PENDAHULUAN
1
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat
luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok
obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus
mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah guna menyelasaikan tugas mata kuliah
“Obat dan Doping” serta menginformasikan kepada teman-teman mahasiswa
tentang Obat Sistem Saraf Pusat (Adrenalin, Amfetamin, Kokaina). Dengan
mengetahui ilmu mengenai obat tersebut, diharapkan ada pengawasan penuh terhadap
atlet dan dapat menginformasikan dampak dari penggunaannya. Mahasiswa juga
dapat diskusi mengenai topik tersebut, sehingga perkembangan ilmu akan terus
berlanjut melalui ide dan pemikiran mahasiswa jurusan Ilmu Keolahragaan pada
khususnya dan Universitas Negeri Semarang pada umumnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap
sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran
seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Obat yang dapat merangsang SSP disebut
analeptika. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi
dalam beberapa golongan besar, yaitu: 1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi
Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika,
sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP,
yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)). 2. Untuk gangguan neurologis, seperti
antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson. 3. Jenis yang memblokir
perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal. 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain
(Tjay, 2002). Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan
mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter)
Pembagian obat susunan saraf pusat: Anestetika Hipnotiv sedativ Antikonvulsan
Antipartinson Analeptika.
Analgetika - Antipiretika
3
sendi, dan nyeri lain. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan
efek anti inflamasi.
Anti Emetika
Anti Epilepsi
Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih dikenal
dengan penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala
biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi adalah pelepasan muatan
listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak
yang diakibatkan oleh : luka di otak (absen, tumor, arteriosklerosis), keracunan timah
hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprodvokasi serangan epilepsi.
Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat-obat yanng berkhasiat terhadap susunan saraf pusat
dengan mempengaruhi fungsi psikis dan proses mental.
Hipnotika dan Sedative
Hipnotika atau obat tidur berasal dari kata hypnos yang berarti tidur, adalah obat
yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan sedativa
adalah obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur,
dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang.
Anestetika
Tindakan anestesi sudah dikenal sejak dahulu untuk mempermudah tindakan
operasi. Orang-orang Mesir menggunakan canabis indica, dan pemukulan kepala
dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran seseorang.
Anti Parkinson
Penyakit parkinson atau penyakit gemetaran yang ditandai dengan gejala
tremor, kaku otot atau kekakuan anggota gerak, gangguan gaya berjalan (setapak demi
setapak) bahkan dapat terjadi gangguan persepsi dan daya ingat merupakan penyakit
yang tejadi akibat proses degenerasi yang progresif dari sel-sel otak (substansia nigra)
4
sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi neurotransmiter yaitu dopamin.
Analgetik Narkotik Bekerja pada SSP untuk mengatasi rasa sakit yang terkait dengan
stimulus yang menyakitkan. Contoh: heroin, morfin, petidin Analgetik narkotik dilarang
karena digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri atau cedera yang dirasakan ,
sehingga membantu atlet dalam latihan yang lebih keras untuk jangka waktu yang lama.
A. Adrenalin
Adrenalin atau juga dikenal sebagai epinefrin adalah hormon stres yang diproduksi
oleh kelenjar adrenal dan saraf otak. Hormon ini dapat membuat jantung berdetak lebih cepat,
memperkuat kekuatan kontraksi jantung, dan membuka bronkiolus (kantong udara) di paru-
paru. Pelepasan hormon adrenalin bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti rasa takut, panik,
5
stres, atau merasa terancam. Biasanya ketika tubuh melepaskan hormon ini, Anda akan
berkeringat, jantung berdebar-debar, bernapas lebih cepat, menghambat produksi insulin, dan
meningkatkan pasokan energi di dalam tubuh.
B. Amftamin
Sensasi yang ditimbulkan juga membuat otak menjadi lebih jernih dan dapat lebih
fokus sehingga otak menjadi lebih bertenaga dan dapat bekerja lebih keras. Penggunaan
amfetamin sebagai doping kerapkali ditemukan dalam dunia olahraga. Hanya atlet yang
menggunakan amfetamin karena tuntutan performa yang baik. Demi mendapat kondisi fisik
yang maksimal, beberapa atlet salah memilih jalan dengan melakukan doping. Meskipun
amfetamin dapat membuat atlet yang mengkonsumsinya dapat menjadi lebih energik dan
performasnya menjadi lebih baik. Amfetamin juga memberikan efek samping bagi para
penggunanya. Karena, amfetamin menimbulkan busting energi bagi para penggunanya, maka
efek sampingnya adalah penggunanya menjadi kelelahan dan merasa kurang istirahat.
6
merupakan tindakan yang salah. Dilihat dari alasan etisnya, doping adalah tindakan yang
tidak sportif dan alasan medisnya adalah berbahaya bagi atlet yang menggunakannya.
amfetamin hanya boleh digunakan apabila dalam pengawasan dokter. Agar tidak
menyebabkan kecanduan yang berdampak buruk bagi para penggunanya.
C. Kokaina
Kokaina atau juga dinamakan sebagai kokain adalah senyawa sintesis yang
memicu metabolisme sel menjadi paling cepat. Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan
dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang bermula dari Amerika Selatan. Daunnya biasa
dikunyah oleh penduduk setempat untuk memperoleh “efek stimulan”.
Kala ini kokaina sedang digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, sebab efek vasokonstriksif-nya juga membantu.
Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfina dan heroina sebab
efek adiktif. Dalam kegiatan olahraga sel lebih cepat untuk digunakan sehingga perlu
metabolisme yang cepat pula agar dapat melangsungkannya.
7
BAB III
SIMPULAN
Dalam bidang olahraga, penggunaan doping memang dilarang dan diatur dalam
Undang-Undang, maka dari itu kita sebagai kaum akademisi seharusnya tau serta mengenal
jenis obat doping dalam penggunaan saat olahraga khususnya pada sistem saraf pusat. Karena
pada sistem saraf pusat merupakan bagian terpenting dari tubuh dimana otak berfungsi
mengatur gerak dan saraf pada seluruh tubuh manusia.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/30147498-Makalah-kimia-farmasi-i-obat-susunan-saraf-pusat.html
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/06/obat-obatan-pada-susunan-syaraf-pusat.html
https://www.academia.edu/36108072/OBAT_OBAT_SISTEM_SARAF_PUSAT
https://slideplayer.info/slide/3049282/
http://www.gingseng.web.id/id3/1460-1357/Kokaina_85048_gingseng.html
https://www.kompasiana.com/erzandirimawan/5aec0d1af133441a22295792/amfetamin-dan-
olahraga-apa-hubungannya
https://www.alodokter.com/adrenalin-ternyata-bisa-berbahaya
https://www.google.com/search?q=obat+adrenalin&oq=obat+adrenalin&aqs=chrome..69i57j0l5.40
01j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8