Sifat Gugus
Kuat -OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H
-OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2,
Hidrofilik* Sedang -NHR, -NR2, -CN, -CNS, -COOH, -COOR,
-OPO3H2, -OS2O2H
Ikatan tak jenuh -C=CH, -CH=CH2
Rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril,
Lipofilik
hidrokarbon polisiklik
P
[kloroform/air]
Log kelarutan
[x10-6 g/L]
Penjelasan:
▪ Senyawa di bawah garis kejenuhan menunjukkan
bahwa pada kadar tersebut larutan jenuhnya dapat
menyebabkan efek antibakteri
▪ Di atas garis kejenuhan senyawa tersebut tidak
mempunyai kelarutan yang cukup untuk memberi efek
antibakteri
▪ Titik potong antara garis aktivitas senyawa seri homolog
dan garis kejenuhan tergantung pada daya tahan bakteri
▪ Bakteri yg lebih kebal (resisten) membutuhkan kadar
lebih tinggi untuk membunuhnya, sehingga titik potong
terjadi lebih awal
Gram positif vs Gram negatif
Jumlah atom C
Alkohol bercabang:
Koefisien Pada
fenol Aktivitas maksimum Staphylococcus
(4-n-heksilresorsinol) aureus,
aktivitas
maksimum
pada jumlah
atom C=9
H. H. Meyer
(1853 –1939)
Postulat Overton dan Meyer (1898):
Jumlah atom C
Aktivitas termodinamik
▪ Ferguson (1939) →
potensi obat berstruktur
tidak spesifik tergantung
dari aktivitas
termodinamik senyawa
▪ Kadar obat untuk
menimbulkan efek
ditentukan oleh
keseimbangan
distribusi pada fase A. Cairan ekstra sel (fasa eksternal)
B. Cairan dalam sel (biofase)
eksternal dan biofase. C. Inti sel
Aktivitas termodinamik
Senyawa Berstruktur
Tidak Spesifik
Senyawa Berstruktur
Spesifik
Senyawa berstruktur tidak spesifik
Senyawa Kolinergik
Sedikit perubahan struktur dapat
mempengaruhi aktivitas biologis
Turunan Feniletilamin
Sedikit perubahan struktur dapat
mempengaruhi aktivitas biologis
Turunan Pirimidin
Contoh obat berstruktur spesifik