Anda di halaman 1dari 40

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN III

SEIAAN PADAT ( PULVIS & PULVERES)

OLEH :

KELOMPOK I

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKUKTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi adalah salah satu ilmu yang merupakan kombinasi dari ilmu

Kesehatan, ilmi fisika, dan ilmu kimia. Yang mempunyai tamggung jawab

untuk memastikan efektivitas keamanan dan penggunaan obat. Menurut

kamus, farmasi adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau

membagikan obat.menurut kamus lainnya farmasi adalah seni atau praktek

penyiapan,pengawetan,peracikan dan penyerahan obat ( Ferizal,2021)

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan

obat meliputi pengumpulan,pengenalan,pengawetan,dan pembakuan bahan

obat-obatan, seni peracikan obat serta pembuatan sediaan farmasi menjadi

bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat,serta perkembangan obat

yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obatdalam bentuk sediaan yang

siap digunakan dan diberikan kepada pasien. ( Evita Aurilia, 2021)

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan

kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-

alat serta adanya infrastuktur laboratorium yang lengkap (adanya fasilitas air,

listrik ,gas, dan sebagainya). ( Zikri Noer dkk,2021)

Resep adalah permintaan tertulis tertulis dari seorang dokter,dokter

gigi, dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan da

menyerahkan obat bagi penderita sesuaai peraturan perundang-undang yang

berlaku. ( M Fadhol Ramdhini,20220 )


Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar, sedangkan pulveres (serbuk

terbagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama

dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok ( Heru Nuncahyo,2022)

Adapun alasan dilakukannya praktukum ini yaitu agar kita dapat

mengetahui cara kerja membuat pulvis dan pulveres, dan mengetahui cara

menghitung dosis serta alat dan bahan yang digunakan.


B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu :

1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan pulvis dan pulveres.

2. Agar mengetahui cara perhitungan dosis obat yang akan dibuat.

3. Agar mengetahui cara kerja pulvis dan pulveres agar mengetahui alat dan

bahan yang digunakan dalam membuat pulvis dan pulveres.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu ;

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pulvis dan pulveres.

2. Untuk mengetahui cara perhitungan dari dosis obat yang akan dibuat.

3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan

pulvis dan pulveres.

4. Untuk mengetahui cara kerja pulvis dan pulveres.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan

kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-

alat Serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (adanya fasilitas air,

listrik, gas, dan sebagainya). (Zikrinoer dkk, 2021)

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan

obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan

obat-obatan; seni peracikan alat obat, serta pembuatan sedia informasi menjadi

bentuk-bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta

perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam

bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien

( Syamsunni, 2016)

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan untuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pemakaian luar.

Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi pulveres adalah serbuk yang

dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dengan yang dibungkus kertas

perkamen atau bahan pengemas yang lain ( Syamsunni, 2017)

Pulvis atau serbuk tak terbagi adalah serbuk yang tidak dapat dibagi

serbuk oral tak terbagi atau pulvis terbatas pada obat yang relatif tidak paten

seperti lak Sandria, makanan diet dan beberapa jenis analgesik tertentu dan

pasien dapat menukar secara aman dengan sendok teh atau penakar lainnya
serbuk tak terbagi lainnya adalah serbuk gigi atau serbuk tabur yang keduanya

digunakan untuk pemakaian luar . ( Tatiana, 2021)

Adapun keuntungan dalam pembuatan pulvis dan pulveres yaitu

(didiek, 2022)

1. Serbuk lebih mudah terdispersi atau tersebar atau dan lebih cepat tersolusi

atau terlarut atau daripada sediaan tablet dan kapsul, akibatnya lebih dapat

lebih padat menimbulkan efek terapi.

2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih

mudah menggunakan serbuk.

3. Stabilitas obat lebih baik dibandingkan sediaan air buka kurung suspensi

atau larutan tutup kurung.

4. Sediaan yang terlarut besar volumenya untuk dibuat Tablet atau kapsul

dapat dibuat dalam bentuk serbuk.

5. Dokter lebih leluasa dalam menentukan Komposisi obat karena dapat

bebas mengkombinasikan obat di dalam bentuk serbuk.

6. Dokter lebih leluasa menentukan dosis karena tidak dibatasi ketentuan

sediaan dalam bentuk tablet atau kapsul.

Adapun kerugian dari pembuatan pulvis dan pulveres yaitu : (Tatiana,

2021)

1. Obat yang tidak tahan terhadap pemaparan di udara akan rusak dengan

bentuk sediaan ini.

2. Obat yang pahit menimbulkan rasa mual dan muntah, begitu pula dengan

obat yang korosif tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan ini.
3. Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.

4. Tidak dapat disimpan lama.

5. Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat diatur.

Persyaratan sediaan serbuk, secara umum sediaan serbuk memiliki

persyaratan sebagai berikut (Yani dan adinugraha, 2021)

1. Memenuhi uji keseragaman bobot atau keseragaman kandungan

keseragaman bobot dalam hal ini berarti seragam dalam bobot sedangkan

keseragaman kandungan yaitu seragam dalam bahan obat yang

terkandung, dimana Hal ini berlaku untuk pulveres buka kurung serbuk

terbagi yang mengandung bahan obat keras, narkotika, dan psikotropika

2. Homogen homogenitas suatu sediaan serbuk dipengaruhi oleh ukuran

partikel bahan obat dan densitas atau berat jenis bahan obat jika perbedaan

ukuran partikel terlalu besar akan menyebabkan campuran berlapis hingga

sehingga sebelum dicampur harus dibuat sama terlebih dahulu. Hal ini

dapat diatasi dengan menggerus dengan penggerusan kedua bahan, sampai

mendapatkan ukuran partikel yang sama.

3. Kering sediaan serbuk tidak boleh menggumpal atau mengandung air

sehingga bahan obat yang bersifat higroskopis dan delikuesen tidak

disarankan untuk dijadikan sediaan serbuk.

4. Halus sediaan serbuk jika memiliki aturan partikel yang sangat halus maka

serbuk akan lebih homogen, proses disolusi semakin cepat untuk dicapai,

semakin halus serbuk maka akan memiliki luas permukaan yang besar

sehingga memberi daya absorpsi yang besar.


5. Memenuhi uji keragaman bobot dan keseragaman kandungan yang berlaku

untuk sediaan pulveres (serbuk terbagi) yang mengandung obat keras,

narkotika, dan psikotropika.

Sediaan serbuk harus disimpan di tempat yang kering. wadah yang

digunakan harus dapat melindungi serbuk dari Cahaya, udara, dan kelembaban

titik sediaan serbuk merupakan sediaan yang terdiri dari bahan kering,

sehingga umumnya stabil selama lindungan dari lembab dan basa. Selain itu

wadah untuk menyimpan sediaan serbuk juga harus tertutup rapat, Hal ini

bertujuan untuk mencegah terurainya bahan obat. wadah yang digunakan

untuk menyimpan sediaan serbuk juga bervariasi tergantung kebutuhan (Yani

dan Adinugraha, 2021)


B. Uraian Bahan

1. Balsem Peru ( FI Edisi III)

Nama Resmi : BALSAMUM PERIVIANUM

Nama Lain : Balsamum Peru

RM/BM : -

Rumus struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Serbuk atau serbuk granul putih sangat ruwah atau

relatif padat.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air larutan dalam asam

encer tidak larut dalam etanol.

Inkompabilitas : -

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Adeps Lanae (FI Edisi V)

Nama Resmi : ADEPS LANAE

Nama Laim : Lemak Bulu Domba

RM/BM ; -

Rumus Struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Zat berupa lemak, liat, lekat, kuning, muda, dan

kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan

khas.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air,


kurang lebih dua kali beratnya, agak sukar larut

dalam etanol diingin lebih larut dalam etanol panas,

mudah larut dalam eter dan dalam kloroform.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu

ruang terkendali.

3. Magnesii Oxydium (FI Edisi V)

Nama Resmi : MAGNESIUM OXYDI

Nama Laim : Magnesium Oksida

RM/BM ; MG0 / 40,30

Rumus Struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Serbuk atau serbuk granul putih, sangat ruah atau

relative padat.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam a sam

encer,tidak larut alam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,

4. Zinci Ocydi ( FI Edisi III hal. 636)

Nama Resmi : ZINCI OXYDIUM

Nama Lain : Zink Oksida

RM/BM : Zn0 / 81,38

Rumus struktur : -

Struktur Kimia : -
Pemerian : Serbuk Amorf sangat halus, putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat

lawan menyerap CO2 di udara

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

( 95%) P ,larut dalam asam mineral, encer dan

dalam larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

5. Talk (FI Edisi V)

Nama Resmi : TALCUM

Nama Laim : Talk

RM/BM ; -

Rumus Struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih, atau putih kelabu

titik berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas

dari butiran.

Kelarutan : Hampir tidak larut dalam semua larutan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. Alkohol (FI Edisi III 1979)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Laim : Alkohol, Etanol, Ethyl, Alkohol

RM/BM ; C2H60 / 46,07

Rumus Struktur : -
Struktur Kimia : -

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak, bau khas terasa panas, mudah

terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,

dan dalam eter p.

Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terhindar

dari cahaya, di tempat sejuk jauh dari nyala api.

7. Acid Salicyl ( FI Edisi III hal 56)

Nama Resmi : ACIDUM SALICYDUM

Nama Laim : Asam Salisilat

RM/BM ; C7H6O3 / 198,12

Rumus Struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk putih,

hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol (95%) P mudah larut dalam kloroform dan

dalam eter, larut dalam larutan amonium asetat

dinatrium hidrogen fosfat helium sitrat dan natrium.

Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.

8. Laktosa
Nama Resmi : LACTOSE ANTI HIDRAT

Nama Laim : Anhydrous Lactose

RM/BM ; C12 H22 O11 /342,30

Rumus Struktur : -

Struktur Kimia : -

Pemerian : Berwarna -putih hingga partikel Kristal Putih atau

bubuk

Stabilitas : Stabilitas pertumbuhan jamur dapat terjadi pada

kondisi lembab 80% RH ke atas laktosa bisa

mengalami warna coklat pada penyimpanan reaksi

yang dipercepat melalui hangat, basah, kondisi,

pada 80 derajat Celcius dan 80% RH tablet

mengandung laktosa anhidrat telah terbukti

mengembangkan 1,2 kali setelah sehari.

Inkompabilitas : Anhidrat tidak kompetibel dengan oksida yang kuat

Ketika suatu campuran mengandung suatu

antagonis leukosien hidrofosit dan laktosa anhidrat

atau laktosa monohydrate disimpan selama 6

minggu di 48 c dan 75% RH campuran

mengandung anhidrat laktosa menunjukkan serapan

kelembaban yang lebih besar dan degradasi obat

studi juga menunjukkan bahwa dalam campuran

asetat roksifiban dalam (DMP -754) dan laktosa


anhidrat adanya laktosa dan hidrat mempercepat

hidrolisis eter dari amidine.

Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, yang

sejuk dan kering.


C. Uraian Obat

1. Pacetamol (dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM

Nama Lain : Paracetaamol

RM/BM : C8H9NO2/ 151, 16

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih tidak berbau, rasa

pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

95% p dalam 13 bagian aseton p dalam 40 bagian

gliserol P dan dalam 9 bagian propilen glikol P,

dan larut dalam alkali hidroksida.

Inkompabilitas : Paracetamol tidak terkomposisi dengan

Kebanyakan bahan tetapi dengan adanya P amino

fenol dalam Paracetamol akan bereaksi dengan

serbuk besi pada kadar rendah menyebabkan

warna merah muda.

Farmakologi : Paracetamol atau acetaminofen adalah obat yang

memiliki efek mengurangi nyeri atau analgesik

dan menurunkan demam atau antipiretik

Paracetamol mengurangi nyeri dengan cara


menghambat impuls atau rasa rangsangan nyeri

diperiter Paracetamol menurunkan demam dengan

cara menghambat pusat pengaturan panas di tubuh

hipotalamus.

Farmakokinetik : Paracetamol cukup baik dengan jalur peroral

dengan biovabilitas yang tinggi di absorpsi dengan

baik di usus halus melalui transpor pasif pada

pemberian oral.

Distribusi : Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada

plasma akan dicapai dalam waktu 10 sampai 60

menit pada tablet biasa dan 60 sampai 120 menit

untuk tablet lepas lambat konsentrasi rata-rata di

plasma adalah 2,1 MG per mili dalam 6 jam dan

kadarnya hanya ditekan dalam jumlah yang kecil

setelah 8 jam

Metabolisme : Paracetamol terutama berada di hati melalui

proses glikoronidasi dan sulfasi menjadi konjugat

non toksik.

Kontraindikasi : Penderita dengan gangguan jantung dan diabetes

melitus penderita dengan gangguan fungsi hati

yang berat.

Efek Samping : Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan


psimotor, mulut kering penggunaan dalam dosis

besar menyebabkan kerusakan hati stabilitas tidak

stabil dalam sinar UV hidrolisis dapat terjadi pada

keadaan asam ataupun basa hidrolisis minimum

terjadi pada rentang PH antara 5 sampai 9.

Dosis : 500 mg

Kegunaan : Analgesic dan antipiretik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan rapat

Stabilitas : Tidak stabil pada sinar UV hidrolisis dapat terjadi

pada keadaan asam atupun basah hidrolisis

minimum terjadi pada rentans PH antara 5-9.

2. GG ( Ditjen POM, 2020)

Nama Resmi : GUAFENESIN

Nama Lain : Glyceryl guaikolat

RM/BM : C10H14O4 /198,22

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih tidak berbau, rasa

pahit..

Kelarutan : larut dalam air dalam etanol, dalam kloroform, dan


dalam propiling glikol, agak sukar larut dalam

gliserin.

Inkompabilitas : -

Farmakologi : GG memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan

meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan

sputum yang terdapat di trakea dan bronchu. dapat

meningkatkan refleks batuk dan memudahkan

untuk membuang spatum titik akan tetapi bukti

objektif masih sedikit.

Farmakokinetik : Guafenesin diserap dengan baik dari saluran

pencernaan, di metabolisme dan kemudian

diekskresikan dalam urine.

Iteraksi Obat : -

Kontraindikasi : Anak diibawah 6 tahun

Efek Samping : Efek samping ketidaknyamanan gastroin festinal,

moal, dan muntah kadang-kadang dilaporkan

dengan guavinis terutama dalam dosis besar.

Dosis : dosis diberikan dosis oral 200 mg sampai 400 mg

tiap 4 jam

Kegunaan : Ssebagai ekspektoran untuk batuk produktif

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan rapat


:

Stabilitas Simpan antara 20derajat c sampai 25 derajat c

3. CTM

Nama Resmi : CHLORPHENIRAMINE MELEAT

Nama Lain : Klorfeniramin meleat

RM/BM : C16H19CIN2 /290, 86

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,

propilinglika aseton dan ethil asetat.

Inkompabilitas : Tidak kompatibel dengan CA klorida, kanomycin

sulfat, asam norpinefrin petrat, na pentobas Bita

dan maglumnine Adipati

Farmakologi : Keluar sini ramin berkaitan dengan reseptor his

tamin hari ini memblokir akses tamin endogen

koma yang kemudian mengarah pada bantuan

elemen tak sementara dari gejala negatif yang

disebabkan oleh histamin.

Farmakokinetik : Penyerapan mudah diserap dari saluran


pencernaan titik ketersediaan hayati: 25-50%

waktu untuk mencapai konsentrasi plasma Puncak:

2,5 sampai 6 jam.

Distribusi : Didistribusikan secara luas di dalam tubuh masuk

SSP. ikatan Protein plasma sekitar 70% di

metabolisme secara ekstensif di hati oleh enzim C

YP. termasuk cyp2d6 menjadi notabolit aktif dan

tidak aktif termasuk dessert Hill dan dessert Hill

chlorpheniramine mengalami metabolisme lintas

pertama yang eksistensi.

Metabolism : -

Interaksi Obat : Untuk pengobatan rhinitis, Urtikaria, alergi, pilek,

asma,dan demam

Kontraindikasi : -

Efek Samping : Susah kencing, mengantuk, kelemahan

penglihatan, otot, tremor, mulut kering, haus.

Dosis : Dewasa: satu tablet, 3 sampai 4 kali sehari anak 6

sampai 12 tahun: 1/2 Tablet 3 kali 4 kali sehari

Kegunaan : Antihistamin.

Penyimpanan : Pada wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya

Stabilitas : Tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah


tertutup rapat, terlindungi dari cahaya.
BAB III

METODOLOGI KERJA

A. Alat

1. Timbangan digital

2. Cawan porselen

3. Kaca Arloji

4. Kertas perkamens

5. Wadah /pot pulvis

6. Lumpang dan alu

7. Sudip

8. Sak obat

9. Etiket

B. Bahan

1. Balsem Perv

2. Adaps lanae

3. Magnesii Oxydi.

4. Zinc Oxydi

5. Talk

6. Alkohol

7. Asam salicilat

8. Laktosa

9. Paracetamol

10. GG
11. CTM

C. Cara kerja

1. Pulvis

a. Ditimbang semua bahan.

b. Di masukkan 1/4 talle kedalam rumpang dan digerus.

c. Dilarulean asam salistat dengan alkohol dan tambahkan talle Sedikit lalu

dimasukkan ke dalam lumping.

d. Dilarutan balsem pero dangan alkohol dan ditambahkan talk sedikit lalu

dimapuklean la dalam lumping.

e. Dilarutkan adaps lana dengan alkohol dan tambahkan talk Sedikit lah

dimasukkan kedalam lumping.

f. Ditambahkan magnes oxydi ke dalam lumpang dan digerus.

g. Ditambahkan zinc la dalam lumpang lalu digerus.

h. Ditambalikan asa talk to dalam lumpang. 9. Dimasukkan ke dalam

wadah

2. Pulverers

a. Dimasukkan laktose bo dalam lumpang lalu digerus.

b. Dimasukkan paracetamol tablet kedalam lumpang lalu digerus

c. Dimasukkan GG tablet kedalam lumpang lalu digerus.

d. Dimasukkan CTM tablet ba dalam lumpang lalu digerus.

e. Dihomogenkan dan dibuat dalam bentuk puyer.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pulvis

R/Acid Salicylic
Bals Perv
Adeps Lanae
Magnesii Oxydi
Talk
m.f Pul
s.u.e
d.i.d
pro : Dwi (8 thn)

2. Resep Pulvere

R/Paracetamol tab 1, 25

CTM 5mg

GG 0,5

Sacch.Lactis qs

m.f .l.a. Pulv. No X

s.t.d.d.Pulv 1

pro : wilda (2thn)


B. Pembahasan

1. Pulvis

Dalam resep pulvis berisikan perintah ambillah Acid Salicylic 1 gr,

balsem peru 1gr, adeps lanae 2gr, magnesi oxydi 5 gr, Zinci oxydi 5 gr,

dan talk 36 gr.Dalam resep bersebut diperintahkan campur dan buatlah

Pulvis.Aturan pakai untuk pemakaian luar. Dalam resep juga terdapat

tulisan d.i.d yang berarti setengahnya, Jadi bahan yang diambil adalah acid

salicylic 500mg, balsem Peru 500mg, Adeps lanae 1 gr, magnesium Oxydi

2.5 gr, zinc Oxydi 2,5 gr dan talk sebanyak 18 gr, dan buat dalam bentuk

Pulvis untuk Dewi umur 8 Tahun.

Balsem peru adalah getah yang berbau aromatik dari pohon

Myroxylon Pereira di Amerika Selatan Berkhasiat bakteriostatis lemah

walaupun seringkali menimbulkan sensitas dan reaksi alergi, Obat ini

masih banyak digunakan dalam salep dan bedak tabur (purol). 3-4% untuk

mengobati luka, ekzema dan kudis (Jay dan Raharja, 2021)

Adeps lanae adalah lemak yang diperoleh dari lemak bulu domba

warna kekuning-kuningan, bentuk salep karena mengandung air 0,25%

dipergunakan sebagai pengemulsi lemak. atau dipergunakan untuk

pembuatan kosmetik berbentuk krim. Pembuatan lotion yang

membutuhkan pengemulsi (Ermanianti dan Susilo Wati 2019).

Magnesium oksida adalah mineral padat berwarna putih terbentuk

dari ikatan ionik, yang digunakan sebagai inhibitor dekomposisi


aluminium semata material tersebut juga dapat diaplikasikan dalam dunia

medis yaity agen bakteri dan media pengobatan (Saputri dan Rohmawati,

2021)

Zinc Oxida adalah bahan yang berasal dari mineral zinc yang

mengalami proses penguapan dan membentuk bubuk. Bahan ini

kerapdigunakan pada lotion, obat topikal atau obat oles hingga tabir Surya

( Setiawan, 2023 )

Talk merupakan bahan pelicin yang harganya murah dan mudah

dapat. tidak di absorbsi secare sistemik sehingga tidak beracun. Dapat

berfungsi juga sebagai bahan pelincir dan anti lekat dan bahan perumi

( Prasetya dkk,2019)

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan Pulviss dan pulveres

yaitu timbangan digital, cawan Porselen, kaca arjoli, kertas perkamen,

Wadah/pot fulvie, Lumpang dan alu, sudip, sak obat dan etiket Selain alat

adapun bahan yang digunakan untuk membuat sediaan pulvis yang

diperhatikan dalam resep yaitu, asam salisilat, balsem peru, adeps lanae,

magnesin oxydi, zinc oxyd,talk dan alkohol secukupnya .

Adapun cara pembuatan sediaan pulvis yaitu pertama ditimbang

Semua bahan kedua dimasukan 1/4 talk kedalam lumpang lalu digerus,

katiga dilarutkan asam salisilat dengan alkohol dan tambahkan ke dalam

talk lalu dimasukkan ke dalam lumpang dan digerus, keempat dilarutkan

balsem peru dengan alkohol lalu tambahkan talk dan masukan ke dalam

lumpang .kelima dilarutkan adeps lanae dengan alkohol dan tambahkan


talk sedikit dan digerus keenam ditambahkan magnesi Oxydi, zinc dan sisa

talk kedalam lumpang Ialu digerus yang terakhir masukan dalam wadah

dan beri etiket.

2. Pilveres

Dalam resep pulveres berisikan perintah ambillah Paracetamol

tablet 1,25 , CTM 0,5mg , GG 0, 5 grdan saccharum lactis secukupnya.lalu

diperintahkan untuk campur dan buatlah pulveres sebanyak 10 bungkus.

Aturan minum 3 kali sehari untuk anak Wilda. (2 tahun)

Paracetamol merupakan obat yang digunakan secara luas sebagai

antipireutik dan analgesik. Keuntungan dari penggunaan Paracetamol

adalah Indeks terapinya lebar, bioavaibilitas bagus setelah pemberian oral

elminasi cepa.t (Hidayah dan kustigani, 2017)

Guaifenesin / Glyceryl Guaiacolata adalah obat yang digunakan untuk

mingatasi gejala batuk dan hidung tersumbat baik karena flu biasa,

bronkitis ataupun masalah pernapasan lain (orami, 2011).

Chlorampheniramine Meleak (CTM) merupakan anti histamin pada

penyakit alergi reperti hay fever, uritakaria dan eksim (iso, 2016).

Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari

total susu. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari galaktosa dan

glukosa dengan Ikatan B1-4 glikosidik (purwadi, 2019).

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan pulveres yaitu,

Lumpang dan alu. sudip, kertas perkamen, sak obat, etiket. Selain itu
bahan yang digunakan dalam pembuatan pulveres yaitu caccharum lacs,

paracetamol tab, GG, dan CTM.

Adapun cara pembuatan pulveres yaitu pertama masukan laktosa ke

dalam lumpang lalu digerus, masukan paracetamol tablet sebanyak 1

Strip / 10 tablet ke dalam lumpang dan digerus, kedua masukan GG 10

tablet ke dalam lumpang dan digerus hingga homogen dan halus, ke tiga

dimasukkan CTM 12 tablet ke dalam lumpang, lalu gerus hingga Semua

obat tercampur dan halus. Setelah itu dibungkus menjadi 10 dalam kertas

perkamen dan masukan kedalam sak obat dan diberi etiket.

Kesalahan yang dapat terjadi saat pembuatan pulvis pulveres yaitu

kurang halus dan masih terdapat butiran-butiran. Hal ini dapat dilakukan

dengan Cara pengayakan terlebih dahulu atau di saring.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Serbuk (Pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan untuk pemakaian luar. Pulvis adalah Serbuk yang tidak terbagi-

bagi.

Pulveris adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang turang lebih sama,

dibungtor menggunakan kertas perkamen atau pengemas lain yang Cocok.

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pulvis dan pulveres yaitu

Timbangan digital, lumpang dan alu, cawan porselen, kaca arjoli, kerkas

perkamen, sudip, Sak obat, etiket, wadah pulvis. Bahan-bahan yang digunakan

dalam pembuatan pulvis dan pulveres yaitu Acid Salycic, bals peru, Adaps

lanae, magnesi oxydi, zinc oxydi, Talk, alkohol, laktosa, paracetamol tablet,

GG tablet dan CTM tablet.

B. Saran

1. Laboratorium

Diharapkan agar alat-alat bisa lebih lengkap dalam lab Sehingga

memperlancar Praktikum.

2. Asisten

Diharapkan agar kaka asisten bisa memberikan arahan terkait materi

yang diberikan dan mengenai laporan dengan lebih jelas lagi. Serta

merespon dengan baik mengenai praktikan yang Ingin konsul Praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM 2020. Farmakope Indoneria Edix: v Departeman. Kesehatan


Republik Indones: Jakarta Erndyah dek 2011. Farmasetika Dasar
Muhammadiyah university press..
Surakarta Perizal 2021. Sejarah apotcher dan Ahli Madya parmas Mendukung
Akreditasi Puskesmas Indonesia. Cu Jegale ariggate Ikaps: Jawa
Barat
Hardiyanto. Didiek 2012. Dengantar ilmu Resep. PT-sapintech Brickiew
Wijaya: oki Jakarto Nardin, Aurba, Evita dkk. 2011 Farmakologi
Dasar. Yayaran kita Menulis: Indonesia.
Murcahyo, Heru 2012 parmaselike Dacar Terapan. Bahira MediaPublisher: Jawa
Tengah.
Syameoni 2006 Farmasetike. Dacar dan hitungen Farmak. Buku Kedokteran
EGC 1 Jakarta.
Amarullah, Adinugraha dan Ambari. Yani. 2021. Sediaan semi solida, cu Jakad
Media Publishing. Surabaya.
Zikri, Noer.dkk. 2011- Alat-alat Laboratorium fingbat universitas Kategori ll-
Guapedia Indonesia.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pulvis
Ditimbang semua bahan.

Di masukkan 1/4 talle kedalam rumpang dan digerus.

Dilarulean asam salistat dengan alkohol dan tambahkan talle Sedikit


laludimasukkan ke dalam lumping.

Dilarutan balsem pero dangan alkohol dan ditambahkan talk sedikit lalu
dimapuklean la dalam lumping.

Dilarutkan adaps lana dengan alkohol dan tambahkan talk Sedikit lah
dimasukkan kedalam lumping.

Ditambahkan magnes oxydi ke dalam lumpang dan digerus.

Ditambahkan zinc la dalam lumpang lalu digerus.

Ditambalikan asa talk to dalam lumpang.

. Dimasukkan ke dalam wadah


2. Pulveres
Ditimbang semua bahan.

Di masukkan laktosa kedalam rumpang dan digerus.

Dimasukan paracetamol tablet keadlam lumpang lalu digerus

Dimasukan GG tablet kedalam lumpang lalu digerus

Dimasukan CTM tablet kedalam lumping lalau di gerus hingga semua


bahan homogen.

Dibagikan didalam kertas perkamen lalu dilipat dalam bentuk puyer

Dimasukan kedalam sak obat dan diberi etiket.


B. Perhitungan
1. Pulvis
Asam salisilat 05 gr
Bals Peru 0,5 gr
Adaps Lanae 1 gr
Magnesii Oxydii 2,5 gr
Zinc Oxydi 2,5 gr
Talk 18 gr

2. Pulveres
a. Paracetamol
PCT ; 1,25 gr = 1250 mg = 1250 mg/500 mg x10 = 25 tab
b. Gg tablet
GG : 0,5 gr = 500mg = 500mg/100mg x 10 = 50 tab
c.CTM tablet
Ctm : 5 mg = 5mg/4mg x10 = 12,5 tab
C. Gambar
1. Pulvis

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Ditimbang semua bahan

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023
Ket : Dilakukan penyiapan alat

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Disiapkan bahan-bahan yang telah ditimbang

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Dimasukan ¼ talk kedalam lumping dan


gerus.

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket :Dimasukan campuran daru asam salisilat’


alcohol, dan talk ke dalam lumping lalu
digerus

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023
Ket : dimasukan balsam peru ,alcohol dan talk di
lumpangg

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Dimasukan adips lanae alcohol dan talk

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023
Ket : Dimasukan zinc dan semua sisa talk

2. Pulveres

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Digerus paracetamol didalam lumpang

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023
Ket : Digerus GG dalam lumpang

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023

Ket : Digerus CTM dalam lumping

UNIVERSITAS MEGAREZKY
LABORATORIUM FARMASERIKA DASAR
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
MAKASSAR
2023
Ket : Hasil serbuk pulvis dan pulveres

Anda mungkin juga menyukai