CH2NH-R
Hubungan Struktur, Aspek Stereokimia
terhadap Aktivitas Biologis Obat
Pendahuluan
• Stereokimia merupakan salah satu faktor penting
dalam aktivitas biologis obat
• Faktor sterik molekul obat vs sisi reseptor menentukan
efisiensi interaksi obat-reseptor
• Untuk berinteraksi maka molekul obat harus memiliki
struktur dengan derajad spesifisitas yang tinggi
• Aktivitas obat tergantung pada
- Stereokimia molekul obat
- Jarak antar atom atau gugus
- Distribusi elektronik dan konfigurasi molekul
Modifikasi Isosterisme
• Isosterisme merupakan gambaran dari seleksi bagian
struktur karena karakteristik sterik, elektronik, dan sifat
kelarutannya.
• Oleh Langmunir (1919) mencari hubungan antara sifat
fisik molekul yang bukan isomer.
• Isosteris adalah senyawa, kelompok atom, radikal atau
molekul yang memiliki jumlah dan pengaturan elektron
sama, bersifat isoelektrik dan memiliki sifat kimia atau
fisika yang mirip karena memiliki persamaan ukuran,
elektronegatifitas atau stereokimia
• Ex. Molekul N2 dan CO memiliki total elektron = 14,
sama-sama tidak bermuatan dengan menunjukan sifat
fisik relatif sama yaitu kekentalan, kerapatan, indeks
refraksi, tetapan elektrik, dan kelarutan
• Ex. Pasangan isosterik yang memiliki sifat
sterik dan konfigurasi elektronik sama
- ion karboksilat dan ion sulfonamido
- gugus keton dan gugus sulfon
- gugus klorida dan gugus triflourometil
• Prinsip isosterisme digunakan untuk;
- Mengubah struktur senyawa sehingga
diperoleh aktivitas biologis yang dikehendaki
- Mengembangkan senyawa analog dengan
efek biologis lebih selektif
- Mengubah sruktur senyawa sehingga bersifat
antagonis terhadap normal metabolit
• Friedman (1951) memperkenalkan istilah
bioisosterisme, dimana idelnya melibatkan
pergantian gugus fungsi dalam struktur molekul
yang spesifik aktif dengan gugus lain, dimana
pergantian tersebut dapat menghasilkan senyawa
baru dan aktivitas biologis yang lebih baik.
• Klasifikasi bioisosterisme oleh Burger (1970)
1. Bioisosterisme klasik
2. Bioisosterisme nonklasik
• Klasifikasi bioisosterisme oleh Hansch
1. Isometrik bioisosterisme, dimana gugus yang
saling menggantikan memiliki persamaan
kualitatif dan kuantitatif yaitu memiliki tetapan
kimia fisika hampir sama memiliki respon biologis
yang serupa
R
R Log 1/C π σ
4-Cl 4,80 0,23 0,70
3-OC2H5 4,88 0,12 0,62
NH2 SO2NH
Karbakol
H2N
H2
S CH COOH C NH2
CH 2-Tenilalanin memiliki
CH2
Aktivitas antagonis biologis
COOH
Terhadap Fenilalanin
2-Tenilalanin Fenilalanin
O
O
C CH3
N C CH3
N
N
CH Aktivitas analgetik-antipiretik sama
N
CH3 N
H3C CH3
H3C
CH3
CH3
Perangsang sistem
N
Saraf Pusat
H2C (antidepresi)
HC
(H3C)2NH2CH2C
(H3C)2NH2CH2C
Imipramin Amitriptilin
(cincin dihidrobenzazepin) (cincin dibenzosikloheptadine)
O R R'
NH2 n - C4H9 : Karbutamid
HN C CH3 n - C4H9 : Tolbutamid
Cl n-C3H7 : Klorpropamid
R SO2 NH-R'
B C B A
Cis Trans
(Interaksi serasi) (Interaksi kurang serasi)
H2C
HO CH3 HO
tras-Dietilstilbestrol
OH OH
H3C
cis-Dietilstilbestrol
HO
Estradiol
• Senyawa Dietilstilbestrol dipengaruhi oleh
konformasi isomer trans-nya karena adanya
resonansi dan efek sterik yang minimal yang
mampu menahan agar kedua gugus fenol dan
gugus etil terletak pada bidang yang berlawanan.
• Pada senyawa estradiol memiliki jarak identitas
gugus fenol yang berjauhan. Senyawa ini menjadi
senyawa identitas/pembanding karena struktur
estradiol merupakan suatu hormon estrogen
sehingga keduanya mampu berinteraksi secara
serasi dengan reseptor estrogen.
Lanjutan
• Isomer Konformasi dan Aktivitas Biologis
C S
O OH O O
o
2,3 Ao NH 2,4 A
Asam p-aminobenzoat R
Turunan Sulfonamida
Hubungan Struktur, Sifat Kimia
Fisika dan Aktivitas Biologis
Ionisasi dan Aktivitas Biologis
• Obat yang aktif dalam Bentuk Tidak terionkan
Obat bekerja pada membran sel atau didalam
sel
• Cth Fenobarbital merupakan turunan asam
barbiturat, jika dalam bentuk tak terionkan
dapat menembus sawar darah otak dan
menimbulkan efek penekanan fungsi sistem
saraf pusat dan pernapasan
• Obat Aktif dalam Bentuk Ion
Beberapa obat menunjukkan aktivitas biologis
yang meningkat jika derajad ionisasinya
meningkat. Aktivitas biologis obat ini berada
pada luar sel
• Cth Sulfonamida dapat memberikan aktivitas
maksimum jika mengalami ionisasi sebesar
50% pada pka 6-8 karena bentuk ion kurang
lebih sama dengan bentuk non-ion sehingga
aktivitas antibakterinya maksimal
Pembentukan Khelat dan Aktivitas Biologis
• Kelat adalah senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi
senyawa yang mengandung gugus elektron donor dengan
ion logam, membentuk suatu struktur cincin
• Ex. Gugus amin primer, sekunder, dan tersier; gugus imin,
dan imin tersubstitusi; gugus karboksilat, fosfat dan
sulfonat.
• Ligan adalah senyawa yang dapat membentuk struktur
cincin dengan ion logam karena mengandung atom yang
bersifat elektron donor seperti atom N,S dan O
• Ex. Ligan dala sistem biologis asam amino, vitamin, basa
purin dan asam trikarboksilat
• Ex. Logam yang berperan dalam sistem biologis adalah Fe,
Mg, Cu, Mn, Co dan Zn.
Contoh kelat dalam sistem biologis
• Kelat yang mengandung logam Fe
enzim forfirin (ex. Katalase, peroksidese, sitokrom)
enzim non forforin (ex. Akonitase, aldolse dan feritin)
• Kelat yang mengandung logam Cu
enzim oksidase (as.askorbat oksidase, tirosinase, sitokrom
oksidase)
• Kelat yang mengandung logam Mg
enzim proteolitik, fosfatase dan karboksilase
• Kelat yang mengandung logam Mn
enzim oksaloasetat dekarboksilase, arginase, dan prolidase
• Kelat yang mengandung logam Zn
insulin, karbonik anhidrase, dan laktat dehidrogenase
• Kelat yang mengandung logam Co
vitamin B12 dan enzim karboksi peptidase
• Dimerkaprol
mengandung gugus sulfhidril (SH) yang
mampu berinteraksi dengan arsen organik
membentuk kelat yang mudah larut.
dimanfaatkan sebagai antidotum keracunan
arsen organik, logam Sb, Au dan Hg
HOH2C CH2OH
H2C CH
CH
SH + R + H2O
2HC S S
As O As R
SH
HOOC C
Cu+ CH CH3
NH2 NH2 S
SH S NH2
Cu2+
H3C CH H3C CH
Cu+
C COOH C COOH
NH2
S
CH3 CH3
H3C CH
C COOH
CH3
N C Cu+
N NH2