
adalah jalan cepat (brisk walking). Jalan cepat (brisk
walking) dapat tekanan darah akan turun, kolestrol baik
HDL akan meningkat, dan darah tidak saling lengket,
sehingga resiko penggumpalan darah yang berpotensi
menyumbat pembuluh darah menjadi berkurang. Selain
itu jalan cepat (brisk walking) lebih efektif menurunkan
kalori bagi penderita yang mengalami kegemukan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jalan cepat
(brisk walking) dapat digunakan sebagai terapi
penyembuhan bagi penderita hipertensi.
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
24