Anda di halaman 1dari 3

GLOSARIUM

 Analgetik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
 Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam
(hiperpireksia) ke keadaan suhu tubuh normal.
 AINS (Antiinflamasi Non-Steroid) adalah obat analgetik yang selain memiliki efek
analgesic juga memiliki efek antiinflamasi sehingga obat-obat jenis ini digunakan dalam
pengobatan reumatik dan gout
 Antiemetic adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan
mual dan muntah
 Antiepilepsi atau antikonvulsi adalah obat yang digunakan untuk menecgah dan
mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) karena khasiat antikonvulsinya.
 Psikofarmaka (obat penyakit jiwa) adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat
dengan mempengaruhi fungsi psikis dan mental
 Antipsikotik adalah obat yang dapat menekan fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi
keadaan umum, sperti berpikir dan berkelakuan normal
 Antidepresan (antimurung) adalah obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa (mood)
mengeringkan gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan social,
ekonomi, obat-obatan, atau penyakit.
 Hipnotik atau obat tidur merupakan obat yang diberikan pada malam hari dlam dosis
terapi yang dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau
menyebabkan tidur
 Anestetik umum adalah obat yang dapat menimbulkan efek anestesia atau narkosa
(Yun,an – tanpa, aestheis = perasaan), yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai
pusat di SSP yang bersifat reversible dan seluruh perasaan serta kesadarannya ditiadakan
sehingga agak mirip dengan keadaan pingsan
 Anestetik local (zat penghilang rasa setempat) adalah obat yang pada penggunaan local
merintangi secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP sehingga dapat
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau dingin
 Antipankirson adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kelainan atau keluhan pada
penyakit Parkinson
 Nootropik atau yang sering juga disebut “obat pintar” adalah obat yang digunakan pada
gangguan (insufisiensi) serebral, seperti mudah lupa, kurang konsentrasi, dan vertigo
SPECIALITE

 PENGGOLONGAN ANALGETIK
a. Analgetik anarkotik (analgetik sentral/analgetik opioid)
Analgetik narkotik bekerja di SSP dan memiliki daya penghalang nyeri yang
hebat sekali. Dalam dosis besar, dapat bersifat depresan umum (menurunkan
kesadaran) dan mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman
(euphoria). Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat dihilangkan oleh
analgetik narkotik kecuali sensasi kulit. Analgetik narkotik sebagai berikut :
1. Morfin : analgetik selama dan setelah pembedahan, analegtik pada
situasi lain
2. Kodein : nyeri ringan hingga sedang, antitusif
3. Fentanil : nyeri kronik pada kanker yang sukar diatasi
4. Petidin HCL : nyeri sedang hingga berat, nyeri pasca bedah
5. Tramadol HCL : nyeri sedang hingga berat
6. Nalorfin, nalokson : antagonis morfin yang bekerja meniadakan semua
khasiat morfin dan bersifat analgesic
b. Analgetik non-narkotik (analgetik perifer/non opioid)
Disebut juga analgetik perifer karena tidak mempengaruho SSP. Semua
analgetik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik, yaitu menurunkan suhu
badan pada saat demam. Berdasarkan rumus kimianya, analgetik perifer
digolongkan menjadi :
1. Golongan salisilat (asetosal, salisilamid, benorilat)
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini
diindikasikan untuk sakit nyeri otot, kepala, demam dan lain-lain. Asetosal
adalah analgetik-antipiretik dan antiinflamasi yang sangat luas digunakan
dan digolongkan dalam obat bebas.
2. Golongan para-aminofenol (paracetamol)
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (paracetamol). Efek analgesic
golongan ini sam dengan salisilat, yaitu meghilangkan atau mengurangi
nyeri ringan sampai sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam
keadaan demam dengan mekanisme efek sentral. Namun karena toksik
terhadap hati dan ginjal, fenasetin saat ini sudah dilarang penggunaanya.
3. Golongan pirazolon (propifenazon, dipiron)
Khasiat fenilbutazon dan turunannya yang digunakan adalah sebagai
analgetik-antipiretik saja karena obat golongan ini memiliki efek
antiinfalamasi yang lemah. Efek samping semua derivate pirazolon adala
dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplatik, dan thrombositopenia.
4. Golongan atranilat (asam mefenamat, glafenin)
Digunakan sebagai analgesic dan antiinflamasi karena kurang efektif
sebagai antipiretik disbanding dengan parasetamol. Efek samping yang
mungkin terjadi seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan
saluran cerna.
5. Golongan lainnya seperti benzidamin
6. AINS (Antiinflamasi Non-Steroid)/ NSAID (Non-steroid Antiinflamasi
Drugs)
AINS adalah analgetik yang selain memiliki efek analgetik juga memiliki
efek antiinflamasi sehingga digunakan dalam pengobatan reumatik dan
gout, contohnya ibuprofen, indometasin, diklofenak, fenilbutazon, dan
piroksikam.
Analgetik Non-narkotik sebagai berikut :
1) Asetosal/ asam asetil salisilat : nyeri ringan sampai sedang,
antiplatelet
2) Parasetamol : nyeri ringan sampai sedang, demam
3) Dipiron/Metampiron : nyeri ringan sampai sedang, demam
4) Asam mefenamat : nyeri ringan sampai sedang dan kondisi
yang berhubungan dengan dismenore dan menorrhagia
5) Ibuprofen : nyeri dan radang pada penyakit
reumatik dan gangguan otot rangka lainnya.
6) Diklofenak : nyeri dan radang pada penyakit
reumatik, gangguan otot rangka, gout akut, dan nyeri pascabedah
7) Indometasin : nyeri dan peradangan sedang sampai
berat pada kasus reumatik dan gangguan otot rangka, gout akut,
dismenore
8) Fenilbutazon : nyeri dan peradangan sedang sampai
berat pada kasus reumatik dan gout akut
9) Piroksikam : nyeri dan radang pada penyakit
reumatik, gangguan otot rangka, gout akut

Anda mungkin juga menyukai