Anda di halaman 1dari 32

Penggolongan efek samping bahayanya pemberian

medikasi sistem pernafasan dan obat gangguan


persyarafan
Kelompok 4:
1.Yesika Situmorang (Kep)
2.Juniwan Nainggolan (Kep)
3.evi Vani Simarmata (Kep)
4.Sulastri Simamora (Kep)
5.Nur ayisah Hutabarat (MIK)
6.Jatmika Harefa (MIK)
1. Obat Yang Bekerja Pada Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST) . Pada
sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mulamula diterima oleh
reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh
perangsangan rasa sakit diotak besar. Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat
berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : merangsang atau
menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum
tulang belakang beserta syarafnya dan menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun
tidak lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan
saraf- sarafnya.

1. Obat perangsang susunan saraf pusat


Banyak obat yang dapat merangsang syaraf pusat, tetapi pemakaiannya yang disetujui secara medis
terbatas . Kelompok utama dari perangsang SSP adalah amfetamin dan kafein yang merangsang
korteks cerebri otak, analeptic dan kafein yang bekerja pada batang otak dan medulla untuk
merangsang pernafasan, dam obat-obat yang menimbulkan anoreksia. Pemakaian amfetamin yang
panjang dapat menimbulkan ketergantungan psikologis dan toleransi, suatu keadaan dimana
dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan respon awal. Obat Perangsang Sistem Saraf
Pusat antara lain dapat dilihat pada table berikut ini
2. Obat penekan susunan saraf pusat
a) obat anastetik
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam
tindakan operasi.
• Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP
(susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri,
gatal-gatal, panas atau dingin. Efek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat
dari kardio depresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa
dermatitis alergi.
Anestetika Umum : yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu
yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.Hampir semua anestetik
inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :
1) Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
2) Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling
ringan pada eter
3) Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
4) Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
b) Obat Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik atau obat tidur , adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi
keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah
obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek
menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum
yang mirip dengan morfin .
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.
b. Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
c. Hang-over, yaitu efek sisa mengantuk pada keesokan harinya contohnya golongan benzodiazepine dan
barbiturat.
d. Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.
Penggolongan Obat Hypnotik dapat dilihat pada table dibawah ini.
c) Analgetik dan antipiretik
Merupakan obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika. Atas kerja farmakologisnya,
analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu: analgetik perifer (non-narkotik dan analgetik
narkotik).
a. Analgetik Perifer (non narkotik) b. Analgetik Narkotik
1) Golongan salisilat 1) Alkaloid alam : morfin,codein
2) Golongan para aminofenol 2) Derivate semi sintesis : heroin
3) Golongan pirazolon(dipiron) 3) Derivate sintetik : metadon, fentanil
4) Golongan antranilat 4) Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan pentazooin..
d) obat psikofarmatik
Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :
a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
1) Neuroleptika
2) Atraktika/ anksiolitika ,
b. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
1) Anti Depresiva : Obat-obat anti depresif adalah obat yang dapat memperbaiaki
suasana jiwa (mood) dan menghilangkan atau meringankan murung dan putus
asa.
2) Psikostimulansia : obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan
prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan
rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.

c. Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu.


Kelomok obat dimaksud adalah Psikodisleptika. Obat ini mengandung zat
halusinogen
yang menimbulkan keadaan disintegrasi dengan gejala-gejala yang mirip psikosis
halusinasi.
Yang termasuk golongan obat ini adalah LSD dan Fenasklidin Obat-obat ini adalah
drug.
e) obat antikonvulsi
Anti konvulsi atau anti kejang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit
epilepsi, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala,
adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Farmakologi

Obat saraf
otonom
Kelompok 5:
1. D3 Keprawatan
2. petermanjaya Mendrofa 012021017
3. Risnama Simanullang 012021018
4. Ronauli Simamora 012021019
5. Rusliana Tambunan 012021020
MIK
Klasifikasi Obat Sistem Saraf Otonom
Setidaknya kamu harus mengingat empat klasifikasi obat sistem saraf otonom:

1. Adrenergik (merangsang saraf simpatik)


2. Anti-Adrenergik (menghambat saraf simpatik)
3. Kolinergik (merangsang saraf parasimaptik)
4. Anti-Kolinergik (menghambat saraf parasimpatik)
Obat
Adrenergik
(merangsang
saraf simpatik)
Anti-Adrenergik
(menghambat saraf
simpatik)
Kolinergik
(merangsang saraf
parasimaptik)
Anti-Kolinergik
(menghambat
saraf
parasimpatik)
OBAT-OBAT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAKIT HUBUNGAN
SEKSUAL DAN INFERTILIOSASI

OLEH KELOMPOK 6
TAHOMA MUTIARA SIAHAAN
NENY SIBURIAN
MUTIARA SILABAN
MARSEL SINAGA
LIKARDO LASE
TEODOSIUS

DOSEN PENGAMPU : MAGDA SIRINGO-RINGO SST, M.Kep


Obat Parkinsonisme
Parkinsonisme merupakan kumpulan gejala dan disfungsi
otak yang berhubungan dengan penyakit Parkinson. Penyakit
Parkinson adalah adanya kematian sel atau disfungsi sel otak
yang memproduksi dopamin.
Dopamin sendiri merupakan zat kimia penting yang
menghubungkan sinyal antara sel saraf dan otak. Dopamin
juga berfungsi dalam fungsi gerak, sehingga penderita
Parkinson akan mengalami kesulitan gerak seperti berjalan.
Penderita parkinsonisme biasanya juga memiliki penyakit
saraf lainnya seperti dementia.
Jenis Obat Parkonsanisme
Obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit parkinson
adalah levodopa. Obat tersebut dapat meningkatkan kadar dopamin
pada otak. Namun, biasanya penderita bukan hanya memiliki
masalah pada produksi dopamin saja, namun juga sel yang harus
merespons terhadap dopamin.

Cukup sulit untuk mengobati parkinsonisme karena banyak


penyakit yang berhubungan dengan penyakit ini. Obat anti-
depresan dan botulinum toxin A juga mungkin digunakan untuk
mengendalikan otot. Terapi fisik dan juga okupasi sangat penting
Dosis Parkonsanisme

Obat Dosis Pemakaian Dan Pertimbangan

Edrofonium IV:1-2mg selama 30 detik kemudian Untuk mendiagnosa miastenia


8mg jika tidak ada respon. IM:10mg gravis dosis tunggal pemeriksaan
biasanya menyebabkan peningkatan
yang berarti pada kekuatan
otot(bertahan sampai 5 menit)

Neostigmin Oral:150mg/hari dalam dosis Harus diberikan tepat waktu untuk


terbagi (Batas:15-375 mg/hari) mencegah krisis miastenias gravis.
IM,IV:0,5-2mg Rute parenteral dilakukan bila ada
gangguan mengunyah,menelan dan
bernafas.

Piridostigmin Oral:60-120mg 3 atau 4 kali sehari


2. Myasthenia Gravis

Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan
kelemahan otot. Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau
serius.

Myasthenia Gravis termasuk salah satu jenis penyakit autoimun. Menurut kamus kedokteran, penyakit
autoimun adalah suatu jenis penyakit dengan antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri. Myasthenia
Gravis dapat menyerang berbagai otot, tetapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol
gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk dan ekspresi wajah. Bahu, pinggul, leher, otot
yang mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernapasan juga dapat terserang.

Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun kronis yang berakibat pada kelemahan otot skelet. Otot-
otot skelet adalah serabut-serabut otot yang terdiri dari berkas-berkas atau striasi (striasi otot) yang
berhubungan dengan tulang atau neuromuscular junction. Myasthenia Gravis menyebabkan kelelahan yang
cepat (fatigabilitas) dan kehilangan kekuatan pada saat beraktivitas dan membaik setelah istirahat.
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan

Endrofonium IV:1-2mg selama 30 detik kemudian 8 Untuk mendiagnosa miastenia gravis


mg. Jika tidak ada respon. IM:10mg dosis tunggal pemeriksaan biasanya
menyebabkan peningkatan yang
berarti pada kekuatan otot yang
bertahan sampai 5 menit

Neostigmin Oral:150mg/hari dalam dosis terbagi Harus diberikan tepat waktu untuk
(Batas 15-375mg/hari) mencegah krisis miastenias gravis.
IM,IV:0,5-2mg Rute parenteral dilakukan bila ada
gangguan mengunyah,menelan dan
bernafas.

Prisdogsitmin Oral:60-120mg, 3 atau 4 kali sehari


THANK YOUUU

Anda mungkin juga menyukai