Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM IPA TERAPAN

PENGARUH GARAM TERHADAP TITIK DIDIH AIR

Disusun Oleh :

Edy Hartono (10315244005)

Nuryunita Dewantari (10315244024)

Imas Ajriana Utami (10315244028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013
PENGARUH GARAM TERHADAP TITIK DIDIH AIR

A. Tujuan
1. Mengetahui kenaikan titik didih suatu larutan NaCl / garam dan air dengan mengukur
kenaikan titik didihnya.
B. Dasar Teori

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat
cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi
dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih
kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah
zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu
menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia
industri, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan titik
didih. Banyak kegiatan industry yang menerapkan ilmu kenaikan titik didih.
Titik didih merupakan satu sifat yang dapat digunakan untuk memperkirakan
secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang
gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik
lemah, titik didihnya rendah (Brady, 1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah
pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada
titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer
sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat
diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti
penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat
menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan
harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000 : 175).
Secara kimia, definisi garam adalah senyawa netral yang dihasilkan dari reaksi
antara asam dan basa. Ada banyak senyawa garam yang berbeda. Natrium klorida,
Natrium bikarbonat (dikenal sebagai baking soda, digunakan dalam pembuatan roti,
pembersih, dan obat luka bakar), Natrium nitrat (bahan pembuat pupuk, tembikar, dan
bahan peledak), Natrium hidroksida (disebut juga soda kaustik, digunakan dalam industri
kertas, detergent, sabun, dan beberapa jenis makanan). Namun yang dimaksud garam
pada artikel ini adalah garam dapur, Natrium klorida.

C. Alat dan Bahan


1. Beker gelas
2. Air
3. NaCl (garam)
4. Sendok
5. Korek api
6. Penangas
7. Kaki tiga
8. Pembakar spiritus (bunsen)
9. Thermometer

D. Langkah Kerja
1. Menyiapakan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas.
3. Mengukur suhu awal air tersebut.
4. Meletakkan beker gelas tersebut di atas pembakar spiritus / bunsen yang telah ada
apinya dengan di lapisi penangas.
5. Menuangkan garam (1 sendok teh, 2 sendok teh, 3 sendok teh dan tanpa garam).
6. Menunggunya hingga mendidih sehingga suhunya naik / konstan sambil meletakkan
mikroskop di air tersebut.
7. Setelah mendidih dan suhunya konstan mencatat suhu yang ditunjukkan oleh
thermometer.

E. Hasil

Banyaknya Garam Suhu Awal Suhu Akhir (titik Waktu


didih)
0 0
0 sendok teh 29 C 89, 5 C 33 menit
1 sendok teh 290 C 750 C 45 menit
2 sendok teh 290 C 920 C 12 menit
3 sendok teh 290 C 890 C 25 menit
4 sendok teh 290 C 93, 5 0 C 52 menit

F. Pembahasan

Pada percobaan kali ini berjudul “Pengaruh Garam Terhadap Titik Didih Air”.
Percobaan ini dilakukan pada hari senin, 25 Maret 2013 bertempat di Laboratorium IPA
FMIPA UNY. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan titik didih suatu
larutan NaCl / garam dan air dengan mengukur kenaikan titik didihnya. Alat dan bahan
yang digunakan pada percobaan ini antara lain beker gelas, air, NaCl / garam, sendok,
korek api, penangas, bunsen dan thermometer. Langkah yang dilakukan yaitu : pertama
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Untuk percobaan dengan menggunakan 0 sendok teh garam (tanpa garam)


Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas. Setelah itu mengukur suhu
awal air tersebut. Selanjutnya meletakkan beker gelas tersebut di atas bunsen yang telah
ada apinya dengan di lapisi penangas. Kemudian menunggunya selama 33 menit
sehingga suhunya naik sambil meletakkan mikroskop di air tersebut. Setelah 33 menit
mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.
Untuk percobaan dengan menggunakan 1 sendok teh garam

Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas. Setelah itu mengukur suhu
awal air tersebut. Selanjutnya meletakkan beker gelas tersebut di atas bunsen yang telah
ada apinya dengan di lapisi penangas lalu menuangkan satu sendok teh garam. Kemudian
menunggunya selama 45 menit sehingga suhunya naik sambil meletakkan mikroskop di
air tersebut. Setelah 45 menit mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.

Untuk percobaan dengan menggunakan 2 sendok teh garam


Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas. Setelah itu mengukur suhu
awal air tersebut. Selanjutnya meletakkan beker gelas tersebut di atas bunsen yang telah
ada apinya dengan di lapisi penangas lalu menuangkan dua sendok teh garam. Kemudian
menunggunya selama 12 menit sehingga suhunya naik sambil meletakkan mikroskop di
air tersebut. Setelah 12 menit mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.
Untuk percobaan dengan menggunakan 3 sendok teh garam
Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas. Setelah itu mengukur suhu
awal air tersebut. Selanjutnya meletakkan beker gelas tersebut di atas bunsen yang telah
ada apinya dengan di lapisi penangas lalu menuangkan dua sendok teh garam. Kemudian
menunggunya selama 12 menit sehingga suhunya naik sambil meletakkan mikroskop di
air tersebut. Setelah 12 menit mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.
Untuk percobaan dengan menggunakan 4 sendok teh garam
Mengambil air sebanyak 100 ml pada beker gelas. Setelah itu mengukur suhu
awal air tersebut. Selanjutnya meletakkan beker gelas tersebut di atas bunsen yang telah
ada apinya dengan di lapisi penangas lalu menuangkan dua sendok teh garam. Kemudian
menunggunya selama 52 menit sehingga suhunya naik sambil meletakkan mikroskop di
air tersebut. Setelah 12 menit mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer.

Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan
tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah
dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian
atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.Titik didih suatu larutan
dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada
kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih
pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ) (Deswanti, 2011).

Larutan yang mengandung zat terlarut akan mengalami kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, penurunan tekanan uap, yang bergantung pada konsentrasi
(kemolalan) zat terlarut. Penurunan titik beku pada garam dinyatakan dalam:
ΔTb = Kb * m * i
dengan Kb tetapan didih air = 0,52 C
m = kemolalan (mol zat terlarut/ massa pelarut)
i = jumlah ion (pada garam dapur terdapat dua ion, Yaitu Na+ dan Cl-, jadi i = 2)
Dan titik didihnya menjadi Tb' = Tb + ΔTb
Berdasarkan hasil penelitian dari Roult menunjukkan jika kenaikan titik didih
suatu larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin
besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga
diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil
dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult menyederhanakan ke dalam persamaan
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat
dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik
didih pelarutnya, seperti persamaan :
ΔTb = Tb – Tbº
Dari hasil tersebut dapat diketahui :
Selisih titik didih (ΔTb) untuk tanpa garam yaitu 89, 50 C - 290 C = 60, 50 C.
Selisih titik didih (ΔTb) untuk satu sendok teh garam yaitu 750 C - 290 C = 460 C.
Selisih titik didih (ΔTb) untuk dua sendok teh garam yaitu 920 C - 290 C = 630 C.
Selisih titik didih (ΔTb) untuk tiga sendok teh garam yaitu 890 C - 290 C = 600 C.
Selisih titik didih (ΔTb) untuk empat sendok teh garam yaitu 93, 50 C - 290 C = 64, 50 C.

Dari keempat hasil tersebut (dengan 4 perlakuan) menunjukkan bahwa air dengan
perlakuan ditambahkan 2 sendok teh garam dalam waktu yang singkat yaitu 12 menit
mampu mencapai suhu konstan yaitu 290C. Berbeda dengan air dengan perlakuan
lainnya. Untuk mencapai suhu konstan diperlukan waktu yang cukup lama. Misalnya saja
pada air dengan perlakuan ditambahkan 4 sendok teh garam, untuk mencapai suhu
konstan membutuhkan waktu 52 menit. Dari waktu yang diperlukan keempat perlakuan
air tersebut untuk mencapai suhu konstan tidak dapat menunjukkan jika semakin
banyaknya garam akan mempercepat proses pendidihan. Karena pada perlakuan dengan
ditambahkan garam sebanyak 4 sendok membutuhkan waktu 52 menit untuk mencapai
suhu konstan ketika mendidih dengan suhu 93, 5 sedangkan pada perlakuan ditambahkan
garam sebanyak 2 sendok hanya membutuhkan waktu 12 menit untuk mencapai suhu
konstan pada saat mendidih dengan suhu 92.
Kenaikan titik didih dapat dipengaruhi oleh harga kb (tetapan kenaikan titik didih
molal pelarut) dari zat pelarut. Kenaikan titik didh tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang
terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses
ionisasinya. Pada proses mendidihnya air yang kami amati tersebut, awalnya pada bagian
bawah beker gelas terdapat gelembung-gelembung kecil yang jumlahnya sedikit, namun
lama kelamaan gelembung tersebut bertambah banyak. Munculnya banyak gelembung
tersebut bersamaan dengan kenaikan suhu pada air tersebut.

G. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar
2. Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut
3. Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) dan
harga Kb.
4. Garam tidak mempengaruhi kenaikan titik didih larutan, yang mempengaruhi adalah
konsentrasi bahan.

H. Daftar Pustaka
Anonym. 2012. Pengaruh Garam Terhadap Titik Dididh Air. diakses melalui :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101214060836AAbgeAC. Pada
Kamis, 28 Maret 2013 pukul 23. 45 WIB.
Anonym.2012. Garam. Diakses melalui : http://www.chemistryland.com. Pada Jumat, 29
Maret 2013 pukul 00. 05 WIB
Anonym. 2013. Kenaikan Titik Didih. Diakses melalui :
http://id.scribd.com/doc/84173025/Kenaikan-Titik-Didih. Pada Jumat, 29 Maret 2013
pukul 00. 10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai