Oleh:
SRI DEVI S
Sifat hidrofilik atau lipofobik berhubungan dengan
kelarutan dalam air, sedang sifat lipofilik atau hidrofobik
berhubungan dengan kelarutan dalam lemak.
Gugus yang meningkatkan kelarutan molekul dalam air
gugus hidrofilik (polar),
dalam lemak gugus lipofilik (nonpolar).
SIFAT GUGUS
Hidrofilik Sedang -OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2, -NHR,
-
NR2, -CN, -CNS, -COOH, -COOR,
-OPO3H2, - OS2O2H
Ikatan takjenuh -C CH, -CH=CH2
n-Propil 13 15
Isopropil 7,3 13
Alil 7,6 12
n-Butil 17 37
Benzil 119 83
Hubungan Koefisien Partisi vs Efek Anestesi Sistemik
Overton dan Meyer (1899) tiga postulat yang berhubungan dengan
efek anestesi suatu senyawa (teori lemak), sbb.:
1.Senyawa kimia yang tidak reaktif dan mudah larut dalam
lemak, seperti eter, hidrokarbon dan hidrokarbon
terhalogenasi, dapat memberikan efek narkosis pada jaringan
hidup sesuai dengan kemampuannya untuk terdistribusi ke dalam
jaringan sel.
2.Efek terlihat jelas terutama pada sel-sel yang banyak
mengandung lemak, seperti sel saraf.
3.Efisiensi anestesi tergantung pada koefisien partisi (P) lemak/air
atau distribusi senyawa dalam fasa lemak dan fasa air jaringan.
ada hubungan antara aktivitas anestesi dengan P lemak/air.
•Hanya mengemukakan afinitas suatu senyawa terhadap tempat aksi
dan tidak menunjukkan mekanisme kerja biologisnya
•Tidak dapat menjelaskan mengapa suatu senyawa yang mempunyai
P lemak/air tinggi tidak selalu menimbulkan efek anestesi.
Model kerja obat Senyawa berstruktur tidak
spesifik dan Senyawa berstruktur spesifik.
Karakteristik :
1.Efektif pada kadar rendah.
2.Melibatkan kesetimbangan obat dalam biofasa dan fasa
eksternal, pada keadaan ini aktivitas biologis maksimal.
3.Melibatkan ikatan kimia yang lebih kuat dibanding
senyawa berstruktur tidak spesifik.
4.Sifat fisik dan kimia berperan dalam menentukan efek biologis.
5.Mempunyai struktur dasar karakteristik yang
bertanggung jawab terhadap efek biologis senyawa analog.
Sedikit perubahan struktur dapat mempengaruhi
aktivitas biologis obat
O
+
R C O CH 2 CH 2N (CH 3 )3
Senyawa kolinergik R
CH 3 : Asetilkolin - kolinergik, masa kerja pendek NH
2 : Karbamilkolin - kolinergik, masa kerja panjang
HO CH CH2NH R
OH
Turunan feniletilamin HO
R
CH 3 : Epinefrin - menaikkan tekanan darah
CH(CH 3 )2: Isoproterenol - menurunkan tekanan darah
OH R
R
N CH 3 : Timin
Turunan pirimidin F
- metabolit normal
HO : 5-Fluorourasil - antimetabolit
Pada obat tertentu struktur berbeda, efek farmakologis sama, dan
perubahan sedikit struktur tidak mempengaruhi efek.
Contoh : obat diuretik struktur kimia bervariasi (turunan merkuri
organik, turunan sulfamid, turunan tiazid, dan spironolakton)
masing- masing turunan mempengaruhi proses biokimia yang
berbeda mekanisme aksi diuretiknya berbeda.
H3 COCHN S S O 2 NH2
OCH3
H2NCONHCH2 CH CH2 Hg . Cl N N
Klormerodrin Asetazolamid
CH3
H O
N
Cl
CH3
NH
H2 NO 2 S S
O2
O SCOCH3
Hidroklorotiazid Spironol
(Menghambat reabsorpsi Na di ginjal) akton (