Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 6

Ana Fitria

Anis Khairunnisa

Dinda Rizky Amelia

Mitha Chrisdayanti

Triana Indah M.

Farmakologi

Klasifikasi Penggolongan Obat


termasuk Nutrisi dan Elektrolit

Poltekkes Kemenkes Kaltim


D-3 Keperawatan Tk. 1B
Cara
Penggolongan
Obat
Obat Bebas
1. Obat yang ditandai dengan lingkaran
Obat berwarna hijau dengan tepi lingkaran
berwarna hitam
Bebas 2. Obat bebas umumnya berupa suplemen
vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa
analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida
3. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di
Apotek, toko obat, toko kelontong, dan
warung
Obat Bebas
Terbatas
1. Merupakan obat yang ditandai dengan
lingkaran berwarna biru dengan tepi
Obat lingkaran berwarna hitam
2. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam
Bebas golongan ini antara lain obat batuk, obat
influenza, obat penghilang rasa sakit dan
Terbatas penurun panas pada saat demam
(analgetik-antipiretik), beberapa suplemen
vitamin dan mineral, obat-obat antiseptika,
dan obat tetes mata untuk iritasi ringan
Obat Keras
1. Merupakan obat yang pada kemasannya ditandai
dengan lingkaran yang didalamnya terdapat huruf
Obat K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran
yang berwarna hitam. Hanya bisa didapatkan
Keras dengan resep dokter.
2. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam
golongan ini antara lain obat jantung, obat darah
tinggi/hipertensi, obat darah rendah/antihipotensi,
obat diabetes, hormon, antibiotika, dan beberapa
obat ulkus lambung
Obat
Narkotika
1. Ditandai dengan lingkaran yang didalamnya
terdapat palang (+) berwarna merah
Obat 2. Dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
Narkotika mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan
3. Narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan
resep dokter asli (tidak dapat menggunakan
kopi resep)
Bagaimana

Cara Penamaan
Obat
Menggunakan
Bahasa Latin

Nama latin ditulis dalam bentuk Perhatikan contoh berikut:


1. Acetaminophenum
tunggal dan diperlukan sebagai
2. Acidum Ascorbicum
kata benda netral deklinasi 3. Aethambubutoli Hydrochloridum
kedua. Misal: Paracetamol 4. Isoniazidum
(Paracetamolum). 5. Pethdini Hydrochoridum
Menggunakan
Nama Generik

Nama generik adalah nama obat


Contohnya: Parasetamol,
yang sama dengan zat aktif
Antalgin, Asam Mefenamat,
berkhasiat yang dikandungnya,
Amoksisilin, Cefadroxyl,
sesuai nama resmi International
Loratadine, Ketoconazole,
Non Propietary Names yang telah
Acyclovir, dan lain-lain
di tetapkan dalam Farmakope
Indonesia.
Menggunakan
Nama Kimia

Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia yang


menggambarkan struktur molekulnya. Karena itu, nama
kimia obat biasanya amat kompleks sehingga tak mudah
diingat orang awam. Untuk kepentingan penelitian acapkali
nama kimia ini disingkat dengan kode tertentu, misalnya PH
131. Setelah obat itu dinyatakan aman dan bermanfaat
melalui uji klinis, barulah obat tersebut didaftarkan pada
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Menggunakan
Nama Paten/
Nama Dagang

Yang dimaksud obat paten/nama dagang adalah nama sediaan


obat yang diberikan oleh pabriknya dan terdaftar di departemen
kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai merek terdaftar. Dari
satu nama generik dapat diproduksi berbagai macam sediaan
obat dengan nama dagang yang berlainan, misalnya: Pehamoxil
(berisi: Amoxicillin), Diafac (berisi: metformin), dan lain-lain.
Golongan Obat:
Obat Saraf
Otonom
Pengertian: Cara Kerja: Obat otonom
Obat otonom yaitu obat-obat mempengaruhi transmisi
yang bekerja pada susunan neurohormonal dengan cara
syaraf otonom, mulai dari sel menghambat atau
syaraf sampai sel efektor. mengintensifkannya.
Golongan Obat
Saraf Otonom
Berdasarkan
Efeknya
Kolinergik atau
Parasimpatomimetik

Penggolongan Kolinergik:
Efek obat golongan ini 1. Ester kolin (asetil kolin, metakolin,
karbakol, betanekol)
menyerupai efek yang 2. Anti kolinestrase (eserin,
ditimbulkan oleh prostigmin, dilsopropil fluorofosfat)
aktivitas susunan saraf 3. Alkaloid tumbuhan (muskarin,
parasimpatis. pilokarpin, arekolin)
4. Obat kolinergik lain
(metoklopramid, sisaprid)
Simpatomimetik atau
Adrenergic

Obat-obat yang Penggolongan Adrenergik:


merangsang system syaraf 1. Katekolamin (Endogen:
simpatis, karena obat-obat epineprin, norepineprin dan
dopamine)
ini menyerupai 2. Sintetik: isoprotenol
neurotransmitter hidroklorida dan dobutamine)
(norepinafrin dan 3. Non katekolamin (fenileprin,
epinephrine). meteprotenol dan albuterol)
Parasimpatolitik atau
Antikolinergik

Penggolongan Obat Antikolinergik:


Obat-obat yang 1. Antikolinergik klasik (alkaloid
belladonna, atropine sulfat dan
menghambat kerja skopolamin)
asetilkolin dengan 2. Antikolinergik sintetik (Propantelin)
menempati reseptor- 3. Antikolinergik-antiparkisonisme
reseptor asetilkolin. (triheksifenidil hidroklorida,
prosiklidin, biperiden dan
benztropin)
Simpatolitik atau
Antiadrenergik

Obat-obat antiadrenergik
Berdasar tempat kerjanya,
umumnya menghambat efek
golongan obat ini dibagi atas
neurotransmitter adrenergic antagonis adrenoreseptor
dengan menempati reseptor (adrenoreseptor bloker) dan
alfa dan beta baik secara penghambat saraf
langsung maupun tidak adrenergic.
langsung.
Golongan Obat:
Obat Saraf
Pusat (SSP)
Sistem Klasifikasi Obat SSP
Perangsang sistem saraf pusat, Penekan sistem saraf
Syaraf Pusat pusat, Analgesik-Antipiretik, Anti konvulsi,
Psikofarmaka
Perangsang sistem
saraf pusat

Amfetamin Kafein
Indikasi: Narkolepsi, gangguan
Indikasi: Menghilangkan rasa
penurunan perhatian.
kantuk, menimbulkan daya pikir
Metilfenidat yang cepat, perangsang pusat
Indikasi: Depresi mental, pengobatan pernafasan dan fasomotor, untuk
keracunan depresan SSP, syndrom merangsang pernafasan pada
hiperkinetik pada anak. apnea bayi prematur.
Niketamid Dokspran
Indikasi: Merangsang pusat Indikasi: Perangsang pernafasan.
pernafasan.
Obat-Obat Penekan
Sistem Saraf Pusat (1)

Anestetik: Obat yang digunakan 2. Anestetik Umum: Obat yang


untuk menghilangkan rasa sakit dalam dapat menimbulkan suatu
bermacan-macam tindakan operasi. keadaan depresi pada
1. Anestetik Lokal: Obat yang pusat-pusat syaraf tertentu
merintangi secara reversible yang bersifat reversible,
penerusan impuls-impuls syaraf ke dimana seluruh perasaan
SSP (susunan syaraf pusat) pada dan kesadaran ditiadakan.
kegunaan lokal dengan demikian
dapat menghilangkan rasa nyeri,
gatal-gatal, panas atau dingin.
Obat-Obat Penekan
Sistem Saraf Pusat (2)

Obat Hipnotik dan Sedatif 2. Sedative: Obat obat yang


1. Hipnotik (Obat Tidur): Obat yang menimbulkan depresi
diberikan malam hari dalam dosis ringan pada SSP tanpa
terapi dapat mempertinggi menyebabkan tidur,
keinginan tubuh normal untuk tidur, dengan efek
mempermudah atau menenangkan dan
menyebabkan tidur. mencegah kejang-kejang.
Analgetik-antipiretik

Analgetik merupakan obat atau zat-zat yang mengurangi


atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut
Antipiretika.
Obat-Obat
Psikofarmaka

Obat Psikofarmaka: Obat yang 2. Obat yang menstimulasi


bekerja secara selektif pada susunan fungsi psikis terhadap
saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek susunan saraf pusat Anti
utama terhadap aktivitas mental dan Depresiva (Thimoleptika dan
perilaku, dan digunakan untuk terapi Thimeritika)
gangguan psikiatrik. Dibagi menjadi 3: 3. Psikostimulansia (Obat yang
1. Obat yang menekankan fungsi dapat mempertinggi inisiatif,
psikis terhadap susunan saraf kewaspadaan dan prestasi
pusat (Neuroleptika dan fisik dan mental)
Ataraktika/anksiolitika)
Obat Antikolvusi

Obat yang dapat menghentikan penyakit epilepsi


Golongan Obat:
Anestesi
Pengertian: Obat yang dapat Kebanyakan obat anestesi lokal
menimbulkan anestesia atau adalah derivat benzen sederhana
depresi di SSP yang bersifat yaitu, ester atau amida.
reversibel dimana seluruh
perasaan dan kesadaran
ditiadakan sehingga mirip
pingsan.
Golongan Obat:
Obat-Obatan
Cardiovaskuler
1. Obat-Obat Untuk 3. Antihipertensi
Gangguan Jantung Obat-obatan yang
Tiga kelompok obat jantung yaitu digunakan untuk mengobati
glikosida jantung, antiagina, dan hipertensi. Antihipertensi juga
antiaritmia. Obat-obat dalam diberikan pada individu yang
kelompok ini mengatur kontraksi memiliki resiko tinggi untuk
jantung, frekuensi, irama jantung, terjadinya penyakit
dan aliran darah ke miokardium kardiovaskular dan mereka
(otot jantung). yang beresiko terkena stroke
2. Diuretik maupun miokard infark.
Pembagian obat diuretik meliputi
diuretika golongan tiazid,
diuretika kuat, diuretik hemat
kalium, dan diuretik osmosis.
Golongan Obat:
Obat
Uterotoniuka
Uterotoniuka adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus.
Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan
persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post
partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
dan penanganan aktif pada Kala III persalinan. Uterotonik yang
bisa digunakan ada 3 macam, yaitu Oksitosin, Alkaloid Eregot,
Misoprostol atau prostagladin
Golongan Obat:
Hormon dan
Antagonisnya
Pengertian: Hormon adalah Analog hormon adalah zat sintetis
pembawa pesan kimiawi yang berkaitan dengan reseptor
antar sel atau antarkelompok hormon.
sel. Hormon berfungsi untuk Antagonis Hormon: Juga ada
memberikan sinyal ke sel beberapa obat atau zat kimia yang
target yang selanjutnya akan menghambat sintesis, sekresi
melakukan suatu tindakan maupun kerja hormon pada
atau aktivitas tertentu. reseptornya disebut antagonis
Hormon adalah zat kimiawi hormon.
yang dihasilkan tubuh secara
alami.
Golongan Obat:
Vaksin/Imunisasi
1. Vaksin adalah suatu bahan yang di yakini dapat melindungi
orang terhadap penyakit. Vaksin dibuat dari virus dan bakteri
pathogen yang di siapkan untuk di suntikan kedalam tubuh
sehingga dapat membantu memerangi penyakit yang lebih
ganas atau di dapat secara alami. Tujuan utama vaksin adalah
merangsang pembentukan antibody dengan konsentarasi yang
cukup tinggi untuk menghilangkan perjalanan pathogen,
sehingga mencegah mereka yang mendapat kan vaksinasi dari
tejangkitnya penyakit.
2. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila
kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit

Anda mungkin juga menyukai