Anda di halaman 1dari 27

OBAT DAN DAMPAKNYA

TERHADAP SISTEM
TUBUH
Kelompok 4
OUR TEAM

1. Ayunda Firalia Azzahra (2314301069)


2. Ezza Adefitri (2314301070)
3. Inez Amanda Salsabilla (2314301071)

2
4. Nabila Nur Listanti (2314301039)

5. Najwa Salsabila Azhar (2314301044)

6. Zidan Riza Fahlevi (2314301076)


7. Trisna Putri (2314301062)
Obat-obat SSP Berdasarkan Farmakodinamika
nya dibagi menjadi 2 :
OBAT 1. Merangsang atau menstimulasi yang secara

SISTEM langsung maupun tidak langsung merangsang


aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta

SARAF syarafnya.

PUSAT 2. Menghambat atau mendepresi, yang secara


langsung maupun tidak langsung memblokir
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum
tulang belakang dan saraf- sarafnya
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan
besar, yaitu:

1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau

OBAT
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa
dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi
seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia.

SISTEM 2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple


sclerosis), dan penyakit Parkinson.

SARAF 3. Jenis yang memblokir anestetika umum, dan lokal perasaan sakit:
analgetika,

PUSAT 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).

Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya


dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap
(tergantung kerja transmitter)
Golongan Obat sistem Saraf Pusat

1. Analgesik

2. Anti Inflamasi Non Steroid

3. Hipnotik-Sedatif

4. Anastesi Umum dan Lokal

5. Psikotropik
1. ANALGESIK
Painkiller, pereda nyeri, atau analgesik adalah obat untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri pada tubuh. Analgesik biasanya digunakan untuk meredakan
gejala nyeri otot, sakit gigi, sakit kepala, radang sendi, nyeri haid, nyeri karena cedera,
atau perawatan pasca operasi.

Jenis Jenis Obat Analgesik


1. Antiinflamasi Analgesik
Antiinflamasi analgesik adalah salah satu jenis obat pereda nyeri yang bekerja
dengan mengurangi peradangan yang menimbulkan rasa nyeri pada tubuh.
Beberapa jenis obat yang termasuk golongan antiinflamasi analgesik adalah:
• Parasetamol.
• COX inhibitors.
• Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), seperti ibuprofen, celecoxib, dan
naproxen.
• Aspirin.
2. Opioid Analgesik 3. Compound Analgesics

Opioid analgesik adalah obat pereda Compound analgesics merupakan jenis


nyeri yang bekerja dengan mengubah obat pereda nyeri yang terbuat dari
cara kerja otak dalam menerima dan kombinasi opioid dan non-opioid. Selain
memproses rasa sakit. Adapun beberapa itu, beberapa jenis obat compound
jenis obat opioid analgesik adalah analgesics juga mengandung kodein
sebagai berikut: dosis rendah yang dapat membantu
• Oxycodone. mengurangi rasa nyeri. Beberapa contoh
• Morphine. obat compound analgesics seperti co-
• Hydromorphone. codamol dan co-codaprin.
• Codeine.
• Meperidine.
• Methadone.
EFEK SAMPING ANALGESIK

Adapun sejumlah efek samping yang bisa terjadi selama mengonsumsi


analgesik adalah sebagai berikut:
• Sembelit atau diare.
• Mual atau muntah.
• Mulut kering.
• Sakit perut.
• Mengantuk.
• Perut kembung.
• Gatal-gatal
• Sulit berkonsentrasi.
2. ANTI INFLAMASI NON STEROID (NSAID)
Obat antiinflamasi mengurangi
Berikut adalah efek samping NSAID yang
peradangan, meminimalkan efek
langsungnya pada rangsangan dan
paling sering terjadi:
sensitivitas saraf nyeri, serta 1. Perut kembung dan penuh
mengurangi panas dan pembengkakan 2. Nyeri ulu hati
akibat peradangan. Dengan cara ini, 3. Mual dan muntah
NSAID membantu menghilangkan rasa 4. Konstipasi
sakit. 5. Diare
NSAID sering digunakan untuk
6. Telinga berdenging
mengatasi sakit kepala, nyeri
7. Penurunan nafsu makan
menstruasi, keseleo, atau nyeri sendi.
NSAID yang dijual bebas (OTC) meliputi:
8. Sakit kepala atau pusing
1. Ibuprofen 9. Ruam kulit
2. Aspirin
3. Natrium Naproksen
3. HIPNOTIK SEDATIF
Efek samping dari hipnotik meliputi:
Insomnia kronis mungkin memerlukan
penggunaan obat penenang /hipnotis. 1. Sakit kepala
Obat hipnotis dan obat penenang 2. Gugup
(selanjutnya disebut hipnotik) bekerja, 3. Mual
secara umum, dengan meningkatkan 4. Banyak bicara
aktivitas asam gamma-aminobutyric 5. Sifat lekas marah
(GABA), suatu neurotransmitter di otak. 6. Kebingungan
Neurotransmitter adalah bahan kimia yang 7. Maag
dibuat dan dilepaskan oleh saraf yang 8. Mual
menempel pada reseptor di saraf lain dan 9. Muntah
berfungsi sebagai alat komunikasi antar 10. Diare
saraf.
4. ANESTESI LOKAL DAN UMUM
1. Anestesi lokal
Anestesi lokal bekerja dengan cara memblokir sensasi atau rasa sakit pada area tubuh yang akan
dioperasi. Jenis anestesi ini tidak memengaruhi kesadaran, sehingga pasien akan tetap sadar selama
menjalani operasi atau prosedur medis. Anestesi lokal biasanya digunakan untuk operasi minor atau
kecil, seperti perawatan gigi, operasi mata, prosedur pengangkatan tahi lalat, dan biopsi.

Meski tergolong sangat aman, pemberian anestesi lokal juga berpotensi menimbulkan efek samping,
seperti:
Rasa nyeri, memar, maupun pendarahan ringan di area suntikan
Sakit kepala
Pusing
Kelelahan
Mati rasa pada area yang disuntik
Kedutan pada jaringan otot
Penglihatan kabur
2. Anestesi umum
Anestesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan yang membuat pasien
menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung. Anestesi jenis ini sering digunakan untuk operasi
besar, seperti operasi jantung terbuka, operasi otak, atau transplantasi organ. Prosedur anestesi ini
bisa diberikan melalui 2 cara, yaitu melalui gas untuk dihirup (inhalasi) dan obat yang disuntikkan ke
dalam pembuluh darah (intravena). Contoh obat yang diberikan melalui inhalasi adalah isoflurane,
sedangkan yang intravena adalah propofol.

Efek samping akibat anestesi umum umumnya terjadi sesaat setelah operasi dan tidak berlangsung
lama. Beberapa efek samping anestesi umum adalah:
Mual dan muntah
Mulut kering
Sakit tenggorokan
Suara serak
Mengantuk
Menggigil
Nyeri dan memar di area yang disuntik atau dipasangi infus
Merasa kebingungan
Sulit buang air kecil
5. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah atau sintetis, yang dapat
memengaruhi susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika adalah zat yang bisa memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. Ini
karena obat tersebut bekerja pada sistem saraf pusat yang terletak pada otak
Perlu diketahui bahwa psikotropika bukan termasuk narkotika. Pada dasarnya,
pemakaian obat psikotropika ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter
dengan dosis yang sesuai.
Psikotropika golongan I.
Jenis psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan dilarang digunakan untuk terapi. Zat ini berisiko memicu
ketergantungan yang sangat kuat, seperti MDMA/ekstasi, LAD, dan STP.

Psikotropika golongan II.


Jenis psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan serta banyak digunakan untuk
tujuan terapi dan ilmu pengetahuan. Zat ini juga bisa memicu ketergantungan yang kuat,
seperti metilfenidat dan amfetamin.

Psikotropika golongan III.


Jenis psikotropika yang bermanfaat untuk tujuan penelitian dan pengobatan, serta bisa
menyebabkan ketergantungan yang sedang. Contohnya, flunitrazepam, pentobarbital,
dan pentazosin.

Psikotropika golongan IV.


Jenis psikotropika yang sangat luas digunakan untuk tujuan penelitian dan pengobatan.
Zat atau obat ini punya potensi ringan untuk menyebabkan kecanduan, seperti
diazepam, nitrazepam, dan alprazolam.
SISTEM
PERNAFASAN
PENGERTIAN

Sistem pernafasan adalah sistem tubuh yang terdiri dari organ dan struktur
yang terlibat dalam proses pernapasan, yang melibatkan pengambilan
oksigen dari udara dan pengeluaran karbon dioksida dari tubuh. Organ
utama dalam sistem pernafasan meliputi paru-paru, bronkus, trakea, dan
diafragma.
.
OBAT UNTUK SISTEM PERNAFASAN

1. Bronkodilator
Obat ini membantu melebarkan saluran udara di paru-paru, mempermudah proses
pernapasan. Contoh bronkodilator termasuk albuterol dan salbutamol, yang umum
digunakan untuk mengobati asma dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

2. Steroid Inhalasi
Steroid inhalasi digunakan untuk mengurangi peradangan di saluran udara dan mencegah
serangan asma. Mereka bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan produksi lendir
dalam saluran udara. Contoh obat ini termasuk flutikason dan budesonid.
3. Antihistamin
Obat antihistamin digunakan untuk mengurangi gejala alergi, termasuk rinitis
alergi dan urtikaria. Mereka dapat membantu mengurangi pembengkakan dan
lendir di saluran pernapasan.

4. Expectorant
Expectorant membantu mengencerkan lendir di saluran pernapasan,
memudahkan pengeluarannya. Contoh obat ini termasuk guaifenesin.
Dampak Pemberian Obat
Pada Sistem Pernafasan

1.Perbaikan gejala
Obat-obatan seperti bronkodilator dan steroid inhalasi dapat membantu meredakan gejala
penyakit pernapasan seperti sesak napas, batuk, dan wheezing.

2. Efek samping
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi tenggorokan, suara serak,
atau mulut kering.
Dampak Pemberian Obat
Pada Sistem Pernafasan

3.Ketergantungan
Obat-obatan seperti bronkodilator atau opioid jika digunakan secara berlebihan atau tidak
sesuai petunjuk dokter dapat menyebabkan ketergantungan.

4. Resiko infeksi
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama steroid inhalasi dalam jangka panjang, dapat
meningkatkan risiko infeksi jamur atau bakteri di saluran pernapasan.
SISTEM
KARDIOVASKULAR
PENGERTIAN

Sistem kardiovaskular adalah sistem tubuh yang terdiri dari jantung dan
pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler) yang bertanggung jawab atas
sirkulasi darah di seluruh tubuh.
Fungsi utama sistem ini adalah mengedarkan oksigen, nutrisi, dan zat-zat
lainnya ke seluruh tubuh serta mengangkut produk-produk samping
metabolisme ke organ-organ yang membuangnya, seperti paru-paru dan
ginjal.
OBAT UNTUK SISTEM KARDIOVASKULAR

1. Obat Antihipertensi
Obat ini Digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Contoh obat ini termasuk ACE inhibitor, beta blocker, diuretik, dan antagonis reseptor
angiotensin Il.

2. Obat Antiplatelet
Obat ini Digunakan untuk mencegah pembekuan darah dan mengurangi risiko
pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau
stroke. Contoh obat ini termasuk aspirin dan clopidogrel.
3. Obat Antiaritmia
Obat ini Digunakan untuk mengatur irama jantung yang tidak
normal atau aritmia. Contoh obat ini termasuk beta blocker,
calcium channel blocker, dan amiodarone.

4. Obat Hipolipidemik
Obat ini Digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam
darah, yang dapat membantu mencegah penyakit jantung
koroner.
Contoh obat ini termasuk statin, fibrat, dan inhibitor PCSK9.
Dampak Pemberian Obat
Pada Sistem Kardiovaskular

1. Penurunan Tekanan Darah


Obat antihipertensi dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah, yang dapat menyebabkan pusing, lemas, atau
bahkan pingsan.

2. Efek Samping Jantung


Beberapa obat seperti beta blocker atau calcium channel blocker dapat
menyebabkan efek samping seperti bradikardia (denyut jantung lambat) atau
gagal jantung pada individu yang rentan.
3. Gangguan Elektrolit
Beberapa obat, terutama diuretik, dapat menyebabkan
gangguan elektrolit seperti kadar kalium rendah, yang dapat
mempengaruhi fungsi jantung.

4. Reaksi Alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap
obat-obatan kardiovaskular, yang dapat menyebabkan gejala
seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau pembengkakan.
THANKS FOR YOUR
ATTENTION
any question?

Anda mungkin juga menyukai