com/batu-empedu/
1- Keseimbangan makan
ِ Cط ٍن بِ َح ْس
ب اب ِْن آ َد َم ْ َ ًّرا ِم ْن بCا ًء َشCCا َمَأل آ َد ِم ٌّى ِو َعCC َم ْت َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم يَقُو ُل َ ع َْن ِم ْقد َِام ْب ِن َم ْع ِدي َك ِر
ُ ب قَا َل َس ِمع
َ ٌ ُ ُ َ ٌ ُ ُ َ ٌ ُ ُ َ َ َ َ َ ْ َ
كالت يُقِ ْمنَ صُلبَهُ فِإن كانَ ال َم َحالة فثلث لِط َعا ِم ِه َوثلث لِش َرابِ ِه َوثلث لِنَف ِس ِهْ ٌ َ ُ ُأ
Dari Ma’dikarib, bahwasannya ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda “Tiada
ada bejana anak Adam yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah
baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya
(memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan
sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahmad,
Ibnu Majah)
Keseimbangan makan seperti ini bukan hanya menyebabkan kesehatan fisik, namun juga
menjaga kesehatan ruhiyah. Sehingga tidak timbul rasa malas untuk melaksanakan berbagai
ibadah kepada Allah swt.
http://www.indramuhtadi.com/scripts-2013/topik-ke-134-cholelithiasis
Gejala penyakit batu empedu yang adalah penyakit yang ditandai dengan adanya batu di
dalam kandung empedu / saluran empedu penting untuk diwaspadai. Dengan begitu,
penanganan yang tepat bisa segera dilakukan agar bisa memperoleh kesembuhan.
Namun sebelumnya mari mengetahui apa sebenarnya penyakit batu empedu. Perlu diketahui
bahwa batu empedu terbentuk dari kolesterol. Kolesterol cair sebenarnya normal ada di
dalam kandung empedu dan saluran empedu. Namun, kolesterol cair tersebut bisa menjadi
jenuh apabila terlalu banyak kolesterol yang masuk ke dalam kandung empedu dan ataupun
terlalu sedikit asam empedu. Hal ini membuat kolesterol mengalami pengkristalan sehingga
menggumpal menjadi batu empedu. Kondisi inilah yang mengakibatkan penyakit batu
empedu.
Pada kebanyakan kasus penyakit ini, penyakit empedu tidak menimbulkan gejala spesifik
pada awalnya. Gejala penyakit batu empedu yang timbul ini disebabkan oleh batu empedu
yang mengalami penyumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kondisi yang bernama
kolik empedu / kolik bilier. Apa saja yang menyertai kondisi ini?
1. Merasakan nyeri hebat pada bagian kanan atas perut yang menyebar pula ke bagian
bahu, tulang belikat dan dada. Rasa nyeri ini diikuti mual dan sendawa, khususnya
seusai mengonsumi sayuran dan lemak tertentu seperti misalnya telur, cokelat, kubis
dan bayam.
2. Rasa sakit tersebut disertai pula dengan mual dan muntah.
3. Sumbatan karena batu empedu ini juga menyebabkan penyakit kuning, yakni kulit dan
bagian putih maya akan berwarna kekuningan.
4. Air seni dan feses berubah warna menjadi kecokelatan.
5. Demam tinggi.
Kenapa siapa saja gejala penyakit batu empedu ini bisa terjadi? Penting untuk lebih memberi
perhatian lagi apabila Anda masuk ke dalam kategori berikut ini:
Berusia lanjut, data menunjukkan bahwa 30% para manula memiliki batu empedu
namun kebanyakan tidak menunjukkan gejala signifikan. Penyakit batu empedu
sangat jarang terjadi pada mereka yang berusia 25 tahun ke bawah.
Wanita lebih berisiko mengidap penyakit batu empedu dengan perbandingan 2 per
1000, sementara pria mempunyai persentase 0,6 per 1000 pria. Wanita hamil dan
menggunakan pil KB punya potensi lebih besar lagi.
Faktor berat badan yakni mereka yang punya indeks BMI lebih dari 32 punya risiko
tiga kali lebih tinggi mengidap penyakit batu empedu.
Faktor genetik. Mereka yang punya riwayat keluarga inti seperti orang tua, anak
ataupun saudara yang mengidap penyakit empedu berpeluang 1 ½ kali untuk
mengidap penyakit batu empedu.
Untuk mengatasi gejala penyakit batu empedu ini dibutuhkan penanganan yang tepat dan
cepat! Perubahan pola hidup yang lebih sehat juga sangat mendukung kesembuhan – ini
dikarenakan sebagaimana telah disebutkan, kolesterol berperan besar terhadap terbentuknya
batu empedu.
Batu empedu adalah salah satu masalah kesehatan yang terjadi tanpa
gejala. Hampir 50% penderita batu empedu tidak merasakan gejala apa-apa,
30% merasakan gejala nyeri dan 20% berkembang menjadi komplikasi.
Sebagian besar penderita batu empedu, didiagnosa menderita maag
dikarenakan rasa nyeri pada ulu hati, padahal secara anatomi empedu
terletak pada perut sebelah kanan atas.**
Saat ini jumlah penderita batu empedu ini cenderung meningkat karena
perubahan gaya hidup, seperti misalnya banyaknya makanan cepat saji
(fast food) yang dapat menyebabkan kegemukan yang merupakan faktor
terjadinya batu empedu. Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah
pir kecil yang terletak di perut sebelah kanan dan tersembunyi di bawah
hati, yang menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Ketika
makan, kandung empedu akan menciut (kontraksi) dan mengeluarkan cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu
berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin (vit. A,D, E, dan K).
Unsur pembentukan batu empedu adalah koleterol dan kalsium. Lebih dari
90 % batu empedu adalah batu koleterol (komposisi kolesterol >50 %) atau
bentuk campuran ( 20-50 % unsur kolesterol) dan siasanya 10 % adalah
batu pigmen (unsur kasium dominan dan koleterol< 20%). Batu empedu
adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran
empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut
koledokolitiasis.
Jadi komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil
lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah
besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan
empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi
tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.
Faktor Risiko
Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita daripada kaum pria 3 : 1
Usia lanjut, semakin meningkat usia seseorang, semakin besar
risikonya untuk mengidap batu empedu.
Kegemukan (obesitas).
Diet tinggi lemak.
Faktor keturunan.
Patofisiologi
Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan
sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu.
Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami
aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan
pengangkatan kandung empedu.
Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak
menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu.
Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding
kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan
penyumbatan usus (ileus batu empedu).
Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu
dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa
masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa
menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:
Perdarahan
Peradangan pankreas (pankreatitis).
Perforasi atau infeksi saluran empedu.
Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.
Pencegahan
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya
menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari
lemak hewani.
Sebagai informasi, ada perbedaan mencolok dalam hal angka kejadian batu
empedu : di Okinawa dan di Amerika serikat. Di Okinawa, angka kejadian
hanya 4 %, sementara di Amerika Serikat mencapai tigakalinya (11,9%).
Apa yang membedakannya ? Masyarakat Okinawa lebih banyak mengkonsumsi
rumput laut, sayur2 an yang kaya akan serat dan makanan laut yang banyak
mengandung Omega-3. Jenis-jenis makanan tersebut bermanfaat untuk
mencegah pembentukan batu kolesterol. Sementara masyarakat Amerika
Serikat genar mengkonsumsi protein Hewani yang cenderung meningkatkan
kolesterol dan kegemukan. Semua ini berpotensi meningkatkan resiko
terbentuknya batu kolesterol.
Penatalaksanaan
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.
Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan
menghindari atau mengurangi makanan berlemak.
Dampak dan perkembangan batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Oleh karena itu, ada
yang merasakan gejala dan ada yang tidak. Langkah pengobatan akan disesuaikan kepada
seberapa besar pengaruhnya terhadap Anda.
Peningkatan kewaspadaan dan pemantauan secara teratur sering menjadi rekomendasi utama
dalam menangani kondisi ini. Jika batu empedu tidak menyebabkan gejala apapun dalam
kehidupan Anda, dokter biasanya tidak menganjurkan intervensi medis.
Tetapi jika Anda memiliki penyakit lain yang dapat mempertinggi kemungkinan komplikasi,
Anda akan dianjurkan untuk menjalani pengobatan. Jenis penyakit yang meningkatkan risiko
komplikasi batu empedu adalah sirosis, diabetes, atau hipertensi portal (tekanan darah tinggi
yang terjadi pada hati).
Jika Anda memiliki batu empedu, sekaligus tingkat kalsium yang tinggi di dalam kantong
empedunya, langkah pengobatan akan dianjurkan. Hal ini karena kombinasi batu empedu dan
kalsium yang tinggi dapat menyebabkan kanker kantong empedu jika dibiarkan.
Batu Empedu Tahap Lanjut
Gejala utama perkembangan penyakit ini adalah munculnya sakit perut atau kolik bilier. Jenis
pengobatannya juga tergantung pada tingkat keparahan gejala:
Jika Anda mengalami sakit perut ringan dan jarang muncul, dokter mungkin akan
menganjurkan konsumsi obat pereda sakit (analgesik) dan pola makan sehat untuk
mengendalikan gejala.
Jika Anda mengalami sakit perut yang hebat dan sering muncul, dokter biasanya akan
menganjurkan prosedur pengangkatan kantong empedu.
Jika gejala yang Anda alami sangat parah, kantong empedu mungkin harus diangkat melalui
operasi. Tetapi Anda tidak perlu takut karena kantong empedu tidak termasuk organ penting
yang Anda harus miliki untuk bertahan hidup.
Kolesistektomi laparoskopik
Operasi pengangkatan kantong empedu yang paling umum direkomendasikan melalui operasi
‘lubang kunci’ atau kolesistektomi laparoskopik. Operasi ini disebut operasi ‘lubang kunci’
karena ukuran sayatan yang dibuat sangat kecil, sekitar 1 cm. Operasi ini dilakukan dengan
penerapan bius total, jadi Anda akan tertidur selama prosedur berlangsung sehingga tidak
akan merasa sakit. Masa pemulihan yang dibutuhkan pasien biasanya sekitar 1-2 minggu.
Operasi ini akan dipilih jika batu empedu tidak dapat dikeluarkan dengan operasi ‘lubang
kunci’ atau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani kolesistektomi
laparoskopik. Misalnya karena:
Setelah menjalani kolesistektomi dengan sayatan terbuka, pasien perlu menginap di rumah
sakit selama 5-6 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh total juga lebih lama
dibandingkan dengan operasi ‘lubang kunci’, yaitu sekitar 1,5 bulan. Tetapi tingkat
keefektifan operasi ini sama dengan operasi kolesistektomi laparoskopik.
Penyumbatan akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur
kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (endoscopic retrograde
cholangiopancreatography/ERCP). Proses ini dapat dilakukan tanpa mengangkat kantong
empedu. Ini berarti walau penyumbatan telah ditangani, batu-batu di dalam kantong empedu
akan tetap ada.
ERCP biasanya dilakukan dengan penerapan bius lokal dan memakan waktu sekitar 30-40
menit. Setelah menjalani prosedur ini, pasien umumnya harus menginap satu malam di rumah
sakit untuk pemantauan kondisi.
Asam Ursodeoksikolat
Batu empedu berukuran kecil yang tidak mengandung kalsium dapat ditangani dengan asam
ursodeoksikolat. Obat ini mampu melarutkan batu empedu. Tetapi obat ini jarang
direkomendasikan untuk menangani batu empedu karena:
Asam ursodeoksikolat juga tidak dianjurkan bagi wanita hamil atau menyusui. Obat ini juga
dapat mempengaruhi keefektifan pil KB. Karena itu, wanita pengguna pil KB dianjurkan
menggantinya dengan alat pengaman seperti kondom jika mengonsumsi obat ini.
Mengubah pola makan dengan hanya mengonsumsi makanan rendah lemak tidak dapat
menyembuhkan batu empedu, melainkan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang
dapat membantu kita untuk menjaga kesehatan serta mengurangi rasa sakit akibat batu
empedu.
Penyebab utama munculnya batu empedu diduga akibat adanya ketidakseimbangan antara
kolesterol dan senyawa kimia dalam cairan empedu. Serpihan kristal yang terbentuk akan
berkembang menjadi batu dan biasanya dalam waktu bertahun-tahun.
Penimbunan senyawa kimia yang umumnya terdapat dalam kantong empedu saat batu
tersebut terbentuk adalah kolesterol dan bilirubin (limbah dari penghancuran sel darah
merah). Hampir 80 persen batu empedu berbahan dasar kolesterol dan sekitar 20 persen
berbahan dasar bilirubin. Bilirubin adalah suatu pigmen yang ditemukan dalam cairan
empedu.
Ukuran batu empedu yang terbentuk juga bermacam-macam. Ada yang sekecil butir pasir
dan ada yang sebesar bola pingpong. Begitu juga dengan jumlahnya. Ada orang yang hanya
memiliki satu buah batu dan ada yang lebih.
Kemungkinan munculnya batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Secara spesifik, wanita
berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. Terutama wanita yang pernah hamil,
mengonsumsi pil KB, atau menjalani terapi hormon berdosis tinggi.
Berikut ini adalah faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko untuk mengidap batu empedu:
Berusia di atas 40 tahun.
Sedang hamil.
Memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.
Sering mengonsumsi makanan berlemak atau berkolesterol tinggi.
Kekurangan serat dalam pola makan.
Penderita diabetes.
Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
Penderita sirosis.
Penderita gangguan pencernaan, misalnya penyakit Crohn dan sindrom iritasi usus.
Orang yang menggunakan ceftriaxone, yaitu antibiotik yang dapat digunakan untuk
mengobati pneumonia, meningitis, dan gonore.
Orang yang mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Jika dokter Anda mencurigai Anda memiliki batu empedu, ia akan melakukan
pemeriksaan fisik dan mungkin melakukan berbagai tes lainnya, termasuk yang
berikut:
Tes darah: Tes darah dapat diberikan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi
atau obstruksi dan / atau untuk menyingkirkan kondisi lainnya.
USG: Prosedur ini menghasilkan gambar dari berbagai bagian tubuh dan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi batu empedu.
CAT scan: Tes ini menggunakan sinar-X khusus untuk membuat penampang
gambar organ dan jaringan tubuh.