Anda di halaman 1dari 25

I.

TUJUAN
1. Memahami prinsip operasi ekstraksi cair-cair dengan menggunakan
alat sederhana (corong pisah)
2. Dapat menghitung neraca massa proses ekstraksi cair cair

II. PERINCIAN KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan.
2. Memisahkan sampel (TCE dan air) dengan pelarut asam asetat
menggunakan corong pisah.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Adapun alat-alat yang digunakan:
 Corong pisah 500 mL
 Erlenmeyer 250 mL
 Erlenmeyer asah 250 mL
 Corong kaca
 Gelas kimia
 Bulm
 Neraca analitik
 Buret
 Pipet ukur
 Pipet volume
 Pipet tetes
 Gelas ukur

b. Adapun bahan-bahan yang digunakan:


 Tri Cloro Etilen (TCE)
 Asam Asetat (CH3COOH)
 Aquadest
 NaOH 1 N
 Indikator PP

IV. DASAR TEORI

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction) adalah proses


pemisahan solut dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair.
Campuran diluen dan solven bersifat heterogen (immiscible, tidak saling
campur), dan jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase rafinat berisi
diluen dan sisa solut sedangkan fase ekstrak berisi solut dan solven
(Mirwan, 2013).
Prinsip dasar dari ekstraksi cair-cair yaitu mengontakkan suatu
larutan dengan pelarut (solven) lain yang tidak saling melarut
(immiscible) dan mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan
terbentuk dua fasa setelah penambahan solvent. Perbedaan konsentrasi
solut di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan seimbang
merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solut dari larutan
yang ada. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa solut dari
pelarut asal ke pelarut pengekstrak (solven) disebabkan oleh adanya daya
dorong (driving force) yang muncul akibat adanya beda potensial kimia
antara kedua pelarut. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan
proses perpindahan massa yang berlangsung secara difusional (Nathan, P
Joseph. 1967).
Proses ekstraksi cair-cair terdiri dari dua tahap, yaitu pencampuran
secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase
cair itu sesempurna mungkin dengan menggunakan corong pisah.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Solut akan berpindah ke solven
yang memiliki kemampuan lebih besar dalam mengikatnya (solut)
(Timothy, C Frank and friends, 2008).
Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan
karakteristik hasil dalam ekstraksi cair-cair, yaitu:

1. Kenaikan jumlah pelarut.

Kenaikan jumlah pelarut yang digunakan akan meningkatan hasil


ekstraksi tetapi harus ditentukan rasio perbandingan pelarut-umpan
yang minimum agar proses ekstraksi menjadi lebih ekonomis.

2. Waktu ekstraksi.

Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut


dengan waktu ekstraksi yang lebih cepat.

3. Kecepatan pengadukan.

Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik


adalah yang memberikan hasil ekstraksi maksimum dengan
kecepatan pengadukan minimum, sehingga konsumsi energi menjadi
minimum (Wibawa, Indra. 2010).

Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan


antara lain:

1. Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi


meskipun pada kondisi vakum.

2. Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan.

3. Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.

Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2


sistem :

1. Immiscible extraction, solven dan diluen tidak saling larut.


2. Partially miscible, solven sedikit larut dalam diluen dan sebaliknya,
meskipun demikian, campuran ini heterogen, sehingga jika
dipisahkan akan terdapat fase diluen dan fase solven.

Skema sistem itu :

Gambar. Skema sistem ekstraksi

Parameter –parameter yang sering dijadikan ukuran dalam pemilihan pelarut


yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah:

1. Koefisien distribusi(Ki)

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘


Ki =
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡

Sebaiknya dipilih pelarut yang mempunyai nilai K i besar sehingga jumlah


solven yang dibutuhkan lebih sedikit. Pada percobaan ini menentukan
koefisien distribusi untuk system tri kloro etilen – asam asetat - air, dan
menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada campuran ketiga
zat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan. Pada konsentrasi
rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga
Y = K.X

Y = konsentrasi solute dalam


fasa ekstrak

X = konsentrasi solute dalam


fasa rafinat

K = koefisien distribusi

2. Yield (Ye)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑠𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘


Ye = 𝑥 100
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑠𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛

Solven harus dapat menghasilkan yield yang besar dari hasil ekstraksi.

3. Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)

Perbedaan titik didih dari solut dan solven harus cukup jauh agar mudah
dipisahkan dengan cara distilasi.

4. Chemichal reactivity

Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen-komponen


dalam sistem.

5. Selektifitas (factor pemisahan = β)

𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
β = 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡

Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu.
Jika nilai β =1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.
6. Densitas

Perbedaan densitas dari fasa solven dan fasa diluen harus cukup besar agar
mudah dipisahkan pada proses separasi. Perbedaan densitas ini akan berubah
selama proses ekstraksi dan mempengaruhi laju perpindahan massa.

7. Tegangan antar muka

Tegangan antar muka yang besar akan membuat proses transfer massa menjadi
lebih sulit, sedangkan pelarut yang memiliki tegangan antar muka kecil akan
mempermudah terjadinya proses transfer massa namun kontak antara solut dan
solven menjadi lebih kecil, oleh karena itu untuk memperbesar kontak dapat
dilakukan pengadukan (shaker).

8. Pelarut tidak beracun dan mudah didapat (Mc Cabe, 1993).

Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang


digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani,
2004;2005):

1. Kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.

2. Kemampuan tinggi untuk diambil kembali.

3. Perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.

4. Pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.

5. Tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.

6. Tidak merusak alat secara korosi.

7. Tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah


V. PROSEDUR KERJA
1. Membuat campuran antara 50 ml TCE dan 50 ml aquadest ke dalam
corong pisah,
2. Ditambahkan 1 ml asam asetat ke dalam larutan tersebut,
3. Ditutup corong pisah kemudian dikocok selama ± 5 menit,
4. Didiamkan beberapa menit sampai larutan terpisah menjadi dua
lapisan,
5. Setelah larutan terpisah menjadi dua lapisan, dipisahkan antara
lapisan atas (rafinat) dan lapisan bawah (ekstrak) yang kemudian
masing masing dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah
diketahui berat kosongnya. Masing masing erlenmeyer yang telah
berisi larutan kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui bobot
larutan.
6. Masing masing larutan selanjutnya dipipet kedalam erlenmeyer yang
telah diketahui pula bobot kosongnya sebanyak 10 ml, lalu
ditimbang kembali untuk mengetahi berat larutan yang sebanyak 10
ml tersebut.
7. Masing masing larutan kemudian titrasi dengan larutan NaOH 1 N.
8. Diulangi percobaan tersebut dengan volume asam asetat yang
bervariasi (3, 5, 7, 9, dan 11 ml).
VI. DATA PENGAMATAN

Suhu Aquadest = 26ºC

Massa pikno kosong = 24,0250 g

Massa pikno + aquadest = 47,9018 g

Massa pikno + TCE = 60,3968 g

Vol Massa total ekstrak Massa 10 ml ekstrak Vol


Asam Erlenmeyer + Peniter
No Erlenmeyer Erlenmeyer + Erlenmeyer
Asetat 10 ml ekstrak (NaOH)
(ml) kosong (g) ekstrak (g) kosong (g) ml
(g)

1 1 48.5792 98.0674 110.9425 125.22450 4.2

2 3 67.5897 120.6630 112.0787 126.90780 10.4

3 5 48.6525 101.9679 110.2048 125.52680 16

4 7 110.2540 169.9018 117.2056 132.82460 20.8

5 9 130.5397 188.7966 113.2946 129.27890 27

6 11 110.0473 168.1853 110.0279 126.20150 29.1

Massa total rafinat Massa 10 ml rafinat Vol


Vol asam
Erlenmeyer + Peniter
No asetat Erlenmeyer Erlenmeyer + Erlenmeyer
10 ml (NaOH)
(ml) kosong (g) rafinat (g) kosong (g)
rafinat(g) ml
1 1 73.3591 133.1111 113.9754 130.9726 0.5

2 3 68.1746 131.2000 109.5329 127.0149 0.9

3 5 73.3082 127.8892 113.8315 131.8295 1.2

4 7 124.3705 188.2202 110.6052 129.2763 1.7

5 9 68.3105 129.1658 112.2741 131.1002 2.1

6 11 48.6052 111.9241 111.1064 133.9479 4

VII. PERHITUNGAN
a. Penentuan berat jenis
Suhu aquadest = 26 ℃
Densitas aquadest 26 ℃ = 0,99681 g/ml
Massa pikno kosong = 24,0250 g
Massa pikno + aquadest = 48,8661 g
Massa aquadest =(massa pikno+ aquadest) – massa pikno
kosong
= (48,8661- 24,0250) g
= 24,8411 g
massa aquadest
Volume pikno = ρ air 26℃
24,8411 g
= 0,99681 g/ml

= 24,9206 ml
Massa TCE =(massa pikno+ TCE) – massa pikno kosong
= (60,3968 – 24,0250) g
= 36,3718 g
massa TCE
Densitas TCE = volume pikno
36,3718 g
= 24,9206 ml
= 1,459507 g/ml
Densitas asam asetat = 1,05 g/ml

Berat jenis untuk ekstrak dan rafinat pada volume asam asetat 1 mL
(Berat pikno+Ekstrak)- (Berat piknometer kosong)
Berat Jenis Ekstrak = Volume piknometer

(98,0672)- (48,5712)gram
= 24,9206 mL

= 1.9858 gram/mL

(Berat pikno+Rafinat)- (Berat piknometer kosong)


Berat Jenis Rafinat = Volume piknometer

(133,1111)- (73,3591)gram
= 24.9206 mL

= 2,3977 gram/mL
Untuk menghitung densitas dengan volume asam asetat yang berbeda
dilakukan dengan cara yang samasehinggadidapatkanhasilsebagaiberikut :

Densitas
Vol asam
asetat (ml) Ekstrak Rafinat

1 1.9858 2.3977

3 2.1297 2.5290

5 2.1394 2.1902

7 2.3935 2.5621

9 2.3377 2.4420
11 2.3329 2.5408

b. Penentuan massa ekstrak dan rafinat


 Asam asetat 1 ml

Massa ekstrak = (berat Erlenmeyer + sampel) – berat Erlenmeyer kosong


= (98,0674– 48,5792) g
= 49,4882 g
Massa ekstrak dan rafinat untuk sampel dengan volume asam asetat
yang berbeda, menggunakan perhitungan seperti diatas dapat dilihat
pada table berikut

Massa sampel total Massa sampel 10 ml


Vol asam (g) (g)
asetat (ml)
ekstrak rafinat ekstrak Rafinat

1 49.4882 59.7520 14.2820 16.9972

3 53.0733 63.0254 14.8291 17.4820

5 53.3154 54.5810 15.3220 17.9980

7 59.6478 63.8497 15.6190 18.6711

9 58.2569 60.8553 15.9843 18.8261

11 58.1380 63.3189 16.1736 22.8415


c. Penentuan massa total Feed
Volume TCE = 50 ml
Densitas TCE = 1,459507 g/ml
Massa TCE = Volume TCE × densitas TCE
= 50 ml × 1,459507 g/ml
= 72,9754 g
Massa asam asetat = Volume asam asetat× densitas asam asetat
= 1 ml × 1,05 g/ml
= 1,05 g
Massa Feed total = Massa TCE + Massa asam asetat
= (72,9754 + 1,05) g
= 74,0254g
Massa feed total untuks ampel dengan volume asam asetat yang berbeda,
menggunakan perhitungan seperti diatas dapat dilihat pada table berikut

TCE Asam asetat


Feed
Percobaan Massa
Vol (ml) Massa (g) Vol (ml) total (g)
(g)

1 50 72.9754 1 1.05 74.0254

2 50 72.9754 3 3.15 76.1254

3 50 72.9754 5 5.25 78.2254

4 50 72.9754 7 7.35 80.3254

5 50 72.9754 9 9.45 82.4254


6 50 72.9754 11 11.55 84.5254

d. Penentuan fraksi massa asam asetat dalam ekstrak


Massa ekstrak = 49,4882 g
Massa sampel (ekstrak 10 ml) = 14,282 g
Konsentrasi NaOH = 1 N = 1 mol/L
BM asam asetat = 60 g/mol
Mol asam asetat = voltitrasi × konsentrasi NaOH
1L
= 4,2 ml × 1000 ml ×1 mol/L

= 0,0042mol

massaekstrak
Mol asam asetat dalam ekstrak =massa sampel × kons asam asetat
49,4882 g
= × 0,0042 mol
14,282 g

= 0,0146 mol
Massa asam asetat dalam ekstrak = mol as. asetat × BM as. asetat
= 0,0146 mol× 60 g/mol
= 0,873 g

massa asam asetat dalam ekstrak


Ye = massa total ekstrak
0,873 g
= 49,4882 g

= 0,0176

Hasil untuk sampel dengan volume asam asetat yang berbeda,


menggunakan perhitungan seperti diatas dapat dilihat pada table berikut.
Total asam
Mol asetat Massa asam
Percobaan asetat dalam Ye
(mol) asetat (g)
ekstrak (mol)

1 0.0042 0.0146 0.873 0.0176

2 0.0104 0.0372 2.233 0.0421

3 0.016 0.0557 3.340 0.0627

4 0.0208 0.0794 4.766 0.0799

5 0.027 0.0984 5.904 0.1013

6 0.0291 0.1046 6.276 0.1080

a. Penentuan fraksi massa asam asetat dalam rafinat


Massa rafinat = 59,7520g
Massa sampel (rafinat 10 ml) = 16,9972g
KonsentrasiNaOH = 1 N = 1 mol/L
BM asamasetat = 60 g/mol

Mol asam asetat = vol titrasi × konsentrasi NaOH


1L
= 0,5 ml × × 1 mol/L
1000 ml

= 0,0005 mol
massa rafinat
Mol asam asetat dalam rafinat = massa sampel × kons asam asetat
59,7520 g
= 16,9972 g × 0,0005 mol

= 0,0018 mol

Massa asam asetat dalam rafinat = mol as. asetat × BM as. asetat
= 0,0018mol× 60 g/mol
= 0,1055g

massaasam asetat dalam rafinat


Xr = massa total rafinat
0,1055 g
=59,7520 g

= 0,0018

Hasil untuk sampel dengan volume asam asetat yang berbeda,


menggunakan perhitungan seperti diatas dapat dilihat pada table berikut.

Mol asetat Total asam asetat


Percobaan Massa asam asetat (g) Xr
(mol) dalam Rafinat (mol)

1 0.00050 0.0018 0.1055 0.0018

2 0.00090 0.0032 0.1947 0.0031

3 0.00120 0.0036 0.2183 0.0040

4 0.00170 0.0058 0.3488 0.0055

5 0.00210 0.0068 0.4073 0.0067

6 0.00400 0.0111 0.6653 0.0105

e. Penentuan fraksi massa asam asetat dalam feed


Volume TCE = 50 ml
Massa TCE = 72,9274g
Volume air = 50 ml
Massa air = 50,16 g
Volume asam asetat = 1 ml
Massa asam asetat = 1,05 g
Feed total = 74,0254 g
massa asam asetat
Xf = feed total
1,05 g
= 74,0254 g

= 0,0142

f. Neraca massa
 Neraca massa total
F + S = R + E
74,0254 g + 50,16 g = R + 49,4882 g
R = 74,6972 g

 Neraca massa komponen asam asetat


𝐹 × 𝑋𝑓 + 𝑆 = 𝑅 × 𝑋𝑟 + 𝐸 × 𝑌𝑒
74,0254 × 0,0142 + 0 = 𝑅 × 0,0018 + 49,4882 × 0,0176
R = 100,1708
Hasil untuk sampel dengan volume asam asetat yang berbeda, menggunakan
perhitungan seperti diatas dapat dilihat pada table berikut.
Densitas
massa massa Massa Massa NM
asam volume Xf Xr Ye Nm feed
air feed asam ekstrak total
asetat

50.16 1.05 1 74.0254 1.05 0.0142 49.4882 74.6972 0.0018 0.0176 100.1708

50.16 1.05 3 76.1254 3.15 0.0414 53.0733 73.2121 0.0031 0.0421 296.7751

50.16 1.05 5 78.2254 5.25 0.0671 53.3154 75.0700 0.0040 0.0627 477.3278

50.16 1.05 7 80.3254 7.35 0.0915 59.6478 70.8376 0.0055 0.0799 472.9977

50.16 1.05 9 82.4254 9.45 0.1146 58.2569 74.3285 0.0067 0.1013 529.7747

50.16 1.05 11 84.5254 11.55 0.1366 58.1380 76.5474 0.0105 0.1080 501.9224

VIII. PEMBAHASAN

Yuliani Sikombong

(33116072)

Percobaan kali ini adalah ekstraksi cair – cair. Pada percobaan ini
bertujuan untuk menghitung neraca massa dari Asam Asetat glacial (solute)
dalam esktrak dan rafinat dengan penambahan pelarut air (solute).
Sebagaimana kita ketahui ekstraksi adalah salah satu cara atau metode
pemisahan larutan dua komponen cair dengan menambahkan komponen ke-
tiga yang dapat larut dengan zat terlarut (solute) tetapi tidak larut/sedikit
larut dengan diluen. Dalam hal ini adalah larutan antara Tricloroetilen
(TCE) sebagai diluen dengan asam asetat glasial (CH3COOH) sebagai
solute ditambah air sebagai pelarut (solvent) yang akan memisahkan antara
TCE dan asam asetat glacial. Dimana air dan TCE tidak saling larut dan
membentuk dua lapisan. Lapisan atas disebut dengan ekstrak. Sedangkan
lapisan bawah disebut dengan rafinat.
Dalam praktikum ini, percobaan yang dilakukan yaitu pemisahan antara
campuran TCE dan air dengan alat sederhana yaitu corong pisah untuk
menentukan neracamassa. Penambahan asam asetat pada larutan bervariasi
yakni 1ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml,9 ml dan 11 ml yang kemudian dicampurkan
kedalam corong pemisah yang membentuk dua lapisan tadi.
Dari data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa berat jenis rafinat jauh
lebih besar dibandingkan berat jenis ekstrak, sehingga diketahui bahwa
Rafinat berada pada Lapisan Bawah yang banyak mengandung TCE, dan
lapisan atas yaitu ekstrak yang banyak mengandung Asam Asetat glacial
dan Air, hal ini dikarenakan Asam Asetat glacial mudah larutdalam air,
sedangkan TCE sedikit/tidak larut dalam air
Dari data percobaan yang telah dilakukan kemudian dihitung massa asam
asetat yang terkandung didalam ekstrak dan massa asam asetat yang
terkandung didalam rafinat. Dari hasil perhitungan yang diperoleh
didapatkan hasil bahwa massa asam asetat lebih banyak terkandung didalam
ekstrak dibandingkan di dalam rafinat. Hal sesuai dengan teori yang ada
bahwa ekstrak kaya akan solvent sedangkan rafinat sedikit mengandung
solvent.
Namun, berdasarkan hasil perhitungan terdapat ketidakseimbangan hasil
yang didapatkan pada pengukuran volume rafinat dan volume ekstrak,
dimana volume berdasarkan hasil pengukuran memiliki perbedaan dengan
volume umpan yang seharsunya. Hal itu kemungkinan disebabkan karena
pada saat praktikum corongpisah yang digunakan ada yang bocor sehingga
volumenya berkurang, dan juga disebabkan karena factor ketidaktelitian
praktikan pada saat praktikum.
Vivin Allolayuk

33116065

Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair


dengan cara pengontakkan dengan cairan lain. Dalam hal dua cairan akan di
pisahkan dengan menambahkan komponen ketiga yang dapat larut dengan
solute tetapi tidak dengan pelarut (diluen).

Pada percobaan ini bertujuan untuk memisahkan Trikloroetilen (TCE)


dan air dengan alat sederhana yaitu corong pisah untuk menentukan nilai
koefisien distribusi. Air dicampur dengan TCE dan yang digunakan untuk
mengekstrak yaitu CH3COOH (asam asetat) dan air yang tidak larut dalam
TCE akan terdispersi bersma dengan asam asetat.TCE sebagai diluen dan
asam asetat sebagai solute. Penambahan asam asetat dilakukan dengan
beberapa variasi yaitu 1 ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml, 9 ml, dan 11 ml. Mula-mula
air dan TCE masing-masing 50 ml ke dalam erlenmeyer kemudian
erlenmeyer setelah itu ditambhkan dengan asam asetat dengan berbagai
variasi. Larutan kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok.
Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk 2 larutan yaitu larutan atas
dan larutan bawah. Larutan bawah memiliki densitas yang lebih besar
dibandingkan dengan larutan atas. Larutan yang berada d bawah yaitu TCE
yang secara teori memiliki densitas 1.46 g/l sedangkan asam asetat
densitasnya sebesar 1.05 g/l. Larutan bawah disebut dengan rafinat
sedangkan larutan atas disebut dengan ekstrak.

Dari hasil perhtungan yang diperoleh dapat diketahui bahwa dalam


rafinat terdapat lebih banyak asam asetat dibandingkan dengan ekstrak. Hal
ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dalam rafinat akan
terkndung lebih banyak asam asetat. Dari neraca massa keenam variasi
mengalami perbedaan secara teori dan secara praktikum. Hal ini disebabkan
kondisi alat yang mengalami kebocoran selama praktikum sehingga pada
variasi 1 ml, 3 ml, 5 ml dan 9 ml massa totalnya berbeda dengan
perhitungan. Sedangkan pada variasi yang mengalami kelebihan yaitu
variasi asam asetat 7 ml dan 11 ml dikarenakan adanya bahan lain yang
terikut akibat proses pencucian. Pada saat erlenmeyer yang digunakan untuk
menmpung rafinat masih dalam keadaan basah mengakibatkan adanya
bahan lain yang terikut. Untuk neraca massa komponen juga mengalami
perbedaan secara hasil praktikum dengan hasil perhitungan ini besar
kemungkinan disebebkan alat yang bocor sehingga massa komponen
berkurang.
Mohammad Arafah Pamungkas
331 16 043

Pada praktikum kali ini dilakukan pemisahan komponen dalam campuran


dengan metode ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair adalah proses
pemindahan suatu komponen campuran dari suatu larutan ke dalam cairan
yang lain (pelarutnya). Hal ini disebabkan zat terlarut (solute) memiliki
kelarutan lebih tinggi dalam zat pelarut (solven) dibanding pelarut utama
atau biasa dikatakan sebagai pengencer (diluent) dengan kata lain kelarutan
zat terlarut jauh lebih tinggi pada pelarut kedua dibanding pelarut pertama.
Dalam Ekstraksi didapatkan dua fraksi, yaitu: ekstrak dan rafinat, ekstrak
merupakan campuran yang mengandung lebih banyak zat terlarut dibanding
rafinat.

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk 1) memisahkan sampel (Asam


Asetat-TCE dengan Aquadest) menggunakan corong pisah dan 2)
menghitung koefisien distribusi dan neraca massa sampel. Dalam pemisahan
menggunakan corong pemisah memiliki prinsip pemisahan berdasarkan
densitas (berat jenis) dari komponen campuran, didapatkan densitas
TCE>Asam Asetat>Aquadest dengan artian dalam campuran Asam Asetat-
TCE + Aquadest menghasilkan fraksi bawah (rafinat) berupa TCE dengan
sedikit Asam Asetat dan fraksi atas (ekstrak) berupa Aquadest dengan
banyak Asam Asetat. Dalam penentuan koefisien distribusi hanya
dibandingkan (rasio) antara konsentrasi asam dalam ekstrak (ka)
dengankonsentrasi asam rafinat (kb). Neraca massa terbagi atas dua, yaitu:
neraca massa total dan neraca massa komponen, neraca massa total dalam
praktikum ini berupa:

Asam Asetat − TCE + Aquadest → Rafinat + Ekstrak

Sedangkan neraca massa komponennya, yaitu:

Asam Asetat − TCE(xf) + Aquadest (0) → Rafinat(xr) + Ekstrak (xe


Dari Percobaan ini didapatkan:

1. Koefisien Distribusi

No Asam Asetat (mL) TCE (mL) Aquadest (mL) Ka/Kb

1 1 50 50 8,4
2 3 50 50 11,555556
3 5 50 50 13,333333
4 7 50 50 14,857143
5 9 50 50 12,857143
6 11 50 50 7,275

massa massa NM
densitasasamasetat volume massaasam Xf massaekstrak Xr Xe Nm f
air feed total

50.16 1.05 1 74.0254 1.05 0.0142 49.4882 74.6972 0.0018 0.0176 100.1

50.16 1.05 3 76.1254 3.15 0.0414 53.0733 73.2121 0.0031 0.0421 296.7

50.16 1.05 5 78.2254 5.25 0.0671 53.3154 75.0700 0.0040 0.0627 477.3

50.16 1.05 7 80.3254 7.35 0.0915 59.6478 70.8376 0.0055 0.0799 472.9

50.16 1.05 9 82.4254 9.45 0.1146 58.2569 74.3285 0.0067 0.1013 529.7

50.16 1.05 11 84.5254 11.55 0.1366 58.1380 76.5474 0.0105 0.1080 501.9

2. Neraca Massa
Rizki Amalia

331 16 045

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction) adalah proses


pemisahan solut dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair.
Campuran diluen dan solven bersifat heterogen (immiscible, tidak saling
campur), dan jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase rafinat berisi diluen
dan sisa solut sedangkan fase ekstrak berisi solut dan solven. Praktikum
ekstraksi cair-cair ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami prinsip
operasi ekstraksi cair-cair dengan menggunakan alat sederhana (corong
pisah) dan untuk menghitung neraca massa proses ekstraksi cair-cair. Proses
ekstraksi cair-cair ini menggunakan bahan-bahan seperti air sebagai solvent,
TCE sebagai diluent dan asam asetat sebagai solute.

Ekstraksi cair- cair ini menggunakan prinsip ekstraksi yang didasarkan


pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam dua larutan yang
berbeda fase dan tidak saling bercampur. Bahan yang digunakan yaitu air
yang dicampur dengan TCE dan yang digunakan untuk mengekstrak yaitu
asam asetat (CH3COOH) sehingga air yang tidak larut di dalam TCE
terdispersi bersama asam asetat. Namun dari hasil percobaan, ternyata tidak
semua TCE itu terdispersi ke dalam media pendispersi atau asam asetat
(CH3COOH). Penambahn Asam Asetat (CH3COOH) pada larutan dilakukan
bervariasi yakni 1, 3, 5, 7, 9, dan 11 ml kemudian dicampurkan dalam
corong pemisah, dan akan terbentuk dua lapisan. Dimana cairan yang
mempunyai massa jenis lebih berat akan berada pada lapisan bawah
(ekstrak) dalam hal ini TCE sedangkan asam asetat yg larut dalam air akan
berada dilapisan atas (rafinat).

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut:


Densitas
massa massa Massa Massa NM
asam volume Xf Xr Ye Nm feed
air feed asam ekstrak total
asetat

50.16 1.05 1 74.0254 1.05 0.0142 49.4882 74.6972 0.0018 0.0176 100.1708

50.16 1.05 3 76.1254 3.15 0.0414 53.0733 73.2121 0.0031 0.0421 296.7751

50.16 1.05 5 78.2254 5.25 0.0671 53.3154 75.0700 0.0040 0.0627 477.3278

50.16 1.05 7 80.3254 7.35 0.0915 59.6478 70.8376 0.0055 0.0799 472.9977

50.16 1.05 9 82.4254 9.45 0.1146 58.2569 74.3285 0.0067 0.1013 529.7747

50.16 1.05 11 84.5254 11.55 0.1366 58.1380 76.5474 0.0105 0.1080 501.9224

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil yang tidak sesuai pada


pengukuran volume rafinat dan volume ekstrak, dimana volume berdasarkan
hasil pengukuran memiliki perbedaan dengan volume umpan yang
seharsunya. Hal tersebut disebabkan karena corong pisah yang digunakan
pada saat praktikum bocor sehingga volumenya berkurang, dan juga
disebabkan karena factor ketidaktelitian praktikan pada saat praktikum.

IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction) adalah proses
pemisahan solut dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven
cair.
2. Jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase rafinat berisi diluen dan sisa
solute sedangkan fase ekstrak berisi solute dan solven.
3. Hasil neraca massa dapat dilihat pada perhitungan.
X. DAFTAR PUSTAKA

Ketsukumo.2013.Ekstraksi Cair-Cair.
http://ryusuketsukumo.blogspot.com/2013/06/laporan-ekstraksi-cair-cair-v.html.
Diakses 22 Oktober 2018.

Wibawa.Indra.2012.Ekstraksi Cair - Cair.


https://indrawibawads.files.wordpress.com/2012/01/ekstraksi-cairindra-wibawa-
tkim-unila.pdf. Diakses 22 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai