Disusun Oleh :
XII MIA 2
Bahan
C. Langkah kerja
1. Siapkan 5 mL aquades di dalam tabung reaksi
2. Letakkan tabung reaksi di dalam wadah plastik berisi potongan-potongan es
dan garam
3. Masukkan termometer ke dalam tabung reaksi kemudian digoyang-goyangkan
wadah tersebut sambil memegang termometer sampai air mulai membeku (ada
campran air dan es)
4. Catat temperatur air yang membeku pada tabel pengamatan
5. Kerjakan uji coba tersebut menggunakan larutan urea 0,1 m; urea 0,2 m; gula
0,1m; dan gula 0,2m
6. Catat termperatur titik beku larutan pada tabel pengamatan
D. Pengamatan
No Larutan Molalitas Titik beku Beda titik beku larutan dan
aquades
1. Aquades - -2 2
2. Urea 0,1 m -2 0
3. Urea 0,2 m -4,5 2,5
4. Gula 0,1 m -4 2
5. Gula 0,2 m -4 2
E. Pembahasan
Analisis data
1. Bagaimana pengaruh molalitas larutan urea dan larutan gula pada titik beku
larutan dan penurunan titik beku?
Jawab :
Semakin besar konsentrasi molal, penurunan titik beku semakin besar pula.
G. Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasi molal maka semakib besar pula penurunan titik
beku.
2. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan.
3. Faktor-faktor yang mempengruhi penurunan titim beku yaitu konsentrasi
larutan, sifat elektrolit larutan, ukuran partikel, kemurnian zat.
H. Lampiran dan dokumen
Bahan
•Larutan urea 0,1 m dan
0,2 m
•Larutan gula 0,1 m dan
0,2 m
•Garam dapur kristal
•Es batu
•Aquades
3. Menyiapkan larutan 4. Meletakkan
urea 0,1 m dan 0,2 m tabung reaksi
masing-masing 5mL didalam wadah
pada tabung reaksi plastik berisi
potongan-
potongan es
dan garam
kristal. Lalu
hitung dengan
termometer
titik bekunya.
Hitung titik
beku pada
larutan urea
0,1 m dan urea
0,2m
A. Tujuan
Menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih
larutan.
B. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Gelas kimia 100 mL 1. Garam dapur 1,17 gram
2. Kasa 2. Garam dapur 2,345 gram
3. Kaki tiga 3. Gula 3,42 gram
4. Pemanas bunsen 4. Gula 6,84 gram
5. Termometer 5. Akuades
6. Neraca 6. Spritus
7. Pengaduk
C. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas kimia 100 mL dan diisi dengan akuades sebanyak 50 mL.
2. Masukkan gula 3,42 gram, lalu aduk hingga larut.
3. Panaskan gelas kimia tersebut hingga mendidih.
4. Selama menunggu mendidih, siapkan gelas kimia yang lain, lalu diisi dengan
akuades. Kemudian masukkan gula 6,84 gram.
5. Setelah suhu tercatat, pindahkan gelas dari pemanas bunsen. Letakkan gelas
kimia kedua ke atas pemanas bunsen. Tunggu hingga mendidih lalu catat
suhunya.
6. Ulangi langkah nomor 1-5 namun dengan garam dapur 1,17 gram dan 2,345
gram.
D. Tabel Hasil Pengamatan
Beda titik didih
No. Larutan Molalitas Titik didih
dengan akuades
1. Akuades - 97o C -
2. Gula 3,42 gram 0,0684 97 o C 0
3. Gula 6,84 gram 0,1368 97 o C 0
Garam dapur 1,17
4. 0,0234 98 o C 1oC
gram
Garam dapur 2,345
5. 0,0469 97,5 o C 0,5 o C
gram
E. Pembahasan
Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa larutan gula dan larutan garam
memiliki titik didih yang berbeda. Pada larutan gula 3,42 gram dan 6,84 gram sama-
sama memiliki titik didih 97 o C. Sedangkan pada larutan garam 1,17 gram memiliki
o o
titik didih 98 C dan larutan garam 2,345 gram memiliki titik didih 97,5 C.
Perbedaan titik didih itu disebabkan karena adanya faktor Van’t Hoff, di mana larutan
elektrolit memiliki faktor Van’t Hoff 2, sedangkan larutan non-elektrolit memiliki
faktor Van’t Hoff 1. Hal ini menjadikan larutan elektrolit memiliki titik didih lebih
tinggi daripada larutan non-elektrolit, sehingga titik didih larutan garam yang
merupakan larutan elektrolit lebih tinggi daripada titik didih larutan gula yang
merupakan larutan non-elektrolit.
Semakin banyak zat pelarut dalam suatu larutan atau semakin besar
konsentrasi akan menjadikan larutan mempunyai titik didih lebih tinggi daripada
larutan pelarut murni. Ini karena partikel zat-zat terlarut menghalangi partikel zat-zat
pelarut untuk mendidih. Namun, pada percobaan ini tidak terjadi peningkatan titik
didih akibat besarnya konsentrasi zat terlarut dalam larutan.
F. Rangkuman
1. Bagaimana pengaruh molalitas larutan gula terhadap titik didih larutan gula?
Jawab: Pengaruh molalitas terhadap titik didih larutan adalah semakin besar
molalitas larutan, maka semakin tinggi titik didihnya atau semakin tinggi
suhu yang dicapai larutan untuk mendidih. Dalam hal ini semakin besar
molalitas gula, semakin tinggi suhu yang dicapai akuades untuk mendidih.
2. Bagaimana pengaruh molalitas larutan gula terhadap kenaikan titik didih larutan
gula?
Jawab: Semakin besar molalitas, maka semakin banyak juga zat terlarut yang ada
dalam suatu larutan. Semakin banyak zat terlarut yang ada, maka semakin
banyak pula energi yang diperlukan. Hal ini dikarenakan partikel-partikel
zat terlarut yang menghalangi zat pelarut untuk mendidih, sehingga titik
didih menjadi lebih tinggi daripada zat pelarut murni. Jadi, semakin besar
molalitas gula, semakin besar juga kenaikan titik didih larutannya.
3. Bagaimana pengaruh molalitas larutan garam terhadap titik didih larutan garam?
Jawab: Pengaruh molalitas terhadap titik didih larutan adalah semakin besar
molalitas larutan, maka semakin tinggi titik didihnya atau semakin tinggi
suhu yang dicapai larutan untuk mendidih. Dalam hal ini semakin besar
molalitas garam, semakin tinggi suhu yang dicapai akuades untuk
mendidih.
4. Bagaimana pengaruh molalitas larutan garam terhadap kenaikan titik didih
larutan garam?
Jawab: Semakin besar molalitas, maka semakin banyak juga zat terlarut yang ada
dalam suatu larutan. Semakin banyak zat terlarut yang ada, maka semakin
banyak pula energi yang diperlukan. Hal ini dikarenakan partikel-partikel
zat terlarut yang menghalangi zat pelarut untuk mendidih, sehingga titik
didih menjadi lebih tinggi daripada zat pelarut murni. Jadi, semakin besar
molalitas gula, semakin besar juga kenaikan titik didih larutannya.
5. Pada molalitas yang sama, mengapa pengaruh NaCl lebih besar dibandingkan
pengaruh gula terhadap kenaikan titik didih larutan?
Jawab: Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff. Faktor Van’t
Hoff larutan elektrolit dan non-elektrolit berbeda. Pada larutan elektrolit,
faktor Van’t Hoff-nya adalah 2, sedangkan pada larutan non-elektrolit,
faktor Van’t Hoff-nya adalah 1. Oleh karena itu, larutan elektrolit
memiliki kenaikan titik didih yang lebih tinggi daripada larutan non-
elektrolit. Dalam kasus ini, titik didih larutan garam lebih tinggi daripada
larutan gula, karena garam termasuk larutan elektrolit yang mempunyai
faktor Van’t Hoff 2, sedangkan gula termasuk larutan non-elektrolit yang
mempunyai faktor Van’t Hoff 1.
6. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan tersebut?
Jawab: Jenis larutan memengaruhi kenaikan titik didihnya. Apabila larutan
berjenis larutan elektrolit maka memiliki faktor Van’t Hoff 2 dan
memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada zat pelarut murni dan
larutan non-elektrolit. Sedangkan apabila larutan berjenis larutan non-
elektrolit maka memiliki faktor Van’t Hoff 1 dan memiliki titik didih
yang lebih tinggi daripada zat pelarut murni namun masih lebih rendah
dari larutan elektrolit.
G. Kesimpulan
Jenis larutan memengaruhi kenaikan titik didihnya. Apabila larutan berjenis
larutan elektrolit maka memiliki faktor Van’t Hoff 2 dan memiliki titik didih yang
lebih tinggi daripada zat pelarut murni dan larutan non-elektrolit. Sedangkan apabila
larutan berjenis larutan non-elektrolit maka memiliki faktor Van’t Hoff 1 dan
memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada zat pelarut murni namun masih lebih
rendah dari larutan elektrolit.
H. Lampiran