Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

SIFAT KOLIGATIF
PENURUNAN TITIK BEKU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH

Nama : Putri Dwi Adelia


Kelas : XII MIPA 1
No. Absen : 23

SMAN 1 JEKULO KUDUS


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SIFAT KOLIGATIF
PENURUNAN TITIK BEKU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH

A. TUJUAN
1. Menentukan kenaikan titik didih suatu larutan
2. Menentukan penurunan titik beku suatu larutan

B. DASAR TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara
zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-
komponen penyusun larutan tersebut.
Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif (diambil dari bahasa latin "colligare" yang artinya mengumpulkan bersama). Sifat-
sifat itu tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut, bukan pada sifat
partikel yang terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gelas kimia plastik 1000 mL 7. Batang pengaduk
2. Gelas kimia 250 mL 8. Glukosa 1 m
3. Termometer 9. Glukosa 2 m
4. Kaki tiga 10. NaC1 1 m
5. Kawat kasa 11. NaCl 2 m
6. Pembakar spiritus 12. Aquades

D. LANGKAH KERJA
a) Kenaikan titik didih
1. Siapkan penangas air dengan cara: isi gelas kimia 250 ml dengan air keran kurang
lebih seperempat gelas, kemudian panaskan.
2. Siapkan 5 buah tabung reaksi, isi tabung reaksi berturut-turut dengan aquades,
glukosa 1 m, glukosa 2 m, NaCl 1 m, NaCl 2 m sebanyak 2 ml. Masukkan tabung
reaksi tersebut ke dalam penangas air.
3. Ukur suhu aquades, glukosa 1 m, glukosa 2 m, NaCl 1 m, NaCl 2 m dengan
thermometer (suhu akan meningkat kemudian menurun, ambil suhu yang paling
tinggi).

b) Penurunan titik beku


1. Siapkan gelas kimia plastik 1000 ml lalu isi dengan es batu yang sudah dihancurkan
sampai volumenya mencapai kira-kira ¾ tinggi gelas kimia. Taburi es batu tersebut
dengan garam.
2. Masukkan 2 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung reaksi tersebut
ke dalam gelas kimia yang telah berisi es. Atur posisi tabung agar terendam dalam
es di gelas kimia.
3. Aduk isi tabung reaksi dengan menaik turunkan batang pengaduk perlahan (bukan
diaduk secara melingkar) hingga cairan dalam tabung membeku seluruhnya.
4. Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu biarkan sampai es dalam
tabung mencair sedikit.
5. Keluarkan batang pengaduk lalu masukkan termometer. Aduk kembali air dengan
menaik turunkan termometer lalu baca suhunya (suhu akan menurun kemudian
meningkat lagi, ambillah suhu yang paling rendah).
6. Ulangi langkah 1-5 dengan menggunakan larutan glukosa 1 m dan 2 m, dan larutan
NaCl 1 m dan 2 m

E. DATA PENGAMATAN
a) Kenaikan titik didih

Titik didih air (Tbº) = 101º

Larutan glukosa Larutan NaCl


No. Molalitas Titik didih Molalitas Titik didih
∆Tb ∆Tb
(Tb) (Tb)
1. 1m 103º C 2º C 1m 103º C 2º C
2. 2m 103º C 2º C 2m 104º C 3º C

b) Penurunan titik beku

Titik beku air (Tfº) = 0º

Larutan glukosa Larutan NaCl


No. Molalitas Titik beku Molalitas Titik beku
∆Tf ∆Tf
(Tf) (Tf)
1. 1m -1º C 1º C 1m -5º C 5º C
2. 2m -2º C 2º C 2m -5º C 5º C

F. ANALISIS DATA
Kenaikan titik didih Penurunan titik beku
Elektrolit Elektrolit

∆Tb = m × Kb × i ∆Tf = m × Kf × i
Non elektrolit Non elektrolit

∆Tb = m × Kb ∆Tf = m × Kf

Yang termasuk larutan Elektrolit adalah NaCl, sedangkan larutan yang non elektrolit adalah
glukosa.

➢ Kenaikan titik didih (∆Tb)


a) Larutan elektrolit (NaCl):
NaCl → Na+ + Cl- n=2, n = i
1. NaCl 1 m
∆Tb = m × Kb × i
∆Tb = 1 × 0,52 × 2
∆Tb = 1,04º C

2. NaCl 2 m
∆Tb = m × Kb × i
∆Tb = 2 × 0,52 × 2
∆Tb = 2,08º C
b) Larutan non elektrolit (glukosa):
1. Glukosa 1 m
∆Tb = m × Kb
∆Tb = 1 × 0,52
∆Tb = 0,52º C

2. Glukosa 2 m
∆Tb = m × Kb
∆Tb = 2 × 0,52
∆Tb = 1,04º C

➢ Penurunan titik beku (∆Tf)


a) Larutan elektrolit (NaCl):
1. NaCl 1 m
∆Tf = m × Kf × i
∆Tf = 1 × 1,86× 2
∆Tf = 3,72º C

2. NaCl 2 m
∆Tf = m × Kf × i
∆Tf = 2 × 1,86 × 2
∆Tf = 7,44º C

b) Larutan non eletrolit (glukosa):


1. Glukosa 1 m
∆Tf = m × Kf
∆Tf = 1 × 1,86
∆Tf = 1,86º C

2. Glukosa 2 m
∆Tf = m × Kf
∆Tf = 2× 1,86
∆Tf = 3,72º C

G. PEMBAHASAN
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku bergantung pada kemolalan larutan. Semakin besar
kemolalan semakin besar juga kenaikan titik didih dan penurunan titik bekunya.
Seperti pada percobaan yang telah dilakukan di atas, bahwa pada penurunan titik beku,
titik beku larutan glukosa 2 m lebih rendah dibandingkan dengan larutan glukosa 1 m.
Begitu juga dengan kenaikan titik didih larutan, pada titik didih larutan NaCl 2 m lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan NaCl 1 m.
Dalam percobaan kenaikan titik didih didapat bahwa titik didih pelarut lebih rendah
dari pada titik didih larutan (Tbº < Tb). Sedangkan pada percobaan penurunan titik beku
didapat bahwa titik beku pelarut lebih tinggi dari pada titik beku larutan (Tfº > Tf).

H. KESIMPULAN
Untuk sifat koligatif kenaikan titik didih, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka
makin besar kenaikan titik didihnya dan mengakibatkan titik didih larutan semakin tinggi.
Untuk sifat koligatif penurunan titik beku, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka
makin besar penurunan titik bekunya dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah.
Dalam larutan elektrolit, besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff. Semakin besar nilai faktor Van’t Hoff maka semakin
besar pula kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.

I. PERTANYAAN
Kenaikan titik didih
1. Berapakah kenaikan titik didih untuk masing-masing larutan?
Jawab:
➢ Larutan glukosa 1 m, ∆Tb = 2º C
➢ Larutan glukosa 2 m, ∆Tb = 2º C
➢ Larutan NaCl 1 m, ∆Tb = 2º C
➢ Larutan NaCl 2 m, ∆Tb = 3º C

2. Bagaimana hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didihnya?


Jawab:
Kenaikan titik didih dapat dicari dengan rumus berikut:
∆Tb = m × Kb × i atau ∆Tb = m × Kb
Dalam rumus tersebut, diketahui bahwa molalitas berbanding lurus dengan kenaikan
titik didih. Hal ini menandakan bahwa semakin besar molalitasnya, semakin besar pula
kenaikan titik didihnya.

3. Bagaimana kenaikan titik didih untuk larutan NaCl dan urea pada molalitas yang sama?
Jelaskan!
Jawab: jika memiliki molalitas yang sama, maka derajat ionisasi larutan akan
memengaruhi pada penghitungan kenaikan titik didih larutan. Jika larutan elektrolit
penghitungan kenaikan titik didihnya dihitung dengan derajat ionisasi yang akan
mempengaruhi faktor Van’t Hoff (i) sesuai dengan rumus ∆Tb = m × Kb × i dengan
i=1 (n+1) α
Karena NaCl merupakan larutan elekrolit kuat yang akan terionisasi sempurna dalam
air, sehingga jumlah ionnya akan lebih banyak daripada urea (elektrolit lemah) yang
tidak terionisasi sempurna. Sehingga titik didih NaCl lebih tinggi dibandingkan urea,
dan kenaikan titik didih larutannya semakin besar.

4. Sebutkan contoh peristiwa pada kehidupan sehari-hari yang menunjukkan terjadinya


kenaikan titik didih!
Jawab:
➢ Distilasi (penyulingan minyak bumi)
➢ Penggunaan panci presto saat memasak
➢ Radiator kendaraan bermotor
➢ Penambahan garam saat memasak
➢ Penyulingan gula
➢ Air yang dipanaskan hingga mendidih

Penurunan titik beku


1. Apa fungsi penambahan garam pada es batu di dalam gelas kimia?
Jawab: fungsi penambahan garam pada es batu di dalam gelas kimia yaitu untuk
menurunkan titik beku pada es batu sehingga es batu akan lebih mudah mencair.

2. Berapakah penurunan titik beku untuk masing-masing larutan?


Jawab:
➢ Larutan glukosa 1 m, ∆Tf = 1º C
➢ Larutan glukosa 2 m, ∆Tf = 2º C
➢ Larutan NaCl 1 m, ∆Tf = 5º C
➢ Larutan NaCl 2 m, ∆Tf = 5º C
3. Bagaimana hubungan antara molalitas larutan dengan penurunan titik bekunya?
Jawab:
Penurunan titik beku dapat dicari dengan rumus berikut:
∆Tf = m × Kf × I atau ∆Tf = m × Kf
Dari rumus tersebut, diketahui bahwa penurunan titik beku berbanding lurus dengan
molalitasnya. Apabila molalitas diperbesar, maka penurunan titik beku akan semakin
besar pula, dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah.

4. Bagaimana penurunan titik beku untuk larutan NaCl dan urea pada molalitas yang
sama?
Jawab: jika memiliki molalitas yang sama, maka derajat ionisasi larutan akan
memengaruhi pada penghitungan penurunan titik beku larutan. Jika larutan elektrolit
penghitungan penurunan titik beku dihitung dengan derajat ionisasi yang akan
mempengaruhi faktor Van’t Hoff (i) sesuai dengan rumus ∆Tf = m × Kf × i dengan i=1
(n+1) α
Karena NaCl merupakan larutan elekrolit kuat yang akan terionisasi sempurna dalam
air, sehingga jumlah ionnya akan lebih banyak daripada urea (elektrolit lemah) yang
tidak terionisasi sempurna. Sehingga titik beku NaCl lebih rendah dibandingkan urea,
dan penurunan titik beku larutannya juga semakin besar.

5. Sebutkan contoh peristiwa pada kehidupan sehari-hari yang menunjukkan terjadinya


penurunan titik beku!
Jawab:
➢ Pembuatan es krim dan es putar
➢ Antibeku pada radiator mobil
➢ Penaburan garam pada jalanan bersalju agar salju mencair
➢ Hujan buatan
LAMPIRAN

❖ Alat dan bahan

❖ Penurunan titik beku

❖ Kenaikan titik didih

❖ Pembuatan laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai