Anda di halaman 1dari 4

KOLELITIASIS

Kantong empedu merupakan kantong kecil menyerupai pir yang berada di bawah hati
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan
yg dihasilkan oleh sel-sel hati.

Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan Kristal di dalam kandung empedu atau
di dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu kandung empedu merupakan gabungan
beberapa unsur dari cairan empedu yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu
di dalam kandung empedu atau saluran empedu. Komponen utama dari cairan empedu adalah
bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol.

Tiga jenis batu yang bisa menimbulkan batu empedu:

1. Batu kolesterol, yang terbentuk dari jumlah kolesterol yang melebihi jumlah garam
empedu → kolesterol mengkristal → menjadi batu (80% kasus)

2. Batu bilirubin. Terjadi saat jumlah bilirubin dalam empedu > batas normal → hitam →
“Batu Hitam”
3. Batu campuran, yaitu campuran dari kedua batu di atas.

Gejala kolelitiasis

1. Sebagian besar kasus batu empedu hadir tanpa gejala


2. Nyeri pada bagian kanan atas perut yang menyebar hingga ke punggung atau bahu
3. Seperti gangguan maag→ mual dan muntah

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko batu empedu:

1. Jenis kelamin
Batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dengan perbandingan 4 :
1. Wanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan
pria. Ini dikarenakan oleh hormon esterogen berpengaruh terhadap peningkatan eskresi
kolesterol oleh kandung empedu.
2. Suku bangsa
Batu empedu memperlihatkan variasi genetik. Kecenderungan membentuk batu empedu
bisa berjalan dalam keluarga10. Di negara Barat penyakit ini sering dijumpai, di Amerika
Serikat 10-20 % laki-laki dewasa menderita batu kandung empedu. Batu empedu lebih
sering ditemukaan pada orang kulit putih dibandingkan kulit hitam. Batu empedu juga
sering ditemukan di negara lain selain AS, Chile dan Swedia.
3. Usia
Resiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang
dengan usia > 60 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan
orang degan usia yang lebih muda. Usia rata-rata tersering terjadinya batu empedu adalah
40-50 tahun.
4. Obesitas
Sindroma metabolik terkait obesitas, resistensi insulin, diabetes mellitus tipe II,
hipertensi, dan hiperlipidemia berhubungan dengan peningkatan sekresi kolesterol hepar
dan merupakan faktor risiko utama untuk terbentuknya batu kolesterol.
5. Kehamilan
Batu kolesterol lebih sering ditemukan pada wanita yang sudah mengalami lebih dari satu
kali kehamilan. Faktor utama yang diperkirakan turut berperan pada risiko ini adalah
tingginya kadar progesteron selama kehamilan. Progesteron dapat mengurangi
kontraktilitas kandung empedu, sehingga menyebabkan terjadinya retensi yang lebih
lama dan pembentukan cairan empedu yang lebih pekat di dalam kandung empedu.
6. Stasis cairan empedu
Penyebab lain dari stasis kandung empedu yang berhubungan dengan peningkatan risiko
batu empedu meliputi cedera medula spinalis, puasa jangka panjang dengan pemberian
nutrisi parenteral total saja, serta penurunan berat badan cepat akibat restriksi kalori dan
lemak yang berat (seperti diet, operasi gastric bypass).
7. Obat-obatan
Terdapat sejumlah obat yang berhubungan dengan pembentukan batu kolesterol.
Estrogen yang diberikan untuk kontrasepsi atau terapi kanker prostat dapat meningkatkan
risiko batu kolesterol dengan meningkatkan sekresi kolesterol empedu. Clofibrate dan
obat hipolipidemia fibrat lain dapat meningkatkan eliminasi kolesterol hepar hepatik
melalui sekresi biliaris dan nampaknya dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu
kolesterol. Analog somatostatin nampak menjadi predisposisi terbentuknya baru empedu
dengan mengurangi proses pengosongan batu empedu.
8. Faktor keturunan
Penelitian pada kembar identik dan fraternal menunjukkan bahwa sekitar 25% kasus batu
kolesterol memiliki predisposisi genetik. Terdapat sekurangnya satu lusin gen yang
berperan dalam menimbulkan risiko ini. Dapat terjadi suatu sindroma kolelitiasis terkait
kadar fosfolipid yang rendah pada individu dengan defisiensi protein transport bilier
herediter yang diperlukan untuk sekresi lecithin.

KOLESITITIS

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.

1. Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu akibat dari adanya
batu empedu di dalam duktus sistikus secara tiba tiba dan terasa nyeri sekali
2. Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu dengan
serangan berulang dari nyeri perut yg tajam dan hebat

Gejala

1. Nyeri pada perut kanan bagian atas yang menetap lebih dari 6 jam dan sering menjalar
sampai belikat kanan.
2. Penderita kadang mengalami demam, mual, dan muntah. Pada orang lanjut usia, demam
sering kali tidak begitu nyata dan nyeri lebih terlokalisasi hanya pada perut kanan atas.
3. Dari pemeriksaan dokter dapat ditemukan demam, takikardia (denyut nadi cepat), dan
nyeri tekan pada perut kanan atas.
4. Saat dokter meminta penderita menarik napas dalam, sambil meraba daerah bawah iga
kanannya (subcosta kanan).
5. Penderita kolesistitis umumnya menunjukkan Murphy's sign positif, di mana gerakan
tangan dokter pada kondisi di atas menimbulkan rasa sakit dan sulit bernapas.

Komplikasi

1. Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan usus
(ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
2. Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke dalam hati
menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batu empedu atau
oleh peradangan

Faktor Risiko

1. Obesitas,
2. Diabetes mellitus dg kdr gula drh tinggi
3. Sindrom metabolik : kdr HDL,LDL kolesterol
4. Kadar trigliserida yang tinggi
5. Tekanan darah tinggi
6. Riwayat keluarga kandung empedu
7. Diet tinggi lemak, tinggi kolesterol serta rendah serat

Pencegahan

1. Kurangi mengkonsumsi jenis makanan yang digoreng. Karena lemak tak jenuh dalam
gorengan akan memicu penumpukan cairan di dalam kantong empedu. Sehingga lama-
kelamaan akan membatu karena sulit diserap oleh usus.
2. Lemak merangsang kandung empedu untuk bekerja lebih keras. Untuk itu ada baiknya
Anda juga menghindari jenis makanan yang berlemak.
3. Batasi jumlah kalori yang dikonsumsi. Karena kebanyakan penderita batu empedu juga
penderita obesitas.
4. Kembalilah pada pola hidup yang sehat. rutinlah dalam berolahraga dan cukupi asupan
air putih.
5. Perbanyak mengkonsumsi apel atau sari apel. Banyak penelitian yang menyebutkan
bahwa apel berkhasiat untuk melembutkan batu empedu.

Pengobatan

Penderita radang kandung empedu dianjurkan:

1. Menggunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya


2. Jangan mengangkat beban atau beraktivitas terlalu berat
3. Hindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan, karena akan menyebabkan
serangan pada kantong empedu.

Anda mungkin juga menyukai