Anda di halaman 1dari 10

Hari, tanggal : Selasa, 25 September 2018

Pukul : 14.30 – 16.00

Dosen : Prof Dr dra Ietje Wientarsih, Apt., MSc

Dr. Bayu Febram Prasetyo, S.Si, Apt., M.Si

Rini Madyastuti Purwono, S.Si, Apt., M.Si

Dr. Lina Noviyanti Sutardi, S.Si, Apt., M.Si

Drh. Arifin Rizal Akbari, M.Si

LABORATORIUM PRAKTIKUM SEDIAAN FARMASI DAN TERAPI UMUM

SERBUK TAK TERBAGI

Disusun Oleh

Kelompok 12 Sore

Azmi Mufidah (B04150144)

Jonathan Suryo Nugroho (B04150150)

LABORATORIUM FARMASI VETERINER

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
Pendahuluan

Latar Belakang

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh

semua mahluk hidup bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,

meringankan, maupun menyembuh penyakit. Menurut Kep. MenKes RI No.

193/Kab/B.VII/71, obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang

dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,

mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka

atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk

memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-

paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi

atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, serbuk adalah campuran bahan kering

bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau

untuk pemakaian luar.

Serbuk terbagi menjadi dua bagian yaitu serbuk bagi dan serbuk tabur.

Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang

sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang

cocok(Anief, 2004). Sedangkan serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk

bebas dari butiran kasar (Anonim. 1979)


Tinjauan Pustaka

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan (FI

III, 23). Serbuk adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV,

14)

Serbuk dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang

sama, dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)

2. Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar

dan dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)

Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,

dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang cocok untuk sekali

minum (Depkes, 1979). Untuk serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah

meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang

mengandung lilin kemudian dilapis lagi dengan kertas logam. Serbuk dapat diminta

terbagi-bagi atau tak terbagi-bagi. Serbuk yang terbagi-bagi, selalu dibuat sampai

bobotnya 0,5 g, sebagai zat pengisi dipakai laktosa. Tetapi ini hanyalah kebiasaan,

karena tidak dinyatakan bahwa serbuk-serbuk harus mempunyai bobot 0,5 g

(Chaerunnisa,2009).

Aturan dalam mencampur bahan-bahan dalam serbuk adalah mula-mula zat

aktif dicampur dengan suatu zat tambahan yang banyaknya kira-kira sama, kemudian
campuran ini dicampur lagi dengan zat tambahan tersebut dalam jumlah yang sama

dan seterusnya. Untuk mencampur, jika mungkin hendaklah dipilih suatu serbuk yang

warnanya berlainan dan jika dipakai lebih dari satu serbuk berwarna, maka dipilih

serbuk dengan warna lawanan yang kuat (Anief,2000).

Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambahkan zat

tambahan yang berkhasiat netral atau indiferen, sepertii Saccharum lactis dan

Saccharum album. Serbuk yang diberikan pada penderita diabetes tidak boleh

digunakan Saccharum album sebagai tambahan, tetapi gunakan Mannitum atau

Saccharum lactis (Ansel, 1989).

Ada dua cara penulisan serbuk bagi yang biasa dilakukan oleh dokter. Cara

pertama ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa

bungkus. Cara kedua ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat

berapa bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan segera

diketahui mengenai besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa lebih

besar atau terlalu kecil (Anief, 1988).

Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)

1. Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari
bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan
pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak
dengan pengayak nomor 44

2. Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan
pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok
3. Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat
halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu
dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50

4. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan
bahan pembawa atau bahan tambahan

5. Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga
hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok

6. Obat bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok

7. Obat yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas


serbuk

8. Obat dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu

Bahan tambahan harus memenuhi

1. Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan

2. Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang
diharapkan

3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan
resmi

4. Tidak menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar


Oleum Menthae

Minyak permen adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian

di atas tanah tanaman berbunga Mentha piperita Linn (Familia Labiatae) yang segar,

dimurnikan dengan cara destilasi dan tidak didemontolisasi sebagian ataupun

keseluruhan. Mengandung tidak kurang dari 5,0% ester dihitung sebagai mentil asetat

(C12H22)2), dan tidak kurang dari 50,0% mentol total (C10H20O) sebagai mentol

bebas dan sebagai eter.

Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas kuat menusuk; rasa

pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut

Kelarutan : dalam etanol 70%: satu bagian volume dilarutkan dalam 3 bagian volume

etanol 70%; tidak terjadi opalesensi

Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas

berlebih

Papaverin HCl

Papaverin Hidroklorida

(penuntun praktikum hal 30)

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara membuat serbuk

terbagi dalam bentuk puyer dan mengetahui khasiat dari masing-masing bahan serta

khasiat keseluruhannya.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, cawan arloji,

sendok gelas, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, etiket, lem, dan pot

plastik. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu paracetamol,

sulfaguanidin, papaverin HCl, dan elaeosh.menthapip.

Metode

Timbangan ditera dan dialasi menggunakan kertas perkamen. Paracetamol

ditimbang sebanyak 2 g, sulfaguanidin sebanyak 1 g, papaverin HCl sebanyak 0,3 g,

dan Sacharum Lactis (SL) sebanyak 2 g. SL dibagi menjadi tiga bagian dengan

perkiraan mata. Mortar yang telah kering dan bersih disiapkan, kemudian papaverin

digerus dan ditambahkan 1/3 bagian SL, digerus hingga homogen kemudian

disisihkan.

Campuran tersebut diberi kode campuran 1. Mortar dibersihkan

kembali, sulfaguanidin digerus dan ditambahkan 1/3 bagian SL kemudian digerus

hingga homogen. Campuran 1 ditambahkan pada campuran tersebut dan digerus

hingga homogen. Campuran tersebut diberi kode campuran 2. Mortar dibersihkan

kembali kemudian paracetamol dimasukkan digerus tersendiri dan ditambahkan sisa

SL yang masih ada, setelah homogen ditambahkan campuran 2 dan

dohomogenkan lagi.

Sediaan yang telah homogen tersebut ditambahkan Ol.Menthaepip sebanyak

1 tetes dan dihomogenkan lagi. Serbuk yang telah homogen tersebut dibagi menjadi

dua dengan timbagan, masing-masing bagian dibagi menjadi lima di atas kertas
perkamen dengan perkiraan mata. Serbuk pada kertas perkamen tersebut kemudian

dibungkus dan disimpan.

Hasil

Sediaan farmasi yang telah dibuat yaitu berupa serbuk terbagi berbentuk

puyer yang terbagi ke dalam 10 bungkus. Obat ini merupakan obat yang dapat

mengatasi gangguan saluran pencernaan disertai demam.

Pembahasan

Pada pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk

dibagi dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi

jumlah yang diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang

lain paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang

mengandung zat yang higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan

diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas di pot. (FI III, 24).

Dalam resep yang tertera ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu

dibagi menjadi beberapa bungkus. M. f. Pulv.d.t.d. no. X (Misce fac pulveres de tales

dosis numero decen) yang berarti campur dan buatlah serbuk sesuai dosis menjadi 10

bungkus, dengan tanda s.t.d.d 1 pulv.a.c (signa ter de die pulveres ante coenan) yang

berarti tanda tiga kali sehari satu bungkus sebelum makan. Dengan etiket berwarna

putih yang berarti obat dalam.

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan

cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP).
Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan

tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam

sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas. (Lusiana Darsono 2002).

Papaverin berupa hablur putih atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa

agak pahit. Melebur pada suhu lebih kurang 220’ disertai peruraian, dan mempunyai

kelarutan sebagai berikut : larut dalam air dan dalam kloroform; sukar larut dalam

etanol; praktis tidak larut dalam eter (DepKes RI, 1995:647). Alkaloid papaverine

mempunyai nilai pharmaceutical yang tinggi karena dapat mengobati berbagai

macam penyakit. Papaverine merupakan senyawa bahan alam yang mempunyai

aktifitas fisiologi yang cukup luas. Papaverine bersifat sebagai antimikrobial, anti

leukemik dan anti neoplastik (Sudarma, IM & Bremmer John 2007)

Ansel,H.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi ed.IV. Universitas Indonesia Press :
Jakarta
Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting ed. IV. Elex Media Komputindo :
Jakarta.
Anief,Muhamad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia ed.III. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Depkes RI : Jakarta.
Anonim. 1929. Pharmacope 5

Anief, Moh.2010., Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Ansel, H.C. & Prince, S.J. 2006, Kalkulasi Farmasetik (Panduan
Untuk Apoteker), Penerbit Buku Kedokteran Egc, Jakarta.

Depkes Ri., 1979, Farmakope Indonesia Edisi Iii Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Charrunisa, Anis, Et Al., 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran. Bandung.

Sudarma, I.M., Bremner John. 2007. Sintesis Turunan Isoquino [2,1-c] [1,3]

Benzodiazepine Dari Papaverin. Labolatorium Kimia, Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai