SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB : Rektor Universitas Bandar Lampung
Email : jtsipil@ubl.ac.id
ALAMAT REDAKSI : Jl. Hi. Z.A. PAGAR ALAM NO. 26 BANDAR LAMPUNG - 35142
Telp. 0721-701979 Fax. 0721 – 701467
Penerbit
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung
Jurnal Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
pada bulan Oktober dan bulan April
Jurnal Teknik Sipil UBL
Volume 4, Nomor 1, April 2013 ISSN 2087-2860
DAFTAR ISI
Susunan Redaksi .......................................................................................................... ii
A. Ikhsan Karim
Dosen tetap jurusan Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton
bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang
digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama
diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing
ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah
adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda
penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model
benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur
balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban
mempunyai arah dan besar tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian
dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan
sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.
V
Pd = {P + 0,01 P [( ) − 5]}
1,6
(rumus “Beam On Elastic Foundation”)
Dimana:
M = Titik tengah wesel
= Titik potong antara sumbu lurus
dengan sumbu sepur belok.
A = Permulaan wesel
= Tempat sambungan rel lantak
dengan rel biasa.
Jarak dari A ke ujung lidah
biasanya kira-kira 1000 mm. Gambar 2.6.6.a Panjang Jarum Wesel
B = Akhir wesel
=Sisi belakang jarum Pada lidah berputar, panjang
n =Nomor wesel. lidah ditentukan oleh besar sudut
tumpuli (B), LEBAR KEPALA REL
Gambar-gambar dihalaman berikut (B) dan jarak dari akar lidah ke rel
memperlihatkan bagan ukuran wesel lantak (Y). Panjang lidah (t)
biasa. ditentukan oleh persamaan:
Dimana :
2.7 Rel
Bagian konstruksi jalan kereta api yang
paling atas adalah rel. Dimana rel
merupakan batang baja yang dipasang
sejajar satu sama lain dan ditumpu oleh
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 411
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
pada rel yang terletak pada kiri
dan kanan sumbu sepur. Pada
sambungan las thermit
dipergunakan thermit yaitu suatu
campuran yang terdiri dari
Tabel 2.7.1 Penampang Rel aluminium dan oksida besi
Dengan sistim pembakaran
2.7.2 Jenis Rel Menurut Panjangnya campuran, campuran tersebut akan
Menurut panjangnya rel dibedakan menjadi oksida-aluminium dan
menjadi tiga jenis, yaitu : besi yang dapat menimbulkan
1. Rel standar adalah rel yang suhu 2000" - 3000UC. Produk las
panjangnya 25 m. thermit yang biasa digunakan
2. Rel pendek adalah rel yang adalah dari prancis dan Australia,
panjangnya maksimal 100 m. sedangkan buatan India jarang
3. Rel panjang adalah rel yang difanakan karna mutunya kurang
panjangnya tercantum baik.
minimumnya tercantum pada tabel
dibawah ini. Pada sambungan rel yang
Tabel 2.7.2. Panjang Minimum Rel Panjang
akan di las, permukaannya harus
dibersikan terlebih dahulu denga
sikat kawat atau amplas, sehingga
bersi dari karat. Setelah itu dibuat
sedemikian rupa (permukaannya
harus lurus satu dengan yang
lainnya), dengan volg atau celah
berkisar antara 18-26 mm,
2.7.3 Sambungan Rel tegantung spesifikasi bahan las
Sambungan rel adalah yang akan digunakan. Kemudian
konstruksi yang mengikat dua pada luar eelah dipasang loting
ujung rel sedemikian rupa sehingga (sejenis tanah liat dan pasir
operasi kereta api tetap aman dan kwarsa) sebagai mal sesaai
nyaman. Biasanya pada jenis rel dengan bentuk rel dan dipanasi
R. 41, R.42, dan R.54 dibuat dengan belender selama 3-5 menit
sambungan rel panjang menews sampai rel menjadi merah pijar.
dengan sislim sambungan metalis.
Sambungan metalis dapat Pada bagian atas celah telah
dibedakan dua jenis yaitu: disiapkan obat las dalam cairan dan
1. Sambungan dengan las thermit. dialirka diantara kedua ujung rel yang
2. Sambungan dengan las listrik. akan disambung. Dengan demikian rel
menyambung dan cairan tadi akan
Pada konstruksi emplasemen, menjadi satu (monolit) dengan kedua
sistim penyambungan yang ujung rel yang disambung selama
digunakan adalah sistim pembekuan. Rel yang dalam keadaan
penyambungan denfpn panas tidak boleh disiram dengan air
menggunakan las, yaitu dengpn karena akan mengurangi kekuatan
menggunakan las thermit. Begitu sambungan. Setelah masa
juga pada konstruksi perencanaan pendinginan selama 30 menit
emplasemen Bekri,penyambungan biasanya jalan rel sudah siap untuk
yang dipakai adalah sistim digunakan.
penyambungan dengpn sistim las Sambungan rel, ditinjau dari
thermit. Pengelasan dilakukan kedudukannya terhadap bantalan
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 412
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
dibedakan atas dua macam, yaitu bergeser terhadap gelagar
sambungan melayang dan sambungan pemikulnya. Yang dimaksud
menumpu, seperti tertera pada gambar dengan gelagar pemikul adalah
di bawah ini. bagian dari konstruksi jembatan
dimana bantalan menumpu secara
langsung .
c. Jika digunakan rel setandar atau
rel pendek, letak sambungan rel
harus berada diluar pangkal
jembatan.
d. Jika digunakan rel panjang, jarak
antara ujung jembatan dengan
Gambar 2.7.3.a. Sambungan melayang sambungan rel, minimal harus
sama dengan panjang daerah muai
rel itu, seperti pada gambar
dibawah ini.
2.7.4 Celah
Di sambungan rel harus ada
Gambar 2.7.3.c. Sambungan siku celah untuk menampung
timbulnya perubahan panjang rel
akibat perubahan suhu. Besar
celah ini ditentukan sebagai
berikut:
1. Untuk semua type rel, besar
Gambar 2.7.3.d. Sambungan selang seling celah pada sambungan rel
standar dan rel pendek
tercantum pada tabel 3.7.4.a
Sambungan rel berada di dibawah ini.
jembatan maka : 2. Pada sambungan rel panjang,
a. Didalam daerah bentang jembatan besar celah dipengaruhi juga
harus diusahakan agar tidak ada oleh type rel dan jenis
sambungan rel. bantalan.
b. Rel dengan bantalann sebagai a. Untuk sambungan rel
suatu kesatuan harus dapat
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 413
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
panjang pada bantalan kayu,
besar celah tercantum pada
tabel 2.7.4.b.
b. Untuk sambungan rel
panjang pada bantalan
beton, besar celah tercantum
pada tabel 2.7.4.c.
Kecepatan Maksimal :
2.7.6 Pelat Penyambung
Vmaks = 4,3 . R
Sepasang pelat penyambung
= 4,3 . 488
harus sama panjang dan
= 94,99 km/jam
mempunyai ukuran yang sama.
Namun kecepatan yang dipakai
Bidang singgung antara pelat
adalah V = 45 km/jam.
penyambung dengan sisi bawah
kepala rel dan sisi atas kaki rel
harus sesuai kemiringannya, agar Panjang lengkung peralihan
didapat bidang geser yang cukup (PLA):
Kemiringan tepi bawah kepala rel
dan tepi atas rel tercantum pada 60 . V 3 60 . 453
L= = = 11,204 𝑚
tabel 2.7.6. R 488
Panjang Y2
𝐋𝟐 (11,204)2
𝐘𝟐 = = = 0,043 m
𝟔. 𝐑 6.488
= 231279 mm
Ru =231270 mm
𝐤+𝐰
Panjang lidah, 𝐭 = 𝐒 − 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛃 − 𝐏 . 𝐬𝐢𝐧 𝛂
𝐬𝐢𝐧 𝛃
𝐑𝐮 =
𝐜𝐨𝐬 𝛃 − 𝐜𝐨𝐬 𝛂
Dimana :
k = Lebar kepala rel = 27,2 mm 1067 − 9200 . 0,013332 − 2000 . 0,082046
=
w = Jarak akar lidah ke rel lantak 0,999911 − 0,996546
= 231279 mm
Untuk lebar sepur (S) = 1067 mm dengan
pelebaran di ujung lidah ditambah 3 mm, d. Perhitungan Panjang (l)
maka akan didapat : l = BC’ + D’E + DD” – CC”
= t cos + p cos + Ru (sin - sin )
w = (1067 – (1000 = 20) +3) = 50 mm = 9200 . 0,999911 + 2000 . 0,996546 + 2312793 (0,083046
– 0,013332)
= 27316 mm
Maka panjang lidah,
72,2 + 50 Jarak A – B diambil 1,5 x jarak bantalan
t= = 9116 mm
0,013332 biasa.
= 16145 mm Rt = Ru - St
= 231279 - 1070
= 230209 mm
f. Perhitungan Panjang Bagian Dalam
Sepur Belok : Ri = Ru - Sb
=231279 - 1078,5
( St, Sb, Rt, Ri, Rp ) = 230200,5 mm
St = S + Vt
Sb = S + Vb Rp = Ru - S
= 231279 - 1067
Dimana : = 230212 mm
S = Lebar sepur normal, S = 1067 mm
St = Lebar sepur pada lidah g. Perhitungan Panjang Kaki – kaki
Sb = Lebar sepur pada busur Bagian Dalam :
Vt = Pelebaran sepur pada lidah,
Vt =3 mm ( HK, RN, NO, PQ )
Vb = Pelebaran sepur pada busur
𝐒𝐭 − 𝐒 𝐜𝐨𝐬 𝛃
𝐇𝐊 = 𝐀𝐁 −
𝐬𝐢𝐧 𝛃
1070 − 1067 . 0,999911
HK = 900 −
0,013332
= 668 mm
Dimana : = 9418 mm
d = Jarak gandar, d = 3000 mm
R = Jari - jari luar
e = Kelonggaran antara roda dengan 𝐍𝐎 = √( 𝐑𝐢 + 𝐑𝐭)(𝐕𝐛 + 𝐕𝐭)
rel = 8 mm NO = √(230200,5 + 230209)(11,5 − 3)
= 1979 mm
𝟑𝟎𝟎𝟎
𝐏𝐐 = √(𝐑𝐢 + 𝐑𝐩). 𝐕𝐛
Jadi, 𝐕𝐛 = 𝟐 .𝟐𝟑𝟏𝟐𝟕𝟗
− 𝟖 PQ = √(230200,5 + 23012). 11,5
= 1696 mm
𝐏
𝛕𝛅 =
𝑅𝑖 230200,5 𝐅
b. cos 𝛿 = 𝑅𝑝
= 230212
= 0,999950
Dimana :
= arc cos 0,999950 P = Tekanan Gandar
F = luas daerah bantalan
= 034’22,66”
Pada kedalaman di diagram tegangan
dasar balas seperti terlihat pada gambar,
i. Perhitungan Lengkung OP : dimana tegangan maksimumnya masih
sebesar τδ kg/cm2, sampai dengan
𝜶−𝜷−𝜹−𝝉 kedalaman d2 tegangannya yang mempunyai
𝑶𝑷 = 𝒙 𝟐𝝅 . 𝑹𝒊 nilai maksimum masih tetap sebesar τδ
𝟑𝟔𝟎°
kg/cm2. Pada kedalaman yang lebih dalam
4°45′ 11 - 0°45'50 − 0°29′34,36" − 0°34′22,36"
= dari pada d2 maka tegangannya akan
360°
berkurang, sehingga pada kedalaman d3
= 144565914 tegangannya menjadi sebesar τδ kg/cm2.
= 16396 mm
( c + b ) . τ = b . τδ
4.3. Perhitungan Balas
Tebal alas bate tergantung pada tanah 𝒃
dasarnya yaitu tubuh jalan, tekanan gandar 𝝉= 𝒃+𝒄
𝒙 𝝉𝜹
dan kecepatan kereta api serta jenis bahan
balas itu sendiri. Disini direncanakan bahan 𝒅𝟐
𝝉= 𝒙 𝝉𝜹
balas untuk lapisan bawah dipakai pasir 𝒅𝟑
sungai dan untuk lapisan atas dipakai kricak.
Pelimpahan tekanan yang ditimbulkan oleh Data - data untuk perhitungan :
kereta api, dari bantalan kepada tubuh jalan Tekanan gandar, P = 18 ton = 18000 kg.
melalui balas, berlangsung membentuk Kecepatan kereta, V = 100 km/jam
sudut 60 ke arah melintang bantalan. Ukuran lebar bantalan, b = 24 cm.
Penyebaran tekanan tersebut seperti pada Ukuran panjang bantalan, L = 200 cm.
gambar di bawah ini.
𝐕𝟐
𝐊=𝟏+
𝟑𝟎𝟎𝟎𝟎
Di mana :
K = Koefisien kejut
V = Kecepatan kereta api (km/jam)
V2
Jadi, K = 1 + 30000
= 1,33
P’ = P . K
= 18000 x 1,33
= 23940 kg
Gambar 3.4. Perhitungan Balast
4.2 Saran
1. Balas harus merupakan batu pecah, yang
mempunyai kekerasan sangat tinggi,
bersisi kasar, tidak mengandung
pelapukan dan tidak mengandung bahan
yang merugikan. Ukuran balas batu
pecah usahakan 2-6 cm, dan berat jenis.
2500 kg/m3.