Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BRADIPNEA

Disusun Oleh :

Aisyah Chairah 17.11.4066.E.A.0003

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2018/2019


DAFTTAR ISI
A. GOLONGAN OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
1. Sistem Saraf Pusat
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf pusat manusia
yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf
antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat
merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang.
Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh senyawa stimulan SSP
akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran
dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu
kafein dan amfetamin.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau
sentral dan Sistem Saraf Tepi (SST). Pada sistem saraf pusat,
rangsang seperti sakit, panas, cahaya, dan suara mula-muka diterima
oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan tulang sumsum
tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit
di otak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi
emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem saraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak
spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang
SSP disebut analeptika.
Obat-obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat
berdasarkan efek farmakodinamikanya dibagi atas dua golongan
besar yaitu :
1. Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun
tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang
belakang beserta sarafnya.
2. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun
tidak langsung memblokir proses-proses tertentu pada aktivitas
otak, sumsum tulang belakang dan saraf-sarafnya.

Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan


efek yang sangat luas ( merangsang atau menghambat secara
spesifik atau secara umum). Kelompok obat memperlihatkan
selektivitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus
mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh
jelas.

2.klasifikasi Sistem Saraf Pusat

Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam


beberapa golongan besa, yaitu :

1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika


(meenekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP
seperti hipnotika, sadative dan tranquillizers dan antipsikotika);
Psikoanaleptika (menstimulasi seluruh SSP ,
yaknibantidepresiva daan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neorologis, seperti antiepileptika, MS (Multiple
Sclerosis) dan penyakit Parkinson.
3. Jenisbyang meblokir perasaan saakit : analgetika, anastetika
umum dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain.

Umumnya semua obbat yang bekerja pada SSP


menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan
dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter).

3.Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat


Obat perangsang sistem saraf pusat antara lain :

1. Amfetamin
Indikasi : untuk narkolepsi, gaanggun penurunan perhatian.
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah,
tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuker (
tachicardia, palpitasi, aritmia, dal lain-lain).
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih
cepat pada urin asam daripada urin basa.
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek-efek yang buruk
pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal dan
endokrin.
Dosis : Dewasa : 5-20 mg, Anak > 6 tahun : 2,5 -5 mg/hari.
2. Metilfenidat
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan
depresan SSP, sindrom hiperkinetik pada anak.
Efek samping : Insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen,
nyeri kepala, tachicardia.
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan
diekskresikan melalui urin dan waktu paruh plasma antara 1-2
jam.
Farmakodinamik : mula-muka : 0.25 mg/kgBB/hr, Dewasa : 10
mg 3x/hr.
3. Kafein
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir
yang cepat, perangsang pusat cepat pernapasan dan fasomotor,
untuk merangsang pernapasan pada apnea bayi prematur.
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia,
pernapasan lebih cepat.
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia,
gaangguan migren, serta gelisah (anxious).
Farmakokinetik : kafein didistribusikankeseluruh tubuh dan
diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7
jam, diekskresikan melalui urin.
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg
akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr,
keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat
(intramuskular)
4. Niketamid
Indikasi : meraangsang pusat pernapasan
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Fatmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi
lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernapasan.
5. Doksapram
Indikasi : perangsang pernapasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia,aritmia, otot kaku dan
muntah.
Farmakokinetik : memlunyai masa kerja singkat dalam SSP.
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

4.Jenis Obat-Obat Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Kerjanya

a. Obat anestetik :

Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk


mengilangkan rasa sakit dalam bermacam-macam tidakan operasi.

1) Anestetik lokal : obat haang merintangi secara reversible


penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP pada kegunaan lokal
dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal,
panas atau dingin.
Penggunaan :
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya
pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak
dibutuhkan. Anestetik loka dibagi menjadi 3 jenis :
a) Anestetik permukaan, digunakan secara lokal untuk
melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet
hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher,
tetes mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau
mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria
untuk lenderita ambient/wasir.
b) Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat
yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah
kulit dan gusi
c) Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan
penyuntikan di suatu tempat dimana banyak saraf terkumpul
sehingga mencapai darah anestesi yang luas misalnya pada
pergelangan tangan atau kaki.

Obat-obat anestetik lokal umumnya yang dipakai adalah


garam kloridanya yang mudah larut dalam air.

Persyaratan anestetik lokal

Anestetik lokal dikatakan ideal apabila memiliki


beberapa persyaratan sebagai berikut :

(1) Tidak merangsang jaringan


(2) Tidak mengakibatkan kerusakan permane terhadap
susunan saraf sentral
(3) Toksisitas sistemis rendah
(4) Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal
(5) Mulai kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka
waktu cukup lama
(6) Larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang stabil
dan tahan pemanasan.

Efek saamping :

Efek samping dari pengguna anestetik lokal terjadi akibat khasiat dari
kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung), mengakibatkan hipersensitasi berupa
dermatitis alergi.

Penggolongan :

Secara kimiawi anestetik lokal dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

(1) Senyawa ester, contohnya prokain,benzokain, buvakain, tetrakain dan


oksibuprokain
(2) Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupuvikain, cinchokain
dal lain-lain.
(3) Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintetis.

Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

 Bupivikai
Indikasi : anestesi lokal
 Etil klorida
Indikasi : anesteai lokal
 Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
 Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
 Prokain (Novokain)
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
 Tetrakain
Indikasi : anestessi filtrasi
 Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi.
Efek samping : menekan pernapasan

b. Anestika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi lasa
saraf-saraf tertentu yang bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan.

Beberapa syarat penting harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :

1) berbau enak dan tidak merangsang selaput lender

2). Mula kerja cepat tanpa efek samping

3). Sadar kembalinya tanpa kejang

4) berkhasiat analgetik baik dengan melepaskan otot-otot seluruhnya

5) tidak menambah pendaharan Kapiler selama waktu pembedahan

Efek samping :

Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping


yang terpenting diantaranya adalah :

1)menekan pernapasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken.

2) mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling


ringan pada eter.

3) merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa kalor.

4) merusak ginjal, khususnya metoksifluran

Peenggolongan :
Menurut penggunaanya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu :

1) anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan
heksobarbital)
2) anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernapasan. Contohnya
eter, dan lain-lain.

Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

1) Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2) Enfluran
Indikasi : anestesi inhaalasi (untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernapasan, gelisah dan mual
3) Halotan
Indikasi : anestesi inhalasi
Efeek samping : menekan pernapasan, aritmia, dan hipotensi
4) Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
5) Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran pernapasan
6) Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samling : menekan pernapasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah
naik.
7) Tiòpental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernapasan

2.Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal daari kata hypnos yang berarti tidur, adallah
obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertibggi keinginan
tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan
sedative adalah obat-obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa
menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang
termasuk golongan obat sedative hipnotik adalah : etanol (alkohol), barbiturate,
fenobarbital, benzodiazepam, methaqualon.

Insomnia dan pengobatannya

Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti
: batuk, rasa nyeri, sesak nafas , gangguan emosi, ketegangan, kecemasan ataupun
depresi. Faktor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai
seperti : amAntitusiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti depresiva, sedative atau
tranquilizer.

Persyaratan obat tidur ideal :

a. Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal


b. Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari sistem saraf lusat
maupun organ lainnya yang kecil.
c. Tidak tertimbun dalam tubuh
d. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negatif pada keesokan harinya
e. Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang.

Efek samping

Kebanyakan obat tidur memberikan efek smling umum yang mirio denganvmorfin
antara lain :

a. Depresi pernapasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya glurazepam,


kloralhidrat dan paraldehida.
b. Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate
c. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan
di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan
barbiturat.
d. Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.

Penggolongan

Secara kimiawi, obat-obat hionotik digolongkan sebagai berikut :

a. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,


heksibarbital dan lain-lain
b. Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan
triazolam
c. Golongan alkohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunnya serta
paraldehida
d. Golongan bromide, seperti garam bromide (kalium, natrium dan ammonium)
dan turunan ure seperti karbrimal dan bromisoval
e. Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida) dan metaqualon.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

a. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedatif, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anri
ansietas (obat epilepsi)
b. Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada penggunaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang
over), gangguan koordinasi dan melantur.
c. Flunitrazepam
Indikkasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi
Efek samping : amnesia (hilang ingatan)
d. Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedatif
Efek samping : merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
e. Luminal
Indikasi : sedatif, epilepsi, tetanus dan keracunan strikhnin.

3. Obat Psikofarma / Psikotropik


Obat psikotropik adalah obat yaang bekerja secara selektif
pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama
terhadap aktivitas mental, perilaku dan digunakan untuk terapi
gangguan psikiatrik

Anda mungkin juga menyukai