Deskripsi
Sindrom hemoragi fatty liver adalah penyakit non infeksius yang ditandai
banyaknya akumulasi lemak di hati dan rongga abdomen yang menyebabkan hati
rupture, hemoragi, dan kematian mendadak. Penyakit ini kebanyakan pada ayam
tipe petelur dengan tipe kandang tertutup dengan mortalitas 40%.
Patologi
Ayam betina kegemukan biasanya mengalami penyakit ini dan mengalami
penurunan produksi telur. Ayam yang mati memperlihatkan gejala kepala,
jengger, pial, dan kulit pucat. Saat nekropsi hati nampak bengkak, lembek,
kuning, dan rapuh. Selain itu terdapat bekuan darah di daerah abdomen yang
disebabkan karena rusaknya kapsul hati, serta banyaknya lemak di abdomen dan
usus.
Histopatologi
Secara histopatologi nampak hepatosit membesar berisi lemak dan terdapat
hemoragi. Timbunan lemak telihat seperti vakuola dalam sitoplasma hepatosit.
Akumulasi lemak dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rapuh sehingga
terjadi hemoragi.
Etiologi
Berat badan dan keseimbangan energy
Konsumsi energi dalam diet yang berlebih jumlahnya akan diproses dalam hati
dan akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Proses deposit yang berjalan lama
dan terus menerus dapat menyebabkan obesitas dan infiltrasi lemak di hati. Selain
itu ayam yang dikandangkan memiliki aktifitas gerak yang sedikit sehingga faktor
resiko obesitas akan lebih besar.
Kadar esterogen
Hormone esterogen berhubungan dengan kematangan seksual dan dapat
menstimulasi hati untuk menyimpan lemak lebih banyak untuk digunakan dalam
pembentukan kuning telur. Ketika ayam betina memasuki fase produksi, jumlah
hormon esterogen naik sehingga membuat ukuran hati semakin besar. Hal ini
dapat berkombinasi positif sedikitnya energi yang digunakan untuk aktifitas gerak
ayam sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom hemoragi fatty
liver. Asupan energi yang terlalu tinggi pada diet sebaiknya dikurangi pada masa
awal masuk ke fase produksi telur.
Heat stress
Kejadian tertinggi dari penyakit terjadi pada saat periode hangat. Suhu lingkungan
yang tinggi membuat tubuh menurunkan energi yang dibutuhkan untuk
menghangatkan badan. Ayam akan lebih sering melakukan penguapan air untuk
mengurangi panas tubuh. Peningkatan lemak abdomen dapat mengganggu proses
bernapas dan pendingan tubuh yang memungkinkan ayam lebih mudah terserang
heat stroke dan ruptur hati.
Mikotoksin
Mikotoksin khususnya aflatoksin yang biasanya mencemari pakan ayam dapat
menginduksi akumulasi lipid dan hemoragi hati sehingga meningkatkan sindrom
hemoragi fatty liver. Selain itu asam erusik dan produk metabolit beracun lainnya
dapat menurunkan kekuatan jaringan ikat hati.
Pencegahan
Diet seimbang
Penggantian karbohidrat dengan lemak suplemen untuk mengurangi
pembentukan asam lemak baru
Penggunaan pakan dalam bentuk pellet agar penyerapan energi lebih efektif
Penggunaan vitamin E dan selenium dalam pakan sebagai antioksidan untuk
mengatasi oksidasi asam lemak
Penggunaan choline, methionine, dan Vitamin B12 dalam pakan untuk
membantu mobilisasi lemak dari hati dan membantu kesembuhan ayam yang
mengalami penyakit ini
Hindari heat stress
Suplementasi kalsium untuk membantu metabolisme vitamin D yang
dibutuhkan oleh hati
Senantiasa memantau berat badan setiap 30 hari
Etiologi
Diet kalsium berlebih
Pemberian ayam yang sedang tidak pada masa produksi dengan diet tinggi
kalsium dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan lapisan ureter yang dapat
memicu gout.
Dehidrasi
Kekurangan air dapat menyebabkan pengangkutan hasil metabolit berlebih keluar
tubuh menjadi terhambat.
Virus
Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal seperti avian nefritis virus
dan avian infeksius bronchitis.
Toksin
Mikotoksin, antibiotik golongan fulfat dan aminoglikan, serta disenfektan dapat
menyebabkan kerusakan ginjal jika dosisnya berlebihan dan hewan kekurangan
air minum.
Sodium bikarbonat
Senyawa ini dapat membuat urin lebih alkalis sehingga meningkatkan resiko
terbentuknya batu ginjal.
Gejala klinis
Gejala klinis yang terlihat dari penyakit ini yaitu pincang, paresis, pembengkakan
kaki dan sendi, deposit berwarna putih yang terlihat melalui kulit luar, kesulitan
berdiri dan berjalan, bentuk kaki yang tidak teratur, warna kuning dari paruh dan
kaki mulai luntur, dan bulu kasar.