Anda di halaman 1dari 33

Anti EPILEPSI

Pengertian
 Kondisi neurologis yang dikarakterisir dengan
kekambuhan kejang tak beralasan yang dapat
dipicu oleh berbagai penyebab tertentu.
 Serangan kejang pada epilepsy disebabkan oleh
muatan listrik abnormal dari neuron-neuron
serebral, dan ditandai dengan hilangnya atau
terganggunya kesadaran dan biasanya disertai
dengan kejang (reaksi motorik abnormal).
Diagnosa
 Elektroensefalogram (EEG), adalah alat yang berguna
untuk mendiagnosis epilepsy.
 EEG mencatat muatan listrik abnormal dari korteks
serebri.
 50% dari semua kasus epilepsy dianggap bersifat primer,
atau idiopatik (tidak diketahui sebabnya), dan 50% lagi
sekunder akibat trauma, anoksia otak, infeksi, atau
gangguan pembuluh darah otak (CVA = cerebrovascular
accident, atau stroke).
Klasifikasi serangan kejang
 Ada berbagai jenis dan nama untuk serangan
kejang, seperti grand-mal, petit-mal dan
psikomotor.
 Klasifikasi internasional dari serangan kejang
ada dua : serangan kejang umum dan parsial.
 Seseorang dapat memiliki lebih dari satu
serangan kejang.
Kejang parsial
Mekanisme terjadinya kejang
epilepsi dan kerja obat antiepilepsi
(OAE)
Konvulsi terjadi akibat naiknya keterangsangan neuron
karena:
a.pengaruh pada pompa Na+-K+ akibat defisiensi energi
(hipoglikemia, hipoksia, inhibitor enzim);
b.turunnya potensial membran akibat gangguan elektrolit;
c.depolarisasi membran sel akibat: naiknya neurotransmitter
eksitasi atau turunnya neurotransmiter inhibisi atau
gagalnya sinaps inhibitorik;
d. kerusakan mekanik: trauma kepala, luka lahir,
tumor serebri, vaskular tidak normal;
e. infeksi SSP: meningitis, ensefalitis-herpes;
f. gejala putus obat: alkohol, antipsikotik, anti-
depresi, anti-epilepsi;
g. idiopatik (tidak diketahui sebabnya): tinggi
pada anak-anak.
Berdasarkan penyebab konvulsi tersebut di atas maka
mekanisme kerja obat antikonvulsi beserta contoh obatnya
adalah:
a.Inhibisi kanal Na+ pada sel akson: Fenitoin,
karbamazepin, valproat, danfelbamat.
b.Inhibisi kanal Ca++ tipe T pada neuron talamus (pace-
maker): Etosuksimid, valproate, dan klonazepam.
c.Peningkatan inhibisi GABA melalui :
d.langsung pada kompleks GABA dan kompleks Cl :
Benzodiazepin, barbiturate.
e.menghambat degradasi GABA (reuptake dan metabolisme):
Vigabatrin, Valproat, gabapentin.
d. Penurunan eksitasi glutamat melalui
blok reseptor NMDA (N-Metil-D-Aspartat):
Felbamat, valproate.
hambat pelepasan glutamate: Fenitoin,
lamotrigin, fenobarbital.
Obat-obat anti konvulsi

Ada banyak jenis antikonvulsi yang dipakai untuk


mengobati epilepsy, yaitu
Obat generasi pertama (obat klasik): fenitoin (hidantoin),
barbiturate dengan masa kerja panjang
(fenobarbital, mefobarbital, dan primidon), suksinimid
(etosuksimid), oksazolidon
(trimetadion), benzodiazepin diazepam, klonazepam),
karbamazepin, dan asam valproate
obat generasi ke-2: vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, felbamat,
tiagabin, topiramat,
dan zonisamida.
Obat generasi ke-2 umumnya tidak diberikan tunggal sebagai
monoterapi melainkan sebagai tambahan dalam kombinasi dengan
obat-obat klasik.
Antikonvulsi biasanya dipakai seumur hidup.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menghentikan antikonvulsi
jika dalam 3-5 tahun terakhir tidak lagi terjadi serangan kejang
Berdasarkan mekanisme kerja obat
anti konvulsi
1. Obat Inhibisi kanal Na+:
 Inaktivasi kanal Na  menurunkan
kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
 Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin,
okskarbazepin, valproat
2. Obat yang meningkatkan inhibisi GABA:
 agonis reseptor GABA  meningkatkan inhibisi
dg mengaktifkan kerja reseptor GABA 
contoh: benzodiazepin, barbiturat
 menghambat GABA transaminase  konsentrasi
GABA meningkat  contoh: Vigabatrin
 menghambat GABA transporter  memperlama
aksi GABA  contoh: Tiagabin
 meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan
cerebrospinal pasien  mungkin dg
menstimulasi pelepasan GABA dari non-
vesikular pool  contoh: Gabapentin
3. Obat inhibisi kanal Ca2+:
 Inaktivasi kanal Ca  menurunkan serangan
kejang.
 Contoh: etosuksimid
 Efek terhadap kehamilan: Asam valproat,
karbamazepin, fenitoin, dan fenobarbital,
menghambat resorpsi asam folat dan menginduksi enzim
ad ekskresi folat meningkat sehingga menyebabkan
spina bifida janin dan anemia makrositer.
 Interaksi obat: Fenitoin, fenobarbital, primidon,
karbamazepin saling menurunkan kadarnya dalam
darah karena peningkatan ekskresi. Selain itu, karena
bersifat auto induksi enzim pemetabolisme maka
menurunkan kadar anti-konseptika, antikoagulansia, zat
steroida, asetosal.
Profil obat
 Karbamazepin (carbamazepin)
Dimetabolisme di liver carbamazepin – 10, 11 –
epoxide (metabolit aktif) 
Indikasi : Antikonvulsan
Efek Samping : mual, bingung, mengantuk,
pandangan kabur, ataksia
Efek Samping jarang : agranulositosis
 Fenitoin
Terhidroksilasi di liver mell sistem penjenuhan
enzim,
kecepatan metabolisme bervariasi antar individu
Efek Samping : mual, muntah, ngantuk, sakit kepala,
hipertrofi gusi, jerawat, kulit berlemak, gambaran
muka kasar dan hirsutism (rambut tumbuh lebat)
 Lamotrigin
Dapat digunakan dlm btk tunggal, spt fenitoin
dg Efek Samping kurang
Efek Samping : pandangan kabur, bingung,
mengantuk
Reaksi kulit serius terutama pd anak kecil
 Fenobarbital
Kmk sama efektifnya dg karbamazepin & fenitoin pd
pengobatan kejang tonik-klonik dan parsial, ttp ES
sedatif lebih besar
Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan
withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus.
Efek Samping : simptom serebral (sedasi, ataksia,
nistagmus), mengantuk (pd dws), dan hiperkinesia
pd anak2
 Vigabatrin, gabapentin, dan topiramat
Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi
yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lain
Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt
mengurangi daerah pandang (visual fields)
Gabapentin & karbamazepin juga digunakan utk
mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing)
yg krg berespon thdp analgesik konvensional
Ethosuximide
Hanya efektif pd pengobatan kejang mioklonik
(tanpa efek kehilangan kesadaran)
Valproat
Keuntungan : risiko sedatif kurang, spektrum
aktivitas luas & ES mual, peningkatan BB,
perdarahan & rambut rontok relatif kecil
Kerugian utama : kadang respon idiosinkratik
menyebabkan toksisitas hepatik parah / fatal
Benzodiazepin : Clonazepam
Antikonvulsan poten, efektif pd absences, tonic-
clonic seizures & myoclonic seizures
Bersifat sedatif dan toleransi kuat dimana tjd
pada pemberian oral yg lama
Pemberian obat antiepilepsi pada
anak
 Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi,
faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering
mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi
 Pengaruh beberapa obat antiepilepsi :
 Fenobarbital →hiperaktif
 Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental
dan penurunan kemampuan membaca
 Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan
 Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik
Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut
usia
 Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai,
polifarmasi yg menyebabkan interaksi obat, perubahan
fisiologi tubuh (absorpsi obat, ikatan protein,
metabolisme dan eliminasi obat)
 Prinsip terapi : dosis tunggal atau dua kali sehari, tidak
ada efek samping atau minimal, tidak ada interaksi obat
atau minimal, ikatan protein rendah, farmakokinetik
linier, tidak berpotensi reaksi alergi atau idiosinkrasi,
dan ada ketersediaan dlm bentuk parenteral
Pertimb pemakaian pd wanita
 Estrogen menghambat reseptor GABA,
mempotensiasi aktivitas glutaminergik
 Progesteron efeknya berlawanan dg estrogen dan
mempotensiasi aktivitas reseptor GABA &
mengurangi kec neuronal discharge
 Obat2 antiepilepsi terutama induser enzim metab
hepatik juga pengaruhi hormon dg peningkatan metab
hormon steroid & menginduksi produksi hormon seks
terikat globulin shg menyebabkan penurunan fraksi
hormon steroid yg tak terikat (unbond)  mengurangi
efikasi hormon
KIE pada wanita epilepsi yg hamil
 Intake asam folat (~0,4 – 1 mg/hari) pd
prenatalmencegah efek teratogenik
 Obat antiepilepsi secara monoterapi, dosis serendah
mgk mengurangi efek teratogenik
 Obat2 antiepilepsi yg lebih baru punya efek
teratogenik <
 Pemberian vit K pd bulan terakhir kehamilan dg dosis
10 mg oral setiap hari mencegah koagulopati
KIE pada ibu menyusui
 Meski distribusi obat antiepilepsi dilaporkan
rendah pada air susu, namun perlu
diperhatikan efek pada bayi (sedasi,
iritabilitas, poor feeding) terutama pada
pemakaian barbiturat & benzodiazepin
selesai

Anda mungkin juga menyukai