Pertemuan ke-dua
Senin,
17.02.2014
Pendahuluan
Peran Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat reaktif
dan unik.
Selain merupakan solven universal, air terlibat
dalam berbagai reaksi, sehingga berperan bukan
hanya sebagai medium inert.
Solubilitas, aktivitas permukaan, ikatan hidrogen,
ikatan hidrofobik, ionisasi, keasaman dan efek
solvasi pada konformasi makromolekul, semuanya
melibatkan air.
Struktur Air
Struktur air merupakan
konsekuensi dari sifat unik dan
tak biasa dari molekul H2O.
Sudut ikatan H-O-H (104,5o)
menyebabkan air sangat polar.
Struktur Air
Karena molekulnya tidak linear, air memiliki momen
dipole.
Muatan parsial positif dan negatif dari satu molekul
air akan secara elektrostatik berikatan dengan
lawannya di molekul air yang lain membentuk
ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen juga
terjadi antara molekul air
dengan gugus hidroksil,
karbonil dan amino (-OH,
C=O, NH)
Struktur Air
Gugus fungsi polar (ex. aldehid, keton, amina)
memiliki pasangan elektron bebas dan mudah
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Senyawa dengan gugus-gugus fungsi tsb,
kelarutannya dalam air tergantung proporsi
bagian polar dan nonpolar dalam molekulnya.
Solut dapat menyebabkan perubahan sifat air
karena amplop hidrat (yang terbentuk di
sekitar ion solut) lebih stabil drpd kluster air
bebas.
Struktur Air
Sifat larutan (titik beku, titik didih, tekanan
osmotikm dll) tergantung dari konsentrasi solut,
dan berbeda dari sifat air murni.
Interaksi antara solut dengan fase padat (ex.
obat dengan reseptor lipoprotein) melibatkan
air.
Amplop hidrat ini akan terbentuk atau dirusak
dalam interaksi di atas dan berkontribusi
terhadap perubahan konformasi makromolekul
reseptor obat.
2. KELARUTAN / SOLUBILITAS
Air adalah kandungan terbesar dalam tubuh
manusia semua reaksi biokimia berdasar
pada molekul kecil terlarut dalam fase air atau
makromolekul terdispersi dalam fase air
(biasanya keduanya).
Sebaliknya struktur non-air penting
dari sel (membran plasma,
organela membran) adalah lipid
alami dan bersifat melarutkan
molekul hidrofobik nonpolar.
Ikatan hidrogen:
3. KOEFISIEN PARTISI
Koefisien Partisi (P) didefinisikan sebagai konstanta
keseimbangan antara konsentrasi obat dalam dua
fase (lipid dan air)
[obat]lipid
P=
[obat]air
Nilai P ditentukan secara in vitro dengan model noktanol untuk fase lipid dan larutan bufer pH 7,4
untuk fase air.
KOEFISIEN PARTISI
Koefisien Partisi (P atau log P) mempengaruhi
karakteristik transport obat selama fase
farmakokinetika mempengaruhi cara obat
mencapai sisi aktif dari tempat administrasi.
Obat didistribusikan dalam darah, tapi harus
berpenetrasi menembus berbagai barier untuk
mencapai sisi aktifnya. P menentukan jaringan
mana yang dicapai oleh obat, di mana obat akan
terikat, dll.
4. AKTIVITAS PERMUKAAN
Walaupun kemampuan menembus membran
penting, aktivitas biologi juga bisa dipengaruhi
oleh aktivitas permukaan.
Reaksi farmakologi bisa terjadi di permukaan
biologis atau antarmuka.
Energi pada permukaan sangat berbeda dengan
dalam larutan karena adanya gaya intermolekular
khusus.
Stereoisomer
Stereoisomer
Sepasang enantiomer bisa bersifat antagonis,
dimana perbedaan aktivitas disebabkan oleh
perbedaan sifat pengikatan. Antagonis umumnya
berikatan lebih kuat dibanding agonis. Enantiomer
yang kurang aktif sulit untuk menggeser ikatan
enantiomer pasangannya dari reseptor.
Diastereomer: mempunyai 2 pusat kiral, umumnya
aktif hanya pada 1 konfigurasi. Tidak seperti
enantiomer yg sifat fisikokimianya identik,
masing2 diastereomer menunjukkan ADME
berbeda.