Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay, 2002). Obat
analgetik adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Obat nalgetik pada umumnya diartikan sebagai
suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi,
dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri
haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua
analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi.
Nyeri adalah perasaan sensonis dan emosionis yang tidak nyaman, berkaitan
dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri,
misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi
dapat pula menghindari sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan
subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang (Tjay,
2002).
3. Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker ),
harus diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik.
Obat golongan ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri
hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark) kolik batu empedu, kolik ginjal.
Tanpa indikasi kuat, tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik, disamping
untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik diindikasikan pada kanker
stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan. Fentanil dan alfentanil
umumnya digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena dapat
memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama
anestesi.
Anti radang sama kuat dengan analgesik, digunakan sebagai anti nyeri atau
rematik contohnya asetosal, asam mefenamat, ibuprofen. Anti radang yang lebih
kuat contohnya fenilbutazon. Sedangkan yang bekerja serentak sebagai anti radang
dan analgesik contohnya indometazin
AINS adalah obat-obat analgesik yang selain memiliki efek analgesik juga
memiliki efek anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis ini digunakan dalam
pengobatan rheumatik dan gout. Contohnya ibuprofen, indometasin, diklofenak,
fenilbutazon dan piroxicam.
Tetapi bila nyeri dan kekakuan disebabkan penyakit rheumatik yang meradang harus
diberikan pengobatan dengan AINS.
1. Ibuprofen. Adalah turunan asam propionat yang berkhasiat anti inflamasi,
analgesik dan anti piretik. Efek sampingnya kecil dibanding AINS yang lain,
tetapi efek anti inflamasinya juga agak lemah sehingga kurang sesuai untuk
peradangan sendi hebat seperti gout akut.
2. Diklofenak. Derivat fenilasetat ini termasuk AINS yang terkuat anti radangnya
dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat lainnya
seperti piroxicam dan indometasin. Obat ini sering digunakan untuk segala
macam nyeri, juga pada migrain dan encok. Secara parenteral sangat efektif
untuk menanggulangi nyeri koli hebat (kandung kemih dan kandung
empedu).
3. Indometasin. Daya analgetik dan anti radang sama kuat dengan asetosal,
sering digunakan pada serangan encok akut. Efek samping berupa gangguan
lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult), pusing, tremor dan lain-lain.
5. Piroksikam. Bekerja sebagai anti radang, analgetik dan antipiretik yang kuat.
Digunakan untuk melawan encok. Efek samping berupa perdarahan dalam
lambung usus.
Spesialite Analgetik