Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOLOGI SISTEM SARAF PUSAT

A. Definisi Sistem Saraf Pusat


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu
jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang
dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-
depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan
pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi
(SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula
diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit
disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan
reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan
seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang
dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
• Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
• Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi
pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.

B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat


Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
 Psikofarmaka (psikotropika),yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP,
yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
 Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan
penyakit Parkinson.
 Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
 Jenis obat vertigo dan obat migrain.
Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah
sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter).
C. Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain:
1. Amfetamine
- Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
 - Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan
beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
- Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam
daripada urin basa
- Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,
kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
- Dosis : Dewasa : 5-20 mg, Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. Metilpedinate
- Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
hiperkinetik pada anak
- Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
- Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
- Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin,
dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
- Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
- Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
- Dosis pemberian : Anak : 0.25 mg/kgBB/hr, Dewasa:10 mg 3x/hr
3. Kafein
- Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang
pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
- Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
- Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah
(anxious)
- Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan
cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
- Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi
SSP dan jantung.
- Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1
gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. Niketamid
- Indikasi : merangsang pusat pernafasan
- Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
- Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
- Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
5. Doksapram
- Indikasi : perangsang pernafasan
- Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
- Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP 
- Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
D. Jenis-jenis Obat Saraf Pusat dan Mekanisme Kerjanya
1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam
bermacan-macam tindakan operasi.
a. Anestetik Lokal
Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP
(susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan
rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin. Penggunaan Anestetik lokal umumnya
digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik
umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
1. Anestetik permukaan, digunakan secara local untuk melawan rasa nyeri dan gatal,
misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau
leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan benda
asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan
suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung
sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat
dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas
misalnya pada pergelangan tangan atau kaki. Obat – obat anestetik local
umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air.
 Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai
berikut :
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
3. Toksisitas sistemis rendah
4. Efektif pada penyuntikan dan penggunaan local
5. Mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
6. Larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan
pemanasan
 Efek samping :
Efek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari
kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi
berupa dermatitis alergi.
 Penggolongan
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan
oksibuproka
2. Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain
dll.
3. Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.
 Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Bupivikain
Indikasi          : anestetik local
2. Etil kloridaIndikasi          : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
3. Lidokain
Indikasi          : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi          : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5. Prokain ( novokain )
Indikasi          : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
6. Tetrakain
Indikasi          : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi          : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan

b. . Anestetika Umum
Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu
yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.
 Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
- Berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
- Mula kerja cepat tanpa efek samping
- Sadar kembalinya tanpa kejang
- Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
- Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
 Efek samping
- Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
- Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang
paling ringan pada eter
- Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
- Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
 Penggolongan
Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
- Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental
dan heksobarbital )
- Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan.
Contohnya eter, dll.
 Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
- Dinitrogen monoksida
Indikasi     : anestesi inhalasi
- Enfluran
Indikasi         : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
- Halotan
Indikasi          :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
- Droperidol
Indikasi        : anestesi inhalasi
- Eter
Indikasi          : anestesi inhalasiEfek samping : merangsang mukosa saluran
pernafasan
- Ketamin hidroklorida
Indikasi          : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan
darah naik.
- Tiopental
Indikasi         : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping   : menekan pernafasan

2. Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat
yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur.Sedangkan sedative adalah
obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan
efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-
hipnotik adalah: Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam,
methaqualon.
a. Insomnia dan pengobatannya
Insomnia atau tidak bisa tidur  dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti:
batuk,rasa nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan,
ataupun depresi. Faktor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan
yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti depresiva,
sedative atau tranquilizer.
 Persyaratan obat tidur yang ideal
- Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
- Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf
pusat maupun organ lainnya yang kecil.
- Tidak tertimbun dalam tubuh
- Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
- Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
 Efek samping
- Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam,
kloralhidrat, dan paraldehida.
- Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
- Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan
ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan
barbiturat.
- Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.
 Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
- Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,
heksobarbital,dll.
- Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan
triazolam.
- Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta
paraldehida.
- Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium)
dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
- Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
 Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
1. Diazepam
Indikasi        : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot
dan anti ansietas (obat epilepsi).
2. Nitrazepam
Indikasi        : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa
(hang over ), gangguan koordinasi dan melantur.
3. Flunitrazepam
Indikasi        : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
4. Kloral hidrat
Indikasi        : hipnotika dan sedative
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
5. Luminal
Indikasi        : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.
3. Obat Psikofarmaka / psikotropik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan
digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. Di bagi menjadi 3 :
a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang
dikenal dengan Mayor Tranquilizer. Neuroleptika mempunyai beberapaa
khasiat :
- Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau
menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan
schizophrenia.
- Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh
tioridazina.
- Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh
proklorperezin.
- Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.
 Efek samping :
- Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak
karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
- Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan
pikiran keruh.
- Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir,
dan rahang )
- Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan
vasolidasi.
- Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.
- Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
- Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara
berlebihan.
b. Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan
anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut,
stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer.
 Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
- Derivat Benzodiazepin
- Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.
 Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
- Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat
melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu
menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana
jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan
dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa.Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
a. Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva
trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom dan
jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
b. Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti
kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan
mianserin.
- Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif,
kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk
ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak
nyaman tapi bukan depresi
- Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu seperti zat-zat halusinasi,
pikiran, dan impian/ khayal.

4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant
Obat yg mempengaruhi tonus otot
6. Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri
Obat atau  zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
a.  Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf
pusat.Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan
suhu.Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1)      Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan
untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung  dan saluran cerna.
2)      Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa denga
salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu
tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral.Efek samping dari parasetamol
dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan
hati.
3)      Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah.Efek samping semua
derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4)      Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan
aspirin.Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering
timbul.
  Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan.Kebanyakan zat ini juga berdaya
antipiretis dan/atau antiradang.Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri,
melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti
rematik dan encok.
  Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal
dan juga reaksi alergi kulit.Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau
dalam dosis tinggi.Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan.
b.      Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri  hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
  Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
  Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
  Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
  Obat Opioid parenteral.

Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :


  Alkaloid alam                       : morfin,codein
  Derivate semi sintesis           : heroin
  Derivate sintetik                   : metadon, fentanil
  Antagonis morfin                  : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.

c.       Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


  Morfin
Indikasi            : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
  Kodein fosfat
Indikasi           : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
  Fentanil
Indikasi          : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
  Petidin HCl
Indikasi            : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
  Tremadol HCl
Indikasi            : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
d.      Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat
analgetik.Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.

7. Antipiretik
Adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
8. Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada
satu sisi.

9. Obat Anti Reumatik


Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan
tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin,
fenilbutazon, dan piroksikam.
10. Obat Anti Depresan
Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan
obat-obatan serta penyakit
11. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-
fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan normal.Obat ini digunakan pada gangguan
(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo.Gejalanya dapat
berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung,
jari-jari dingin, dan depresi.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
a. Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat
berkurang, terapi pada anak seperti kesulitan belajar.
b. Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi
otak sehubungan gangguan metabolism.
c. Mecobalamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.

12. Obat Antiepileptika


Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan
kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan
pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis –  Jenis Epilepsi :
a. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan
pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak
dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
b. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
c. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam
lingkaran.
  Penggunaan
a.       untuk menghindari sel-sel otak
b.      mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
c.       profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
  Penggolongan
a.       Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis
epilepsi.Contoh fenitoin.
b.      Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada
serangan grand mal.Contoh fenobarbital dan piramidon.
c.       Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
d.      Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv
yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
e.       Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif
terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar
asam gama amino butirat acid.

  Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping


a.         Fenitoin
Indikasi            : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping  : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
b.         Penobarbital
Indikasi            : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
c.         Karbamazepin
Indikasi            : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping  : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
d.            Klobazam
Indikasi            : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang
nyeri kepala, vertigo hipotensi.
e.       Diazepam
Indikasi            : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia, ketergantungan,
kadang nyeri kepala.
13.Obat Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit
otak.
  Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
a.       Mabuk jalan
b.      Mabuk kehamilan
c.       Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan
radiasi atau obat-obat sitostatik.
  Penggolongan
a.       Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk.Anti histamine yang dipaki adalah sinarizin,
dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.
b.     Dopamin blokersinarizin
c. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak
efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
d.         Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ.Efek samping jarang terjadi hanya
berupa kejang-kejang usus.Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan
obat-obatan sitostatika.
e.       Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping
a.       Sinarizin
Indikasi            : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping   : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
b.         Dimenhidrinat
Indikasi            : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping   : mengantuk dan gangguan psikomotor
c.          Klorpromazin HCl
Indikasi            : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
d.       Perfenazin
Indikasi            : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
e.          Proklorperazin
Indikasi            : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
f.       Trifluoperazin
Indikasi            :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
14. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor,
kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini
terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak  sehingga menyebabkan
terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.

Gejala – gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :


a.       Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas.Gangguan negative
misalnya terjadi hipokinesia.
b.      Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
c.       Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa
tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
a.       Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
b.      Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
c.       Efek samping obat psikofarmaka
  Penggunaan :
meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat
memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat
sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
  Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
a.       Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan
gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
b.      Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin.Untuk penyakit Parkinson
idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
c.       Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
d.      Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
  Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
a.      Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif terhadap
akinesia dan kekakuan.
b.      Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor.
Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi            : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping     : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan efek-efek
sentral.
c.          Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor
umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi                        : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping   :anoreksia, mual, muntah, insomnia
d.      Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison
hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi singkat,
bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi            : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor dll.
e.          Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping     : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara lain
mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata
kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses keperawatan: EGC,
Jakarta.1996
2. Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991
3. Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991 
4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT.
Grafindian Jaya.
5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan.Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai