BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, bentuk
tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat
yang meliputi ilmu dan teknologi pembutan obat dalam bentuk sediaan
yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien (Anief, 1997).
Obat adalah sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi artau
menyelidiki sistem fisiologis atau kondisi patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rasa sakit,
gejala saki, dan/ atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan dan
kontrasepsi (Katzung, 2003)
Seiring dengan perkembangan di bidang obat, bentuk sediaan
dalam bidang farmasi juga semakin bervariasi. Sediaan obat adalah bentuk
sediaan yang mengandung zat aktif yang siap digunakan (dikonsumsi).
Sediaan obat tersebut antara lain sediaan padat seperti serbuk, tablet,
kapsul. Sediaan setengah padat seperti salep, suppositoria dan gel, serta
bentuk sediaan cair contohnya suspensi dan emulsi.
Serbuk merupakan salah satu contoh sediaan padat dalam industri
farmasi. Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar.
Serbuk oral dapat diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres/divided
powder/chartulae) atau tak terbagi (pulvis/bulk powder) (Syamsuni, 2006).
Umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen dan
untuk lebih melindungi dari pengaruh lingkungan, serbuk ini dapat dilapisi
dengan kertas selofan atau sampul polietilena. Serbuk bagi banyak
diproduksi pada praktik farmasi skala kecil yaitu apotek karena selain
bentuknya lebih stabil dari sediaan cair, anak-anak yang sukar menelan
kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk
(Syamsuni, 2006).
Dari penjelasan diatas, penting bagi kami sebagai mahasiswa
1
Farmasi untuk melakukan praktikum kali ini. Selain untuk menambah ilmu
2
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Pengertian Serbuk
3
terganggu, letakkanlah kertas yang baru sebagian dilipa ini pada kotak
yang terbuka (yang kemudian akan menjadi wadahnya) sedemikian
rupa sehingga kedua sisi kertas pembungkus ini melewati kedua sisi
kotak, tekanlah kebawah sehingga kedua ujung kertas mekengkung ke
bawah dan membentuk garis pada kedua ujung tersebut. Lalu lepaskan
kertas ini dari kotak dan lipat kedua ujungnya tepat pada tanda garis-
garis tadi, sehingga serbuk tidak akan keluar
6. Kertas pembungkus yang telah terlipat satu persatu diletakkan pada
kotak tadi dalam posisi lipatan berada di sebelah atas menghadap si
pembuat, sedang lipatan ujungnya membelakangi si pembuatnya
II.8 Keuntungan Dan Kerugian Serbuk
II.8.1 Keuntungan Serbuk (Syamsuni, 2006)
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak
ditemukan dalam sediaan serbuk
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat
dalam bentuk serbuk
5. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita
II.8.2 Kerugian Serbuk (Syamsuni, 2006)
1. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di
lidah, amis, dan lain-lain)
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah
II.9 Uraian Bahan
a. Ampicillin (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi : AMPICILLINUM
Nama lain : Ampisilin
RM/BM : C16H19N3O4S
Rumus struktur :
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Waktu Dan Tempat
Waktu pelaksaan Praktikum Farmasetika Dasar mulai dari jam 13.00
s/d selesai. Bertempat di laboratorium farmasetika dasar, Jurusan Farmasi,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo
III.2 Alat Dan Bahan
8
III.2.1 Alat
Sendok Tanduk
III.2.2 Bahan
Heptasan Paracetamol
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.2 Pembahasan
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum (Dirjen POM, 1979)
10
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :
a. Serbuk tabur adalah serbuk yan g dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum
b. Dalam metode pencampuran serbuk tabur terdiri dari beberapa metode.
Triturition, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper.
Spatulation, mencampur bahan obat langsung diatas kertas. Sifting,
cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup.
Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang
dilengkapi dengan bola logam sebagai penggiling kemudian digoyang-
goyangkan
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Praktikan
Dalam melakukan praktikum, praktikan harus mengerjakan dengan
teliti dan hati-hati agar mendapat sediaan serbuk bagi yang sesuai.
Praktikan juga harus tenang dan tidak ribut saat melakukan praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Laboratorium Farmasetika
Sebaiknya laboratorium farmasetika dijaga kebersihan dan
kenyamanannya agar praktikum berjalan dengan lancar.
V.2.3 Saran Untuk Asisten
Diharapkan kepada asisten agar lebih mengawasi dan membimbing
praktikan terutama yang belum paham tentang metode pembuatan serbuk
bagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
16
Anief,Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Katzung. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi IV. Jakarta: EGC