Anda di halaman 1dari 16

STEREOKIMIA

DARI KERJA
OBAT
KIMIA MEDISINAL
Kelompok 3 :

Cita Bunga Aprilia


Clara Natsya Novie Agatha
Daniel Kurniawan
Deva Putra Etha Pratama
Dian Aradziluna
Agenda
Style
01 Definisi

02 Isomer dan Aktivitas


biologis obat

03 Bentuk-bentuk Isomer
Definisi
Stereokimia merupakan salah satu faktor penting
dalam aktivitas biologis obat oleh karena itu
pengetahuan tentang hubungan aspek stereokimia
dengan aktivitas farmakologis obat.

Untuk berinteraksi dengan reseptor, molekul obat


harus mencapai sisi reseptor dan sesuai dengan
permukaan reseptor. Faktor sterik yang ditentukan
oleh stereokimia molekul obat dan permukaan sisi
reseptor, memegang peran penting dalam menentukan
efisiensi interaksi obat reseptor. Oleh karena itu agar
berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan
respons biologis, molekul obat harus mempunyai
struktur dengan derajat kespesifikan tinggi.
Isomer dan Aktivitas biologis obat
• Sebagian besar obat yang termasuk golongan farmakologis sama,
pada umumnya mempunyai gambaran struktur tertentu. Gambaran
struktur ini disebabkan oleh orientasi gugus-gugus fungsional
dalam ruang dan pola yang sama. Dari gambaran sterik dikenal
beberapa macam struktur isometri, antara lain adalah isomer
geometrik, isomer konformasi, diastereoisometri dan isomer
optik. Bentuk-bentuk isomer tersebut dapat mempengaruhi
aktivitas biologis obat.
Bentuk-bentuk Isomer

Isomer Geometrik dan Isomer konfirmasi dan


Aktivitas Biologis aktivitas biologis

2
1
3 4
Diastereoisomer dan Isomer Optik dan
Aktivitas Biologis Aktivitas Biologis
1. Isomer Geometrik dan Aktivitas Biologis
Isomer geometri atau isomer cis trans adalah isomer yang
disebabkan adanya atom-atom atau gugus-gugus yang terikaat
secara langsung pada suatu ikatan rangkap atau dalam suatu sistem
alisiklik. Ikatan rangkap dan sistem alisiklik membatasi gerakan
atom dalam mencapai kedudukan yang stabil sehingga terbantuk
isomer cis-trans dan isomer cistrans cenderung menahan gugus-
gugus daklam molekul pada ruang yang relatif berbeda dan
perbedaan letak gugus-gugus tersebut dapat menimbulkan
perbedaan kimia fisika. Akibatnya, distribusi isomer dalam media
biologis juga berbeda, dan berbeda pula kemampuan isomer untuk
interaksi dengan reseptor biologis.
2. Isomer konfirmasi dan aktivitas biologis

Isomer konfirmasi adalah isomer yang terjadi karena ada


perbedaan pengaturan ruang dari atom-atom atau gugus-gugus
dalam struktur molekul obat. Isomer konfirmasi lebih stabil pada
struktur senyawa non aromatik. Contoh sikloheksan dapat
membentuk 3 konfomer yaitu bentuk kursi, perahu, dan melipat.
Sikloheksan cenderung dalam bentuk konfirmasi kursi dibanding
bentuk konfirmasi perahu atau melipat. Substituen atau gugus
pada cincin sikloheksan cenderung ditahan pada kedudukan
equatorial oleh karena bentuk aksial lebih muda terpengaruh oleh
efek sterik.
 Amfetamin yang mempunyai cincin
aromatik lebih aktif dibanding analog
jenuhnya. Aktivitasnya ditunjang oleh
planaritas cincin yang menigkatkan
kemampuan senayawa untuk mengikat
reseptor yang juga mempunyai permukaan
planar melalui ikatan vander waals yang
relatif kuat. Pada interaksi obat yang tidak
planar dengan reseptor planarikatan van der
waals relatif rendah.

Aktivitas pemblok
Contoh
adrenergik dari b-
haloalkilamin tergantung
pada koplanaritas Kadang-kadang suatu molekul senyawa
substituen pada cincin tertentu memberikan lebih dari satu
benzen. efek biologis karena mempunyai bentuk
konfirmaasi yang unik dan lentur
sehingga dapat berinteraksi dengan
reseptor-reseptor yang berbeda. Contoh
:
Lanjutan
• 1. Asetil kolin
• Asetilkolin memiliki dua bentuk konfirmasi yaitu
• a. bentuk konfirmasi tertutup
• Pada bentuk ini atom H dari N-metil letaknya berdekatan demgam atom O dari gugus asetoksi sehingga terjadi ikatan
hidrogen intermolekul membentuk struktur tertutup. Bentuk konfirmasi ini dapoat berinteraksi dengan reseptor nikotinik
dari ganglia dan penghubung saraf otot.
• b. bentuk konfirmasi memanjang penuh
• pada bentuk ini atom H dari N-metil letaaknya berjauhan dengan atom O sehingga membentuk struktur memanjang.
Bentuk konfirmasi ini dapat berinteraksi dengan reseptor muskarinik dari saraf post ganglionik parasimpatik dan mudah
dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase,
• 2. 2-Asetoksisiklopropiltrimetilamonium iodida
• Pada bentuk (+) trans, atom H dari N-metil letaknya berjauhan dan terpisah dari atom O gugus asektosi sehingga
mempunyai bentuk konfirmasi memanjang seperti asetilkolin. Senyawa ini memiliki derajat kekakuan yang lebih besar
dari asetilkolin dan mempunyai aktivitas muskarinik pada pembuluh darah anjing 5 kali lebih besar dari asetilkolin.
•             Bentuk isomer (+) trans juga mudah dihidrolisis oleh enzim esterase dengan kecepatan yang sama seperti
hidrolisis asetilkolin. Bentuk isomer (-) trans, (+)cis, dan (-) cis, aktivitas muskariniknya sangat rendah.
• 3. histamin
• Histamin mempunyai tiga bentuk isomer konformasi, yaitu 2 bentuk konformasi memanjang dan bentuk konformasi
tertutup.
• Pada struktur triprolidin, senyawa antagonis H1, jarak antara kedua atom N=4,88 ± 0,2 angstrom dan diduga berfungsi
sebagai antagonis spesifik terhadap histamin bentuk konfirmasi A. senyawa antagonis H2, seperti simetidin diduga
merupakan antagonis dari histamin bentuk konfirmasi B.
3. Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan
oleh senyawa yang mempunyai dua atau lebih
Diastereoisomer pusat atom asimetrik, mempunyai gugus
fungsional sama dan memberikan tipe reaksi yang
dan sama pula. Kedudukan gugus-gugus substitusi
terletak pada ruang yang relatif berbeda sehingga
Aktivitas diastereoisomer mempunyai sifat fisik, kecepatan
reaksi dan sifat biologis yang berbeda
Biologis pula.  Perbedaan sifat-sifat di atas berpengaruh
terhadap distribusi, metabolisme dan interaksi
isomer dengan reseptor.
Contoh obat yang dapat membentuk isomer optic  dengan
aktivitas biologis berbeda
a.       (-)- :Hiosiamin, aktivasi
medriatiknya 15-20 kali lebih besar f.       (+)-Norhormoepinefrin,
disbanding isomer (+) aktivitas presosnya 160 kali
b.      D-(-)adrenalin, aktivitas lebih besar disbanding isomer
vasokonsttiktornya 12-15 kali lebih (-)
basar disbanding isomer (+) g.      (+)-α-Propoksifen
c.       (-)-Sinefrin, aktivitas presornya mempunyai efek analgesikm
60 kali lebih besar disbanding d\sedang isomer (-) mempunyai
isomer (+) efek antibatuk
d.      (-)-α-Metildopa, mempunyai h.      L-(+)-Asam askorbat
efek antihipertensi, sedang isomer mempunyai efek antiskorbut,
(+) tidak menimbulkan efek sedang isomer (-) efeknya
antihipertensi negatif
e.       D-(-)-treo-Kloramfenikol i.        S-(+)-Indometasin
mempunyai efek antibakteri, sedang mempunyai efek antiradang,
isomer L (+) eritro efeknya negative sedang isomer R(-) efeknya
negatif
j.        Isomer (-) dan (+)-klorokuin
4.   Isomer Optik dan Aktivitas Biologis

•Isomer Optik  adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetrik.
Isomer optic mempunyai  sifat kimia Fisika sama dan hanya berbeda pada kemampuan dalam
memutar bidang cahaya terpolarisasi atau berbeda rotasi optiknya. Masing-masing isomer hanya
dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kiri atau ke kanan saja dengan sudut pemutaran yang
sama.

•Isomer optic  kadang-kadang mempunyai aktivitas biologis yang berbeda karena ada


perbedaan  dalam interaksi  isomer-isomer dengan reseptor biologis.
JARAK ANTAR ATOM DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS
Hubungan antar struktur kimia dengan aktivitas biologis sering
ditunjan oleh konsep kelentura reseptor. Pada beberapa tipe kerja
biologis, jarak antar gugus-gugus fungsional molekul dapat
berpengaruh terhadap aktivitas biologis obat. Hal ini dapat
diperkirakan dari “jarak identitas” atau jarak antar ikatan-ikatan
peptide struktus protein yang memanjang Contoh :

Obat parasimpatomimetik, seperti turunan asetikolin


(karbakol) dan parasimpatolitik, seperti obat pemblok
adrenergic, jarak antara ester karbonil dengan atom N-
metil adalah 7,2 Å, yang berarti 2 x 3,61 Å

 Obat kurare, seperti dekametonium, jarak antar atom N-


kuarterner adalah 14,5 Å, yang berarti 4 x 3,61 Å.

Hormone estrogen nonsteriod, seperti dietilstiolbestrol,


gugus-gugus hidroksilnya juga dipisahkanoleh ikatan
hydrogen dengan jarak 14,5 Å
Selain jarak antara
ikatan peptide, jarak
antara dua struktur α-
heliks protein (5,5 Å)
didapatkan sama dengan
jarak antar gugus-gugus Contoh : turunan sulfanilamide
mempunyai jarak antar atom
fungsional dari banyak
obat. Didapatkan pada yang serupa dengan asam p-
aminobenzoat dan dapat
obat-obat yang termasuk
berfungsi sebagai
golongan anestesi
antimetabolit Contoh-contoh
setempat, seperti prokain,
di atas menunjukan bahwa
antihistamin, seperti
jarak antar atom dari gugus-
difendiramin, spasmolitik,
gugus fungsional berperan
seperti adifenin dan obat
dalam proses interaksi obat
pemblok adrenergic,
dengan tempat reseptor
seperti piperoksan.
spesifik.
Konfigurasi dan jarak
antar atom dari senyawa
antagonis metabolic juga
penting untuk aktivitas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai