Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Operasi Teknik Kimia 1
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2B-Teknik Kimia
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak dapat dimungkiri bahwa setiap proses dalam teknologi industri kimia melibatkan
pemisahan seperti pemisahan antara padat - padat, pemisahan padat – cair, pemisahan padat –
gas, pemisahan cair – cair, pemisahan cair- gas dan lain- lain. Pemisahan tersebut mempunyai
teknik dan metode masing –masing guna mencapai hasil yang lebih baik. Teori secara umum
sudah diajarkan pada mata kuliah Teknik Operasi. Untuk melengkapi dan memberikan
ketrampilan di lapangan pada saat terjun ke dunia kerja maka perlu ketrampilan praktik di
laboratorium. Dengan alasan ini maka pemisahan (ekstraksi) cair – cair dijadikan salah satu
modul praktikum pada Unit Laboratorium Satuan Operasi
Ekstraksi adalah salah satu memisahkan larutan dua komponen dengan menambahkan
komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi tidak larut dengan pelarut (diluent).
Dengan penambahan solvent ini sebagian solute akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent
(disebut ekstraksi) dan sebagian lagi tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut rafinat).
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada.
Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan
dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang.
a. Komponen larutan sensitiv terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun pada
kondisi vakum
b. Titik didih komponen – komponen dalam campuran berdekatan
c. Kemudahan menguap (volatility) komponen – komponen hampir sama.
Fraksi massa solute dalam rafinat/ fraksi massa diluent dalam rafinat pada
keadaan setimbang. Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar
dari satu.
Jika nilai β = 1, artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan
Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent yang
dibutuhkan lebih sedikit.
f. Chemical reactivity
Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen – komponen
dalam sistem dan material (bahan konstruksi).
g. Viskositas, tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan
penanganan dan penyimpanan.
h. Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Koefisien distribusi
Pada percobaan inimenentukan koefisien distribusi untuk sistem tri khloro etilena –
asam propionate – air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada
campuran ketiga zat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan.Pada konsentrasi
rendah , koefisien distrbusi tergantung pada konsentrasi , sehingga Y = K. X
K = koefisien distrbusi
Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa pada kolom
ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap laju alir dengan
fasa air sebagai media kontinu.
Simbol dan rumus- rumus yang digunakan dalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut
Untuk sistem tri khloro etilena – air – asam propionate,
Vw : laju alir air (L/s)
Vo : laju alir TCE (L/s)
X : konsentrasi asam propionate dalam fasa organic (kg/L)
Y : konsentrasi asam propionate dalam fasa air (kg/L)
Neraca Massa
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat)
= Vo (X1 – X2)
= Vw (Y1 – 0)
Efisiensi Ekstraksi
∆X1 − ∆ X2
𝐿𝑜𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔 = ln ∆X1⁄
∆X1
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Susunan alat dan bahan yang digunakan
Susunan alat ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar Unit Alat Ekstraksi Cair dan Unit Distilasi (untuk recovery solven /kotak dengan batas
garis putus-putus)
Selain alat utama di atas diperlukan alat pendukung yang lain yaitu:
a. Corong pemisah 250 ml, 4 buah
b. Galas ukur 250 ml, 5 buah
c. Erlenmeyer 250 ml, 14 buah
d. Erlenmeyer 50 ml, 2 buah
e. Buret 50 ml 2 buah
f. Bola hisap
g. Pipet seukuran 5 ml, 1 buah
h. Pipet seukuran 10 ml, 1 buah
i. Corong gelas, 1 buah
j. Batang pengaduk
k. Statif dan klem
a. NaOH 0,1 N
b. Asam propionate, p.a (pure analysis)
c. Tri cloro etilen (TCE)
d. Air (solvent)
e. Indicator phenolphtelain
f. Tisu
1. Memuat larutan 50 ml tri khloro etilena dan 50 ml air demineral di dalam corong pemisah
2. Menambahkan 5 ml asam propionate ke dalam larutan di atas ( gunakan pipet volum dan
bola hisap)
3. Menutup corong pemisah dan kocok selama ± 5 menit
4. Biarkan larutan terpisah menjadi dua larutan
5. Mengambil 10 ml fasa air (lapisan atas) dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
6. Ulangi percobaan tersebut dengan konsentrasi asam propionate yang bervariasi ( 5 titik).
2. Neraca massa dan koefisien perpindahan massa dengan fasa air sebagai media
kontinyu
1. Mengisi tangki fasa organic dengan 2 liter TCE, tambahkan 20 ml asam propionat. Aduk
hingga konsentrasi homogen
2. Mengisi tangki air 15 liter, jalankan pompa air dan isi kolom pada laju alirtinggi (valve
rotameter dibuka penuh)
3. Setelah tinggi air mencapai puncak unggun packing, kurangi laju alir sampai 0,2
L/min.
4. Menjalankan pompa fasa organic pada laju alir 0,2 liter/min
5. Menjalankan proses tersebut dalam 10 – 15 menit sampai terjadi kondisi steady, pantau
laju alir dalam periode ini untuk meyakinkan bahwa sistem tetap konstan
6. Mengambil sample 15 ml pada dasar kolom (rafinat) dan atas kolom (ekstrak)
7. Melakukan titrasi dengan 0,1 M NaOH
Percobaan 2 (kontinyu)
Laju alir air dan Volume sampel (ml) Titer NaOH (ml)
Sampel laju alir organik
Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
(L/menit)
1 10 10 0,35 0,5
3 0,175 10 10 0,4 0,6
5 10 10 0,65 1,3
Data Kelompok 2
Percobaan 1 (batch)
Titer NaOH (ml)
As Prop yang ditambahkan (ml)
Atas (Air + As Prop) Bawah (TCE + As Prop)
3 64,7 25,8
Percobaan 2 (kontinyu)
Laju alir air dan Volume sampel (ml) Titer NaOH (ml)
Sampel laju alir organik
Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
(L/menit)
1 5 5 0,6 0,4
2 5 5 0,4 0,5
3 0,1 5 5 0,6 0,4
4 5 5 0,5 0,4
5 5 5 0,4 0,5
𝑌 0,0385 𝑌 0,0194
K= = = 1,86 K= = = 2,52
𝑋 0,0206 𝑋 0,0077
y = 1,7728x + 26,217
Flowrate (ml/menit)
200
R² = 0,8125
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
% bukaan pompa (%)
% Bukaan Waktu (s) Vol. ekstrak Laju Alir (ml/s) Laju Alir (ml/mnt)
(ml)
50 60 85 1,416 85
55 60 93 1,55 93
57 60 100 1,667 100
98
96
94
92
90
88 y = 2,0385x - 17,41
86 R² = 0,9589
84
82
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
% bukaan (%)
- Penentuan laju alir TCE 100 ml/menit
y = 2,0358x – 17,41
100 + 17,41 = 2,0358x
x = 57, 59 %
Dari kurva kalibrasi di atas, didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 100
ml/menit sebesar 57,59 % sehingga pompa stroke diatur di nilai 57.
Data Kelompok 1
Laju alir air dan As Prop yang As Prop yang Konsentrasi
Koefisien
laju alir organik diekstrak dari dari fasa organik Umpan (solute
Transfer Massa
(L/menit) fasa air, Y1 (rafinat), X2 + diluen), X1
0,005 0,0035 0,0085
0,175 0,006 0,004 0,01 1,42×10-3
0,013 0,0065 0,0195
Data Kelompok 2
Laju alir air dan As Prop yang As Prop yang Konsentrasi
Koefisien
laju alir organik diekstrak dari dari fasa organik Umpan (solute
Transfer Massa
(L/menit) fasa air, Y1 (rafinat), X2 + diluen), X1
0,004 0,006 0,01
0,005 0,004 0,009
0,1 0,004 0,006 0,01 7,84×10-4
0,004 0,005 0,009
0,005 0,004 0,009
1,0105+1,0121+1,0213
Rata-rata gaya dorong = 3
= 1,0146
0,0085+0,01+0,0195
Rata-rata X1 = 3
= 0,0126
0,0035+0,004+0,0065
Rata-rata X2 = 3
= 0,0046
1
Volume packing = 𝜋 × 𝐷2 × ℎ × 4
2 1
= 3,14 × 8 × 110 × 4
= 5526,4 cm3 = 5526,4 ml = 5,5264 L
0,0126 − 0,0046
Koefisien Transfer Massa = = 1,42×10-3
5,5264 ×1,0146
Data Kelompok 2
Y1 K X1* ∆𝑋1 ∆𝑋2 Log Df Df
0,004 2,52 0,0015 0,006 0,0084 7,13×10-3 1,0165
0,005 2,52 0,0019 0,004 0,0070 5,36×10-3 1,0124
0,004 2,52 0,0015 0,006 0,0084 7,13×10-3 1,0165
0,004 2,52 0,0015 0,005 0,0074 6,12×10-3 1,0141
0,005 2,52 0,0019 0,004 0,0070 5,36×10-3 1,0124
1,0165+1,0124+1,0165+1,0141+1,0124
Rata-rata gaya dorong = 5
= 1,0144
0,01+0,009+0,01+0,009+0,009
Rata-rata X1 = 5
= 0,0094
0,006+0,004+0,006+0,005+0,004
Rata-rata X2 = 5
= 0,005
1
Volume packing = 𝜋 × 𝐷2 × ℎ × 4
2 1
= 3,14 × 8 × 110 × 4
= 5526,4 cm3 = 5526,4 ml = 5,5264 L
0,0094 − 0,005
Koefisien Transfer Massa = 5,5264 ×1,0146 = 7,84×10-4
3.4. KESELAMATAN KERJA
1. Ventilasi udara memadai
2. Penggunaan masker penutup hidung mencegah uap TCE terhirup
3. Tinggi air pada bak selalu berada di atas pipa air masuk ke rotameter
4. Tangki organic tidak boleh kosong (jika kosong akan menyebabkan pompa zat organic
cepat aus dan akhirnya rusak
5. Bersihkan packing dalam kolom setelah selesai percobaan.
3.4.1. MSDS BAHAN