Hingga awal abad 19, semua obat bersifat toksik, karena dapat
menyembuhkan atau sekaligus menyebabkan kematian. Ilmu
tentang pengobatan selalu dikaitkan dengan “empirisme” dan
“mantra”. Cara pembuatan obat bersifat sangat primitif
sehingga perbedaan antara obat dan racun menjadi sangat
tipis. Deklarasi Paracelcus pun menjadi tepat, bahwa yang
membedakan antara obat untuk pengobatan dengan racun
adalah dosisnya (Weatherall, 1990).
SEJARAH FARMAKOEPIDEMIOLOGI
Tahun 1937 100 orang meninggal karena kerusakan ginjal akibat mengkonsumsi
sulfanilamid yang dilarutkan dalam dietilen glikol
Tahun 1938 Food, Drug, and Comestic Act berdiri uji toksisitas preklinik wajib
untuk dilakukan
1960 Drug utilization studies penelitian deskriptif penggunaan obat oleh dokter
angka kesalahan peresepan dan penyebabnya
digunakan).
Safety
sama dengan efikasi, karena keterbatasan sampel pada
pre-marketing (uji klinik), jadi perlu dipelajari post-
marketing surveilance.
Apalagi pada pre-marketing ini, juga menyangkut kode
etik percobaan pada manusia.
Ekonomi