PROJEK PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi tugas Kimia semester dua
yang dibimbing oleh Ibu Silvia Febriane, S.Pd, M.Si
SMAN 3 PADANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pratikum
1. Mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
2. Mempelajari bahwa perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan.
B. Latar Belakang
perubahan panas reaksi kimia. Panas reaksi kimia suatu sistem dapat dilepaskan maupun
diserap. Reaksi yang dilepaskan disebut dengan reaksi eksoterm. Reaksi yang diserap disebut
dengan reaksi endoterm. Perubahan reaksi ini dapat diukur menggunakan prinsip kerja dari
calorimeter yaitu dengan mengisolasi panas dalam sistem agar panas tersebut tidak berpindah
kelingkungan.
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dengan
energi kimia. Energi kimia di definisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau
senyawa. Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu system maupun lingkungan. Sistem dapat
berupa gas, uap air dan uap dalam kontak dengan cairan (Atkins, 1990 ; Brady, 1999).
Kalor adalah perpindahan energi termal. Kalor mengalir dari suatu bagian ke bagian
yang lain atau dari satu sistem ke sistem yang lain, karena adanya perbedaan temperature
Besarnya kalor reaksi bergantung pada jumlah zat yang bereaksi, keadaan fisika,
temperature, tekanan, jenis reaksi (Ptetap atau Vtetap). Kalor reaksi adalah kalor yang
menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang paling sederhana (Oxtoby, dkk, 2001).
Ditinjau dari jenis reaksi, terdapat beberapa jenis reaksi diantaranya reaksi kalor
pembentukan, kalor penguraian, kalor penetralan, kalor reaksi dan kalor pelarutan (Basri,
2022).
Benda yang menerima kalor suhunya akan naik sedangkan benda yang melepas kalor
a. Alat
b. Bahan
PEMBAHASAN
A. Langkah/Prosedur Pratikum
3. Dicampurkan air panas ke dalam kalorimeter yang telah berisi air dingin, diaduk dan
3. Dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah berisi larutan Cu SO4 0,05 M, diaduk
B. Hasil Pengamatan
- Tabel data hasil penentuan tetapan temperatur kalorimeter dan table penentuan tetapan
temperatur kalorimeter.
No Waktu Temperatur
1 30 detik 43°C
2 60 detik 42°C
3 90 detik 42°C
4 120 detik 42°C
5 150 detik 42°C
6 180 detik 42°C
7 210 detik 41°C
8 240 detik 41°C
9 270 detik 41°C
10 300 detik 41°C
No Perlakuan Pengamatan
1 Dimasukkan 50 mL air kedalam kalorimeter, Tidak berwarna, tidak berbau,
catat temperaturnya. temperatur 30,6°C.
2 Dipanaskan 50 mL air hingga temperaturnya Tidak berwarna, tidak berbau,
diatas 70°C, catat temperaturnya. temperatur 80°C.
3 Dicampurkan air panas ke dalam kalorimeter Didapatkan temperatur pada
yang telah berisi air dingin, diadukan dan selang waktu tertentu, larutan
dicatat temperaturnya per 30 detik sampai tidak berwarna, tidak berbau.
menit ke 5.
- Table data hasil penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4 dan tabel penentuan reaksi Zn-CuSO4
No Waktu Temperatur
1 30 detik 36°C
2 60 detik 36°C
3 90 detik 36°C
4 120 detik 36°C
5 150 detik 36°C
6 180 detik 36°C
7 210 detik 36°C
8 240 detik 36°C
9 270 detik 36°C
10 300 detik 36°C
11 330 detik 36°C
12 360 detik 36°C
13 390 detik 36°C
14 420 detik 36°C
15 450 detik 36°C
16 480 detik 36°C
17 510 detik 36°C
18 540 detik 36°C
19 570 detik 36°C
20 600 detik 36°C
No Perlakuan Pengamatan
1 Dimasukkan 50 mL CuSO4 0,05 M ke dalam Larutan berwarna biru,
kalorimeter, catat temperaturnya. temperaturnya 35°C.
2 Ditimbang padatan Zn sebanyak 0,375 gram. Padatan berwarna abu-abu,
berbentuk serbuk.
3 Dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah Didapatkan temperatur pada
berisi larutan Cu SO4 0,05 M, diaduk dan selang waktu tertentu, padatan Zn
dicatat temperaturnya per 30 detik sampai dan CuSO4 homogen.
menit ke 10.
No Waktu Temperatur
1 30 detik 31°C
2 60 detik 31°C
3 90 detik 31°C
4 120 detik 31°C
5 150 detik 31°C
6 180 detik 30°C
7 210 detik 30°C
8 240 detik 30°C
9 270 detik 30°C
10 300 detik 30°C
11 330 detik 30°C
12 360 detik 30°C
13 390 detik 30°C
14 420 detik 30°C
15 450 detik 30°C
16 480 detik 30°C
17 510 detik 30°C
18 540 detik 30°C
19 570 detik 30°C
20 600 detik 30°C
No Perlakuan Pengamatan
1 Dipipet 50 mL larutan HCl 0,1 M ke Larutan tidak berwarna, temperatur
dalam beaker glass A, catat 20°C.
temperaturnya.
2 Dipipet 50 mL larutan NaOH 0,1 M ke Larutan tidak berwarna, temperatur
dalam beaker glass B, catat 20°C.
temperaturnya.
3 Dicampurkan 50 mL HCl 0,1 M dan 50 Larutan tidak berwarna, didapatkan
mL NaOH 0,1 M secara bersamaan, temperatur pada selang waktu tertentu.
diaduk dan dicatat temperaturnya per
30 detik.
BAB IV
PENUTUP
A. Foto Kegiatan
B. Kesimpulan
Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi. Perubahan tersebut dapat dicari
dengan cara menentukan kalor yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode
kalorimeter, saat reaksi terjadi pada kondisi tekanan tetap. Perubahan kalor reaksi sama
sederhana berfungsi untuk menjalankan reaksi dengan kondisi tekanan tetap. Dengan metode
kalorimeter juga dapat menentukan nilai entalpi reaksi yang setara dengan besarnya kalor
reaksi.
BIODATA PENULIS
Kelas : XI.F.5