Nyatanya masa itu membuatku harus berpikir keras dan menahan ego aku harus menerima
kenyataan bahwa bia sahabat yang sudah ku anggap seperti saudara kandung sendiri pergi tanpa
jejak sedikitpun,pikiran ku kacau balau tak terarah bebas,lepas dan liar memikirkan kepergian
bia,sesekali aku menarik nafas dan memukul-mukul kepalaku beharap semua ini hanyalah
mimpi.
Disaat semua teman-teman sudah mantap menentukan pilihanya,aku masi bergulat dengan
pikiran kosong yang sengaja dimatikan lampunya oleh sahabat yang selama ini selalu
mendukungku dalam setiap keinginan dan cita-citaku tiba-tiba pergi acuh tak acuh.Ketika
teman-teman sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti bebagai macam seleksi untuk
mengikuti