Anda di halaman 1dari 26

ISSN 2087-2860

SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB : Rektor Universitas Bandar Lampung

KETUA DEWAN PENYUNTING : IR. LILIES WIDOJOKO, MT

DEWAN PENYUNTING : DR. IR. ANTONIUS, MT (Univ. Sultan Agung Semarang)


: DR. IR. NUROJI, MT (Univ. Diponegoro)
: DR. IR. FIRDAUS, MT (Univ. Sriwijaya)
: DR. IR. Hery Riyanto, MT (Univ. Bandar Lampung)
: APRIZAL, ST., MT (Univ. Bandar Lampung)

DESAIN VISUAL DAN EDITOR : FRITZ AKHMAD NUZIR, ST., MA(LA)

SEKRETARIAT DAN SIRKULASI : IB. ILHAM MALIK, ST, SUROTO ADI

Email : jtsipil@ubl.ac.id

ALAMAT REDAKSI : Jl. Hi. Z.A. PAGAR ALAM NO. 26 BANDAR LAMPUNG - 35142
Telp. 0721-701979 Fax. 0721 – 701467

Penerbit
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung

Jurnal Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
pada bulan Oktober dan bulan April
Jurnal Teknik Sipil UBL
Volume 4, Nomor 1, April 2013 ISSN 2087-2860

DAFTAR ISI
Susunan Redaksi .......................................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

1. Pengaruh Kadar Air Dalam Agregat Terhadap Stabilitas Beton Aspal


Hery Riyanto ....................................................................................................... 378-386
2. Pengendalian Arus Lalu Lintas Di Persimpangan Jalan Jendral Sudirman - Jalan
Soekarno Hatta Kota Metro
Juniardi................................................................................................................ 387-398
3. Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi
A Ikhsan Karim ................................................................................................... 399-420
4. Studi Perubahan Rute Angkutan Kota Tanjung Karang - Teluk Betung
Yulfriwini ............................................................................................................ 421-441
5. Tinjauan PerencanaanPenampang Saluran Di Daerah Irigasi Way Bumi Agung
Kabupaten Lampung Utara
Any Nurhasanah.................................................................................................. 442-458
PERENCANAAN EMPLASEMEN BEKRY
SEPANJANG 1500 METER
LINTAS TANJUNG KARANG - KOTABUMI

A. Ikhsan Karim
Dosen tetap jurusan Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton
bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang
digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama
diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing
ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah
adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda
penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model
benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur
balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban
mempunyai arah dan besar tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian
dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan
sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.

I. PENDAHULUAN kereta api itu sendiri, sehingga untuk


1.1 Latar Belakang memenuhi kebutuhan akan penambahan
Aktifitas ekonomi dan industri Waktu Peredaran Gerbong (WPG) dan
khususnya industri perlambangan di waktu tempuh perjalanan keseta api
daerah Lampung berpengaruh pada khususnya untuk kereta api Babaranjang
masyarakat dan jasa tramsportasi. maka dibutuhkan adanya pembangunan
Sejalan dengan itu, kebutuhan suatu emplasemen jalan kereta api,
masyarakat akan pelayanan jasa dimana dengan adanya pembangunan
angkutan kereta api, baik untuk emplasemen Bekry ini, diharapkan
angkutan penumpang maupun angkutan kereta api dapat bersilang dengan aman,
barang meningkat pula. Peningkatan nyaman, dan lancar, khususnya antara
kebutuhan itu selanjutnya disertai lintas Tanjung Karang - Kota Bumi.
dengan peningkatan tuntutan akan
pelayanan yang baik. 1.2 Permasalahan
Kemajuan yang pesat dibidang
Pengoperasian transportasi jalan perkeretaapian karena perkembangan
kereta api sangat tergantung pada teknologi dan meningkatnya potensi
kondisi kesempurnaan sarananya, yaitu tuatu daerah telah meningkatkan potensi
jalan kereta api itu sendiri beserta suatu daerah telah meningkatkan pula
fasilitasnya, saputi jembatan, penggunanaan jalan kereta api,
terowongan, stasiun, dan emplasemen. umumnya di Indonesia dan khususnya
Peningkf|an kebutuhan dan tuntutan di daerah Sumatra selatan dan Lampung
akan transportasi jalan kereta api untuk lintas Tanjung Karang - Kota
tersebut, selanjutnya juga disertai Bumi. Kereta api eksploitasi Sumatera
dengan peningkatan arus lalu lintas Selatan selain sebagai alat angkutan
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 399
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
penumpang dan barang, juga digunakan juga untuk menjamin pengamanan
sebagai alat angkutan hasil tambang operasional kereta api.
yaitu batu bara. Dalam hal ini pada perencanaan
emplasemen Bekry hanya menghitung
Peningkatan penggunaan akan jasa satu tikungan pada KM 54 + 450 sampai
perkereta apian tersebut yang disertai KM 54 + 800. Dengan type rel yang
juga dengan kebutuhan penambahan digunakan R.42 dengan bantalan kayu
waktu peredaran gerbong dan waktu 165 meter dan bantalan beton 100
tempuh perjalanan teeta api, maka meter, R.50 dengan kayu 190 meter dan
dituntut adanya suatu lintasan yang bantalan beton 115 meter, R.54 dengan
dapat digunakan sebagai tempat bantalan kayu 200 meter dan bantalan
persilangan kereta api yang akan beton 125 meter, R. 60 dengan bantalan
melintasi lintasan itu, khususnya kapi 225 meter dan bantalan beton 140
lintasan Tanjung Karang - Kota Bumi. meter. Dengan demikian pada saat
kereta api bersilangan dalam keadaan
Untuk mengantisipasi penggunaan aman dan lancar.
jalan kereta api diatas dan untuk
memenuhi kebutuhan perjalanan kereta 1.4 Pembatasan Masalah
api yang nyaman, aman, dan lancar Untuk mengendalikan lingkup
maka dibutuhkan suatu pembangunan permasalahan dalam mencapai tujuan
lintasan jalan kereta api. dialas, maka permasalahan dibatasi
sehingga tidak keluar dari kerangka
1.3 Maksud dan Tujuan permasalahannya sebagai berikut:
Pengoperasian transportasi jalan - Pembahasan tentang struktur jalan
kereta api sangat tergantung pada emplasemen saja, sedangkan fasilitas
kondisi kesempurnaan sarananya, dalam pendukung lain seperti rumah sinyal
hal ini emplasemen kereta api tidak dibahas.
merupakan salah satu dari fasilitas dari - Pembahasan umum tentang
jalan kereta api tersebut. geometrik lintasan.
- Pembahasan hanya menyangkut
Emplasemen adalah bagian dari aspek teknis saja.
struktur jalan kereta api dan juga - Aspek biaya dalam perencanaan
merupakan salah satu dari fasilitas dari tidak dibahas.
jalan kereta api tersebut.
II. STRUKTUR JALAN
Emplasemen adalah bagian dari EMPLASEMEN
struktur jalan kereta api dan juga 2.1 Uraian umum
merupakan salah satu fasilitas jalan Seperti bangunan lainnya, struktur jalan
kereta api yang berada dalam satu jalur emplasemen merupakan juga bagiam dari
yang akan mengalami persilangan. struktur dari pada jalan kereta api.
Emplasemen ada dua jenis yaitu
Pembuatan emplasemen Bekry emplasemen langsir dan emplasemen depo
adalah untuk mendukung persilangan lokomotif emplasemen langsir adalah tempat
kereta api Babaranjang yang terdiri dari pengaturan gerbong atau kerata yang akan
2 lokomotif + 40 gerbong KKBW + 1 dikirim ke berbagai tempat, sedangkan
gerbong Cabose (± 1000 m), sehingga emplasemen depo lokomotif tempat
dapar bersilangan dengan aman perbaikan kereta peisimpang dan lokomotif.
(preipal) serta waktu tempuh perjalanan Jalan emplasemen atau jalan kereta api
kereta api Babaranjang yang dibagi atas dua bagian yaitu bagian atas dan
direncanakan terpenuhi (Waktu bagian bawah. Bagian atas jalan adalah
peredaran gerbong terpenuhi), selain itu bagian yang secara langsung menerima
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 400
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
beban bergerak yaitu kereta api, sedangkan api, oleh sebab itu tanah dasar harus
bagian bawah adalah tubuh bagian kereta api dipadatkan terlebih dahulu dengan
yang bisa terdiri dari tanah dasar, tanah asli, menggunakan roli wals hingga
atau tanah timbunan. mencapai kepadatan yang optimal.
Untuk mengetahui data tanah dan
Struktur jalan kerata api adalah jalan hasil pengetesan baik dilapangan alau
yang terdiri dari rel-rel yang disangga oleh di laboratorium, dapat dilihat pada
bantalan-bantalan, baik dari kayu, baja, atu lampiran data-data tanah terlampir
dari beton bertulang. Rel ditambat pada
bantalan-bantalan itu dengan paku rel (rail- 2.2.3 Tanah Timbunan
spikes), tirpon (serew-spikes) atau baut Penimbunan pada daerah yang
(bolt), secara langsung atau dengan rendah, dimana apabila tidak
perantara plat-plat jepit. Kedua rel dengan dilakukan penimbunan, jalan tersebut
bantalan-bantalannya kericak yang akan tergenang oleh air, atau
dinamakan alas balast. Tepi dari atas balast kelandaiannya tidak memenuhi syarat
rata dengan tepi atas bantalan. Dengan Selain daripada itu penimbunan juga
demikian bantalan serta rel-relnya tidak dilakukan pada perubahan landai yang
dapat menggeser kesamping atau kearah menimbulkan lengkung vertikal pada
memanjang, juga kokoh kedudukannya di titik patah perubahan landai tersebut
dalam balast. Di bawah alas balas adalah (sudah dibahas pada kelandaian).
badan jalan yang berbentuk seperti tanggul Pada proyek perencanaan
dan disebut tubuh jalan. Alas balast dan emplasemen Bekri, terjadi
tubuh jalan termasuk bagian bawah dari penimbunan. Sifat dari bahan
jalan kereta api. pembentuk badan jalan adalah harus
padat, matrialnya tidak mengembang
2.2 Perencanaan Tubuh Jalan Rel akibat pembahan kadar air , kadar air
2.2.1 Umum terlalu tinggi, kekuatan menahan
Dalam kontruksi jalan gesernya tinggi, kompresibilitas dan
emplasemen atau jalan kereta api , kapasitasnya cukup rendah adapun
lapisan yang paling bawah adalah seluruh persyaratan sesuai pada buku
merupakan tanah dasar, lapisan ini PD. 10 yang buktikan berdasarkan
juga disebut juga jalan tanah atau penyelidikan dilapangan maupun
tubuh jalan. Tubuh jalan kereta api berdasarkan pemeriksaan
adalah suatu komponen-komponen dilaboratorium dapat dilihat pada
struktur yang tebawa sebagai pondasi data-data tanah terlampir.
dari sistim struktur jalan kereta api,
matrialnya adalah tanah baik dalam 2.2.4 Tanah Timbunan
keadaan asli maupun buatan dan Penimbunan dilakukan pada
memberikan bentuk yang baik sebagai daerah yang rendah, dimana apabila
suatu struktur fungsi tubuh jalan tigak dilakukan penumbunan, jalan
adalah menerima dan menyangga tersebut akan tergenang oleh air, atau
beban merata yang diberikan lapisan kelandaianya tidak memenuhi syarat.
balast tanpa saling melemahkan Selain dari pada itu penimbunan juga
diantara keduanya. dilakukan pada perubahan landai yang
yang menimbulkan kekung vertikal
2.2.2 Tanah Dasar yang cekung pada titik patah
Tanah dasar menerima langsung perubahan landai tersebut (sesudah
beban yang diteruskan balast dari dibahas pada kelandaian). Pada
bantalan Tanah dasra sesuai dengan proyek perencanaan emplasemen
fungsinya , harus mampu mendukung Bekri , tejadi penimbunan. Sifat dari
beban yang ditimbulkan oleh kereta badan pembentuk jalan adalah garus
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 401
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
padat, materialnya tidak mengembang  Liquid limit maksimum 35 %
akibat pembahan kadar air, kadar air  Pasticity Indek (PI) maksimum
tidak terlalu tinggi, kekuatan menahan 12 %
gesernya tinggi, kompresibilitas dan  Kekuatan geser haru tinggi
kapasitasnya cukup rendah. Adapun  Pemadatan harus baik, density
selurah persyaraten sesuai dengan 100 % 5 d maks
PD.1O yang dibuktikan berdasarkan  Bebas dari humus dan
penyelidikan dilipangan maupun tumbuhan organis
berdasarkan pemeriksaan  CBR (California Bearing
dilaboratorium dapat dilihat pada data Ratio), bila nilainya > 8 %
terlampir.sebelum dilakukan tidak diperlukan sub balast dan
penimbunan dan pemadatan tanah, tebal tubuh jalan minimal 30
dibuat dulu talud pada lereng yang cm, kepadatannya sebesar 100
akan diurug dengan tujuan untuk % 8 δ maks.
membuang tanah humus mengadakan c. Daya Dukung
gigi ikatan antara tanah lama dan
 Yang bekerja:
tanah baru (tanah urug). Pemadatan
 Menurut Teori FBOEF
langsung diadlkan setelah tanah urug 58σ1
diletakkan diatas tanah yang σ2 = 1,35 …………….(kg/cm )
3
10+ d
ditimbun, dengan menggunakan roli
wals hingga mencapai kepadatan  Menurut Teori TALBOT
optimum. (58,87)
σ2 = d1,25 σ1…………….(kg/cm3)
Pelaksanaan pemadatan
timbunan dilakukan lapis demi lapis  Menurut Teori FBOET
bs
dan setiap lapis tebal 15 cm dan σ2 = (𝜎1 )……...(kg/cm3)
(bs+0,7d)
pengetesan pemadatan menggunakan
nodofied proctor test dengan syarat:  Yang diijinkan Menurut
 Lapisan teratas setebal 30 cm, PD.10
harus mencapai nilai proetor test CBR
100%δ maks dan CBR. σ2 = 1,422 ……….....(kg/cm3)
 Lapisan lainnya harus mempunyai
minimum nilai proetor 95% δ
maks. Selanjutnya luas dan volume
timbunan tubuh baan dapat dilihat
Berikut ini akan diuraikan pada tabel berikut ini:
persyaratan badan jalan KA yang
bahan pembentuknya dari tanah,
sedangkan dari bahan perkerasan
tidak akan dibahas. Baik untuk daerah
timbunan maupun galian persyaratan
tanah yang ditentukan terdiri dari :
a. Gradasi :
 Maksimum ukuran butiran 37,5
mm
 Butiran yang lolos ayakan No.
200 antan 2-20 %
 Butiran yang lolos saringan No.
40 maks. 40 %
b. Karakteristik :

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 402


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Dengan faktor pemadatan = 1,1 ini perlu di perhatikan beberapa hal,
Total = 1,1 x26.993,375 yaitu antara lain . - Topografi daerah
= 26.692,7125 M3 yang dilalui. Pembuangan air
permukaan.
2.2.5 Sistem Drainase/Pemutusan
Sistem pemutusan, yaitu sistem Data curah hujan serta tinggi
pengaitan pembuangan air disuatu banjir yang terdapat pada daerah yang
daerah jalan rel agar tidak sampai dilalui. Tata guna tanah dan jenis
terjadi penggenangan. Drainase pada tanah setempat.
jalan kereta api berfungsi untuk
mencegah penggenangan air, maupun Drainase peremukaan ini dapat
pemompaan lumpur yang terdapat berupa saluran terbuka atau tertutup
pada sub-grade akibat perembesan air dengan bentuk penampang trapesium,
permukaan. Drainase pada jalan segitiga terbalik, atau setengah
kereta api juga dapat dimaksudkan lingkaran dengan arah memanjang.
untuk pemeliharaan jalan, agar jalan Sedangkan untuk arah melintang
tidak cepat rusak Sistem drainase dapat berupa gorong-gorong (culvert)
yang buruk (poor drainage) akan dengan bentuk penampang bulat atau
mengakibatkan berkurangnya kotak.
stabilitas badan jalan dan
terganggunya operasi kereta api. Adapun untuk drainase
permukaan pada daerah rencana
Sistim pengaliran pembuangan emplasemen Bekri dapat
air disuatu daerah jalan rel agar tidak menggunakan drainase permukaan
terjadi penggenangan ada 3 macam, dengan bentuk penampang trapesium
yaitu : dalam arah memanjang. Penampang
a. Pematusan permukaan (Surface dapat terbuat dari pasangan adukan
Drainage) beton dan batu kali yang banyak
b. Pematusan bawah tanah (Sub- terdapat didaerah sekitar proyek
Drainage) tersebut.
c. Pematusan lereng (Drainage of
slope) Pematusan lereng
Drainase ini dimaksutkan agar
Dalam perkeretaapiaan air prmukaan yang berasal dari
emplasemen Bekri tidak perlu punggung lereng tidak mengalir
menurunkan muka air tanah, dan secara deras, sehingga dapat
kondisi trase terdapat sawah, maka menggerus permukaan dan kaki
dapat digunakan pematusan/drainase lereng, serta mencegah terjadinya
permukaan. Badan jalan kereta api ini rembesan didalam tubuh lereng tenah.
direncanakan dengan ketinggian lebih
besar dari ketinggian banjir daerah Untuk mencegah terjadinya
sekitarnya, sehingga umumnya longsoran pada tanah timbunan dan
permukaan akan lebih tinggi 1 - 2 m pada lereng akibat penggalian maka
diatas jalan raya. harus dibuatkan dinding penahan
tanah. Bangunan dapat dibuat dari
pasangan batu kali yang berasal dari
Pematusan permukaan
daerah sekitar proyek serta diberikan
Drainase permukaan ini meliputi
pipa sebagai lubang peresapan dengan
drainase arah memanjang (side-ditch)
diameter 1,5 sampai 2 cm dalam jarak
dan melintang ( cross - drainage ).
tertentu.
Dalam merencanakan drainase jenis

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 403


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Adapun dalam hal drainasi ini yang terus menerus akibat beban
hanya dibahas pada segi bergerak dengan kecepatan tinggi.
penggunaannya saja sedangkan untuk Dengan demikian akan terjadi track
perhitungan terdapat volume serta irregular yaitu sepur menjadi
kestabilan penampang tidak dibahas berbelok-belok dan turun naik
dalam pembahasan ini. sehingga membahayakan terhadap
jalannya kereta api.
2.3 Balas
2.3.1 Uraian Umum Ketebalan lapisan balas untuk
Balas adalah suatu komponen suatu jalur track biasanya ditentukan
struktur dari sistem struktur jalan oleh :
kereta api yang terletak dibawah a. Kecepatan kereta api.
bantalan, diatas tubuh jalan yang b. Tekanan gandar akibat beban
mengalami konsentrasi tegangan kereta api.
sangat besar akibat lalu lintas keseta c. Daya dukung tanah dasar / tubuh
api pada jalan rel. Oleh karejp itu jalan.
material pembentuknya harus sangat d. Jenis bahan balas yang akan
terpilih dan berkualitas tinggi. digunakan.
Fungsi utama balas adalah untuk:
a. Menerima beban merata dari Kecepatan kereta api yang
bantalan akibat tekanan gandar melewati suatu lintasan track
roda kereta diatas rel dan mempengaruhi terhadap ketebalan
meneruskan ketubuh jalan dengan balas yang akan digunakan, karena
luas bidang kontak tekanan yang semakin besar kecepatan kereta api,
lebih besar, sehingga tekanan semakin besar gaya yang bekerja pada
spesifik pada tubuh jalan sesuai jalan kereta. Dengan demikian
dengan daya dukungnya. ketebalan balas untuk jalan kereta api
b. Memberikan kedudukan yang kelas I akan lebih besar daripada
kokoh pada bantalan dan bersama ketebalan balas untuk jalan kereta api
komponen struktur lainnya kelas II. Beban bergerak yang
mengeliminasi gaya horizontal ditimbulkan oleh kereta api lebih
yang sefajar sumbu sepur (gaya besar dibandingkan dengan beban
jepit, gaya rem, gaya traksi) dan statis waktu kereta api waktu berhenti.
gaya horizontal yang tegak lurus Berdasarkan penempatan
sumbu sepur (gaya sentripugal, material balas dalam struktur jalan
gaya angin pada dinding KA, gaya kereta api, balas dapat dibedakan atas:
yang ditimbulkan oleh traek 1. Balas atas (top ballast)
irregular dan akibat goyangan
lokomotif).
c. Memberikan kelentingan jalan
pada jalan kereta api.
d. Meloloskan air sehingga tidak
terjadi penggenangan air disekitar
bantalan beton. Gambar 2.3.1. Perbedaan Penempatan
Material Balas
Jika bantalan langsung Berdasarkan hasil uji balas, nomor :
diletakkan pada tanah dasar, maka 14/DR/008/96.
permukaan tanah tersebut akan Quarry balas dari : Ds. Tanjung Ratu
mengalami deformasi dan bantalan Kecamatan Ketibung Lampung
akan menjadi cepat rusak, akibat Selatan.
adanya sentuhan-sentuhan kereta api
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 404
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Atas nama : PT. Sumber Batu b. Jarak dari sumbu jalan rel ketepi
Berkah (KM Batu Serampok Panjang) atas lapisan balas atas adalah :
Tanggal Uji : 14 - 25 Oktober b > 1⁄2 L + x
2002.
c. Kemiringan lereng lapisan balas
atas tidak boleh lebih curam dari
1:2.
d. Bahan balas atas dihampar hingga
mencapai elepasi yang sama
dengan elevasi bantalan.

2.3.3 Lapisan Balas Atas (Top Ballast)


Dari hasil uji tersebut, dapat Lapisan balas atas adalah lapisan
disimpulkan bahwa balas dari Quarry balas dengan ketebalan tertentu yang
tersebut memenuhi syarat untuk berada langsung dibawah bantalan
dijadikan balas jalan rel Perumka dan materialnya secara umum adalah
standar. Standar UIC menggunakan susunan igeragat batu pecah yang
ukuran 25-50 mm yang dianggap bergradasi seragam. Bahan balas
merupakan ukuran terbaik untuk terdiri dari batu pecah atau kericak
pemecokkan atau metode sufflase (Crushed Stone) yang keras dan tahan
pada angkatan rel. Namun pada lama serta bersudut (Angular), karena
emplasemen Bekry ini dipakai ukuran gesekan bagian sudut yang tajam akan
Balas 20 60 mm. menyerap tegangan atau kejutan. Pada
emplasemen Uskry, ukuran balas batu
Didalam PD, 10, jarak dari pecah yang dipakai adalah ukuran 2 -
sumbu jalan rel ketepi atas lapisan 6 cm dan berat jenisnya harus lebih
balas adalah : besar dari 2500 kg/m.

b > 1⁄2 L + x Ketebalan balas atas berdasarkan


kecepatan dan kelas jalan menurut
Di mana : Peraturan Dinas No. 10 (PD 10)
L = Panjang bantalan adalah sebagai berikut:
x = 50 cm untuk jalan kelas 1 dan 11
40 cm untuk jalan kelas MI dan Tabel 2.3.3. Tebal Top Balas
IV - 35 cm untuk jalan kelas V. Berdasarkan Kecepatan dan Kelas
Jalan

Kemiringan lereng lapisan balas


tidak boleh lebih curam dari 1 : 2.
Dalam pelaksanaan lapangan, balas
atas dihampar merata sehingga
mencapai elevasi bantalan atau
dengan kata lain dihampar rata
Dalam PD. 10, Perumka
permukaan atas bantalan.
umumnya menggunakan balas batu
pecah ukuran 20-60 mm, dan gradasi
2.3.2 Bentuk dan Ukuran Lapisan Balas ini digunakan juga untuk lintas jalan
Atas. kereta api di Sumatera Selatan dan
Lampung. Tetapi dipihak lain UIC
a. Tebal Lapisan Balas Atas adalah
(Union International Deschemistry)
seperti yang tercantum pada
menganggap kalau ukuran 20-60 mm
klasifikasi jalan rel Indonesia.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 405


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
terlalu besar sehingga tidak bisa balas bawah harus dipadatkan sampai
dipertahankan sebagai. mencapai 100 % menurut percobaan
ASTM D 698.
2.3.4 Bentuk dan Ukuran Lapisan Balas
Baw ah 2.4 Bantalan
a. Ukuran terkecil dari tebal lapisan 2.4.1 Umum
balas bawah adalah d2 seperti Bantalan rel berfungsi untuk
tercantum dalam tabel 2.3.4. yang meneruskan beban dari rel ke balas,
dihitung dengan persamaan : menahan lebar sepur agar tidak
d2 = 𝐝 − 𝐝𝟏 > 𝟏𝟓 𝐜𝐦 berubah-ubah dan stabilitas ka&rah
luar jalan rel. Bantalan dapat terbuat
Dimana : dari kayu, baja, atau beton bertulang,
sedangkan pemilihan penggunaannya
didasarkan pada kelas yang sesuai
58σ1
𝑑 = 1,35 √ − 10 dengan klasifikasi jalan rel di
σ1 Indonesia. Siat ini bantalan kayu
jarang digunakan, kaiwa selain mahal
Pd . λ 1 dan sukar didapat, usia pelayanannya
σ1 = ----------- . -------------------- ( 2 cos h2 λa) juga rendah jika dibandingkan dengan
2b (sin λ1 + sin λ1)
bantalan baja atau beton.
(cos 2 λc + cos h λ1) + 2 cos2 λa (cos h 2 λc +
cos λ1) + sin h 2 λa ( sin 2 λc – sin h λ1) – sin Tabel 2.4.1. Panjang bantalan
2 λa (sin h 2 λc – sin λ1) untuk masing-masing lebar sepur.

V
Pd = {P + 0,01 P [( ) − 5]}
1,6
(rumus “Beam On Elastic Foundation”)

λ = 4 K / (4EI) Pada pembuatan proyek


emplasemen ini, jenis bantalan yang
K = b x ke digunakan adalah bantalan beton pra
tegang. Jenis bantalan ini mempunyai
Dimana : beberapa keuntungan, selain usia
V =Kecepatan kereta api pelayanan yang panjang, bantalan ini
(km/jam) relatif lebih berat dan stabil.
b = Lebar bawah bantalpi (cm) Disamping itu biaya pemeliharaanya
ke =Modulus reaksi balas juga rendah dan cocok untuk
(km/cm3) pemakaian rel panjang.
El =Kekuatan lentur bantalan
(km/cm2) 2.4.2 Bantalan Beton
L =Panjang bantalan (cm) Bantalan beton digunakan pada
a =jarak dari sumbu vertikal rel lintasan bebas yang dilalui oleh kereta
ke ujung bantalan (cm) pengangkut batu bara. Penggunaan
c =½ jarak antara sumbu vertikal bantalan beton ini merupakan tindak
rel (cm) lanjut dalam, usaha meningkatkan
kekuatan konstruksi jalan kereta api
2.3.5 Kepadatan yang mampu menahan tekanan gandar
Lapisan balas dibawah bantalan, yang mencapai 18 ton.
terutama dibawah dudukan rel harus
dipadatkan dengatt baik. Lapis dan

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 406


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Penggunaan bantalan beton
untuk kereta api di Indonesia saat ini Dimana :
sudah sangat luas, misalnya diwilayah 1 = jarak antara kedua sumbu
JABOTABEK dan Sumatra selatan vertikal rel (mm)
terutama lintas BABARANJANG  = 80° ÷ 160°
TARAHAN TANJUNG ENIM,  = diameter kabel baja prategang
khususnya lintas Tanjung karang- (mm)
Kota Bumi. Jenis beton yang
digunakan untuk banttlan beton ini Jumlah bantalan yang dipasang atau
adalah beton prategang, dimana jarak antara bantalan sebenarnya
bantalan diproduksi oleh PT. BINA ditentukan oleh beberapa faktor antara
SARANA DIRGANTARA. lain besarnya beban kereta, dan type
rel yang digunakan, tetapi di
Keuntungan menggunakan Indonesia jarak ini ditentukan dengan
bantalan beton adalah karena umur menetapkan sejumlah 1667 buah
konstruksi yang panjang sehingga bantalan untuk setiap satu kilo meter
memudahkan perawatan dan panjang pada jalan lurus, baik untuk
kedudukan rel menjadi lebih mantap. kayu, bantalan baja, ataupun bantalan
Perhitungan perencanaan (design) beton. Sedangkan pada daerah
bantalan beton menggunakan cara tikungan jarak ini diambil sebesar 60
analitis dan teori-teori yang pada cm diukur pada rel luar. Bantalan
umumnya digunakan dalam beton yang dibuat di Indonesia
perhitungan design beton prategang. umumnya mempunyai ukuran panjang
Masalah perencanaan atau 200 cm, lebar bawah 24 cm, lebar atas
perhitungan ini tidak akan dibahas max. 20,24 cm, min. 18,76 cm, dan
secara khusus tetapi secara umum tinggi max, 1657 cm, min. 13 cm.
dibahas dalam hal penggunaannya
saja. 2.5 Penambatan Rel
Penambatan rel adalah suatu komponen
2.4.2.1 Karakteristik Bantalan Beton yang menambatkan rel pada bantalan
Bantalan beton ini harus sedemikian rupa sehingga kedudukan rel
mempunyai mutu campuran adalah tetap, kokoh, dan tidak bergeser.
yang baik dengan kekuatan Selain penambat rel terdapat pula pelat
tekan tidak kurang dari 50 andas yang merupakan bagian dari
Mpa, baja untuk tulangan penambat rel yang berfungsi sebagai
geser minimal dari jenis U-24, dudukan rel, dan pada penambat elastfii juga
dan kabel baja prategangnya berfungsi sebagai peredam getaran.
minimal mempunyai tegangan
putus sebesar 1655 Mpa. 2.5.1 Jenis-Jenis Penambat
Persyaratan ini sesuai dengan Jenis-jenis penambat yang
ketentuan yang dikeluarkan dipergunakan adalah penambat elastik
oleh PJKA dalam PD. 10 dan penambat kaku.
tahun 1986. Bentuk a. Penambat kaku
penampang melintang untuk • Untuk R 25
bantalan beton harus Alat penambat ini terdiri dari
trapezium. sekrup penambat yang disebut
tirpon / paku rel. Pada waktu
Panjang bantalan beton pengencangan tirpon / paku rel,
prategang ditentukan dengan kepala paku rel langsung
rumus : menjepit kaki ke pelat andas
L = 1 + 2 
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 407
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
yang mempunyai kemiringan t . penambat pandrol inilah yang
20. digunakan dalam pembuatan
• Untuk R 33 dan R 41/42 emplasemen Bekri. Untuk lebih
Sistem ini terdiri dari sekrup jelasnya mengenai bentuk pandrol
penambat (tirpon) dan pelat dapat dilihat pada gambar 2.5.1.
jepit. Pelat jepit luar menekan
pelat andas dan bagian ujung 2.6 W e s e l
kaki rel, sedangkan pelat jepit Pada konstruksi jalan rel (tidak seperti
dalam menekan ujung pelat jalan raya), pada pertemuan beberapa jalur
andas dan bagian ujung dari rel. (sepur) harus dibuat suatu konstruksi
pelat ini menjaga kedudukan rel khusus. Pertemuan tersebut dapat berupa
arah vertikal dan melintang. sepur yang bercabang atau dapat pula berupa
persilangan antara dua sepur dan konstruksi
b. Penambat elastis khusus tersebut adalah wesel. Wesel
Penambat elastik terdiri dari dua berfungsi untuk mengalihkan kereta dari
macam, yaitu penambat elastik satu sepur ke sepur yang lainnya, dan
tunggal dan penambat elastik biasanya konstruksi ini dibangun pada
ganda, penambat elastik tunggal emplasemen stasiun stasiun karena terdapat
terdiri dari pelat andas, pelat atau banyak jalur.
batang jepit elastik (klip pandrol),
tirpon, mur, dan baut. Penambat 2.6.1 Jenis-jenis wesel
elastik ganda terdiri dari pelat 1. Wesel biasa
andas, pelat atau batang jepit Wesel ini umumnya digunakan
elastik (klip pandrol), alas rel, digunakan di dalam konstruksi
tipon mur dan baut. emplasemen. Wesel biasa
dibedakan menjadi dua macam,
Pada bantalan beton, tidak yaitu :
diperlukan pelat andas, tetapi - Wesel Biasa Kanan
dalam hal ini tebal karet alas Wesel biasa kanan adalah
(rubber pad) rel harus disesuaikan konstruksi wesel dimana sepur
dengan kecepatan maksimum yang satu lurus dan sepur yang
kereta api. lain berbelok kearah kanan
sepur lurus.
Klip pandrol disisipkan / - Wesel Biasa Kiri
dimasukkan ketempat yang Wesel bisa kiri adalah
tersedia pada pelat andas, sehingga konstruksi wesel dimana sepur
pandrol akan menjepit kaki rel ke yang satu lurus dan sepur yang
pelat andas. Klip pandrol akan lain berbelok kearah kiri sepur
menjaga kedudukan rel arah lurus.
vertikal (agar tidak terjadi guling) - Wesel dalam lengkung
Sistim penambat elastik ini juga dibedakan menjadi tiga macam,
dilengkapi dengan satu lapisan yaitu
elastik dibawah rel yang disebut o Wesel searah lengkung
karet alas (rubber pad). Selain itu o Wesel berlawanan arah
karena getaran rel dapat lengkung
mengakibatkan lepasnya klip o Wesel simetris
pandrol, maka dilengkapi dengan 2. Wesel tiga jalan dibedakan
anti handal untuk mencegah menjadi empat macam, yaitu:
lepasnya klip yaitu insulator yang - Wesel biasa :
ditempatkan pada kedua sisi rel • Wesel biasa searah
yang dijepit oleh pandrol. Sistem
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 408
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
• Wesel biasa berlawanan Rel lantak adalah suatu rel yang
arah diperkuat badannya yang berguna
- Wesel tergeser: untuk bersandarnya lidah-lidah wesel,
• Wesel searah tergeser ., dipasang mulai dari ujung lidah
• Wesel berlawanan arah sampai berakhirnya suatu wesel.
tergeser
4. Rel paksa
3. Wesel Inggris Rel paksa berfungsi untuk mencegah
Wesel Inggris adalah wesel yang keluarnya roda dari rel lantak. Dibuat
dilengkapi dengan gerakan- dari rel biasa yang kedua ujungnya
gerakan lidah serta sepur-sepur dibengkokkan kedalam, dipasang
bengkok. Wesel Inggris ini pada sisi dalam rel di dalam suatu
dibedakan menjadi dua macam, lengkung wesel. Lebar alur yang
yaitu : dibentuk oleh rel dalam dan rel
 Wesel Inggris 1engkap pemaksa tergantung pada besar atau
 Wesel Inggris tidak 1engkap kecilnya jari-jari lengkung. Untuk R ~
150 m, lebar alur = 65 mm dan untuk
2.6.2 Komponen-komponen Wesel R ~100 m, lebar alur - 60 mm.

5. Sistem penggerak atau pembalik


wesel
Berfungsi secara mekanis untuk
menggerakkan ujung lidah.

2.6.3 Nomor dan Kecepatan Izin Pada


Wesel
Nomor wesel, n, menyatakan tangent
sudut simpang arah, yaitu tg = 1 n.
Gambar 2.6.2. Wesel dan Bagannya Kecepatan izin pada wesel tercantum
dalam tabel 3.6.3. dibawah ini.
Wesel terdiri atas komponen-
komponen sebagai berikut: Tabel 3.6.3. Nomor wesel dan
1. Lidah kecepatan izinnya.
Lidah adalah bagian dari wesel
yang dapat bergerak dan berfungsi
untuk memindahkan arah sepur
atau arah jalannya kereta api.
Dimana lidah dapat bergeser
sedemikian rupa sehingga kereta
bisa berjalan lurus atau berbelok. 2.6.4 Bagan Wesel
Pangkal lidah disebut akar. Dalam gambar-gambar rencana untuk
pelaksanaan pembangunan wesel-
2. Jarum wesel wesel hanya menurut bagannya.
Jarum wesel adalah bagian wesel Bagan wesel ada dua macam, yaitu :
yang memberikan kemungkinan 1. Bagan ukuran
kepada flens roda melalui Bagan ukuran menjelaskan
perpotongan bidang jalan yang ukuran-ukuran wesel dan dapat
terputus antara dua rel. digunakan untuk menggambar
bagan emplasemen secara
3. Rel lantak berskala.

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 409


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
dari nomor wesel dan jenis lidah yang
dipilih. Panjang jarum ditentukan oleh
sudut simpsng arah (a), lebar kepala
rel (2B), lebar kaki rel (C) dan jarak
siar (d) berdasarkan hubungan:

Tabel 2.6.4. Bagan ukuran Wesel

Dimana:
M = Titik tengah wesel
= Titik potong antara sumbu lurus
dengan sumbu sepur belok.
A = Permulaan wesel
= Tempat sambungan rel lantak
dengan rel biasa.
Jarak dari A ke ujung lidah
biasanya kira-kira 1000 mm. Gambar 2.6.6.a Panjang Jarum Wesel
B = Akhir wesel
=Sisi belakang jarum Pada lidah berputar, panjang
n =Nomor wesel. lidah ditentukan oleh besar sudut
tumpuli (B), LEBAR KEPALA REL
Gambar-gambar dihalaman berikut (B) dan jarak dari akar lidah ke rel
memperlihatkan bagan ukuran wesel lantak (Y). Panjang lidah (t)
biasa. ditentukan oleh persamaan:

2.6.5 Pemeliharaan wesel, syarat-syarat


bahan, dan bantalan wesel.
Pemilihan wesel didasarkan pada
kebutuhan pelayanan dengan
memperhatikan ketersediaan lahan,
kecepatan, biaya pembangunan serta
pemeliharaan.

Syarat-syarat bahan untuk wesel Gambar 2.6.6.b Panjang Lidah Wesel


ditentukan dalam Peraturan Bahan
Jalan Rel Indonesia (PBJRT) atau Untuk lidah berpegas panjang lidah
peraturan dinas No. 10 c. ditentukan oleh persamaan :

Wesel dipasang pada bantalan t > B cotg 


beton, ukuran penampang sama
dengan bantalan biasa, ukuran
panjang bantalan disesuaikan dengan
kebutuhan setempat, kekuatan
bantalan harus diperiksa.

2.6.6 Perhitungan wesel


Perhitungan wesel harus Gambar 3.6.6 .c. Panjang Lidah Wesel
Untuk Lidah Berpegas
didasarkan pada keadaan lapangan,
kecepatan, nomor wesel dan jenis
Jari-jari lengkung luar (Ru) dihitung
lidah. Bsar sudut tumpu (B) dan sudut
dengan persamaan :
simpang arah (a) dihitung /ditentukan

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 410


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
bantalan pada jarak tertentu Rel yang
dipasang harus mampu menahan gaya-gaya
yang ditimbilkan oleh tekanan roda dan gaya
horizontal akibat rem, serta gaya tegak lurus
Dimana: arah rel yang ditimbilkan oleh gerakan
Ru = Panjang jari-jari lengkung luar dinamis kereta.
W = Lebar sepur
t = Panjang lidah Pada proyek perencanaan emplasemen
P = Panjang jarum Bekri ini dipakai rel UTC 54. Rel U1C 54
adalah rel mempunyai profil paling besar di
Indonesia saat ini, dimana pada jaringan
kereta api dari tarahan sampai Kota Bumi
khususnya lmtas Tanjung Karang - Kota
Bumi, dilalui oleh kereta pengangkut batu
bara yang menimbulkan tekanaan gandar
mencapai 18 ton.

Maka dari itu rel dengan profil kedil


tidak dapat lagi digunakan, karena apabila
digunakan rel tersebut akan cepat rusak.
Untuk mengen tisipasi hal ini maka dalam
konstrusi emplasemen Bekri ini digunakan
rel dengan profil yang lebih besar yaitu rel
UIC 54.

2.7.1 Type dan Karaktcrristik


Penampang Rel.
Gambar 3.6.6 .d. Perhitungan Wesel Type rel ditinjau dari
karakteristik penampangnya
Panjang jari-jari lengkung luar yang dibedakan menjadi R42, R54, dan
dihitung dengan persamaan Ru tidak R60. Pemilihan rel jenis ini
boleh lebih kecil dari pada : tergantung dari klasifikasi jalan
rel sebagai berikut :

Tabel 2.7.1 a. Type rel menurut kelas jalan rel

Dimana :

V = kecepatan izin pada wesel


(km/jam).

Jari-jari lengkung dalam (R) dihitung


dari jari-jari lengkung luar dengan
memperhatikan masalah pelebaran Tabel 3.7.1 b. Karakteristik Penampang Rel
sepur.

2.7 Rel
Bagian konstruksi jalan kereta api yang
paling atas adalah rel. Dimana rel
merupakan batang baja yang dipasang
sejajar satu sama lain dan ditumpu oleh
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 411
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
pada rel yang terletak pada kiri
dan kanan sumbu sepur. Pada
sambungan las thermit
dipergunakan thermit yaitu suatu
campuran yang terdiri dari
Tabel 2.7.1 Penampang Rel aluminium dan oksida besi
Dengan sistim pembakaran
2.7.2 Jenis Rel Menurut Panjangnya campuran, campuran tersebut akan
Menurut panjangnya rel dibedakan menjadi oksida-aluminium dan
menjadi tiga jenis, yaitu : besi yang dapat menimbulkan
1. Rel standar adalah rel yang suhu 2000" - 3000UC. Produk las
panjangnya 25 m. thermit yang biasa digunakan
2. Rel pendek adalah rel yang adalah dari prancis dan Australia,
panjangnya maksimal 100 m. sedangkan buatan India jarang
3. Rel panjang adalah rel yang difanakan karna mutunya kurang
panjangnya tercantum baik.
minimumnya tercantum pada tabel
dibawah ini. Pada sambungan rel yang
Tabel 2.7.2. Panjang Minimum Rel Panjang
akan di las, permukaannya harus
dibersikan terlebih dahulu denga
sikat kawat atau amplas, sehingga
bersi dari karat. Setelah itu dibuat
sedemikian rupa (permukaannya
harus lurus satu dengan yang
lainnya), dengan volg atau celah
berkisar antara 18-26 mm,
2.7.3 Sambungan Rel tegantung spesifikasi bahan las
Sambungan rel adalah yang akan digunakan. Kemudian
konstruksi yang mengikat dua pada luar eelah dipasang loting
ujung rel sedemikian rupa sehingga (sejenis tanah liat dan pasir
operasi kereta api tetap aman dan kwarsa) sebagai mal sesaai
nyaman. Biasanya pada jenis rel dengan bentuk rel dan dipanasi
R. 41, R.42, dan R.54 dibuat dengan belender selama 3-5 menit
sambungan rel panjang menews sampai rel menjadi merah pijar.
dengan sislim sambungan metalis.
Sambungan metalis dapat Pada bagian atas celah telah
dibedakan dua jenis yaitu: disiapkan obat las dalam cairan dan
1. Sambungan dengan las thermit. dialirka diantara kedua ujung rel yang
2. Sambungan dengan las listrik. akan disambung. Dengan demikian rel
menyambung dan cairan tadi akan
Pada konstruksi emplasemen, menjadi satu (monolit) dengan kedua
sistim penyambungan yang ujung rel yang disambung selama
digunakan adalah sistim pembekuan. Rel yang dalam keadaan
penyambungan denfpn panas tidak boleh disiram dengan air
menggunakan las, yaitu dengpn karena akan mengurangi kekuatan
menggunakan las thermit. Begitu sambungan. Setelah masa
juga pada konstruksi perencanaan pendinginan selama 30 menit
emplasemen Bekri,penyambungan biasanya jalan rel sudah siap untuk
yang dipakai adalah sistim digunakan.
penyambungan dengpn sistim las Sambungan rel, ditinjau dari
thermit. Pengelasan dilakukan kedudukannya terhadap bantalan
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 412
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
dibedakan atas dua macam, yaitu bergeser terhadap gelagar
sambungan melayang dan sambungan pemikulnya. Yang dimaksud
menumpu, seperti tertera pada gambar dengan gelagar pemikul adalah
di bawah ini. bagian dari konstruksi jembatan
dimana bantalan menumpu secara
langsung .
c. Jika digunakan rel setandar atau
rel pendek, letak sambungan rel
harus berada diluar pangkal
jembatan.
d. Jika digunakan rel panjang, jarak
antara ujung jembatan dengan
Gambar 2.7.3.a. Sambungan melayang sambungan rel, minimal harus
sama dengan panjang daerah muai
rel itu, seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2.7.3.b. Sambungan menumpu.


Gambar 2.7.3.e. Penempatan sambungan rel
panjang yang melintasi jembatan
Penempatan sambungan disepur
ada dua macam, yaitu penempatan Ldm = Panjang daerah muai rel.
secara siku, dimana kedua sambungan Panjang daerah muai untuk
berada pada satu garis yang tegak bermacam-macam rel tercantum pada
lurus terhadap sumbu sepur, dan tabel dibawah ini :
penempatan sambungan yang satunpa
adalah penempatan secara berselang Tabel 2.7.3. Panjang Daerah Muai
seling, dimana kedua sambungan rel
tidak berada pada satu garis yang
tegak lurus terhadap sumbu sepur.
Seperti yang tertera pada gambar
dibawah ini.

2.7.4 Celah
Di sambungan rel harus ada
Gambar 2.7.3.c. Sambungan siku celah untuk menampung
timbulnya perubahan panjang rel
akibat perubahan suhu. Besar
celah ini ditentukan sebagai
berikut:
1. Untuk semua type rel, besar
Gambar 2.7.3.d. Sambungan selang seling celah pada sambungan rel
standar dan rel pendek
tercantum pada tabel 3.7.4.a
Sambungan rel berada di dibawah ini.
jembatan maka : 2. Pada sambungan rel panjang,
a. Didalam daerah bentang jembatan besar celah dipengaruhi juga
harus diusahakan agar tidak ada oleh type rel dan jenis
sambungan rel. bantalan.
b. Rel dengan bantalann sebagai a. Untuk sambungan rel
suatu kesatuan harus dapat
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 413
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
panjang pada bantalan kayu,
besar celah tercantum pada
tabel 2.7.4.b.
b. Untuk sambungan rel
panjang pada bantalan
beton, besar celah tercantum
pada tabel 2.7.4.c.

Tabel 2.7.4.a. Besar celah Untuk Semua


Type Rel Pada Sambungan Rel Standar
dan Rel Pendek
2.7.5 Suhu Pemasangan
Yang dimaksud dengan suhu
pemasangan adalah suhu pada
waktu pemasangan rel. Batas suhu
pemasangan rel standar dan rel
pendek tercantum pada tabel
2.7.5.a. Batas suhu pemasangan
rel panjang pada bantalan kayu
tercantum pada tabel 2.7.5.b.
Batas suhu pemsangan rel panjang
pada bantalan beton tercantum
pada tabel 2.7.5.c.

Tabel 2.7.5.a. Batas Suhu Pemasangan Rel


Standar dan Rel Pendek.

Tabel 2.7.4.b. Besar Celah Untuk Semua


Type Rel Panjang Pada Bantalan Kayu

Tabel 3.7.5.b. Batas Suhu Pemasangan Rel


Panjang Pada Bantalan Kayu

Tabel 3.7.5.c. Batas Suhu Pemasangan Rel


Panjang Pada Bantalan Beton.

Tabel 2.7.4.c. Besar Celah Untuk Semua


Type Rel Panjang Pada Bantalan Beton

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 414


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
 Panjang Busur :

𝑷= 𝒙 𝟐𝝅. 𝑹
𝟑𝟔𝟎
74°54′ 87"
= 𝑥 2𝜋. 488
360
= 638 𝑚

 Kecepatan Maksimal :
2.7.6 Pelat Penyambung
Vmaks = 4,3 . R
Sepasang pelat penyambung
= 4,3 . 488
harus sama panjang dan
= 94,99 km/jam
mempunyai ukuran yang sama.
Namun kecepatan yang dipakai
Bidang singgung antara pelat
adalah V = 45 km/jam.
penyambung dengan sisi bawah
kepala rel dan sisi atas kaki rel
harus sesuai kemiringannya, agar  Panjang lengkung peralihan
didapat bidang geser yang cukup (PLA):
Kemiringan tepi bawah kepala rel
dan tepi atas rel tercantum pada 60 . V 3 60 . 453
L= = = 11,204 𝑚
tabel 2.7.6. R 488

Tabel 2.7.6. Kemiringan Tepi Bawah  Panjang Y1 :


Kepala Rel dan Tepi Atas Kaki Rel
𝐋𝟐 (11,204)2
𝐘𝟏 = = = 0,011 m
𝟐𝟒. 𝐑 24.488

 Panjang Y2

𝐋𝟐 (11,204)2
𝐘𝟐 = = = 0,043 m
𝟔. 𝐑 6.488

 Peninggian rel sebelah luar


III. PERHITUNGAN
lengkung:
3.1 Perhitungan lengkung
Pada emplasemen Bekri terjadi 1 (satu)
𝟔 . 𝐕𝟐 6 . (45)2
buah tikungan yaitu pada : 𝐡= = = 24,90 m
 Tikungan No. 10 Ki 𝐑 488

3.2 Perhitungan wesel


Data-data yang digunakan :
 Wesel no. 1, 2, dan 3.
 Lebar sepur (S) = 1067 mm
 Sudut : tg  = 1 : 12
Tg  = 1 : 75
 Rel yang digunakan : Rel UIC 54
 Bantalan terbuat dari baja
Data-data lengkung yang diperoleh :  Lidah berpegas
3.1.1 Tikungan No.10 Ki
Dari KM 54+450 – 54+800
 R (Jari-jari lengkung) = 800
  = 1055’34.13”
  = 7454’25.87”

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 415


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
𝐒 − 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛃 − 𝐏 . 𝐬𝐢𝐧 𝛂
𝐑𝐮 =
𝐜𝐨𝐬 𝛃 − 𝐜𝐨𝐬 𝛂
1067 − 9166 . 0,013332 − 2000 . 0,082046
=
0,999911 − 0,996546

= 231279 mm

Ru dibulatkan ke bawah menjadi kelipatan


10.

Ru =231270 mm

Gambar 3.2.1. Lengkung Wesel Selanjutnya harga P dihitung kembali


dengan memakai rumus sebagai berikut:
b. Perhitungan sudut-sudut: 𝐒 − 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛃 − 𝑹𝒖 . (𝒄𝒐𝒔 𝜷 − 𝒄𝒐𝒔 𝜶)
𝐏=
𝐬𝐢𝐧 𝛂
tg  = 1 : 12
1067 − 9166 . 0,013332 − 231270 . (0,999911 − 0,9965460)
sin  = 0,083046 =
0,083046
cos  = 0,996546
didapat,  = 4° 45’49” = 2005 mm

tg  = 1 : 75 P dibulatkan ke bawah menjadi kelipatan 10.


sin  = 0,013332
cos  = 0,998811 P = 2000 mm
didapat,  = 0° 45’50,03”
Dengan harga P = 2000 mm, Ru dihitung
c. Perhitungan jari-jari lengkung luar : kembali dengan rumus sebagai berikut :

𝐤+𝐰
Panjang lidah, 𝐭 = 𝐒 − 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛃 − 𝐏 . 𝐬𝐢𝐧 𝛂
𝐬𝐢𝐧 𝛃
𝐑𝐮 =
𝐜𝐨𝐬 𝛃 − 𝐜𝐨𝐬 𝛂
Dimana :
k = Lebar kepala rel = 27,2 mm 1067 − 9200 . 0,013332 − 2000 . 0,082046
=
w = Jarak akar lidah ke rel lantak 0,999911 − 0,996546

= 231279 mm
Untuk lebar sepur (S) = 1067 mm dengan
pelebaran di ujung lidah ditambah 3 mm, d. Perhitungan Panjang (l)
maka akan didapat : l = BC’ + D’E + DD” – CC”
= t cos  + p cos  + Ru (sin  - sin )
w = (1067 – (1000 = 20) +3) = 50 mm = 9200 . 0,999911 + 2000 . 0,996546 + 2312793 (0,083046
– 0,013332)
= 27316 mm
Maka panjang lidah,
72,2 + 50 Jarak A – B diambil 1,5 x jarak bantalan
t= = 9116 mm
0,013332 biasa.

Untuk pancung, DE = p antara 1500 - Jadi A – B = 1,5 x 600 = 900 mm


2500 mm, diambil P = 2000 mm. Maka
perhitungan jari-jari luar (Ru) dihitung e. Perhitungan Lengkung Luar Ru atau
dengan rumus sebagai berikut; Busur CD :
𝛂− 𝛃
𝐂𝐃 = 𝐱 (𝟐𝛑. 𝐑𝐮)
𝟑𝟔𝟎°

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 416


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Setelah St dan Sb diperoleh, maka jari -
4°45′ 49,11 - 0°45'50,03
= 𝑥 2 .3,14 . 231279 jari lengkung dalam dapat dihitung :
360°

= 16145 mm Rt = Ru - St
= 231279 - 1070
= 230209 mm
f. Perhitungan Panjang Bagian Dalam
Sepur Belok : Ri = Ru - Sb
=231279 - 1078,5
( St, Sb, Rt, Ri, Rp ) = 230200,5 mm
St = S + Vt
Sb = S + Vb Rp = Ru - S
= 231279 - 1067
Dimana : = 230212 mm
S = Lebar sepur normal, S = 1067 mm
St = Lebar sepur pada lidah g. Perhitungan Panjang Kaki – kaki
Sb = Lebar sepur pada busur Bagian Dalam :
Vt = Pelebaran sepur pada lidah,
Vt =3 mm ( HK, RN, NO, PQ )
Vb = Pelebaran sepur pada busur
𝐒𝐭 − 𝐒 𝐜𝐨𝐬 𝛃
𝐇𝐊 = 𝐀𝐁 −
𝐬𝐢𝐧 𝛃
1070 − 1067 . 0,999911
HK = 900 −
0,013332

= 668 mm

Gambar 3.2.2. Lengkung Dalam Wesel 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛃 + 𝐒𝐭 𝐜𝐨𝐬 𝛃 − 𝐒


𝐊𝐍 =
𝐬𝐢𝐧 𝛃
𝒅𝟐
𝑽𝒃 = −𝒆 9200 . 0,013332 + 1070 . 0,999911 − 1067
𝟐 𝑹𝒖 KN =
0,013332

Dimana : = 9418 mm
d = Jarak gandar, d = 3000 mm
R = Jari - jari luar
e = Kelonggaran antara roda dengan 𝐍𝐎 = √( 𝐑𝐢 + 𝐑𝐭)(𝐕𝐛 + 𝐕𝐭)
rel = 8 mm NO = √(230200,5 + 230209)(11,5 − 3)
= 1979 mm

𝟑𝟎𝟎𝟎
𝐏𝐐 = √(𝐑𝐢 + 𝐑𝐩). 𝐕𝐛
Jadi, 𝐕𝐛 = 𝟐 .𝟐𝟑𝟏𝟐𝟕𝟗
− 𝟖 PQ = √(230200,5 + 23012). 11,5
= 1696 mm

Demikian selanjutnya dari rumus diatas h. Perhitungan Sudut - sudut


diperoleh :
St = 1067 + 3 = 1070 mm 𝑅𝑖 230200,5
a. cos 𝜏 = 𝑅𝑡
= 230909
= 0,999963
Sb = 1067 + 11,5 = 1078,5 mm
= arc cos 0,999963

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 417


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Tepat di bawah bantalan tegangannya
= 029’22,66” merata sebesar τδ kg/cm2.

𝐏
𝛕𝛅 =
𝑅𝑖 230200,5 𝐅
b. cos 𝛿 = 𝑅𝑝
= 230212
= 0,999950
Dimana :
= arc cos 0,999950 P = Tekanan Gandar
F = luas daerah bantalan
= 034’22,66”
Pada kedalaman di diagram tegangan
dasar balas seperti terlihat pada gambar,
i. Perhitungan Lengkung OP : dimana tegangan maksimumnya masih
sebesar τδ kg/cm2, sampai dengan
𝜶−𝜷−𝜹−𝝉 kedalaman d2 tegangannya yang mempunyai
𝑶𝑷 = 𝒙 𝟐𝝅 . 𝑹𝒊 nilai maksimum masih tetap sebesar τδ
𝟑𝟔𝟎°
kg/cm2. Pada kedalaman yang lebih dalam
4°45′ 11 - 0°45'50 − 0°29′34,36" − 0°34′22,36"
= dari pada d2 maka tegangannya akan
360°
berkurang, sehingga pada kedalaman d3
= 144565914 tegangannya menjadi sebesar τδ kg/cm2.
= 16396 mm
( c + b ) . τ = b . τδ
4.3. Perhitungan Balas
Tebal alas bate tergantung pada tanah 𝒃
dasarnya yaitu tubuh jalan, tekanan gandar 𝝉= 𝒃+𝒄
𝒙 𝝉𝜹
dan kecepatan kereta api serta jenis bahan
balas itu sendiri. Disini direncanakan bahan 𝒅𝟐
𝝉= 𝒙 𝝉𝜹
balas untuk lapisan bawah dipakai pasir 𝒅𝟑
sungai dan untuk lapisan atas dipakai kricak.
Pelimpahan tekanan yang ditimbulkan oleh Data - data untuk perhitungan :
kereta api, dari bantalan kepada tubuh jalan  Tekanan gandar, P = 18 ton = 18000 kg.
melalui balas, berlangsung membentuk  Kecepatan kereta, V = 100 km/jam
sudut 60 ke arah melintang bantalan.  Ukuran lebar bantalan, b = 24 cm.
Penyebaran tekanan tersebut seperti pada Ukuran panjang bantalan, L = 200 cm.
gambar di bawah ini.
𝐕𝟐
𝐊=𝟏+
𝟑𝟎𝟎𝟎𝟎

Di mana :
K = Koefisien kejut
V = Kecepatan kereta api (km/jam)
V2
Jadi, K = 1 + 30000
= 1,33

P’ = P . K
= 18000 x 1,33
= 23940 kg
Gambar 3.4. Perhitungan Balast

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 418


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
Luas bidang kontak tepat di bawah bantalan menggunakan transportasi kereta api.
=F Dan mengakibatkan frekuensi lintasan
F=bxL kereta tersebut meningkat, sehingga
= 24 x 200 dituntutlah akan kesempurnaan jalan
= 4800 cm2 kereta api tersebut, khususnya terhadap
pembuatan emplasemen yang nantinya
Karena Balast yang digunakan adalah balast dapat mendukung perlintasan kereta api
batu pecah, maka : pada saat bersilangan.
 Tekanan yang bekerja pada permukaan
balast : 2. Empasemen Bekri berada pada lintasan
τδ = 3,75 kg/cm2 Tanjung Karang- Kota Bumi yang berupa
pembuatan long siding untuk mendukung
 Tekanan yang bekerja pada permukaan persilangan kereta api babaranjang
road bed : sehingga dapat bersilangan dengan aman
τδ = 1,05 kg/cm2, dengan τδ = 1,05 serta waktu tempuh perjalanan kereta api
kg/cm2 setara dengan CBR= 1,5 %, atau terpenuhi dan tepat waktu.
τ1 = 2 = 7,32 kg/cm2 > τ2 = 1,05 kg/cm2
CBR = 9,0 % > CBR = 9,0 % 3. Pada pembangunan emplasemen Bekri
ini memiliki lintasan rencana dengan
Tegangan pada daras bantalan (τδ) : tekanan gandar 18 ton, kecepatan
𝐏′ rencana 100 km/jam, dan lebar sepur
𝛕𝛅 =
𝐅 yang dipakai 1067 mm.
23940
= 4. Sedangkan rel yang digunakan adalah rel
4800
U1C 54 dengan bantalan beton prategang
= 4,9875 kg/cm2 K - 400 Dimana nantinya (Sifat
mendukung persilangan kereta api
𝐝𝟐
Babaranjang yang tediri dari dua (2)
𝐭𝐠 𝛂 = lokomotif + empat puluh (40) gerbong
𝟏⁄ . 𝐛
𝟐 KKBW 1 satu (I) gerbong Cabose yang
panjang seluruhnya ± 1000 m.
d2 = ½ x b x tg 
= ½ x 24 x tg 60 5. Jalan kereta api harus bebas dari
= 20,785 cm hambatan dan rintangan, maka dari itu
= 21 cm (pembulatan) diperlukan ruang bebas dan ruang
bangun sesuai dengan persyaratan.
Tegangan tanah digunakan (τ1) = 1,5
kg/cm2. 6. Pada emplasemen Bekri tidak terjadi
𝐝𝟐
𝛕𝟏 = 𝛕 pelebaran sepur karena jari-jari lengkung
𝐝𝟑 𝛅 yang terdapat pada tikungan besar,
sehingga hal ini sesuai dengan ketentuan
IV. PENUTUP yang apa bila pada tikungan mempunyai
4.1 Kesimpulan jari-jari (R) > 500 m, tidak terjadi
Dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya pelebaran sepur, dan untuk jari-jari ® <
dapat diambil kesimpulan : 500 m, harus diadakan pelebaran sepur.
1. Dengan meningkatkan kebituhan
masyarakat dihidang transportasi, dan 7. Kelandaian diusahakan harus sekecil
untuk meningkatkan industri mungkin, hal itu untuk menjaga supaya
pertambangan, khususnya batu bara, rel tidak terangkat secara tiba-tiba yang
serta hasil pengolahan pabrik seperti, akan mengakibatkan jalannya kereta api
semen dan kertas yang saat ini terhambat dan tidak nyaman. Kelandaian
Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 419
Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
maksimal yang diizinkan pada klsifikasi tanah yang tidak stabil /
pembangunan emplasemen Bekri ini kestabilan rendah.
adalah 1,5 o /00.
V. DAFTAR PUSTAKA
8. Dengan adanya gaya sentrifugal pada Perusahaan Jawatan Kereta Api,
tikungan saat kereta membelok, 1986, Penjelasan Peraturan
dikhawatirkan kereta akan terguling, Perencanaan Konstruksi Jalan Rel
maka diadakan peninggian terhadap rel (Penjelasan PD No. 10 ).
disebelah luar. Peninggian rel luar itu
sendiri tergantung pada besarnya jari-jari Perusahaan Jawatan Kereta Api,
tikungan dan kecepatan kereta api itu 1986, Perencanaan Konstruksi Jalan
sendiri. Rel (Peraturan Dinas No. 10)

9. Wesel yang digunakan adalah wesel Soebianto, 1964, Ilmu Bangunan


biasa dengan sudut tangen a =1 : 10 dan Jalan Kereta Api, Himpunan
1 : 12. mahasiswa Sipil, ITB, Bandung.

4.2 Saran
1. Balas harus merupakan batu pecah, yang
mempunyai kekerasan sangat tinggi,
bersisi kasar, tidak mengandung
pelapukan dan tidak mengandung bahan
yang merugikan. Ukuran balas batu
pecah usahakan 2-6 cm, dan berat jenis.
2500 kg/m3.

2. Salah satu hal yang dapat menyebabkan


kerusakan bantalan beton adalah
terjadinya vibrasi dengan frekuensi yang
tinggi pada rel, untuk mengurangi
pengaruh vibrasi pada rel terhadap
bantalan dipakai penambat elastik yang
memiliki kemampuan meredam geteran
(penimbat elastik tunggal dan penambat
elastik ganda).

3. Bantalan beton harus memenuhi


spesifikasi pabrik pembuatan dengan
karakteristik beton K-400 menurut
perspftratan PBI 1971 yang berlaku.
Bantalan beton tidak boleh cacat retak
ataupun patah strukturnya.

4. Di sambungan rel harus ada OSlah untuk


menampung dan mengatasi timbulnya
perubahan panjang rel akibat perubahan
suhu udara yang terjadi.
5. Bila tubuh jalan ditempatkan diatas
timbunan, maka jenis tanah untuk
timbunan tidak boleh yang termasuk

Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 4 No. 1 April 2013 420


Perencanaan Emplasemen Bekry Sepanjang 1500 Meter Lintas Tanjung Karang -
Kotabumi (A Ikhsan Karim)
INFORMASI UNTUK PENULISAN NASKAH
JURNAL TEKNIK SIPIL UBL

Persyaratan Penulisan Naskah

1. Tulisan/naskah terbuka untuk umum sesuai dengan bidang teknik sipil.


2. Naskah dapat berupa :
a. Hasil penelitian, atau
b. Kajian yang ditambah pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, yang belum
dipublikasikan,
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Naskah berupa rekaman dalam Disc
(disertai dua eksemplar cetakannya) dengan panjang maksimum dua pupul halaman dengan ukuran
kertas A4, ketikan satu spasi, jenis huruf Times New Roman (font size 11).
Naskah diketik dalam pengolah kata MsWord dalam bentuk siap cetak.

Tata Cara Penulisan Naskah

1. Sistimatika penulisan disusun sebagai berikut :


a. Bagian Awal : judul, nama penulis, alamat penulis dan abstrak (dalam dua bahasa :
Indonesia dan Inggris)
b. Bagian Utama : pendahuluan (latar belakang, permasalahan, tujuan) , tulisan pokok
(tinjauan pustaka, metode, data dan pembahasan.), kesimpulan (dan saran)
c. Bagian Akhir : catatan kaki (kalau ada) dan daftar pustaka.
Judul tulisan sesingkat mungkin dan jelas, seluruhnya dengan huruf kapital dan ditulis secara
simetris.
2. Nama penulis ditulis :
a. Di bawah judul tanpa gelar diawali huruf kapital, huruf simetris, jika penulis lebih
dari satu orang, semua nama dicantumkan secara lengkap.
b. Di catatan kaki, nama lengkap dengan gelar (untuk memudahkan komunikasi formal)
disertai keterangan pekerjaan/profesi/instansi (dan kotanya, ); apabila penulis lebih
dari satu orang, semua nama dicantumkan secara lengkap.
3. Abstrak memuat semua inti permasalahan, cara pemecahannya, dari hasil yang diperoleh dan
memuat tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi (font size 11).
4. Teknik penulisan :
Untuk kata asing dituskan huruf miring.
a. Alenia baru dimulai pada ketikan kelima dari batas tepi kiri, antar alinea tidak diberi
tambahan spasi.
b. Batas pengetikan : tepi atas tiga centimeter, tepi bawah dua centimeter, sisi kiri tiga
centimeter dan sisi kanan dua centimeter.
c. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas.
d. Gambar harus bisa dibaca dengan jelas jika diperkecil sampai dengan 50%.
e. Sumber pustaka dituliskan dalam bentuk uraian hanya terdiri dari nama penulis dan
tahun penerbitan. Nama penulis tersebut harus tepat sama dengan nama yang tertulis
dalam daftar pustaka.
5. Untuk penulisan keterangan pada gambar, ditulis seperti : gambar 1, demikian juga dengan
Tabel 1., Grafik 1. dan sebagainya.
6. Bila sumber gambar diambil dari buku atau sumber lain, maka di bawah keterangan gambar
ditulis nama penulis dan tahun penerbitan.
7. Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad nama penulisan dan secara kronologis : nama,
tahun terbit, judul (diketik miring), jilid, edisi, nama penerbit, tempat terbit.

Anda mungkin juga menyukai